Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik dari
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Oleh :
Oleh :
Disetujui untuk
Program StudiTeknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta
Tanggal : 26 Agustus 2014
Pembimbing I,
Pembimbing II,
The terms, the mining plan, and final pit limits should not be taken seriously. Prices change, cost
change, desired production changes, and new information may be obtained about the ore-body
~DONALD K. GILL SURFACE MINING~
RINGKASAN
PT Dewa Ruci Mandiri (PT DRM) memiliki luas WIUP Operasi Produksi I
(581Ha) dan II (149,9Ha). Berdasarkan kegiatan penambangan yang telah
dilakukan oleh PT DRM di WIUP I, jumlah cadangan batubara sudah semakin
menipis, oleh karena itu PT DRM akan melanjutkan kegiatan penambangan di
daerah penelitian yaitu pit 1 WIUP II, sehingga dibutuhkan suatu rancangan teknis
penambangan dengan stripping ratio (SR) maksimum13:1 yang dapat memenuhi
target produksi batubara sebesar 15.000ton/bulan serta jumlah peralatan mekanis
yang digunakan.
Metode penelitian meliputi studi literatur melalui buku-buku dan arsip
perusahaan (laporan studi kelayakan); penelitian di lapangan untuk memperoleh
data eksplorasi, pemboran dan peralatan mekanis; pengolahan data menggunakan
software minescape dan melakukan perhitungan kebutuhan alat mekanis.
Penelitian ini menghasilkan rancangan penambangan dengan cadangan
batubara 135.684ton, overburden 1.476.511bcm dan SR rata-rata 11:1. Rencana
kegiatan penambangan dilakukan selama 9 bulan dengan rincian: bulan ke-1,
pengupasan overburden sebesar 187.229bcm dan batubara yang diambil sebesar
16.272ton dengan SR 12:1; bulan ke-2, pengupasan overburden sebesar
187.339bcm dan batubara yang diambil sebesar 15.491ton dengan SR 12:1; bulan
ke-3, pengupasan overburden sebesar 193.318bcm dan batubara yang diambil
sebesar 15.857ton dengan SR 12:1; bulan ke-4, pengupasan overburden sebesar
181.316bcm dan batubara yang diambil sebesar 15.903ton dengan SR 11:1; bulan
ke-5, pengupasan overburden sebesar 165.930bcm dan batubara yang diambil
sebesar 16.184ton dengan SR 10:1; bulan ke-6, pengupasan overburden sebesar
162.362bcm dan batubara yang diambil sebesar 14.921ton dengan SR 11:1; bulan
ke-7, pengupasan overburden sebesar 154.373bcm dan batubara yang diambil
sebesar 15.219ton dengan SR 10:1; bulan ke-8, pengupasan overburden sebesar
154.755bcm dan batubara yang diambil sebesar 15.264ton dengan SR 10:1; bulan
ke-9, pengupasan overburden sebesar 89.889bcm dan batubara yang diambil
sebesar 10.573ton dengan SR 9:1.
Pengupasan dan pengangkutan overburden pada bulan ke-1 sampai bulan
ke-4 menggunakan 5 backhoe PC400LCSE-7 dan 17 dumptruck Nissan 320CWB,
pada bulan ke-5 menggunakan 4 backhoe PC400LCSE-7 dan 17 dumptruck
Nissan 320CWB, pada bulan ke-6 sampai bulan ke-9 menggunakan 4 backhoe
PC400LCSE-7 dan 15 dumptruck Nissan 320CWB. Penggalian dan pengangkutan
batubara menggunakan 1 backhoe PC200-7SEF dan 5 dumptruck Nissan
320CWB.
Analisis dari hasil penelitian dilakukan dan dapat diambil kesimpulan yaitu:
arah kemajuan penambangan dari selatan ke utara; target produksi pada bulan ke6 belum tercapai; terdapat waktu tunggu pada backhoe PC200-7SEF; alat gali dan
muat overburden sudah serasi.
iv
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul
Rancangan Teknis Penambangan Batubara Pada PT Dewa Ruci Mandiri Di Pit
1 Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan Utara Kalimantan Utara ini dapat
diselesaikan.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Skripsi ini disusun berdasarkan data dan informasi hasil penelitian di PT
Dewa Ruci Mandiri, Nunukan Utara, Kalimantan Utara. Penelitian dilaksanakan
dari tanggal 1 April sampai 30 April 2013.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak
universitas, antara lain :
1.
Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti, M.Sc, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional Veteran Yogyakarta.
2.
Dr. Ir. Dyah Rini Ratnaningsih, MT, selaku Dekan Fakultas Teknologi
Mineral.
3.
4.
5.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
DAFTAR ISI...............................................................................................
vii
ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
xi
BAB
I
II
PENDAHULUAN ...........................................................................
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1
2
2
2
3
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
III
IV
4
6
6
10
11
11
14
19
23
28
29
33
33
36
vii
4.3
4.4.
4.5
4.6.
V
39
41
46
51
PEMBAHASAN ...............................................................................
55
61
Kesimpulan ...........................................................................
61
Saran......................................................................................... 61
62
LAMPIRAN ...............................................................................................
63
viii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
3.1
12
3.2
13
3.3
15
3.4
17
3.5
18
3.6
18
3.7
19
3.8
21
3.9
22
22
23
23
24
24
27
28
4.1
35
4.2
37
4.3
40
5.1
56
ix
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
3.1
26
3.2
27
3.3
29
3.4
30
4.1
42
4.2
43
4.3
44
4.4
45
4.5
46
4.6
47
4.7
48
4.8
49
4.9
50
51
52
52
53
5.1
57
5.2
59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A.
Halaman
B.
64
66
C.
67
D.
69
E.
71
F.
72
G.
77
H.
79
I.
81
J.
K.
83
85
L.
87
M.
89
N.
92
O.
93
P.
94
Q.
95
R.
97
S.
98
T.
99
U.
100
V.
xi
101
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
PT Dewa Ruci Mandiri (PT DRM) merupakan perusahaan swasta nasional
1.2
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :
1)
2)
Membuat
penjadwalan
produksi
batubara
pada
bentuk-bentuk
Menghitung kebutuhan alat muat dan angkut per bulan berdasarkan target
produksi 15.000ton/bulan.
1.3
Batasan Masalah
Perancangan teknis penambangan batubara ini memiliki batasan masalah :
1)
2)
Bulan 1-5 overburden akan ditimbun dengan metode crest dump di pit 9
areal konsesi 581Ha dengan jarak 500m dari lokasi daerah penelitian,
perancangan timbunan overburden dilakukan pada bulan 6-9.
3)
4)
5)
1.4
Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah:
1)
Studi Literatur
Studi literatur yang dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang
berhubungan dengan perancangan dan peralatan mekanis melalui bukubuku dan arsip perusahaan (laporan studi kelayakan).
2)
data singkapan batubara dan waktu edar alat mekanis dan data sekunder
seperti data curah hujan, peta topografi dan geologi regional, laporan
pelaksanaan pemboran dan data pemboran eksplorasi.
3)
intepretasi
dan
korelasi
data
lubang bor
dengan
pemodelan
geologi
lapisan
batubara
menggunakan
5)
Kesimpulan
Membuat sebuah kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan.
1.5
Manfaat Penelitian
Menghasilkan suatu rancangan teknis penambangan batubara yang aman,
terencana dan terarah dan diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam
melakukan kegiatan penambangan sehingga target produksi dengan nilai stripping
ratio yang diinginkan dapat tercapai.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1
dan
1171041,431171153,04BT
(lihat
Gambar
2.1).
b.
c.
d.
e.
Gambar 2.1
Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian
5
2.2
Keadaan Iklim7)
Daerah penelitian mempunyai iklim tropis sangat basah dengan suhu rata-
rata 27-300C. Berdasarkan data curah hujan tahunan dari stasiun meteorologi dan
geofisika, iklim di wilayah penelitian adalah termasuk tipe A (sangat basah).
Curah hujan rata-rata per tahun pada periode 2003-2012 sebesar
207,76mm/tahun, sedangkan rata-rata curah hujan bulanan tertinggi terjadi pada
bulan Mei yaitu 305,19mm/bulan, sedangkan rata-rata bulanan terendah terjadi
pada bulan Februari sebesar 127,8mm/bulan (lihat Gambar 2.2 dan Gambar 2.3).
350
Curah hujan
300
250
200
150
100
50
0
Jan
Gambar 2.2
Grafik Curah Hujan RataRata Tahun 2003 2012
25
Hari hujan
20
15
10
5
0
Jan
Feb
Nov
Des
Gambar 2.3
Grafik Jumlah Hari Hujan RataRata Tahun 2003 2012
2.3
2.3.1 Fisiografi.
Keadaan morfologi daerah penelitian terdiri dari morfologi perbukitan
gelombang lemah dan perbukitan bergelombang sedang-kuat dengan satu sungai
utama yang mengalir dari barat ke timur yaitu Sungai Sebakis. Morfologi
6
2.
