Professional Documents
Culture Documents
attraction-nya. Ambil saja daerah pusat kota Jakarta dan sekitarnya. Banyak sekali sejarah yang
terjadi di sana, tetapi apakah kita menyadarinya?
Pada tugas Studio Perancangan Arsitektur 7 kali ini membahas mengenai Urban
Acupuncture, sebuah cara arsitek dalam menghidupkan sebuah kota dengan cara memberi
energi baru pada titik-titik yang bermasalah di kota. Untuk menjawab tugas ini Saya memilih
sebuah kawasan dengan luasan 3x3 km sebagai subjek permasalahan. Kawasan yang terpilih
berada di antara kabupaten Jakarta Barat dan Jakarta pusat dan meliputi beberapa lokasi, yaitu
Mangga Besar, Gajah Mada, Hayam Wuruk, Gunung Sahari, Pasar Pagi dan sedikit menyentuh
Pasar Senen dan Monas.
Kesimpulan Analisis Sintesis melalui Metode Mapping dan
Everyday Urbanism
Melalui proses analisis dan sintesis, saya semakin menyadari bahwa kita sebenarnya
belum mengenal kota yang kita tinggali ini. Yang kita lakukan setiap hari hanyalah sebuah kulit
atau bahkan sebuah ilusi yang diciptakan untuk menutupi kebenaran yang ada. Kehidupan kota
yang sebenarnya kita rasakan sekarang bukanlah sebuah kota yang sebenarnya. Sebuah toko
yang buka 24 jam, seorang bapak yang mendorong gerobaknya, sekumpulan orang yang
berjualan pada saat lampu merah, anak-anak yang menjadi tukang minta-minta, polisi yang
membebaskan penilangan, pemulung yang menguruk sampah, pembersih jalan, pagar yang
tinggi, pohon-pohon yang rendah, atau bahkan sampai kepada kehidupan malam dan juga
kejahatannya. Semua hal tersebut hanyalah sebagian yang terjadi di dalam kota Jakarta ini.
So many urban problems are caused by a lack of continuity. ... continuity is life. Jaime lerner,
Urban Acupuncture, 2014
Jaime Lerner, seorang walikota Brazil di tahun 70-an dan 80-an dan juga seorang arsitek
dan urbanist menulis dalam bukunya bahwa masalah di dalam kota banyak sekali yang
disebabkan oleh kekurangan dari keberlanjutan dan keberlanjutan sendiri merupakan kehidupan.
Yang dimaksud oleh Jaime Lerner sebenarnya sederhana kehidupan kota merupakan kunci
utama dalam membentuk kota. Tetapi hal yang sangat sederhana ini justru yang sering kita
abaikan.
Tapak yang terpilih dengan luasan 3x3 km mencangkup daerah-daerah besar di sekitar
pusat kota, daerah Mangga Besar, Pasar Baru, Gajah Mada, Hayam Wuruk, Pasar Senen,
Harmony, dll. Daerah-daerah tersebut mempunyai sejarah yang bervariasi sehingga
pembangunan yang terjadi pun berbeda-beda pada tahunnya. Melalui metode mapping kawasan
ini secara landscape urbanism, kita dapat melihat bahwa kawasan ini cukup teratur tetapi cukup
berantakan. Seakan pemerintah kota setempat menyelesaikan masalah hanya pada pinggirannya
saja. Pada tapak yang terpilih ini masih banyak sekali rumah-rumah yang tidak diatur
penempatannya dan tidak terawat padahal tapak terpilih ini sangat dekat dengan icon kota
Jakarta, Monas. Tetapi, melihat hasil metode mapping ini, ada hal yang cukup baik yang telah
dilakukan yaitu akses. Penataan jalanan sudah baik dan penataan jalan ini menggunakan metode
grid, metode yang menghubungkan jalan sehingga menghasilkan banyak sekali pertemuan antar
jalan. Hierarki jalanan juga berbanding lurus dengan lebar jalan sehingga dapat mengurangi
terjadinya kemacetan.
Metode mapping menggunakan landscape urbanism cukup dapat menjelaskan kota
secara fisik. Tetapi metode ini tidak cukup untuk menganalisa kota sehingga ada metode lain yaitu
Everyday Urbanism, melihat kehidupan kota secara langsung di waktu dan tempat tertentu.
Melalui metode ini saya mendapatkan banyak sekali yang terjadi di kota. Sungguh sangat
kompleks dan tidak dapat dilakukan mapping secara keseluruhan. Sebagai contoh di Mangga
Besar banyak terjadi pelacuran. Tetapi para PSK tidak berada di pinggir jalan, pinggir jalan
Mangga Besar hanya berjejer penjual makanan sampai sekitar jam 2 pagi. PSK tersebut sudah
ada di dalam hotel atau diskotik, menunggu para lelaki belang untuk melakukan pelacuran.
