Professional Documents
Culture Documents
NRP
: 3714100012
jawab:
a. untuk mencari orde reaksi P pilih data konsentrasi Q yang sama. (data 1 dan 3).
Perhatikan penentuan orde reaksi P berdasarkan data 1 dan 3.
Q
k
V1 k1 P1 Q1
, harga k1 = k3 dan Q1 = Q3 sehingga 1 dan 1 dapat
V3 k 3 P3 Q3
k3
Q3
dihilangkan (bernilai 1).
v a
9v 3a
1 1
9 = 3
x=2
b. untuk mencari orde reaksi Q pilih data konsentrasi P yang sama. (data 1 dan 4).
Perhatikan penentuan orde reaksi Q berdasarkan data 1 dan 4.
x
k1
P1
v1 k1 P1 Q1
v b
v 2b
1
1=
y=o
c. x + y = 2 + 0 = 2
d. v = k [P]2 [Q]0
v = k [P]2 1
v = k [P]2
B awal (M)
0.1
0.2
0.3
0.3
0.3
0.20
0.20
0.20
0.40
0.60
Kecepatan reaksi
(M/s)
0.02
0.08
0.18
0.36
0.54
k1
B
v1 k1 A1 B1
dan 1
dapat
0.08 0.2
1
=
4
1
2
x=2
b. untuk mencari orde reaksi B pilih data konsentrasi A yang sama. (data 3 dan 4).
Perhatikan penentuan orde reaksi B berdasarkan data 3 dan 4.
X
A
k3
V3 k 3 A3 B3
dan 3 dapat
0.18 0.20
0.36 0.40
1 1
2 2
Y=1
c. x + y = 2 + 1 = 3
d. V = k [A]x[B]y = k [A]2 [B]1
Basa merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, seperti licin jika mengenai
kulit dan terasa getir serta dapat merubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Konsep asam-basa telah berkembang dan sampai dengan saat ini tiga konsep sangat
membantu kita dalam memahami reaksi kimia dan pembentukan molekul-molekul baru.
Asam menurut Arhenius, zat dikatakan sebagai asam jika dalam bentuk larutannya dapat
melepaskan ion H+, dan ion hydrogen merupakan pembawa sifat asam..
Dibawah ini diberikan dua contoh asam ;
HCl H+ + ClH2SO4 H+ + HSO4Sedangkan basa adalah zat yang alam bentuk larutannya dapat melepaskan ion OH-, dan ion
hidroksida merupakan pembawa sifat basa.
Dibawah ini diberikan dua contoh basa :
NaOH Na+ + OHNH4OH NH4+ + OHDari pengertian tersebut dapat kita cermati bahwa air merupakan gabungan dari ion
hydrogen pembawa sifat asam dan ion hidroksida pembawa sifat basa, kehadiran kedua ion
ini saling menetralisir sehingga air merupaka senyawa yang bersifat netral.
H2O H+ + OHPersamaan diatas menunjukkan adanya ion hydrogen [H+] yang bermuatan positif dan
ion hidroksida [OH-] yang bermuatan negatif. Selanjutnya reaksi-reaksi yang melibatkan
kedua ion tersebut dikenal dengan reaksi netralisasi.
b. Teori asam dan basa Bronsted-Lowry
Asam adalah donor proton (ion hidrogen).
Basa adalah akseptor proton (ion hidrogen).
Di tahun 1923, kimiawan Denmark Johannes Nicolaus Bronsted (1879-1947) dan
kimiawan Inggris Thomas Martin Lowry (1874-1936) secara independen mengusulkan teori
asam basa baru, yang ternyata lebih umum.
Asam : zat yang menghasilkan dan mendonorkan proton (H+) pada zat lain.
Basa : zat yang dapat menerima proton (H+) dari zat lain.
Berdasarkan teori ini, reaksi antara gas HCl dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi
asam basa, yakni :
HCl(g) + NH3(g) >NH4Cl(s)
Menurut Lowry dan Bronsted, zat dikatakan sebagai asam karena memiliki
kemampuan untuk mendonorkan protonnya, sedangkan basa adalah zat yang menerima
proton, sehingga dalam sebuah reaksi dapat melibatkan asam dan basa.
