You are on page 1of 84

INTERAKSI OBAT

ANTI DIABETES
ORAL

DIABETES MELLITUS
Diabetes Mellitus penyakit hiperglikemia
yang ditandai oleh ketiadaan absolut insulin
atau insensitivitas sel terhadap insulin.
Tipe Diabetes Mellitus :
Tipe I (IDDM)
Tipe II (NIDDM)

DIABETES MELLITUS
Insulin Dependent
Diabetes
(Tipe I)
Kurangnya insulin dalam jumlah
besar karena hancurnya sel
beta.
Perkembangannya cepat.
Biasanya terjadi pada usia 35
tahun& kebanyakan terjadi
antara usia 10-16 tahun.(oleh
karena juvenile diabetes).
Catatan laporan diabetik sekitar
10%.

Non Insulin
Dependent
Diabetes
(Tipe II)
Sela beta tidak menghasilkan
cukup insulin / insulin yang
dihasilkan menjadi kurang
efektif.
Perkembangan secara
berangsur-angsur.
Biasanya terjadi pada usia >
40 tahun (oleh karena faktor
usia)
Catatan laporan diabetik
sekitar 90%.
2

ANTI DIABETIK ORAL


GOLONGAN ANTI DIABETIK ORAL
1. SULFONILUREA
Golongan obat ini bekerja dengan cara
menstimulasi sel-sel beta di pulau langerhans
pankreas untuk meningkatkan sekresi insulin.
Contoh : klorpropamid, tolbutamid, tolazamid,
glimepirid, glibenklamid, glipizid, gliklazid.
2. BIGUANID

Mekanisme kerja obat ini belum diketahui dengan


pasti, kemungkinan adalah dengan penghambatan
glukoneogenesis di hati & peningkatan penyerapan
glukosa di jaringan perifer.
Contoh : metformin, fenformin dan buformin.
3

3. ANALOG MEGLITINID
Bekerja dengan cara mengikat reseptor sulfonilurea &
menutup ATP-sensitive potassium chanal
Contoh : Repaglinid
4. ALFA GLUKOSIDASE INHIBITOR
obat ini bekerja dengan cara inhibisi enzim alfa
glukosidase di mukosa duodenum sehingga
penguraian di/polisakarida menjadi monosakarida
dihambat.
contoh : akarbose, miglitol
5. THIAZOLIDINDION
obat ini bekerja dengan cara meningkatkan
sensitivitas jaringan perifer terhadap insulin, sehingga
mendorong pankreas untuk meningkatkan pelepasan
insulin.
contoh : rosiglitazon, pioglitazon
4

INTERAKSI OBAT ADO


1.

Klorpropamid vs alkohol efek disulfiram (efek antabuse)


MK: proses perombakan enzimatis dari alkohol di hati akan
terhambat pada fase asetaldehid, sehingga jumlah
asetaldehid dalam darah meningkat. Efek yang terjadi
berupa nyeri kepala, jantung berdebar, flushing,
berkeringat.
Rx : C2H5OH CH3CHO CH3COOH
Peningkatan ini akan merangsang pelepasan prostaglandin.

2. Sulfonilurea vs akarbose meningkatkan efek hipoglikemi


MK: sulfonilurea merangsang sel beta untuk melepaskan
insulin yang selanjutnya akan merubah glukosa menjadi
glikogen.
Dengan adanya akarbose akan memperlambat absorbsi &
penguraian disakarida menjadi monosakarida insulin >>
daripada glukosa hipoglikema meningkat.
5

3. Sulfonilurea vs antasid absorbsi


sulfonilurea meningkat
MK: interaksi ini terjadi pada proses
absorbsi, yaitu antasid akan meningkatkan
pH lambung. Peningkatan pH ini akan
meningkatkan kelarutan dari sulfonilurea
sehingga absorbsinya dalam tubuh juga
akan meningkat.
4. Insulin vs CPZ glukosa darah meningkat
MK: CPZ akan menginaktivasi insulin
dengan cara mereduksi ikatan disulfida
sehingga insulin tidak dapat bekerja.

5. Sulfonilurea vs Simetidin hipoglikemi


MK: simetidin menghambat metabolisme sulfonilurea
di hati sehingga efek dari sulfonilurea meningkat.
6. Sulfonilurea vs Alupurinol hipoglikemi >>
MK: Alupurinol meningkatkan t1/2 dari klorpropamid.
Hipoglikemia dan koma dapat dialami oleh pasien
yang mengkonsumsi gliclazide dan alupurinol.
7. Antidiabetika vs Sulfonamida peningkatan efek
hipoglikemia.
MK: Sulfonamida dapat menggantikan posisi dari
sulfonilurea dalam hal pengikatan pada protein dan
plasma sehingga sulfonilurea dalam darah
meningkat.
7

