Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
1. CHRISTIAN HANJOKAR (14710034)
2. KIKI AMILIA BRILLIANITA (102011101011)
Pembimbing:
dr. H. Eddy Ario Koentjoro, Sp.S
DEFINISI
KERUSAKAN
IRREVERSIBL
E
MITOKONDRI
A
OXYGEN
COMSUMPTIO
N (-)
RESPO
N
ANAEROBIC
METABOLISM
E SEL
KLASIFIKASI
Syok
Syok
Syok
Syok
Syok
Hipovolemik
Kardiogenik
Septik
Neurogenik
Anafilaktik
SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK KARDIOGENIK
SYOK SEPTIK
SYOK NEUROGENIK
SYOK ANAFILAKTIK
ETIOLOGI
SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK KARDIOGENIK
SYOK SEPTIK
SYOK NEUROGENIK
SYOK ANAFILAKTIK
PATOFIOLOGI
FASE SYOK
FASE KOMPENSASI
FASE PROGRESIF
FASE
IRREVERSIBEL
SYOK HIPOVOLEMIK
SYOK KARDIOGENIK
Patofisiologi
yang
mendasari
syok
kardiogenik adalah depresi kontraktilitas
miokard yang mengakibatkan lingkaran
setan penurunan curah jantung, tekanan
darah rendah,insufisiensi koroner, dan
selanjutnya
terjadi
penurunan
kontraktilitas dan curah jantung.
SYOK SEPTIK
1.
2.
3.
4.
SYOK NEUROGENIK
Syok
neurogenik
terjadi
akibat
kegagalan pusat vasomotor karena
hilangnya tonus pembuluh darah secara
mendadak di seluruh tubuh sehingga
terjadi hipotensi dan penimbunan darah
pada pembuluh darah pada capacitance
vessels.
Hasil
dari
perubahan
resistensi
pembuluh darah sistemik ini diakibatkan
oleh cidera pada sistem saraf (seperti :
trauma kepala, cedera spinal atau
SYOK ANAFILAKTIK
Coomb dan Gell (1963), anafilaksis
dikelompokkan dalam hipersensitivitas
tipe 1 atau Immediate type reaction.
Mekanisme anafilaksis melalui beberapa
fase :
1. Fase Sensitisasi
2. Fase Aktivasi
3. Fase Efektor
Antigen (allergen)
Antibodi IgE
Vasodilatasi perifer
Ekstravasasi cairan
intravaskular
Edema
Hipovolemia relatif
Gangguan metabolisme
seluler
STADIUM
Stadium 3.compensated
shock
DIAGNOSIS
SYOK HIPOVOLEMIK
Pemeriksaan Laboratorium
1. Hb dan Hematokrit
2. Urin
3. Analisa gas darah
4. Elektolit Serum
5. Faal Ginjal
. Pemeriksaan Radiologi
Differensial diagnosis
Solusio plasenta Kehamilan ektopik
Aneurisma abdominal Perdarahan post
partum
Aneurisma thoracis Trauma pada
kehamilan
Fraktur femur Syok hemoragik
Fraktur pelvis Syok hipovolemik
Gastritis dan ulkus peptikum Toksik
Plasenta previa
SYOK KARDIOGENIK
7.
8.
9.
10.
11.
Pemeriksaan :
1. Serum elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi hepar.
2. Jumlah sel darah merah, leukosit (infeksi), trombosit
(koagulopati)
3. Enzim
Jantung
(Creatinine
Kinase,
troponin,
myoglobin, LDH)
4. Analisa
gas darah arteri, dapat menggambarkan
keseimbangan asam-basa dan kadar oksigen.
5. Pemeriksaan
serial kadar laktat, menggambarkan
hipoperfusi dan prognosis.
6. Pemeriksaan yang harus direncanakan adalah EKG,
ekokardiografi. foto polos dada.
SYOK SEPTIK
Pemeriksaan :
1. DL
2. Faal Ginjal
3. Analisa Gas Darah
4. Pemeriksaan EKG
Differentsial Diagnosis :
Semua penyakit Infeksi
SYOK NEUROGENIK
Anamnesis
biasanya terdapat cedera pada
sistem saraf (seperti: trauma kepala, cidera
spinal, atau anestesi umum yang dalam).
Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik terdapat tanda tekanan
darah turun, nadi tidak bertambah cepat,
bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang
disertai dengan adanya defisit neurologis
berupa quadriplegia atau paraplegia.
SYOK ANAFILAKTIK
Anamnesis
Pada anamnesis didapatkan zat penyebab anafilaksis (injeksi, minum
obat, disengat hewan, makan sesuatu atau setelah test kulit ), timbul
biduran mendadak, gatal dikulit, suara parau sesak ,sekarnafas,
lemas, pusing, mual,muntah sakit perut setelah terpapar sesuatu.
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik sampai buruk
2. Kesadaran : composmentis sampai koma
3. Tensi : hipotensi, Nadi :takikardi
4. Kepala dan leher : sianosis, dispneu, konjungtivitis, lakrimasi,
edema periorbita, perioral, rinitis
5. Thorax aritmia sampai arrest pulmo bronkospasme, stridor, rhonki
dan wheezing, abdomen : nyeri tekan, bising usus meningkat
6. Ekstremitas : urtikaria, edema.
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan DL
Analisa gas darah
X- foto
EKG
Differentsial Diagnosis : Reaksi vasovagal,
IMA, Hipoglikemik, Carsinoid Syndrome,
Chinese
Restaurant
Syndrome,
Asma
Bronkial, Rinitis Alergika
TATALAKSANA
SYOK HIPOVOLEMIK
Tatalaksana Umum
A. Pemeriksaan jasmani
Meliputi penilaian ABCDE, serta respon penderita
terhadap terapi, yakni melalui tanda-tanda vital,
produksi urin dan tingkat kesadaran.
1. Airway dan Breathing
2. Sirkulasi
3. Disability : Pemeriksaan Neurologis
4. Exposure
5. Dilatasi Lambung : Dekompresi
6. Pemasangan Kateter Urin
C. Terapi Cairan
Larutan elektrolit isotonik digunakan sebagai terapi
cairan awal. Jenis cairan ini mengisi intravaskuler
dalam waktu singkat dan juga menstabilkan volume
vaskuler dengan mengganti volume darah yang
hilang berikutnya ke dalam ruang intersisial dan
intraseluler.
Larutan Ringer Laktat adalah cairan pilihan pertama
sedangkan NaCl fisologis adalah pilihan kedua.
Singkatnya untuk bolus cairan inisial dapat diberikan
1-2 L cairan kristaloid, pada pasien anak diberikan 20
cc/kg BB
Tanda vital
Respon Cepat
Respon Sementara
Kembali ke normal
Perbaikan
sementara
Tanpa Respon
tek. Tetap abnormal
Minimal (10-20%)
Berat (>40%)
Kebutuhan kristaloid
Sedikit
Banyak
Banyak
Kebutuhan darah
Sedikit
Sedang-banyak
Banyak
Persiapan darah
Type specific
Emergency
Operasi
Mungkin
Sangat mungkin
Hampir pasti
Perlu
Perlu
Perlu
Transfusi Darah
Tujuan
utama transfusi darah adalah
memperbaiki kemampuan mengangkut
oksigen dari volume darah. Pemberian
darah juga tergantung respon penderita
terhadap pemberian cairan.
SYOK KARDIOGENIK
SYOK SEPTIK
SYOK NEUROGENIK
Untuk
keseimbangan
hemodinamik,
sebaiknya ditunjang dengan resusitasi
cairan.
Bila tekanan darah dan perfusi perifer
tidak segera pulih, berikan obat-obat
vasoaktif
SYOK ANAFILAKTIK
PROGNOSIS
Prognosis syok hipovolemik tergantung derajat
kehilangan cairan. Bila keadaan klinis pasien
dengan syok anafilaktik masih ringan dan
penanganan cepat dilakukan maka hasilnya
akan memuaskan. Prognosis pada syok
neurogenik tergantung penyebab syok tersebut.
Sedangkan pada syok sepsis baik apabila
penatalaksaan hemodinamik cepat dan segera
mengetahui bakteri/virus penyebab infeksi.