Reaksi kekanan NH3 berperan sebagai aseptor proton (basa) dan H2O sebagai donor
proton (asam). Sedangkan reaksi ke kiri, ion amonium (NH4+) dapat mendonorkan protonnya,
sehingga berperan sebagai asam, sering disebut dengan asam konjugasi
Untuk ion hidroksida (OH-) dapat menerima proton dan berperan sebagai basa dan disebut
dengan basa konjugasi.
Reaksi diatas menghasilkan pasangan asam basa konyugasi, yaitu asam 1 dengan basa
konjugasinya, dan basa 2 dengan asam konjugasinya.
Manfaat Teori Asam Basa Menurut brownsted Lowry :
1.
Aplikasinya tidak terbatas pada pelaru air,melainkan untuk semua pelarut yang
mengandung atom Hidrogen dan bahkan tanpa pelarut.
2.
Asam dan Basa tidak hanya berwujud molekul,tetapi juga dapat berupa anion dan
kation.
Ion H+ menyebabkan:
Mengubah warna lakmus biru menjadi merah
Memberi rasa asam
Bereaksi dengan logam dan basa
Contoh asam dalam kehidupan sehari-hari:
Asam sitrat (pada jeruk dan anggur)
Asam asetat (cuka)
Asam askorbat (vitamin C)
Asam sulfat (air aki)
Basa:
Memberi rasa pahit
Contoh basa dalam kehidupan sehari-hari:
Natrium bikarbonat (Soda kue)
Amonia (untuk pupuk)
Natrium hidroksida (pada pembersih oven)
Gabungan asam dan basa : memberi rasa asin
TETAPAN KESETIMBANGAN PENGIONAN ASAM BASA
Asam basa mengion dalam larutan dengan derajat pengionan yang berbeda
Asam kuat dan basa kuat : (mendekati 1)
Ex : asam kuat H2SO4, HNO3, HCl, HClO4,HBr
Basa kuat KOH, NaOH, Mg(OH)2,LiOH
Asam lemah dan basa lemah: (sgt jauh dari 1)
Ex : asam lemah H2CO3,CH3COOH,HCN, H3PO4
Basa lemah Fe(OH)3, NH4OH, Al(OH)3
Tetapan kesetimbangan pengionan asam = Ka
Semakin tinggi Ka, semakin kuat asam
Contoh indikator: biru bromtimol (pH 6,0 7,6), merah metil (3,2 4,4), kuning alizarin
(10,1 12,0)
Derajat Keasaman/pH
pH = -log [H+]
pOH = -log [OH-]
Larutan yang bersifat asam akan menunjukkan pH < 7. Makin kuat sifat asam suatu larutan
makin banyak ion H+ dan makin kecil pH larutan.
Larutan yang bersifat basa memiliki pH > 7. Makin kuat sifat basa makin banyak ion OHdalam larutan dan makin besar pH nya.
Larutan yang bersifat netral, yaitu larutan yang tidak bersifat asam atau bersifat basa dan
mempunyai pH = 7.
Untuk menentukan besarnya nilai pH suatu larutan kita menggunakan indikator.
Batas-batas pH dimana indikator mengalami perubahan warna disebut trayek perubahan
warna indikator.
Beberapa indicator yang digunakan sebagai berikut :
Menggunakan beberapa indikator, dimna trayek pH-nya diketahui. Cara ini dilakukan
dengan menggabungkan beberapa larutan indikator.
Menggunakan indikator universal. Gabungan dari beberapa indikator, ada yang berupa
larutan ataupun kertas serap. Penggunaan indikator ini dengan mencelupkan pada larutan atau
ditetesi dengan larutan yang akan diukur pH-nya, kemudian bandingkan perubahan warna
yang terjadi pada peta warna yang tersedia.
Menggunakan pH meter. pH meter adalah alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat
tinggi, yaitu sampai dua angka desimal pada temperatur tertentu. Cara menggunakan pH
meter dengan mencelupkan pH meter kedalam larutan yang akan diperiksa. Kemudian baca
skala yang ditunjukkan oleh jarum atau angka pada pH meter tersebut.
a.