Gambar 2.4
Peta Geologi Wilayah Penelitian
Kemungkinan adanya lapisan batubara di daerah diperoleh berdasarkan informasi
dari singkapan yang diperoleh di lapangan. Pemetaan geologi permukaan di
daerah penelitian belum dilakukan secara detil. Kegunaan peta geologi adalah
Gambar 2.5
Stratigrafi Wilayah Penelitian
2.3.3 Struktur Geologi.
Berdasarkan peta geologi regional, Kabupaten Nunukan Utara termasuk
kedalam cekungan Kalimantan Timur atau yang biasa dikenal juga dengan
sebutan Cekungan Tarakan (IBS, 2006). Cekungan Tarakan berlangsung dalam
beberapa tahapan yang mempengaruhi pengendapan sedimen pada area tersebut.
Konfigurasi secara struktural sudah dimulai oleh rifting sejak eosen awal,
menyebabkan
perkembangan
dari
graben-graben
dan
horst-horst
yang
BAB III
DASAR TEORI
3.1
Data topografi berupa data hasil survey lapangan yang masih berupa
koordinat (easting dan northing) dan ketinggian.
b.
Data pemboran collar, yang meliputi: nama titik bor, koordinat titik bor,
elevasi titik bor, kedalaman lubang bor, ketebalan dan nama seam
batubara.
c.
Data pemboran litologi, yang meliputi: nama titik bor, kedalaman lapisan
atas (roof), kedalaman lapisan bawah (floor), nama seam batubara, dan
kode litologi.
d.
memasukan data dari lapangan berupa titik-titik koordinat dan ketinggian daerah
penelitian, kemudian dilakukan interpolasi data sehingga terbentuk garis-garis
kontur yang selanjutnya dilakukan pemodelan tiga dimensi dengan membuat
triangle file topografi.
Setelah pembuatan model topografi, dilanjutkan dengan pemodelan
endapan batubara dengan mengolah data pemboran collar dan pemboran litologi,
yang menghasilkan gambaran subcrop lines batubara berupa garis-garis yang
menghubungkan out crop dengan bagian floor batubara pada lapisan di bawah
topografi. Subcrop lines ini berguna untuk menentukan arah dan batas dari
penyebaran batubara. Pemodelan geologi selanjutnya dilakukan dengan membuat
kontur struktur batubara lapisan atas (roof) dan lapisan bawah (floor) kemudian
dilakukan pemodelan tiga dimensi dengan membentuk triangle file dari roof dan
floor.
11
sumber: penulis
Gambar 3.1
Triangulasi Topografi
Volume pit dihitung dengan membagi daerah yang dibatasi permukaan
atas triangle file topografi (lihat Gambar 3.1) dan permukaan bawah triangle file
pit penambangan menjadi prisma-prisma triangular (lihat Gambar 3.2), sedangkan
untuk menghitung volume seam dibatasi dengan permukaan atas triangle file roof
dan permukaan bawah triangle file floor dari seam tersebut.
12
Tampak Atas
sumber: penulis
Gambar 3.2
Prisma-Prisma Triangular
=
=(
1 2(
=(
)(
) 1 2(
)(
)(
)(
) 1 2
,
,
) 1 2(
)(
........................ (3.1)
........................................................................................................... (3.2)
............................................................................................. (3.3)
13
3.2
b.
c.
d.
Kedalaman kecil (nilai ekonomi tergantung break even stripping ratio dan
teknologi peralatan yang digunakan).
14
Gambar 3.3
Metode Strip Mining
3.2.3 Parameter-parameter Rancangan Penambangan2).
a.
Kondisi topografi
kondisi topografi lokasi penambangan merupakan satu parameter penting
dalam rancangan penambangan batubara. Metode penambangan yang
diterapkan untuk kondisi topografi yang berupa perbukitan akan berbeda
dengan metode penambangan yang diterapkan untuk kondisi topografi
yang datar.
b.
Kemiringan jenjang
pada awalnya sebuah desain pit dibuat dengan overall slope sebesar 45
dan kemudian dimodifikasi berdasarkan informasi geoteknik dari material
yang ada dalam pit tersebut. Menurut Robert, Hook and Fish (1972)
sebaiknya kemiringan lereng kurang dari 60 pada kedalaman 65m dan
kurang dari 40 pada kedalaman 300m.
c.
Tinggi jenjang
menurut Kepmen Pertambangan dan Energi No.555.K/26/M.Pe/1995,
tinggi jenjang untuk pekerjaan yang dilakukan pada lapisan yang
mengandung pasir, tanah liat, kerikil, dan material lepas lainnya harus :
(i)
Tidak boleh lebih dari 2,5 meter apabila dilakukan secara manual.
(ii)
(iii)
d.
Lebar jenjang
lebar jenjang ditentukan berdasarkan faktor keamanan. Tujuan pembuatan
jenjang adalah untuk menahan tanah atau batuan yang runtuh.
15
f.
16
b.
dan lebar dari jenjang penangkap (catch bench). Bagian-bagian jenjang adalah
sebagai berikut:
a.
sumber: google
Gambar 3.4
Bagian-Bagian Jenjang
b.
sumber: google
Gambar 3.5
Working Bench dan Safety Bench
c.
sumber: google
Gambar 3.6
Overall Slope Angle
Metode penggambaran jenjang penambangan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:
a.
b.
sumber: google
Gambar 3.7
Penggambaran Crest dan Toe
3.3
Rancangan Timbunan4)
Perancangan timbunan merupakan upaya penentuan lokasi timbunan,
b.
d.
Bohnet
dan
Kunze
dalam
Waterman
SB
(2011)
Stockpile
merupakan suatu timbunan yang digunakan untuk menyimpan material
berharga yang akan diolah atau material berharga yang akan digunakan
kembali.
b.
Stockyard
merupakan suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan batubara yang
telah diproses (crushing and washing) dan batubara yang akan dijual.
stockyard biasanya terletak dekat dengan pelabuhan.
c.
Waste dump
merupakan suatu timbunan yang digunakan untuk menimbun material
overburden atau material tidak berharga yang harus digali dari lokasi
penambangan untuk memperoleh material berharga. Waste dump biasanya
20
sumber: google
Gambar 3.8
Valley Fill atau Crest Dump
b.
21
sumber: google
Gambar 3.9
Terrace Dump
3.3.3 Cara Penimbunan.
Material dibawa ke lokasi penimbunan yang sudah ditentukan kemudian
ditangani oleh alat bantu untuk melakukan penempatan dan pemadatannya. Alat
bantu dalam kegiatan ini adalah bulldozer. Bulldozer akan menggusur overburden
yang telah ditumpahkan oleh dump truck. Pada pelaksanaannya, bulldozer bekerja
dengan beberapa cara sesuai kondisi yang ada, antara lain:
a.
Gambar 3.10
Down Hill Dozing7)
b.
22
seluruh tanah habis meluncur ke lereng, bulldozer harus direm agar tidak
terjungkir (lihat Gambar 3.11).
Gambar 3.11
Float Dozing7)
c.
Gambar 3.12
Trench Dozing7)
3.4
Keterangan :
))............................................. (3.4)
(( + 1)(0,5
Lmin
= Jumlah jalur.
Wt
artinya adalah lebar dari alat angkut yang digunakan dari ukuran aman masingmasing kendaraan di tepi kiri-kanan jalan (lihat Gambar 3.13).
Gambar 3.13
Rancangan Lebar Jalan Angkut Dua Jalur2)
b.
jalan lurus (lihat Gambar 3.14). Untuk jalur ganda, lebar minimum pada tikungan
dihitung berdasarkan pada:
1.
2.
Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
belakang pada saat membelok.
3.
4.
Gambar 3.14
Lebar Jalan pada Tikungan2)
24
= Jumlah jalur.
Fa
Fb
= superelevasi (m/m).
= koefisien gesekan.
Untuk menentukan jari-jari tikungan minimum pada jalan angkut besarnya
tergantung pada berat alat angkut yang akan melewati jalan angkut tersebut.
Semakin berat alat angkut yang digunakan maka jari-jari tikungan yang
dibutuhkan semakin besar. Berdasarkan Tabel 3.1 dapat diketahui radius
minimum tikungan berdasarkan berat kendaraan menurut Hustrulid(1995).
25
Klasifikasi
Berat Kendaraan
1
2
3
4
Tabel 3.1
Radius Tikungan Minimum2)
Radius Tikungan
Berat Kendaraan
Minimum
(lbs)
(ft)
< 100.000
19
100-200.000
24
200-400.000
31
>400.000
39
3.4.3 Superelevasi.
Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk
oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan
kemiringan. Tujuan dibuat superelevasi pada daerah tikungan jalan angkut yaitu
untuk menghindari atau mencegah kendaraan tergelincir keluar jalan atau
terguling atau berguna untuk mengimbangi gaya sentrifugal (gaya mendorong
keluar) sewaktu kendaraan melintasi tikungan, dan menambah kecepatan.