Berbeda dengan Jl. Gajah Mada yang sangat terang-terangan, para PSK banyak berdiri di
sepanjang Jl. Gajah Mada untuk mencari mangsa setiap malamnya. Berbeda pula yang terjadi di
Hayam Wuruk. Semua daerah ini seakan tersambung. Jika kita menyusuri Hayam Wuruk pada
bagian dalam gang-gang, kita dapat melihat banyak sekali pelacuran terjadi. Memang di depan
jalan tidak terang-terangan seperti Gajah Mada tetapi di belakang jalan permainan politik uang,
kejahatan narkoba, dll terjadi.
Itulah semua hal yang secara fisik dan secara real terjadi sebenarnya. Melalui dua
metode ini, kita dapat membedah dan melihat kawasan ini dalam perspektif yang berbeda.
Kawasan ini semua mempunyai hubungannya dan terhubungnya kawasan ini bukanlah suatu hal
yang tidak disengaja, justru direncanakan. Kawasan ini mempunyai banyak penyakit yang harus
2
disembuhkan dan mempunyai banyak sekali titik masalah yang harus diselesaikan dan masalah
itu bukan hanya masalah pelacuran seperti yang sudah dibahas. Permasalah lain masih banyak
terjadi di kawasan ini.
ini yang disebut THR Lokasari seakan berubah nama menjadi THM Lokasari Taman Hiburan
Malam Lokasari.
Kehidupan malam ini berjalan setiap harinya dari dulu sampai sekarang. Daerah ini
semakin berkembang dan semakin menggila saja. Bukan hanya kehidupan malam yang terjadi
tetapi tindak kriminal seperti berjualan narkoba bermunculan. Pemerintah sudah melakukan razia
dan penangkapan tetapi esok harinya terjadi lagi hal yang sama. Kawasan Mangga Besar ini
semakin lama semakin rusak. Apa yang terjadi sebenarnya di tempat ini? Mengapa identitas yang
begitu hebat dulunya, tetapi sekarang begitu menjijikan?
Lokasi ini dengan banyak sekali kejadian mungkin penyebab utama identitas ini
menghilang. Keberagaman membuat identitas kawasan ini menghilang. Tetapi keberagaman ini
memunculkan berbagai macam orang melewati kawasan ini.
Setiap harinya banyak sekali pengendara jalan yang melewati kawasan Mangga Besar ini
hanya untuk sekedar memotong jalan, mendatangi restoran atau mendatangi restoran. Tetapi
sedikit sekali pengendara jalan yang melewati jalan ini mengetahui sejarah Mangga Besar yang
sebenarnya. Masyarakat zaman sekarang yang tidak peka akan ruang mereka lewati menjadi
target yang harus dapat diselesaikan. Bayangkan seberapa banyak orang yang datang melewati
kawasan ini setiap harinya dan sejarah Mangga Besar ini dapat tersebar sehingga semua
masyarakat dapat mengetahui Mangga Besar ini. Bayangkan apabila masyarakat sudah
mengenal sejarah Mangga Besar ini maka akan ada masyarakat yang memulai awareness untuk
memperbaiki kawasan ini. Bayangkan pesan ini dapat tersampaikan kepada Presiden untuk
mendapatkan perhatiannya. Maka dari itu semua, titik yang akan diselesaikan akan berada di
sepanjang Jl. Mangga Besar. Berawal dari titik ini untuk memperbaiki kawasan ini.
Usulan Proyek Arsitektur Program yang akan dikembangkan
pada Titik terpilih
Proyek ini mempunyai visi dan misi, yaitu:
-
Visi:
o Kawasan Mangga Besar dapat menjadi kawasan yang hidup kembali dengan
embel-embel kota para artis.
Misi:
o Semua masyarakat dapat mengenal sejarah kawasan ini
2
Melalui visi dan misi ini maka saya akan mengajukan sebuah proyek sebuah Bioskop
Terbuka dengan fungsi layaknya sebuah museum. Bioskop Terbuka ini diperuntukkan bagi para
pengguna Jl. Mangga Besar sehingga para pengguna jalan tersebut dapat menyaksikan sebuah
film bergerak dengan isinya menceritakan mengenai sejarah kawasan ini. Bioskop Terbuka ini
juga akan menjadi icon kawasan ini yang menjelaskan kawasan ini. Bioskop Terbuka ini akan
menjadi sebuah katalis kawasan Mangga Besar agar memang kawasan ini dapat kembali menjadi
kawasan Mangga Besar yang bersejarah.
Ide mengenai Bioskop Terbuka ini berangkat dari sebuah pertanyaan, Bagaimana cara
membuat sebuah bangunan yang menceritakan suatu sejarah kepada orang yang bergerak di
jalan? Bioskop Terbuka merupakan jawabannya. Bioskop terbuka ini akan menceritakan
kawasan Mangga Besar secara singkat kepada para pengguna jalan. Tetapi sebenarnya apa
yang saya maksud mengenai bioskop dan pengguna jalan? Bioskop Terbuka ini memang
dikhususkan bagi pengguna jalan yang mengendarai dengan kecepatan tetapi bioskop ini tidak
bergerak sama sekali atau mempunyai suatu alat penggerak untuk menggerakkan sesuatu.