RADIOAKTIVITAS
Pengertian Radioaktivitas
Radioaktivitas adalah fenomena pemancaran yang spontan dari radiasi-radiasi yang
ditunjukkan
oleh
elemen-elemen
berat.
Sebagai
contoh Uranium, Polonium,Radium, Ionium, Thorium, Actinium,
dan Mesothorium.
Radioaktivitas terbagi atas:
1. Radioaktivitas alam ditunjukkan oleh elemen-elemen yang ditemukan di dalam alam.
Radioaktivitas alam selalu ditemukan dengan elemen-elemen barat dalam tabel periodik.
2. Radioaktivitas buatan, dengan menggunakan teknik modern maka transmutasi buatan dari
elemen dapat dilakukan dan menghasilkan radioaktivitas pada elemen-elemen yang lebih
ringan daripada elemen-elemen radioaktivitas alam.
Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan PrancisHenri
Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini akan
berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia berpikir
pendaran yang dihasilkan tabung katoda oleh sinar-X mungkin berhubungan dengan
fosforesensi. Karena ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam dan
menempatkan beragam material fosforen diatasnya. Semuanya tidak menunjukkan hasil
sampai ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia
menggunakan garam uranium tesebut.
Tetapi kemudian menjadi jelas bahwa bintik hitam pada pelat bukan terjadi karena
peristiwa fosforesensi, pada saat percobaan, material dijaga pada tempat yang gelap. Juga,
garam uranium nonfosforen dan bahkan uranium metal dapat juga menimbulkan efek bintik
hitam pada pelat.
Perkembangan Keradioaktifan
Pada tahun 1895 W.C. Rontgen melakukan percobaan dengan sinar katode. Ia
menemukan bahwa tabung sinar katoda menghasilkan suatu radiasi berdaya tembus besar
yang dapat menghitamkan film foto. Selanjutnya sinar itu diberi nama sinar X. Sinar X tidak
mengandung elektron, tetapi merupakan gelombang elektromagnetik. Sinar X tidak
dibelokkan oleh bidang magnet, serta memiliki panjang gelombang yang lebih pendek
daripada panjang gelombang cahaya. Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen tersebut,
maka Henry Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidik sinar X, tetapi secara
kebetulan ia menemukan gejala keradioaktifan. Pada penelitiannya ia menemukan bahwa
garam-garam uranium dapat merusak film foto meskipun ditutup rapat dengan kertas hitam.
Menurut Becquerel, hal ini karena garam-garam uranium tersebut dapat memancarkan suatu
sinar dengan spontan. Peristiwa ini dinamakan radioaktivitas spontan.
Marie Curie merasa tertarik dengan temuan Becquerel, selanjutnya dengan bantuan
suaminya Piere Curie berhasil memisahkan sejumlah kecil unsur baru dari beberapa ton bijih
uranium. Unsur tersebut diberi nama radium. Pasangan Currie melanjutkan penelitiannya dan
menemukan bahwa unsur baru yang ditemukannya tersebut telah terurai menjadi unsur-unsur
lain dengan melepaskan energi yang kuat yang disebut radioaktif.
Ilmuwan Inggris, Ernest Rutherford menjelaskan bahwa inti atom yang tidak stabil
(radionuklida) mengalami peluruhan radioaktif. Partikel-partikel kecil dengan kecepatan
tinggi dan sinar-sinar menyebar dari inti atom ke segala arah. Para ahli kimia memisahkan
sinar-sinar tersebut ke dalam aliran yang berbeda dengan menggunakan medan magnet. Dan
ternyata ditemukan tiga tipe radiasi nuklir yang berbeda yaitu sinar alfa, beta, dan gamma.
Semua radionuklida secara alami memancarkan salah satu atau lebih dari ketiga jenis radiasi
tersebut.
Sifat-Sifat Sinar Radioaktif
1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
2. Dapat mengionkan gas yang disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar , ,dan .
6. Radiasi-radiasi mempunyai daya tembus yang tinggi, radiasi-radiasi itu mempengaruhi
plat-plat fotografik, menyebabkan sintilasi pada layar-layar yang floresen, menimbulkan
panas dan menghasilkan perubahan-perubahan kimia.
7. Bila radiasi dipancarkan habis, maka terbentuklah elemen-elemen baru yang biasanya juga
bersifat radioaktif.