Berdasarkan teori Atkinson D.I.C. pada kondisi jalan kering, nilai superelevasi
memiliki harga maksimum yaitu 90mm/m sedangkan pada kondisi jalan penuh
lumpur atau licin, nilai superelevasi terbesar adalah 60mm/m. Kemiringan
tikungan tersebut tergantung tajamnya tikungan dan kecepatan maksimal
kendaraan yang diijinkan pada waktu melintasi tikungan. Secara matematis
kemiringan tikungan jalan merupakan perbandingan antara tinggi jalan dengan
lebar jalan. Untuk menentukan besarnya kemiringan tikungan jalan dihitung
berdasarkan kecepatan rata-rata kendaraan dengan koefisien friksinya. Persamaan
yang digunakan untuk menghitung superelevasi yaitu:
tan = V/R.G ...................................................................................... (3.8)
Keterangan :
V
=Radius tikungan.
Tabel 3.2
Angka Superelevasi yang Direkomendasikan (meter/meter)2)
Radius
Lingkaran (m)
24
32
40
48
>56
15
4%
30
4%
4%
45
4%
4%
5%
75
4%
4%
4%
6%
90
4%
4%
4%
5%
6%
180
4%
4%
4%
4%
5%
300
4%
4%
4%
4%
4%
Gambar 3.15
Kemiringan Melintang (Cross Slope) pada Jalan2)
27
h
...................................................................... (3.9)
x
Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik
oleh alat angkut besarnya kurang dari 10%. Akan tetapi untuk jalan naik maupun
turun pada daerah perbukitan, lebih aman menggunakan kemiringan jalan
maksimum sebesar 8%.
h
sumber: google
Gambar 3.16
Kemiringan Jalan Angkut pada Tanjakan
3.5
Penjadwalan Produksi 2)
Proses penjadwalan produksi batubara dapat dilakukan setelah dilakukan
dan dilakukan perancangan geometri waste dump secara bertahap untuk setiap
periodenya.
Penjadwalan produksi tambang dinyatakan dalam periode waktu tertentu
yang meliputi data: tonase batubara dan volume overburden), kualitas (kalori),
dan pemindahan semua material dari tambang tersebut. Asumsi awal yang
diperlukan untuk menentukan penjadwalan produksi adalah:
a.
b.
3.6
Peralatan Mekanis7)
Produksi alat muat dan alat angkut dapat dilihat dari kemampuan alat
....................................................................(3.10)
Keterangan:
Pm
Ctm
Cb
Ff
EU
Ff
Easy Excavating
1,1 ~ 1,2
Average Excavating
1,0 ~ 1,1
0,8 ~ 0,9
Difficult Excavating
0,8 ~ 0,9
29
Tabel 3.4
Job Efficiency Excavator7)
Excavating Condition
EU
Good
0,83
Average
0,75
0,67
Rather Poor
0,58
Poor
3.6.2 Produksi Alat Angkut (Dump Truck).
......................................................................(3.11)
Keterangan:
Pa
Cta
Cb
= Kapasitas bak(m3).
Ff
= Fill factor.
EK
= Jumlah isian.
.........................................(3.12)
..........................................................................(3.13)
Keterangan:
Na
Nm
Ctm
Cta
Nilai yang dihasilkan dari persamaan di atas akan disimpulkan menjadi 3, yaitu:
a.
MF<1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedangkan alat angkut
bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena
menunggu alat angkut yang belum datang.
b.
MF=1, artinya alat muat dan alat angkut bekerja 100% sehingga tidak
terjadi waktu tunggu bagi alat muat maupun alat angkut.
c.
MF>1, artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja
kurang dari 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.
Waktu Edar.
Waktu edar (cycle time) merupakan waktu yang diperlukan suatu alat
untuk melakukan suatu daur kerja. Semakin kecil waktu edar alat, maka
produksinya akan semakin tinggi.
1.
2.
31
sasaran produksi tetapi juga harus aman bagi penempatan alat beserta mobilitas
pekerja yang berada di sekitarnya. Tempat kerja yang luas akan memperkecil
waktu edar alat karena tersedia cukup tempat untuk berbagai kegiatan, seperti
keleluasaan tempat untuk berputar, mengambil posisi sebelum melakukan
pemuatan maupun untuk tempat penimbunan sehingga produksi dari alat mekanis
dapat maksimal.
c.
perbandingan antara volume isi nyata dari bucket atau bak truk dengan volume
pada spesifikasi alat yang dinyatakan dalam persen. Semakin tinggi faktor
pengisian maka semakin tinggi volume nyata dari alat tersebut. Parameter yang
mempengaruhi nilai dari faktor pengisian adalah kandungan air, ukuran material,
kelengketan material dan keterampilan operator.
Faktor pengisian dapat dihitung menggunakan persamaan:
=
Keterangan:
100% ................................................................................(3.16)
32
BAB IV
RANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN
Penaksiran Cadangan
b.
Gambar 4.1
Penampang Endapan Batubara (lihat lampiran Q.2)
4.1.3 Pembatasan wilayah penaksiran.
Dalam pembatasan wilayah daerah penelitian yang akan dilakukan
penaksiran sumberdaya dan cadangan batubara, dengan menggambarkan poligon
yang melingkupi subcrop line batubara dan daerah yang berbatasan dengan
konsesi pertambangan PT Dewa Ruci Mandiri. Untuk melakukan penaksiran
sumberdaya yang lebih detil, dilakukan pembatasan yang berjarak 500m, 350m,
dan 250m dari titik bor terluar. Pada jarak 250 m dari titik bor terluar, diperoleh
hasil penaksiran sumberdaya terukur (measured coal resource)(lihat Lampiran S).
Penaksiran cadangan Batubara, dibatasi oleh pit limit penambangan dan pit
bottom penambangan yang menghasilkan penaksiran cadangan terbukti (proved
coal resource). Untuk memenuhi standar sebagai cadangan terbukti harus
dilakukan kajian kelayakan terhadap semua faktor terkait dan apabila telah
terpenuhi maka hasil kajian dapat dinyatakan layak.
4.1.4 Pembagian blok penaksiran.
Pembagian blok penaksiran wilayah penelitian pertama kali dibagi menjadi
satu blok besar (hasil dari pembatasan wilayah penaksiran cadangan batubara).
Dengan menggunakan perangkat lunak minescape, pada daerah tersebut dilakukan
analisis tingkat striping ratio yang telah ditentukan yaitu 13:1.
Blok yang membatasi daerah penaksiran cadangan dibagi lagi menjadi
blok-blok kecil berukuran 50mx50m, untuk menghasilkan perhitungan yang lebih
detil. Penamaan blok-blok ini diurutkan dari arah selatan ke utara menyesuaikan
35
dengan arah kemenerusan lapisan batubara (strike) dan dip. Penamaan blok ini,
secara otomatis terbentuk pada saat pembuatan panel, strip dan block. Pada daerah
penelitian, penamaan panel dimulai dari P01-P13, dan penamaan strip dimulai
dari S01-S04, sedangkan block merupakan perpotongan antara strip dan panel,
sehingga nama block pertama kali ialah: S01P01, dan nama block kedua ialah
S01P02 dan seterusnya (lihat Lampiran T). Penentuan elevasi batas bawah sebesar
20mdpl, sedangkan batas atas pada 63mdpl yang merupakan topografi tertinggi.
Perangkat
lunak
minescape
mengakumulasi
jumlah
cadangan
batubara
Tinggi Jenjang
Lebar Jenjang
Overall slope
Single slope
Gambar 4.2
Dimensi Lereng Penambangan
Rancangan teknis penambangan didasarkan pada topografi awal dan
bentuk
endapan
geologi
batubara
pada
daerah
penelitian
dengan
37
b.
c.
d.
e.
f.
b.
kegiatan
penambangan
dengan
target
produksi
yaitu
15.000ton/bulan
menggunakan excavator.
d.
Pengangkutan.
Pengangkutan overburden dan batubara dilakukan dengan menggunakan
dump truck yang kemudian dibawa menuju lokasi penimbunan waste
dump untuk overburden dan stockpile yang berada di jetty milik PT Dewa
Ruci Mandiri untuk batubara.
4.3
Rancangan Penimbunan.
Agar proses penambangan dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan misal longsor, khususnya pada proses penimbunan
overburden maka pembuatan rancangan teknis penimbunan sangat penting (lihat
Gambar 4.3).
