Professional Documents
Culture Documents
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB
Abstrak
Pada percobaan kali ini, dilakukan percobaan untuk
menentukan karakteristik BJT atau bipolar junction
transistor. Percobaan pertama adalah menentukan
karakteristik input transistor IB VBE. Kemudian
dilakukan percobaan untuk menentukan karakteristik ouput
transistor IC VCE. Percobaan selanjutnya adalah percobaan
untuk menentukan early effect dari transistor. Percobaan yang
terakhir adalah percobaan untuk menentukan pengaruh bias
pada penguat transistor.
PENDAHULUAN
percobaan,
diharapkan
a.
b.
c.
2.
sehingga,
STUDI PUSTAKA
+1
=
1
=
2 1 1 2
2 1
3.
METODOLOGI
Sumber Tegangan DC
b.
c.
d.
Osiloskop
e.
Multimeter Digital
f.
Diagram
2.1
Karakteristik
Transistor IC VBE
Input
Plot IB (mA) vs VBE (V)
digambar di BCL.
b.
Output
c.
2
Buka aplikasi DCA Pro yang
tersedia di komputer
Pastikan DCA Pro connected
pada pojok kiri bawah layar
4
d.
Rangkaian percobaan
karakteristik output IC - VCE
digunakan.
Nilai IB dipilih dari sumber arus
yang kemiringan kurvanya cukup
besar.
4.
Analisis :
Kurva yang diperoleh dari percobaan ini hampir
menyerupai kurva yang diperoleh pada percobaan
dioda (kurva karakteristik dioda). Dari hal itu,
maka dapat dipastikan bahwa kurva karakteristik
input transistor (kurva karakteristik IC VBE)
merupakan kurva dari fungsi eksponensial. Hal ini
sesuai, mengingat hubungan IC dengan VBE dapat
dinyatakan dalam persamaan:
=
Percobaan
Karakteristik
Output
RC = 84.4
25
Ic (mA)
20
IB = 0.2
mA
IB = 0.4
mA
IB = 0.8
mA
IB = 1.2
mA
IB = 1.6
mA
15
10
IB
(A)
VCE
DC
(mV)
25
1320
200
654
400
22
0
0
VCE (V)
Analisis :
Pada gambar 2.9 tersebut, daerah yang berada di
sebelah kiri garis putus-putus hitam merupakan
daerah saturasi dan nilai VCE pada garis putusputus tersebut adalah 0.5 Volt. Pada daerah
saturasi, baik simpang BC maupun BE berada pada
keadaan forward bias. Kemudian daerah yang
berada di antara dua garis putus-putus adalah
daerah aktif. Pada daerah aktif ini, simpang BE
berada pada keadaan forward bias, sementara
simpang BC berada pada keadaan reverse bias.
Pada daerah ini pulalah transistor berfungsi
sebagai penguat sinyal. Sementara itu, daerah di
sebelah kanan garis putus-putus berwarna merah,
transistor berada pada keadaan breakdown.
Pada saat IB<100 A kurva terletak pada daerah
cut-off yang digambarkan dengan garis putusputus hijau pada gambar 2.7. Transistor mulai aktif
saat nilai IB = 100 A. Hal ini terlihat dari kurva
pada baris IB yang bernilai 75 A, terlihat kenaikan
kurva pada daerah aktif meskipun sangat kecil
kenaikan yang terlihat yang artinya pada nilai V CE
tertentu, terdapat arus IC yang mengalir.
4.3 Tabel 1 Hasil Percobaan Tegangan Early
IB=0,2mA
IC1=4,25
mA
IC2=4,42
mA
VCE1=0,
4V
VCE2=0,
5V
IB=0,4mA
IC1=4,625
mA
IC2=4,75m
A
VCE1=0,
7V
VCE2=0,
8V
VCE
DC
(mV)
25
3200
200
900
400
144
Analisis :
Dengan menggunakan persamaan:
=
2 1 1 2
2 1
Analisis :
5.
KESIMPULAN
25
Ic (mA)
20
IB = 0.2
mA
IB = 0.4
mA
IB = 0.8
mA
IB = 1.2
mA
IB = 1.6
mA
15
10
0
0
VCE (V)
Analisis :
Pada gambar terjadi beda fasa sebesar 180 O. Tanda
negatif pada iCRC inilah yang mengakibatkan
terjadinya perbedaan fase 180O. Pada grafik di atas,
diperoleh transistor bekerja pada domain aktif,
sehingga terjadi penguatan pada gelombang input.
Saat amplitudo input dinaikkan, amplitudo
gelombang output juga ikut naik, sampai pada
suatu kondisi di mana bagian bawah gelombang
output solah seperti terpotong (terjadi distorsi).
6.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
http://en.wikipedia.org/wiki/Bipolar_junctio
n_transistor, 26 Februari 2016, pukul 20.19.
[3]