8. Pemancaran dari radiasi-radiasi adalah spontan.
9. Pemancaran tidak segera, tetapi dapat meliputi suatu periode waktu.
suatu molekul lepas, sehingga molekul menjadi ion. Sinar alfa dapat membelok kea rah kutub
negative dalam medan listrik. Partikel Alpha adalah bentuk radiasi partikel yang sangat
menyebabkan ionisasi, dan kemampuan penetrasinya rendah. Partikel tersebut terdiri dari dua
buah proton dan dua buah neutron yang terikat menjadi sebuah partikel yang identik dengan
nukleus helium, dan karenanya dapat ditulis juga sebagai He2+. Partikel Alpha dipancarkan
oleh nuklei yang radioaktif seperti uranium atau radium dalam proses yang disebut dengan
peluruhan alpha. Kadang-kadang proses ini membuat nukleus berada dalam excited state dan
akan memancarkan sinar gamma untuk membuang energi yang lebih. Setelah partikel alpha
dipancarkan, massa atom elemen yang memancarkan akan turun kira-kira sebesar 4 amu. Ini
dikarenakan oleh hilangnya 4 nukleon. Nomor atom dari atom yang bersangkutan turun 2,
karena hilangnya 2 proton dari atom tersebut, menjadikannya elemen yang baru. Contohnya
adalah radium yang menjadi gas radon karena peluruhan alpha.
Penemuan Sinar Alpha
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa sinar radioaktif dapat
dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan muatan mereka. Sinar radioaktif yang bermuatan
positif diberi nama sinar alfa, dan tersusun dari inti-inti helium. Partikel Alfa tidak mampu
menembus selembar kertas, partikel beta tidak mampu menembus pelat alumunium. Untuk
menghentikan gamma diperlukan lapisan metal tebal, namun karena penyerapannya fungsi
eksponensial akan ada sedikit bagian yang mungkin menembus pelat metal. Pada awalnya
tampak bentuk radiasi yang baru ditemukan ini mirip dengan penemuan sinar-X. Akan tetapi,
penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest
Rutherford dan ilmuwan lainnya menemukan bahwa radiaktivitas jauh lebih rumit ketimbang
sinar-X. Beragam jenis peluruhan bisa terjadi. Sebagai contoh, ditemukan bahwa medan
listrik atau medan magnet dapat memecah emisi radiasi menjadi tiga sinar. Demi
memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut diberi nama sesuai dengan alfabet yunani yakni
alpha, beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih bertahan hingga kini. Kemudian dari arah
gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa mengandung muatan positif, sinar beta
bermuatan negatif, dan sinar gamma bermuatan netral. Dari besarnya arah pantulan, juga
diketahui bahwa partikel alfa jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan melewatkan
sinar alfa melalui membran gelas tipis dan menjebaknya dalam sebuah tabung lampu neon
membuat para peneliti dapat mempelajari spektrum emisi dari gas yang dihasilkan, dan
membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti atom helium. Percobaan
lainnya menunjukkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katode serta kemiripan
radiasi gamma dengan sinar-X.
Sifat-Sifat Sinar Alpha
1. Dipengaruhi antara 1,4 x 107 m.s-1 sampai dengan 2,2 x 107 m.s-1 atau kira-kira 1/10 kali
kecepatan rambat cahaya
2. mempunyai energi 5,3 MeV sampai 10,5 MeV
3. daya tembusnya paling lemah jika dibandingkan sinar dan sinar
4. dapat menembus kertas atau lempeng alumunium setebal 0,04 mm
5. daya iosinasinya paling kuat
6. lintasan di dalam bahan radioaktif berupa garis lurus.
7. memiliki daya tembus kecil (daya jangkau 2,8 8,5 cm dalam udara),
8. dapat mengionsasi molekul yang dilaluinya. Sinar alfa ini dapat menyebabkan satu atau lebih
elektron suatu molekul lepas, sehingga molek ul berubah menjadi ion (ion positif dan
elektron) per cm bila melewati udara,
9. dalam medan listrik dapat dibelokkan ke arah kutub negatif.