Pembuatan rancangan penimbunan material overburden akan dipengaruhi
beberapa faktor penting antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
Lebar Jenjang
Tinggi Jenjang
Single slope
Gambar 4.3
Dimensi Lereng Timbunan
4.4 Rancangan Jalan Angkut.
Perancangan
jalan
angkut
dalam
sebuah
kegiatan
penambangan
berperan sangat penting, karena dengan desain jalan angkut yang benar akan
sangat menunjang kelancaran dari kegiatan penambangan tersebut.
4.4.1 Lebar Jalan Lurus.
Semakin lebar jalan angkut maka akan semakin aman dan lancar lalu
lintas alat angkut dalam kegiatan pengangkutan tetapi akan semakin besar pula
biaya yang dibutuhkan baik dalam masa konstruksi maupun perawatan. Lebar
jalan angkut minimum yang diperlukan harus disesuaikan dengan lebar dari alat
angkut terbesar yang akan melintas pada jalan tersebut serta banyaknya jalur yang
akan digunakan. Lebar jalan ini dapat memungkinkan lalu lintas dua arah dan
jalur untuk dump truck yang akan menyusul. Lebar dump truck terbesar yang akan
melewati jalan tambang akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan lebar
minimum jalan angkut. Mengacu pada spesifikasi alat angkut Nissan Diesel
CWB320 yang memiliki lebar keseluruhan 2,49m, maka lebar minimal jalan
angkut yang aman sebesar 9m (lihat lampiran F).
4.4.2 Lebar Jalan Tikungan.
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar daripada lebar jalan
lurus atau juga pada kondisi khusus yang dirasa memerlukan lebar jalan yang
lebih. Dalam membuat tahapan rancangan penambangan, lebar jalan tikungan
yang akan digunakan sebesar 14m (lihat lampiran F).
4.4.3 Jari-Jari Tikungan.
Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jari-jari pada tikungan jalan
angkut antara lain dimensi dari alat angkut yang digunakan, radius belokan dari
40
alat mekanis yang melewati jalan tersebut dan kecepatan rencana dari alat
tersebut, dengan kecepatan rencana 40km/jam maka didapat nilai jari-jari
tikungan sebesar 27m (lihat lampiran F).
4.4.4 Cross Slope.
Maksud dari pembuatan cross slope adalah agar jika terdapat air pada
badan jalan, baik itu yang berasal dari air hujan, maupun air yang digunakan
untuk perawatan jalan, maka air tersebut akan mengalir pada tepi jalan, sebab
jika air tersebut menggenang dapat mengakibatkan kerusakan jalan. Dengan jalan
yang selalu dalam kondisi baik maka proses pengangkutan baik batubara maupun
overburden tidak terganggu. Besarnya cross slope yang digunakan adalah
40mm/m (untuk jalan angkut tambang) (Hustrulid, 1995) dengan lebar jalan
angkut 9m, maka ketinggian melintang 0,18m (lihat lampiran F).
4.4.5 Superelevasi.
Superelevasi merupakan kemiringan jalan yang terbentuk oleh batas antara
tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan ketinggian.
Berdasarkan pada kondisi jalan kering, nilai superelevasi merupakan angka
maksimum yaitu 90mm/m (lihat lampiran F).
4.4.6 Kemiringan Jalan.
Jalan kendaraan tambang memiliki kemiringan tertentu yang bertujuan
untuk bergerak ke ketinggian yang lebih tinggi maupun yang lebih rendah, agar
kendaraan yang melewati jalan yang menanjak dapat melaju dengan baik maka
besarnya kemiringan jalan maksimum yang digunakan adalah 10% (lihat lampiran
F).
4.5
dilakukan
dengan
cara
membagi
daerah
pit
limit
Batubara
(ton)
Bulan 1
16.272
187.229
12:1
Bulan 2
15.491
187.339
12:1
Bulan 3
15.857
193.318
12:1
Bulan 4
15.903
181.316
11:1
Bulan 5
16.184
165.930
10:1
Bulan 6
14.921
162.362
11:1
Bulan 7
15.219
154.373
10:1
Bulan 8
15.264
154.755
10:1
Bulan 9
10.573
89.889
9:1
TOTAL
135.684
1.476.511
11:1
42
Overburden
(bcm)
SR
(m3/ton)
Elevasi
Awal
Akhir
40
33
40
36
40
37
45
35
45
35
45
35
45
35
45
35
50
45
54
50
50
45
50
45
50
45
50
45
50
45
50
45
54
50
55
50
53
50
54
50
58
55
Total
Batubara
(ton)
1549
1245
865
58
732
2095
3212
3292
2443
15.491
44
Overburden
(bcm)
1810
543
115
24707
24261
18775
16650
11883
9721
6466
9108
1985
1406
7858
12340
12435
8915
6782
1585
7183
2812
187.339
Elevasi
Awal
Akhir
35
30
45
40
50
45
52
50
30
20
30
20
40
30
45
35
50
40
55
50
57
55
40
30
40
30
45
35
50
40
55
50
60
55
Total
46
Batubara
(ton)
257
2626
4557
2666
2935
1768
1095
15.903
Overburden
(bcm)
26
4644
14251
1567
7917
4217
21342
23696
25000
3824
660
12428
12393
12163
15343
12428
9417
181.316
40
40
40
45
45
45
45
45
50
50
50
50
50
Total
37
38
33
32
35
35
35
35
40
45
45
45
45
50
882
93
3610
3960
1888
2028
2258
545
15.264
72
8085
23996
22881
22123
20797
7250
17037
9002
9377
10097
4038
154.755
digunakan. Peralatan
mekanis
yang
akan
digunakan
dalam
rancangan
Merk
Tipe
Jenis Pekerjaan
Bulldozer
Komatsu
D 155 AX-5
Backhoe
Komatsu
PC 400LCSE-7
PC 200-7SEF
Dump Truck
Nissan
CWB 320
Satuan
Hasil
Jam Kerja
Jumlah hari/bulan
hari/bulan
25
Jumlah shift/hari
shift/hari
1
Jumlah jam/shift
jam/shift
10
Total jam kalender/bulan
250
Kehilangan jam kerja direncanakan
Istirahat makan
jam/hari
0.5
Persiapan kerja
jam/hari
0,5
Sholat jumat
jam/bulan
4
Total kehilangan jam kerja direncanakan/bulan
29
Total jam kerja direncanakan/bulan
221
Kehilangan jam kerja tidak direncanakan
Hujan lebat (20% x jam kerja direncanakan) jam/bulan
44,2
Jam kerja efektif/bulan
176.8
Ketersediaan mekanis
95%
Ketersediaan fisik
95%
Kombinasi faktor
0,9
Jam kerja alat/bulan
159,1 2
52
4.6.3
Bulan
Komatsu PC 200-7SEF
a. Produksi alat muat
b. Kebutuhan alat muat
ton/jam
unit
129,48 129,48
ton/jam
20,56
20,39
20,74
20,74
20,65
20,65
20,56
20,48
20,39
unit
Bulan
Komatsu PC 400LCSE-7
a. Produksi alat muat
b. Kebutuhan alat muat
268,50 268,50
bcm/jam
unit
72,65
71,75
71,75
69,57
64,49
69,57
67,52
65,59
67,52
17
17
17
17
17
15
15
15
15
53
Rencana produksi alat gali muat selama periode waktu tertentu dengan
jumlah jam kerja selama periode waktu tertentu (Pm).
b.
(
(
)
)
................................................(5.1)
54
BAB V
PEMBAHASAN
penambangan. Batasan ekonomis dari rancangan ini merujuk dari nilai maksimal
stripping ratio yang ditentukan PT Dewa Ruci Mandiri yaitu sebesar 13:1.
Gambar 5.1
Blok Penaksiran Sumberdaya dan Cadangan
Secara teknis penambangan batubara pada bagian timur dan selatan yang
berdekatan dengan batas WIUP (garis warna biru) tidak dapat dilakukan karena
harus harus dibuat jenjang akhir penambangan. Setelah dilakukan penyeleksian
blok-blok yang dapat dilakukan penambangan, maka didapat batasan daerah
56
penaksiran cadangan (garis warna ungu) dan diperoleh total cadangan batubara
sebesar 135.684ton, dengan jumlah overburden sebesar 1.476.511bcm, dengan
stripping ratio 11:1.
Berdasarkan model endapan batubara, penambangan direncanakan akan
dimulai dari blok S01P01 sampai blok S03P01 dengan arah kemajuan
penambangan mengikuti arah strike dari bagian sebelah selatan ke arah utara.
Alasan pemilihan arah penambangan dari bagian selatan ke utara antara lain:
a.
Nilai stripping ratio pada bagian selatan rancangan bukaan tambang lebih
kecil dibandingkan bagian utara dan terdapat seam batubara yang sudah
tersingkap, sehingga proses pembongkaran batubara dapat dilakukan lebih
cepat dan target produksi pada awal penambangan dapat tercapai.
b.
