Professional Documents
Culture Documents
pengukuran
atau
instrumentasi
berkembang
cepat
seiring
dengan
DISPLAY
SENSOR
TRANSMITTER
CONTROLLER
ACTUATOR
1.1. SENSOR
Sensor merupakan elemen yang bersinggungan langsung dengan media yang diukur
besarannya. Efek atau respon dari sensor bermacam-macam, tergantung dari jenis
sensor yang dipakai. Efek yang diterima atau ditangkap oleh sensor dapat berupa
besaran mekanis, electric maupun optik. Sedangkan outputnya bisa berupa besaran
mekanis atau listrik. Signal yang dikeluarkan oleh sensor ordenya masih sangat
rendah, sehingga perlu dikuatkan atau diubah sehingga dapat dibaca atau digunakan
untuk keperluan lain.
1.3. CONTROLLER
Controller berfungsi untuk mengolah sinyal dari transmitter menjadi bentuk output
yang diinginkan. Sinyal output ini dapat berupa besaran analog maupun signal
digital, tergantung aplikasi selanjutnya. Dalam controller semua sinyal dari
transmitter tadi diubah menjadi sinyal digital dan diproses sesuai program yang
diinginkan. Secara prinsip untuk proses pengukuran yang digunakan pada sistem
pengaturan, program dalam controller umumnya berupa fungsi aritmatika yang
bertujuan untuk menghitung sinyal input sebagai sensing terhadap suatu constanta
atau besaran lain (feedback). Program aritmatik tersebut bisa\berupa fungsi Adder,
Subtractor, Multliply, Devider atau PID, dll. Sehingga akan diperoleh suatu besaran
pada sinyal output sesuai yang diinginkan (process value). Secara sederhana proses
pengukuran pada sistem pengaturan dapat dilihat pada gambar berikut :
Output
Input
Plant
CONTROLLER
ACTUATOR
Feedback
Gbr.2. Proses pengukuran untuk sistem pengaturan
Tim SCADA UBP. Saguling
controller, sehingga kita kenal dengan istilah HMI (Human Machine Interface)
Sensor mekanis
Sensor optik
Dimana :
Vt
Vo
: Volume awal
: Perubahan temperatur.
Dimana :
Lt
Lo
: Panjang awal
: Perubahan temperatur
T1
T2
Pada tekanan konstan apabila terjadi perubahan temperatur maka akan terjadi
perubahan volume. Perubahan volume dengan luasan konstan sehingga variable
yang dapat diamati berupa perubahan panjang.
Sensor thermal dimana outputnya merupakan signal electric dibedakan menjadi 4
macam, yaitu :
Thermocouple
RTD
Thermistor
IC
RANGE TEMPERATURE
0 s/d 590 C
600 s/d 1190 C
1200 s/d 1810 C
-260 s/d 340 C
E ( Chromega vs Contantan)
J (Iron vs Contantan)
K (Chromega vs Alomega)
N (Nicrosil vs Nisil)
T (Cooper vs Contantan)
Potensiometer
Capasitor
PMG
Dimana,
V
: Kecepatan
: Panjang gelombang
: Frekuensi.
c). Efek Radiasi panas pada umumnya digunakan untuk mengukur temperatur.
Berdasarkan energi yang diradiasikan dapat diketahui temperatur sumber panasnya.
10
Dalam prakteknya metoda diatas bisa digunakan salah satu atau gabungan dari
ketiga-nya, tergantung jenis output sinyal yang diinginkan. Output sinyal
analog ini
umumnya berupa besaran arus (4 20 mA, 0 20 mA) atau besaran tegangan (0-5
V, 0 10 V). Pengkondisian signal analog dibagi kedalam dua cara, yaitu
pengkondisian signal pasif dan aktif.
11
C 1 mF
C 1mF
R 10 Ohm
Frekuensi tinggi
1
(1 x)
VHr
x
(1 x)
12
= rasio frekuensi
B. Voltage Devider
Voltage Devider atau pembagi tegangan mempunyai karakteristik hampir
sama dengan penguat frekuensi dimana nilai penguatannya ( gain )
maksimum sama dengan inputnya. Bentuk phisiknya berupa dua buah resistor
(potensiometer). Input devider berupa tegangan baik DC maupun AC. Dari
gambar 3.3 dapat dilihat bahwa harga outputnya sangat tergantung pada nilai
resistornya.
Vr
Vin
Vout
3.2.
13
+
Vout
Inverting input
- Vcc
Adapun jenis Op Amp menurut aplikasinya dapat dibagi menjadi beberapa fungsi,
antara lain :
a. Inverting Amplifier
b. Non Inverting Amplifier
c. Penjumlah (summing amplifier)
d. Intregator
e. Differentiator
A. Inverting Amplifier
Tim SCADA UBP. Saguling
14
R1
If
Vout
I2
+
Vin
RL
I1
R1
If
Vout
I2
B
+
RL
Vin
15
Vout
R3
V3
RL
Vout = -(V1+V2+V3)
16
R1
Vout
Vin
RL
dVout
Vin
dt
R
Vout
Vin
dt
RC
E. Rangkaian Differentiator
R1
C1
Vin
Vout
RL
+
Tim SCADA UBP. Saguling
17
3.3.
Vout RC
dVin
dt
Pengkondisian signal digital merupakan hal yang sangat penting dalam teknik
pengukuran, hal ini dikarenakan tekhnologi sekarang hampir semuanya memakai
sistem digital, baik itu untuk keperluan sistem monitoring maupun sistem pengaturan.
Pada prinsipnya ada dua metoda pengkondisian signal digital, yaitu Analog to Digital
Converter (ADC) dan Digital to Analog Converter (DAC). Pada aplikasinya tidak
semua sinyal analog harus dikondisikan menjadi sinyal digital atau sebaliknya,
karena umumya konversi sinyal tersebut sudah dapat dilakukan didalam controllernya, kecuali untuk keperluan-keperluan tertentu tanpa menggunakan controller,
pengkondisian ini perlu dilakukan.
Vout Vr
i 1
1
i
2
18
: Tegangan output
Vr
: Tegangan reference
Besarnya harga Vout maksimum adalah sebesar Vr. Adapun resolusi atau tingkat
keteletiannya diformulasikan sebagai berikut :
V Vr 2 n
3.4.
ADC berfungsi untuk merubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Formulasi yang
diperlukan identik dengan DAC dimana variabel inputnya adalah tegangan analog.
n
2
i 1
Vout
Vr
19