10. Mempunyai massa 4 dan bermuatan +2.
11. Partikel-partikel alfa bergerak dengan kecepatan antara 2.000 20.000 mil per detik, atau 1
10 persen kecepatan cahaya
Peluruhan Sinar Alpha
Peluruhan Alfa ( ) adalah bentuk radiasi partikel dengan kemampuan mengionisasi
atom sangat tinggi dan daya tembusnya rendah. Pertikel alfa terdiri atas dua buah proton dan
dua buah netron yang terikat menjadi suatu atom dengan inti yang sangat stabil, dengan
notasi atom atau . Partikel diradiasikan oleh inti atom radioaktif seperti uranium atau
radium dalam suatu proses yang disebut dengan peluruhan alfa. Sering terjadi inti atom yang
selesai meradiasikan partikel alfa akan berada dalam eksitasi dan akan memancarkan sinar
gamma
untuk
membuang
energi
yang
lebih.
Setelah partikel alfa diradiasikan , massa inti atom akan turun kira-kira sebesar 4 sma, karena
kehilangan 4 partikel. Nomor atom akan berkurang 2, karena hilangnya 2 proton sehingga
akan terbentuk inti atom baru yang dinamakan inti anak. Pada peluruhan berlaku :
1. hukum kekekalan nomor massa : nomor massa (A) berukuran 4 dan
2. hukum kekekalan nomor atom : nomor atom (Z) berkurang 2.
Daya Jangkau Partikel Alfa :
Berdasarkan hasil eksperimen diketahui bahwa kecepatan gerak partikel alfa berkisar
antara 0,054 c hingga 0,07 c. Karena massa partikel alfa cukup besar, yaitu 4 u, maka
jangkauan partikel alfa sangat pendek. Partikel alfa dengan energi paling tinggi,
jangkauannya di udara hanya beberapa cm. Sedangkan dalam bahan hanya beberapa mikron.
Partikel alfa yang dipancarkan oleh sumber radioaktif memiliki energi tunggal (monoenergetic). Bertambah tebalnya bahan hanya akan mengurangi energi partikel alfa yang
melintas, tetapi tidak megurangi jumlah partikel alfa itu sendiri. Pengujian jejak partikel alfa
dengan kamar kabut Wilson, menunjukkan bahwa sebagian besar partikel alfa memiliki
jangkauan yang sama di dalam gas dan bergerak dengan jejak lurus
2. Sinar Beta
Pengertian Sinar Beta
Partikel Beta merupakan suatu partikel subatomik yang terlempar dari inti atom yang
tidak stabil beta. Partikel tersebut ekuivalen dengan elektron dan memiliki muatan listrik
negatif tunggal -e ( -1,6 x 10-19 C ) dan memiliki massa yang sangat kecil ( 0.00055 atomic
mass unit ) atau hanya berkisar 1/2000 dari massa neutron atau proton. Perbedaannya adalah
partikel beta berasal dari inti sedangkan elektron berasal dari luar inti. Kecepatan dari partikel
beta adalah beragam bergantung pada energi yang dimiliki oleh tiap tiap partikel.
Karena pertimbangan pertimbangan teoritis tidak memperkenankan eksistensi
independen dan dari elektron intra nuklir, maka dipostulatkan bahwa partikel terbentuk pada
saat pemancaran oleh transformasi suatu neutron menjadi sebuah proton dan sebuah electron
massa A, yakni perubahan nomor massa sama dengan nol. Tetapi selalu terjadi peristiwa
yang mengakibatkan perubahan dalam muatan inti. Karena sebuah inti selalu terdiri dari
neutron dan proton, maka konservasi perubahan listrik yang dibutuhkan dapat diambil dari
proses emisi ^- , sebuah neutron yang ada pada inti dikonversikan menjadi sebuah proton.
Ketika inti radioaktif mengalami peluruhan beta, maka anak inti memiliki jumlah yang sama
dengan nukleon seperti inti sebelumnya.