5.2
a.
b.
c.
5.3
hasil
perancangan
penambangan
didapatkan
rencana
15.491
0,85
187.339
17
0,97
15.857
0,86
193.318
17
0,97
15.903
0,86
181.316
17
0,94
16.184
0,86
165.930
17
1,09
14.921
0,86
162.362
15
1,04
15.219
0,86
154.373
15
1,01
15.264
0,85
154.755
15
0,98
10.573
0,85
89.889
15
1,01
Seperti terlihat pada Tabel 5.2 yang merupakan hasil perhitungan produksi
dan kebutuhan peralatan (lampiran J dan lampiran K) menunjukkan kebutuhan
alat muat dan angkut batubara dari awal hingga akhir penambangan tidak ada
perubahan, hal ini dikarenakan jumlah produksi dan jarak angkut tiap bulannya
relatif seragam sehingga tidak terdapat perubahan jumlah kebutuhan alat.
Kebutuhan alat muat dan angkut overburden terdapat perubahan pada bulan
kelima hingga akhir penambangan dengan produksi overburden 154.755165.930bcm, hal ini dikarenakan jumlah produksi overburden yang lebih sedikit
dibandingkan pada bulan pertama hingga keempat yang berkisar 181.316193.318bcm, untuk jarak angkut tiap bulannya relatif seragam jadi tidak terlalu
berpengaruh pada kebutuhan alat.
59
60
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
6.2
Saran
Perlu dilakukan simulasi penjadwalan pada bulan ke-6 agar target produksi
dapat tercapai, dengan cara mengubah arah kemajuan tambang mulai dari awal
hingga akhir penambangan bulan ke-6.
Nilai match factor dari alat pembongkaran dan pemuatan batubara berkisar
0,85-0,86 sehingga perlu dilakukan kajian pada upaya peningkatan nilai match
factor baik dengan peningkatan produksi maupun pengurangan jam kerja.
61
DAFTAR PUSTAKA
Tanah
Mekanis, UPN
6.
7.
8.
62
dan
Cadangan
LAMPIRAN
63
LAMPIRAN A
DATA PEMBORAN EKSPLORASI BATUBARA
DI WIUP 149HA PT DEWA RUCI MANDIRI
Nama
Lubang Bor
DH034
DH035
DH036
DH038
DH043
DH044
DH045
DH048
DH049
DH216
DH222
DH226
DH277
DH278
DH282
DH286
DH287
DH290
DH291
DH292
DH294
DH312
DH313
DH314
DH316
DH318
DH319
DH320
DH321
DH322
DH323
Tabel A.1
Data Pemboran Collar
Easting Northing Elevasi KedalamE
mN
mdpl man (m)
521606
452947 54,841
25
521656
452949 50,977
25
521586
452951
50,5
13
521587
453092 58,329
9
521701
453094 44,246
20
521697
453152 50,533
23
521709
453211
51,94
22
521766
453199 48,259
32
521698
453274 53,762
18
521603
453413 51,574
22
521765
453297 54,894
35
521803
453208 47,951
45
521662
453401
54
20
521627
453388 51,782
22
521636
453370 50,486
5
521686
453236 52,473
19
521746
453152 50,379
32
521640
453055 58,279
21
521698
453027 47,714
29
521677
452991 50,179
27
521604
453029 58,044
15
521731
452941
49,86
40
521760
453054
36,26
45
521751
453102 60,532
39
521804
453153
50
47
521672
453217 51,662
14
521712
453315 47,786
26
521665
453313 50,933
14
521668
453353 54,099
26
521703
453357 53,067
26
521791
453356 59,908
35
64
Tabel A.2
Data Pemboran Litologi
Nama
Lubang
Bor
DH034
DH035
DH036
DH038
DH043
DH044
DH045
DH048
DH049
DH216
DH222
DH226
DH277
DH278
DH282
DH286
DH287
DH290
DH291
DH292
DH294
DH312
DH313
DH314
DH316
DH318
DH319
DH320
DH321
DH322
DH323
Nama
Seam
Litologi
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
CO
Roof
(m)
10,30
18,00
4,76
5,90
11,00
16,00
15,30
26,30
13,23
3,00
23,00
34,00
11,40
5,40
2,95
11,35
23,70
18,00
20,45
18,44
9,25
31,50
26,25
36,75
38,70
6,15
9,30
5,60
12,70
15,65
32,00
65
Floor
(m)
11,90
19,55
6,36
7,50
12,60
17,00
16,95
26,81
14,43
4,05
23,45
35,75
13,10
7,05
3,55
13,00
25,25
19,85
22,30
20,09
10,25
33,35
27,40
38,60
40,55
7,90
11,05
7,30
14,45
17,38
32,48
Ketebalan
(m)
1,60
1,55
1,60
1,60
1,60
1,00
1,65
0,51
1,20
1,05
0,45
1,75
1,70
1,65
0,60
1,65
1,55
1,85
1,85
1,65
1,00
1,85
1,15
1,85
1,85
1,75
1,75
1,70
1,75
1,73
0,48
LAMPIRAN B
REKOMENDASI GEOTEKNIK
UNTUK JENJANG PENAMBANGAN DAN PENIMBUNAN
PT DEWA RUCI MANDIRI
Tabel B.1
Rekomendasi Geoteknik
Jenis Lereng
Sudut (o)
Tinggi (m)
Lebar Jenjang
(m)
Faktor
Keamanan
Sidewall
60
10
1,54
Highwall
60
10
1,54
Waste dump
25
10
1,51
LERENG PENAMBANGAN
LERENG TIMBUNAN
Gambar B.1
Geometri Jenjang
66
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI ALAT GALI DAN MUAT
C.1
= Komatsu
2. Model
= PC 400LCSE-7
3. Source
= Indonesia
4. Operating weight
= 44.190kg
5. Horse Power
= 330/2.050HP/rpm
6. Performance :
-
Swing Speed
= 9,3rpm
= 5,5km/h
7. Engine :
-
Model
= Komatsu SAA6D125E
= 6-114x135mm
Piston displacement
= 11,04ltr
8. Hydraulic System :
-
Hydraulic pump
= 2 x Variable Piston
= 652ltr/minute
9. Capacity (Refilled) :
-
Fuel Tank
= 605ltr
= 270ltr
Boom
= 7,06m
Arm
= 2,4m
Bucket
= 3,2m3
= 0,4minute
= 10,31m
67
C.2
= Komatsu
2. Model
= PC 200SEF-7
3. Source
= Indonesia
4. Operating weight
= 21.200 kg
5. Horse Power
= 143/1.950 HP/rpm
6. Performance :
-
Swing Speed
= 12,4rpm
= 5,5km/h
7. Engine :
-
Model
= Komatsu SAA6D102E
= 6-102x120mm
Piston displacement
= 5,88ltr
8. Hydraulic System :
-
Hydraulic pump
= 2 x Variable Piston
= 428ltr/minute
9. Capacity (Refilled) :
-
Fuel Tank
= 400ltr
= 143ltr
Boom
= 5,2m
Arm
= 1,9m
Bucket
= 1,3m3
= 0,45minute
= 10m
68
LAMPIRAN D
SPESIFIKASI ALAT ANGKUT
1.
Model
2.
Sourcing
= Japan
3.
Berat kosong
= 18.630kg (18,630ton)
4.
Muatan Maksimum
= 20.000kg (20ton)
5.
Sudut penumpahan
= 53o
6.
Kapasitas Bak
7.
Ukuran Kendaraan
- Panjang seluruhnya (OL)
= 7.365mm
= 2.490mm
= 2.855mm
= 2.045mm
9.