Bioskop terbuka ini hanyalah sebuah museum yang berdiri dan tidak melakukan apapun selain
menceritakan kawasan ini. Yang saya maksud sederhana, yaitu pengguna jalan yang bergerak
dan Bioskop terbuka yang diam.
Apakah anda masih ingat mengenai pelajaran fisika pada saat SMP - di saat-saat kita
baru berkenalan dengan yang namanya fisika? Pada waktu pelajaran dalam bab mengenai gerak
dan kecepatan pernah diajarkan mengenai gerak semu. Gerak semu merupakan gerak yang
sifatnya seolah-olah bergerak tetapi tidak bergerak sebenarnya, contoh aplikatifnya langsung bila
kita berada di kereta, di dalam kereta pada saat kita melihat ke jendela, apa yang terjadi? Secara
normal kita mengetahui bahwa kita bergerak tetapi gerakan semu memaksudkan kepada dasar
hukum relativitas; gerak semu yang terjadi di kereta adalah kita merasakan kita tidak bergerak
tetapi pohon-pohonan, daun, rumput dan bumi yang bergerak padahal kita mengetahui
sebenarnya yang bergerak adalah kita. Melalui ide mengenai gerak semu inilah yang akan
mendukung bagaimana membuat bioskop terbuka ini menjadi suatu bangunan yang tidak
bergerak.
Mekanisme yang akan terjadi pada pengguna jalan dan Bioskop Terbuka ini adalah
sebagai berikut:
1. Pengguna jalan melihat ke luar kaca, melihat ke dinding bioskop yang terpasang
frame-frame gambar yang dibuat bercerita dan stakato.
2. Pengguna jalan harus mencapai kecepatan tertentu yang membuatnya dapat melihat
cerita secara sempurna dan utuh. *film itu dirancangan untuk hanya berdurasi sekitar
10-15 detik dengan jarak tempuh sekitar 700 meter.
3. Setelah pengguna jalan melihat cerita tersebut, bangunan ini akan menyediakan
suatu bukaan besar agar mata pengguna jalan dapat teralihkan ke suatu bangunan,
bangunan yang dimaksud adalah bangunan Prinsen Park dan Lokasari.
4. Setelah mata teralihkan, para pengguna jalan dapat melanjurkan perjalanannya.
Mekanisme yang sudah disebutkan di atas masih terdapat banyak faktor kesalahan yang
dapat terjadi tetapi belum dapat diprediksi. Tetapi konsep mengenai gerak semu dan Bioskop
terbuka dengan film sebagai museumnya merupakan program yang sangat tepat bagi kawasan
ini. Mungkin proyek ini terbilang cukup besar dengan jangkauan lebih dari 700 m dan Urban
Acupuncture berusaha menciptakan bangunan kecil yang berdampak besar. Tetapi proyek ini
terbilang sangat kecil dengan dampak yang akan begitu besar. Bangunan ini bercita-cita menjadi
sebuah jalanan yang bercerita.
Kesimpulan
Program Bioskop Terbuka ini merupakan program yang paling tepat di titik masalah ini.
Menjadi kawasan Mangga Besar ini menjadi benar-benar BESAR merupakan cita-cita proyek ini
sebagai katalis kawasan.
When a distinct song or beat takes hold of a citys or countrys identity, then good acupuncture is at work.
It has echoes in everyday living, like improvised tapping on a matchbox at a street bar in Rio, the beat of
drum on the sidewalk in Bahia, or hip-hop gushing from giant boom boxes in the streets of New York. Does
your city have a song everyone knows? If not, why not? Jaime Lerner, Urban Acupuncture, 2014
Jaime Lerner berkata dalam bukunya, Di saat sebuah lagu atau ketukan meng-irama-kan
identitas kota atau negara, maka itulah saat dimana bangunan akupuntur bekerja dengan baik dan
benar. ... Jika tidak, kenapa tidak? Kata-kata Jaime Lerner menjadi inspirasi dalam mengerjakan proyek
ini. Untuk menghidupkan kembali kota dengan melihat kota. Untuk mengembalikan bioskop dengan
membuat bioskop.
Jika bioskop biasa menyediakan anda tempat duduk dan popcorn untuk menikmati film
anda; maka Bioskop Terbuka ini menyediakan tempat kesukaan anda dan makanan kesukaan
2
anda untuk menikmati film penuh makna dalam waktu yang singkat. Jika bioskop biasa
memberikan peringatan kepada anda untuk meng-nonaktifkan hp, melarang anda merokok,
melarang anda menaikkan kaki dan melarang anda mengambil gambar dari film tersebut; maka
Bioskop Terbuka ini hanya memberikan sebuah peringatan, Fasten Your Seatblet.