Sekali lagi, perhatikan bahwa jumlah nukleon dan muatan total keduanya dilestarikan
dalam keadaan yang sama. Namun, seperti yang akan kita lihat nanti, proses ini tidak
dijelaskan sepenuhnya oleh ekspresi seperti itu. Perhatikan bahwa dalam peluruhan beta,
neutron berubah menjadi sebuah proton, dan hal tersebut juga penting untuk menunjukkan
bahwa elektron atau positron dalam meluruh tidak ada sebelumnya di inti tetapi diciptakan
pada saat keluar peluruhan, sehingga energi sisa yang ada akan hilang pada inti. Sekarang
perhatikan energi sistem sebelum dan sesudah pembusukan. Seperti dengan peluruhan alpha,
kita asumsikan energi adalah kekal dan bahwa inti recoiling berat putri membawa energi
kinetik diabaikan. Secara eksperimen, ditemukan bahwa partikel beta dari satu jenis inti yang
dipancarkan, dengan berbagai kontinu energi kinetik sampai dengan beberapa nilai
maksimum.
3. Sinar Gama
Pengertian Sinar Gamma
Sinar gama (Sinar gamma; seringkali dinotasikan dengan huruf Yunani gamma, )
adalah sebuah bentuk berenergi dari radiasi elektromagnetik yang diproduksi
oleh radioaktivitas atau proses nuklir atau subatomik lainnya seperti penghancuran elektronpositron.
Sinar gama membentuk spektrum elektromagnetik energi-tertinggi. Mereka seringkali
didefinisikan bermulai dari energi 10 keV/ 2,42 EHz/ 124 pm, meskipun radiasi
elektromagnetik dari sekitar 10 keV sampai beberapa ratus keV juga dapat menunjuk
kepada sinar X keras. Penting untuk diingat bahwa tidak ada perbedaan fisikal antara sinar
gama dan sinar X dari energi yang sama -- mereka adalah dua nama untuk radiasi
elektromagnetik yang sama, sama seperti sinar matahari dan sinar bulan adalah dua nama
untuk cahaya tampak. Namun, gama dibedakan dengan sinar X dari sumber mereka. Sinar
gama adalah istilah untuk radiasi elektromagnetik energi-tinggi yang diproduksi oleh transisi
energi karena percepatan elektron. Karena beberapa transisi elektron memungkinkan untuk
memiliki energi lebih tinggi dari beberapa transisi nuklir, ada tumpang-tindih antara apa yang
kita sebut sinar gama energi rendah dan sinar-X energi tinggi.
Sinar gama merupakan sebuah bentuk radiasi mengionisasi; mereka lebih menembus
dari radiasi alfa atau beta (keduanya bukan radiasi elektromagnetik), tapi kurang
mengionisasi.
Perlindungan untuk sinar membutuhkan banyak massa. Bahan yang digunakan untuk
perisai harus diperhitungkan bahwa sinar gama diserap lebih banyak oleh bahan
dengan nomor atom tinggi dan kepadatan tinggi. Juga, semakin tinggi energi sinar gama,
makin tebal perisai yang dibutuhkan. Bahan untuk menahan sinar gama biasanya
diilustrasikan dengan ketebalan yang dibutuhkan untuk mengurangi intensitas dari sinar gama
setengahnya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Setelah inti meluruh menjadi inti baru biasanya terdapat energi kelebihan pada ikatan
intinya sehingga seringkali disebut inti dalam keadaan tereksitasi. Inti yang kelebihan
energinya ini biasanya akan melepaskan energinya dalam bentuk sinar gamma yang dikenal
dengan peluruhan gamma, sinarnya ini adalah foton dan termasuk ke dalam gelombang
elektromagnetik yang mempunyai energi yang sangat besar melebihi sinar X.
Peluruhan gamma () merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi
sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar gamma dihasilkan oleh
transisi energi inti atomdari suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Saat transisi
berlangsung terjadi radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Sinar gamma bukanlah partikel sehingga tidak memiliki nomor atom (A=0)
maka dalam peluruhan sinar-tidak dihasilkan inti atom baru.
Struktur Inti
Inti atom tersusun dari partikel-partikel yang disebut nukleon. Suatu inti atom yang
diketahui jumlah proton dan neutronnya disebut nuklida.
Macam-macam nuklida:
a. Isotop: nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi jumlah neutron berbeda.
b. Isobar: nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron sama tetapi jumlah proton
berbeda.
c. Isoton: nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.