= 7.370kg
= 3.920kg
= 3.450kg
= 1st 2nd
3rd
4th
5th
6th
- Kecepatan (mph)
= 3,2 6,3
9,2
11,9
19,6
29,9
13. Power
= 170Hp
69
= 90psi
Gambar D.1
Dump Truck Nissan CWB 320
70
LAMPIRAN E
SPESIFIKASI ALAT GUSUR
1. Merk
= Komatsu
2. Model
= D 155 AX-5
3. Kapasitas blade
4. Berat operasi
5. panjang
= 8155mm (269)
6. Lebar
= 3955mm (130)
7. Tinggi
= 3500mm (116)
Gambar E.1
Komatsu D 155 AX-5
71
LAMPIRAN F
RANCANGAN GEOMETRI JALAN ANGKUT
F.1
angkut, didasarkan pada ukuran dimensi dari alat angkut terbesar yang melintas
pada jalan angkut tersebut dalam hal ini dump truck Nissan CWB 320. Jalan
angkut direncanakan memiliki dua jalur dan digunakan baik untuk pengangkutan
material tanah penutup maupun batubara. Untuk mengetahui lebar jalan angkut
minimum pada jalan lurus dapat digunakan rumus berikut :
Lmin = n x Wt + (n + 1) x (0,5 x Wt)
Dengan:
Lmin
= Jumlah jalur
Wt
Lmin
F.2
pada lebar atau jarak antar jejak roda kendaraan, lebar juntai truk bagian depan
dan bagian belakang pada saat menikung. Diperhitungkan pula jarak antar truk
pada saat bersimpangan serta jarak sisi luar truk dari tepi jalan. Untuk mengetahui
lebar jalan angkut minimum pada tikungan dapat digunakan rumus berikut :
W
= n (U + Fa + Fb + Z) + C dan C = Z = (U + Fa + Fb)
Dengan:
W
= Jumlah jalur
= 2 jalur
Fa
Fb
Maka:
C
F.3
Jari-Jari Tikungan
Jari-jari tikungan jalan angkut harus memenuhi faktor keamanan yaitu
73
= V2 / [127(e + f)]
Dengan :
R
= superelevasi m/m
= 0,09m/m
= koefisien gesekan
= -0,00065 V + 0,192
= -0,00065 (30) + 0,192
= 0,1725
Maka:
R
F.4
Superelevasi
Superelevasi atau kemiringan pada tikungan dinyatakan dalam tangen
sudut atau dapat pula dinyatakan dalam satuan mm/m, yang diukur dari sisi dalam
dan sisi luar tikungan. Berdasarkan teori Atkinson D.I.C. nilai super elevasi
memiliki harga maksimum yaitu 90mm/m. Untuk mengetahui beda tinggi dapat
digunakan rumus berikut:
Beda Tinggi = e x W
Dengan:
e
74
Maka:
Beda tinggi
= 0,09m/m x 14m
= 1,26m
F.5
Cross slope
Nilai cross slope pada jalan angkut dinyatakan dalam perbandingan jarak
vertikal dan horizontal dengan satuan mm/m. Pada konstruksi jalan angkut
tambang terbuka besarnya cross slope yang dianjurkan mempunyai ketebalan
antara -inch untuk tiap feet jarak horizontal atau sekitar 20-40mm/m. Untuk
mengetahui beda tinggi dapat digunakan rumus berikut :
Q
= P x cross slope
= x Wt
Dengan:
Q
= Beda tinggi
Wt
= Lebar jalan
Maka :
P
= x 9m
= 4,5m
= 4,5m x 40mm/m
= 180mm
= 0,18m
F.6
oleh alat angkut besarnya kurang dari 10%. Akan tetapi untuk jalan naik maupun
turun pada daerah perbukitan, lebih aman menggunakan kemiringan jalan
maksimum sebesar 8%.
75
Gambar F.1
Rancangan Geometri Jalan Angkut
70
LAMPIRAN G
LEBAR MINIMUM FRONT PENAMBANGAN
dan
Gambar H.1.
Dimensi Front Penambangan2)
77
Keterangan:
)+
Rs
= Jarak tambahan
Mt
Diketahui :
Rs
= 11080mm = 11,08m
= 5m
Mt
= 9m
Maka:
Wmin = 2 (0,5 x 11,08m) + 5m+ 9m
= 25,08m 26m
78
LAMPIRAN H
PERHITUNGAN WAKTU KERJA TAMBANG
1.
= 25hari
b.
c.
= 10jam
d.
2.
Istirahat makan
= 0,5jam/hari
b.
Persiapan kerja
= 0,5jam/hari
c.
Sholat jumat
= 4jam/bulan
4.
Kehilangan jam kerja yang tidak direncanakan terutama karena hujan lebat
adalah 20% dari total jam kerja yang direncanakan yaitu 44,2jam/bulan
5.
6.
79
Tabel H.1
Jam Kerja Per Bulan
Parameter
Satuan
Hasil
Jam Kerja
Jumlah hari/bulan
hari/bulan
25
Jumlah shift/hari
shift/hari
Jumlah jam/shift
jam/shift
10
250
jam/hari
0.5
Persiapan kerja
jam/hari
0,5
Sholat jumat
jam/bulan
Total kehilangan jam kerja direncanakan/bulan
Total jam kerja direncanakan/bulan
4
29
221
jam/bulan
44,2
176.8
Ketersediaan mekanis
95%
Ketersediaan fisik
95%
Kombinasi faktor
0,9
159,12
80
LAMPIRAN I
PENGEMBANGAN MATERIAL
BankDensity LooseDensity
%swell
x100%
LooseDensity
2,15ton / m 3 1,61ton / m 3
%swell
x100%
1,61ton / m 3
% swell = 33,54%
b) Swell Factor
Rumus yang digunakan berdasarkan pada densitas :
SF
DensityLoose
x100%
DensityBank
1,61ton / m 3
SF
x100%
2,15ton / m 3
SF = 0,75
81
2. Batubara
a) % swell
Rumus yang digunakan berdasarkan pada densitas :
BankDensity LooseDensity
%swell
x100%
LooseDensity
1,3ton / m 3 1ton / m 3
%swell
x100%
3
1
ton
/
m
% swell = 30%
b) Swell Factor
Rumus yang digunakan berdasarkan pada densitas :
SF
DensityLoose
x100%
DensityBank
SF
1ton / m 3
x100%
1,3ton / m 3
SF = 0,77
82
LAMPIRAN J
KEBUTUHAN ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA
No
Deskripsi
Notasi
jam/bulan
1
159,12
2
159,12
3
159,12
4
159,12
5
159,12
6
159,12
7
159,12
8
159,12
9
110
a. Batubara
ton
16272
15491
15857
15903
16184
14921
15219
15264
10573
b. Jarak angkut
9600
9700
9500
9500
9550
9550
9600
9650
9700
c. Densitas insitu
ton/m
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
d. Densitas loose
ton/m
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
0,77
0,77
0,77
0,77
0,77
0,77
0,77
0,77
0,77
Target produksi
e. Swell factor
3
Bulan
Satuan
Cb
Ft
Ctm
menit
Eu
PC200-7SEF
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
1,30
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,45
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
CWB 320
Nissan
ton
Ft
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
No
Deskripsi
Notasi
ton
18,00
18,00
18,00
18,00
18,00
18,00
18,00
18,00
kali
16,00
16,00
16,00
16,00
16,00
16,00
16,00
16,00
16,00
V1
m/menit
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
V2
m/menit
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
h. Waktu pemuatan
t1
menit
7,20
7,20
7,20
7,20
7,20
7,20
7,20
7,20
7,20
t2
menit
19,20
19,40
19,00
19,00
19,10
19,10
19,20
19,30
19,40
k.Waktu Penumpahan
t3
menit
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
t4
menit
14,41
14,56
14,26
14,26
14,34
14,34
14,41
14,49
14,56
t5
menit
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
Cta
menit
42,01
42,36
41,66
41,66
41,84
41,84
42,01
42,19
42,36
o. Efisiensi kerja
Eu
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
bcm/jam
99,60
99,60
99,60
99,60
99,60
99,60
99,60
99,60
99,60
lcm/jam
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
ton/jam
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