2.6. Kestabilan Inti
Pita kestabilan adalah tempat kedudukan isotop-isotop stabil dalam pita isotop. Inti
yang tidak stabil (bersifat radioaktif) memiliki perbandingan di luar pita kestabilan, yaitu :
1. Diatas pita kestabilan
2. Dibawah pita kestabilan
3. Diseberang pita kestabilan
Unsur-unsur dengan nomor atom rendah dan sedang kebanyakan mempunyai nuklida
stabil maupun tidak stabil (radioaktif). Contoh pada atom hidrogen, inti atom protium dan
deuterium adalah stabil sedangkan inti atom tritium tidak stabil. Waktu paruh tritium sangat
pendek sehingga tidak ditemukan di alam. Pada unsur-unsur dengan nomor atom tinggi tidak
ditemukan inti atom yang stabil. Jadi faktor yang memengaruhi kestabilan inti atom adalah
angka banding dengan proton.
Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk menyesuaikan perbandingan neutron
terhadap proton agar sama dengan perbandingan pada pita kestabilan. Bagi nuklida dengan Z
= 20, perbandingan neutron terhadap proton (n/p) sekitar 1,0 sampai 1,1. Jika Z bertambah
maka perbandingan neutron terhadap proton bertambah hingga sekitar 1,5.Inti atom yang
tidak stabil akan mengalami peluruhan menjadi inti yang lebih stabil dengan cara:
Reaksi Inti
Reaksi yang terjadi di inti atom dinamakan reaksi nuklir. Jadi Reaksi nuklir melibatkan
perubahan yang tidak terjadi di kulit elektron terluar tetapi terjadi di inti atom. Reaksi nuklir
memiliki persamaan dan perbedaan dengan reaksi kimia biasa. Persamaan reaksi nuklir
dengan reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.
a. Ada kekekalan muatan dan kekekalan massa energi.
b. Mempunyai energi pengaktifan.
c. Dapat menyerap energi (endoenergik) atau melepaskan energi (eksoenergik).
Perbedaan antara reaksi nuklir dan reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.
a. Nomor atom berubah.
b. Pada reaksi endoenergik, jumlah materi hasil reaksi lebih besar dari pereaksi, sedangkan
dalam reaksi eksoenergik terjadi sebaliknya.
c. Jumlah materi dinyatakan per partikel bukan per mol.
d. Reaksi-reaksi menyangkut nuklida tertentu bukan campuran isotop.
Reaksi nuklir dapat ditulis seperti contoh di atas atau dapat dinyatakan seperti berikut.
Pada awal dituliskan nuklida sasaran, kemudian di dalam tanda kurung
dituliskan proyektil dan partikel yang dipancarkan dipisahkan oleh tanda koma dan diakhir
perumusan dituliskan nuklida hasil reaksi.
Ada dua macam partikel proyektil yaitu:
a. Partikel bermuatan seperti , atau atom yang lebih berat seperti
b. Sinar gamma dan partikel tidak bermuatan seperti neutron.
1. Reaksi Penembakan
Penembakan dengan partikel alfa
Penembakan dengan proton
Penembakan dengan neutron
2. Reaksi Fisi (Pembelahan Inti)
Sesaat sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok ilmuwan mempelajari hasil
reaksi yang diperoleh jika uranium ditembak dengan neutron. Otto Hahn dan F.Strassman,
berhasil mengisolasi suatu senyawa unsur golongan II A, yang diperoleh dari penembakan
uranium dengan neutron. Mereka menemukan bahwa jika uranium ditembak dengan neutron
akan menghasilkan beberapa unsur menengah yang bersifat radioaktif. Reaksi ini disebut
reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.
Dari reaksi fisi telah ditemukan lebih dari 200 isotop dari 35 cara sebagai hasil
pembelahan uranium-235. Ditinjau dari sudut kestabilan inti, hasil pembelahan mengandung
banyak proton. Dari reaksi pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh
satu neutron menghasilkan dua sampai empat neutron. Setelah satu atom uranium-235
mengalami pembelahan, neutron hasil pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan atom
uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai. Bahan
pembelahan ini harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat tertahan dalam
cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil, neutron akan keluar sehingga tidak terjadi reaksi
rantai.