129,48
unit
0,79
0,75
0,77
0,77
0,79
0,72
0,74
0,74
0,74
unit
bcm/jam
15,82
15,69
15,95
15,95
15,88
15,88
15,82
15,75
15,69
lcm/jam
20,56
20,39
20,74
20,74
20,65
20,65
20,56
20,48
20,39
ton/jam
20,56
20,39
20,74
20,74
20,65
20,65
20,56
20,48
20,39
unit
4,97
4,77
4,81
4,82
4,93
4,54
4,65
4,68
4,71
Pembulatan
unit
0,86
0,85
0,86
0,86
0,86
0,86
0,86
0,85
0,85
e. Jumlah pemuatan
m. Waktu penempatan
Pm
Bulan
18,00
Satuan
Match factor
Pa
LAMPIRAN K
KEBUTUHAN ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT OVERBURDEN
No
Deskripsi
Notasi
2
159,12
3
159,12
4
159,12
5
159,12
6
159,12
7
159,12
8
159,12
jam/bulan
1
159,12
a. Overburden
bcm
187229
187339
193318
181316
165930
162362
154373
154755
89889
b. Jarak angkut
780
800
800
850
980
850
900
950
900
c. Densitas insitu
ton/m
2,15
2,15
2,15
2,15
2,15
2,15
2,15
2,15
2,15
d. Densitas loose
ton/m
1,61
1,61
1,61
1,61
1,61
1,61
1,61
1,61
1,61
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
0,75
Target produksi
e. Swell factor
3
90
Cb
Ft
d. Waktu edar
e. Efisiensi kerja
4
Bulan
Satuan
Ctm
m
menit
Eu
PC400LCSE-7
3,20
3,20
3,20
3,20
3,20
3,20
3,20
3,20
3,20
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,90
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,40
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
0,83
20,00
20,00
20,00
20,00
CWB 320
Nissan
ton
20,00
20,00
20,00
20,00
20,00
No
1
0,90
2
0,90
3
0,90
4
0,90
Bulan
5
0,90
6
0,90
7
0,90
8
0,90
9
0,90
ton
18,00
18,00
18,00
18,00
18,00
18,00
18,00
18,00
18,00
kali
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
4,00
V1
m/menit
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
500,00
V2
m/menit
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
666,00
h. Waktu pemuatan
t1
menit
1,60
1,60
1,60
1,60
1,60
1,60
1,60
1,60
1,60
t2
menit
1,56
1,60
1,60
1,70
1,96
1,70
1,80
1,90
1,80
k.Waktu Penumpahan
t3
menit
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
0,70
t4
menit
1,17
1,20
1,20
1,28
1,47
1,28
1,35
1,43
1,35
m. Waktu penempatan
t5
menit
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
0,50
Cta
menit
5,53
5,60
5,60
5,78
6,23
5,78
5,95
6,13
5,95
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
0,80
bcm/jam
268,50
268,50
268,50
268,50
268,50
268,50
268,50
268,50
268,50
lcm/jam
358,56
358,56
358,56
358,56
358,56
358,56
358,56
358,56
358,56
ton/jam
222,71
222,71
222,71
222,71
222,71
222,71
222,71
222,71
222,71
4,38
4,38
4,52
4,24
3,88
3,80
3,61
3,62
3,72
Deskripsi
c. Faktor pengisian truk
Notasi
Ft
Eu
Pm
unit
Pembulatan
unit
bcm/jam
72,65
71,75
71,75
69,57
64,49
69,57
67,52
65,59
67,52
lcm/jam
97,02
95,81
95,81
92,91
86,12
92,91
90,17
87,60
90,17
ton/jam
156,21
154,25
154,25
149,58
138,65
149,58
145,18
141,03
145,18
unit
16,20
16,41
16,93
16,38
16,17
14,67
14,37
14,83
14,79
Pembulatan
unit
17
17
17
17
17
15
15
15
15
0,98
0,97
0,97
0,94
1,09
1,04
1,01
0,98
1,01
Satuan
Match factor
Pa
LAMPIRAN L
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT MUAT
L.1
= Komatsu
Model
= PC 400LCSE-7
= 3,2m3
= 0,4menit
= 90%
= 0,9
Efisiensi Kerja
= 83%
= 0,83
Swell factor
= 0,75
Jam kerja/bulan
= 159,12jam/bulan
60
xCbxFtxEU lcm / jam
Ctm
Pm
60
x3,2 x0,9 x0,83 lcm / jam 358,56 lcm / jam
0,4
= 358,56lcm/jam x 0,75
= 268,50bcm/jam
87
L.2
= Komatsu
Model
= PC 200-7SEF
= 1,3m3
= 0,45menit
= 90%
= 0,9
Efisiensi Kerja
= 83%
= 0,83
Swell factor
= 0,77
Densitas Batubara
= 1,3Ton/m3
Jam kerja/bulan
= 159,12jam/bulan
60
xCbxFtxEU
Ctm
Pm
60
x1,3x0,9 x0,83 lcm / jam 129,48 lcm / jam
0,45
lcm / jam
= 129,48lcm/jam x 0,77
= 99,7bcm/jam x 1,3ton/m3
= 129.48ton/jam
88
LAMPIRAN M
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT ANGKUT
= Nissan
Model
= 20ton
= 20ton/1,61ton/m3
= 12,42m3
= 90%
= 0,9
Efisiensi Kerja
= 80%
= 0,8
Swell Factor
= 0,75
= 780m
= 30km/jam
12,42 x0,9
= 3,88 = 4kali
3,2 x 0,9
= 500m/menit
Kecepatan kosong rata-rata (V2)
= 40km/jam
= 666m/menit
= 0,7menit
Waktu penempatan(T2)
= 0,5menit
(Cta)
(Cta)
= (4x0,4mnt) +
780m
780m
+
+ 0,7mnt + 0,5mnt
500m/mnt
666m/mnt
= 1,6+1,56+1,17+0,7+0,5
= 5,53menit
89
60
xCbxFtxEU
Cta
Pa
60
x12,42 x0,9 x0,8 lcm / jam 97,02 lcm / jam
5,53
lcm / jam
= 97,02lcm/jam x 0,75
= 72,65bcm/jam
= Nissan
Model
= 20ton
= 20ton /1ton/m3
= 20m3
= 90%
= 0.9
Efisiensi Kerja
= 80%
= 0,8
Swell Factor
= 0.77
= 9700m
= 30km/jam
20 x 0,9
= 15,38= 16 kali
1.3 x 0.9
= 500m/menit
Kecepatan kosong rata-rata (V2)
= 40km/jam
= 666m/menit
= 0,7menit
Waktu penempatan(T2)
= 0.5menit
(Cta)
(Cta)
=(16x0,45mnt) +
9700m
9700m
+
+0,7mnt+0,5mnt
500 m/mnt 666 m/mnt
90
= 7,2+19,4+14,56+0,7+0,5
= 42,36menit
Maka produksi 1 (satu) unit dump truck adalah :
Pa
60
xCbxFtxEU
Cta
Pa
60
x 20 x0,9 x0,8 lcm / jam 20,39 lcm / jam
42,36
lcm / jam
= 20,39lcm/jam x 0,77
= 15,69bcm/jam x 1,3ton/m3
= 20,39ton/jam
91
LAMPIRAN N
PERHITUNGAN PRODUKSI ALAT GUSUR
= 11,8m3
Faktor blade
= 0,9
= q1 x a
= 11,8m3 x 0,9
= 10,62m3
= 10m
= 3,8km/jam = 63,3m/mnt
= 4,9km/jam = 81,6m/mnt
= 0,05menit
Densitas insitu
= 2,15
Densitas loose
= 1,61
= 0,75
= 0,9
Effisiensi kerja
= 83% = 0,83
QD
q x 60 x e x E
D D
Z
F R
0,05
63,3 81,6
475,988
0,157 0,122 0,05
= 1440,88lcm/jam x SF
= 1440,88lcm/jam x 0,75
= 1080,66bcm/jam x 159,12jam/bulan
= 171.954,62bcm/bulan
92
LAMPIRAN O
PERHITUNGAN FAKTOR KESERASIAN (MATCH FACTOR)
Alat muat dan alat angkut dikatakan serasi apabila produksi alat muat
sama dengan alat angkut, sehingga diantara keduanya tidak ada waktu tunggu dan
dapat mencapai produksi maksimal. Untuk mengetahui keserasian kerja (match
factor) antara alat angkut dan alat muat dala satu system kerja dapat digunakan
peramaan sebagai berikut :
MF = Jumlah alat angkut x Jumlah pemuatan x Waktu edar alat muat
Jumlah alat muat x Waktu edar alat angkut
Contoh perhitungan keserasian 5 unit excavator Komatsu PC400LCSE-7 dengan
17 dumptruck Nissan CWB 320 untuk pengangkutan tanah penutup pada bulan 1:
-
= 17
Jumlah pemuatan
=4
= 0,4menit
=5
= 5,53menit
=
= 0,98
Karena nilai MF<1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedangkan alat
angkut bekerja 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat.
93
LAMPIRAN P
PETA TOPOGRAFI DAERAH PENELITIAN
94
LAMPIRAN Q.1
PETA LOKASI TITIK BOR DAERAH PENELITIAN
95
LAMPIRAN Q.2
PENAMPANG ENDAPAN BATUBARA
DAERAH PENELITIAN
96
LAMPIRAN R
PETA KONTUR STRUKTUR FLOOR SEAM F
97
LAMPIRAN S
PETA RESGRAPHIC PENAKSIRAN SUMBERDAYA
DAERAH PENELITIAN
98
LAMPIRAN T
PETA RESGRAPHIC PENAKSIRAN CADANGAN
DAERAH PENELITIAN
99
LAMPIRAN U
PETA RANCANGAN PENAMBANGAN DAERAH PENELITIAN
BULAN 1-9
100
LAMPIRAN V
PENAKSIRAN CADANGAN DAN
PENJADWALAN PRODUKSI
Tabel W.1
Penaksiran Cadangan Terbukti
Total Batubara
Total Overburden
Stripping Ratio
Area
135684
ton
1476511
11
ton/m
11,1
Ha
Tabel W.2
Penjadwalan Produksi Batubara dan Overburden
Rencana
Produksi
Bulan 1
COAL (ton)
KumuBulan
latif
16272
16272
OB (bcm)
KumuBulan
latif
187229 187229
SR (m/ton)
KumuBulan
latif
11,51
11,51
Bulan 2
15491
31763
187339
374568
12,09
11,79
Bulan 3
15857
47620
193318
567887
12,19
11,93
Bulan 4
15903
63523
181316
749202
11,40
11,79
Bulan 5
16184
79707
165930
915132
10,25
11,48
Bulan 6
14921
94628
162362 1077494
10,88
11,39
Bulan 7
15219
109847
154373 1231867
10,14
11,21
Bulan 8
15264
125111
154755 1386622
10,14
11,08
Bulan 9
10573
135684
89889 1476511
8,50
10,88
TOTAL
135684
1476511
10,88
Tabel W.3
Penaksiran Cadangan dan Penjadwalan Produksi (Strip, Panel, Request Level)
Strip/Panel
Request Level
L60
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L55
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L50
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L45
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L40
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L35
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L30
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L25
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L20
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
TOTAL Batubara (ton)
TOTAL Overburden (bcm)
Keterangan:
BULAN 1
P01
P02
P03
S01
P09
P04
0,00
4078,16
0,00
79,27
P10
P11
0,00
18,44
0,00
2921,76
0,00
13239,74
308,21
2254,04
0,00
4536,82
511,69
11601,58
1761,45
14427,13
1912,10
1389,20
9,70
1018,48
141,66
7478,29
64,92
10190,90
1356,29
11292,68
1893,26
9919,91
776,10
2460,88
1163,97
3284,44
1435,92
6711,25
1571,10
5482,48
2321,53
4081,36
1493,06
1151,84
1443,57
1809,19
1245,10
542,85
865,18
115,02
4684,18
31841,35
6841,42
45861,32
4489,47
7335,24
P12
P13
0,00
16,39
0,00
839,24
0,00
7796,94
0,00
5268,53
99,97
3779,00
2923,08
8777,12
2650,26
8480,60
2394,80
5896,19
907,98
1240,25
72,91
3,98
1482,32
330,06
1360,92
287,95
544,59
12,75
1246,59
4306,89
4547,06
16585,47
4011,18
16565,49
2939,39
11193,85
105,92
1,30
3050,33
23267,91
BULAN 2
BULAN 3
BULAN 4
BULAN 5
BULAN 6
BULAN 7
BULAN 8
1007,95
5858,49
BULAN 9
Strip/Panel
Request Level
P01
L60
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L55
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L50
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L45
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L40
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L35
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L30
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L25
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L20
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
TOTAL Batubara (ton)
TOTAL Overburden
(bcm)
P02
P03
P04
P05
P06
S02
P07
P08
P09
P10
P11
P12
P13
0,00
470,41
0,00
19,69
0,00
1095,08
0,00
5415,63
0,00
2733,25
0,00
3115,90
0,00
1122,38
0,00
261,77
0,00
3149,40
0,00
4144,13
0,00
6465,84
0,00
1567,23
0,00
9573,82
0,00
8138,08
0,00
9801,40
0,00
11970,88
0,00
5882,43
0,00
14222,88
0,00
11545,35
0,00
4616,54
0,00
8334,80
866,68
13607,06
2443,13
9721,47
2270,64
10254,96
1791,03
10698,95
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
13,07
4474,99
0,00
13385,56
0,00
12500,00
0,00
9011,75
716,69
11385,26
1789,01
8791,56
1587,19
4491,15
2286,32
3996,00
3097,14
4513,14
2329,27
8720,05
2471,82
9257,54
2418,80
9029,45
2820,00
7230,65
570,95
1706,27
57,97
11321,12
731,80
11760,86
2094,51
9762,76
2495,12
5265,16
1502,81
3091,92
1038,96
152,36
476,68
19,08
605,54
5,85
2322,11
882,44
2220,01
740,50
1789,47
409,70
881,68
71,85
93,49
0,37
1681,81
7987,74
2214,62
6259,48
2374,06
3007,19
739,51
130,46
256,71
26,43
1883,16
1654,45
1895,58
898,89
538,89
71,86
106,63
0,00
3729,57
4842,00
5007,46
3951,33
4415,20
5069,28
5033,64
5493,72
4651,39
4691,83
4208,28
3701,69
677,51
51305,00
46100,17
27592,48
25377,45
28666,37
18509,10
20735,88
16785,17
31676,31
30636,13
31740,54
32868,46
17950,10
Keterangan:
BULAN 1
BULAN 2
BULAN 3
BULAN 4
BULAN 5
BULAN 6
BULAN 7
BULAN 8
BULAN 9
Strip/Panel
Request Level
P01
L60
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L55
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L50
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L45
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L40
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L35
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L30
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L25
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L20
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
TOTAL Batubara (ton)
TOTAL Overburden (bcm)
P02
P03
P04
P05
P06
S03
P07
P08
P09
P10
P11
P12
0,00
156,25
0,00
3006,80
0,00
1177,40
0,00
1983,55
P13
0,00
659,74
0,00
3803,44
0,00
8200,84
0,00
413,43
0,00
3741,53
0,00
1661,75
0,00
3632,78
0,00
8914,64
0,00
3823,76
0,00
9338,85
0,00
1245,25
0,00
5461,91
0,00
12329,14
0,00
7362,78
0,00
9107,78
0,00
1984,62
0,00
1405,77
0,00
7858,05
0,00
12339,87
0,00
12435,24
0,00
12500,00
0,00
10897,61
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
4903,46
0,00
9341,90
0,00
7817,69
0,00
9331,61
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,00
12500,00
0,42
4903,07
0,00
6547,48
0,00
8580,43
0,00
11690,80
0,00
12500,00
32,24
12470,67
1094,79
11195,52
1637,58
9018,17
2698,65
7849,50
2016,05
10387,83
1887,66
10380,75
2028,34
9623,19
2258,11
8296,65
544,75
2346,83
0,00
5479,30
0,00
7283,15
140,98
10421,71
1403,55
10622,97
1735,74
8871,12
1592,13
5697,75
1002,26
1957,90
911,18
235,35
1943,92
1108,48
1919,74
1202,35
1557,07
746,96
1068,57
249,13
83,03
0,02
0,00
3268,17
99,12
4750,54
1314,65
6613,94
2174,24
4119,53
1870,09
1995,29
788,89
708,70
923,93
588,87
3729,57
51305,00
1854,96
856,56
4842,00
46100,17
1351,48
1302,74
5007,46
27592,48
760,29
97,61
3951,33
25377,45
4415,20
28666,37
5069,28
18509,10
5033,64
20735,88
5493,72
16785,17
4651,39
31676,31
4691,83
30636,13
4208,28
31740,54
3701,69
32868,46
677,51
17950,10
Keterangan:
BULAN 1
BULAN 2
BULAN 3
BULAN 4
BULAN 5
BULAN 6
BULAN 7
BULAN 8
BULAN 9
Strip/Panel
Request Level
L60
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L55
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L50
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L45
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L40
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L35
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L30
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L25
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
L20
Batubara (ton)
Overburden (bcm)
TOTAL Batubara (ton)
TOTAL Overburden (bcm)
Keterangan:
S04
P04
P05
P06
P07
P08
0,00
6,03
0,00
1745,99
0,00
6782,12
P09
P10
P11
P12
P13
0,00
93,19
0,00
2,27
0,00
2567,31
0,00
2718,43
0,00
9417,44
0,00
3672,27
0,00
945,49
0,00
6158,85
0,00
7803,00
0,00
1584,56
0,00
7183,02
0,00
12428,34
0,00
11501,07
0,00
10147,05
0,00
8731,50
0,00
13058,56
0,00
6896,43
0,00
10247,92
0,00
2666,20
0,00
7210,31
0,00
8068,71
0,00
10921,12
0,00
8960,18
0,00
9002,37
0,00
9376,86
0,00
10096,65
0,00
4037,88
0,00
9921,05
0,00
9181,60
0,00
7502,68
0,00
7274,45
0,00
10596,58
0,00
8077,19
0,00
7921,71
0,00
8601,26
0,00
9861,00
0,00
3032,58
0,00
7178,94
0,00
6950,64
0,00
4659,94
0,00
4928,63
0,00
7743,19
0,00
6280,82
0,00
5844,34
0,00
6755,44
0,00
7929,23
0,00
2099,82
0,00
5249,19
0,00
5442,60
0,00
4089,28
146,79
4044,05
698,33
4746,94
963,65
4376,42
1118,18
4016,85
1288,34
3757,52
1474,77
3895,11
401,56
827,81
0,00
3685,99
29,32
4488,32
154,97
2640,68
154,34
276,21
1014,93
1254,30
1014,93
46071,52
1104,05
1152,45
1133,37
29881,80
149,98
129,14
304,95
27816,58
301,13
31775,08
698,33
49154,61
963,65
48706,32
1118,18
40606,87
1288,34
38168,06
1474,77
50999,40
401,56
27264,83
BULAN 1
BULAN 2
BULAN 3
BULAN 4
BULAN 5
BULAN 6
BULAN 7
BULAN 8
BULAN 9