8. Gemfibrozil vs Glimepirid hipoglikemi >>


MK: Gemfibrozil menghambat metabolisme
glimepirida pada sitokrom P450 dengan isoenzim
CYP2C9 yang merupakan perantara metabolisme
dari glimepirida dan antidiabetika golongan
sulfonilurea lainnya seperti glipizida,
glibenklamida & gliklazida sehingga efek
hipoglikemi meningkat.
9. Sulfonilurea vs kloramfenikol hipoglikemi akut
MK: kloramfenikol dapat menginhibisi enzim di
hati yang memetabolisme tolbutamid dan
klorpropamid.
Hal ini menyebabkan terjadinya akumulasi di
dalam tubuh, waktu paruh akan semakin panjang.
8

10. Sulfonilurea vs Probenesid


hipoglikemi
MK: probenesid dapat mengurangi
ekskresi renal dari sulfonilurea sehingga
waktu paruhnya semakin panjang.
11. Sulfonilurea vs Klofibrate efek
sulfonilurea meningkat dengan adanya
klofibrate.
MK: berdasarkan pemindahan
sulfonilurea dari ikatan protein plasma,
perubahan ekskresi ginjal dan
penurunan resistensi insulin.

12. ADO vs Diuretik Tiazid meningkatkan


kadar gula darah
MK: berdasarkan penghambatan pelepasan
insulin oleh pankreas.
13. ADO vs Ca channel bloker hiperglikemia
MK: menginhibisi sekresi insulin dan
menghambat sekresi glukagon, terjadi
perubahan ambilan glukosa dari hati dan selsel lain, kadar glukosa dalam darah
meningkat mengikuti pengeluaran
katekolamin sesudah terjadinya vasodilatasi,
dan perubahan metabolisme pada glukosa.
10

14. Tolbutamid vs Sulfipirazone Hipoglikemia


MK: sulfipirazone menghambat metabolisme
tolbutamid di hati.
15. Repaglinide vs Klaritromisin (makrolida) efek
repaglinide meningkat
MK: Klaritromisin menghambat metabolisme
repaglinide dengan menginhibisi sitokrom P450
isoenzim CYP3A4.
16. ADO vs SSRIs Hipoglikemi
MK: Fluvoxamine menurunkan kliren dari
tolbutamid dengan menghambat metabolismenya
oleh sitokrom P450 isoenzim CYP2C9, sehingga
terjadi peningkatan kadar plasma. Sehingga efek
hipoglikeminya meningkat.
11

17. Pioglitazon vs kontrasepsi oral mengurangi komponen


hormon sampai 30%, berpotensi mengurangi efektivitas
kontrasepsi.
MK: pioglitazon menginduksi Sistem sitokrom P450 isoform
CYP3A4 yang merupakan bagian yang bertanggung jawab
terhadap metabolisme kontrasepsi, oleh karena itu obat-obat
yang lainnya yang dipengaruhi oleh sitokrom P450 juga dapat
berinteraksi.
18. Rosiglitazon vs NSAID resiko edema meningkat.
MK: Rosiglitazon & obat-obat NSAID sama-sama sebabkan
retensi cairan, sehingga kombinasi keduanya dapat
meningkatkan resiko edema.
19. Glibenklamid vs Fenilbutazon Efek hipoglikemia
glibenklamid diperpanjang.
MK: Fenilbutazon menghambat ekskresi renal dari
glibenklamid, sehingga dapat bertahan lebih lama dalam tubuh
& memperpanjang t1/2 glibenklamid.
12

20. Glibenklamid vs ocreotide


ocreotide memiliki efek hipoglikemia,
sehingga dosis glibenklamid yang
digunakan dapat dikurangi dosisnya.
MK: ocreotide menginhibisi aksi dari
glukagon.

13

Catatan
Gliklazid, tolbutamid bagus untuk
pasien usia lanjut yg punya ggn
ginjal/hati krn kerjanya singkat
darpada sulfonilurea lainnya.
Gemfibrozil (antikolesterol)
Klofibrate ( antihiperlipidemia)
Sulfinpirazon (antirematik/gout)
Ocreotide (Hormon)
14

ADO vs DIURETIK TIAZID


Sulfonilurea (tidak semuanya) &
Biguanid hipoglikemia.
Sulfonilurea (glipizid) & Alfa glukosidase
inhibitor (akarbose, miglitol) vs Diuretik
tiazid), meningkatkan kadar gula
darah.

15

Glipizid
Glipizid vs NSAID hipoglikemia,
Glipizid vs Ca channel & Diuretik
Tiazid hipoglikemia,
Glipizid vs kontrasepsi oral
hiperglikemia,
Rosiglitazon, Metformin vs kontrasepsi
oral hiperglikemia & kehilangan
kontrol glukosa darah.
Ocreotide untuk obati diare pada
sindrom karsinoid.

16

IO INSULIN
Insulin vs kontrasepsi oral, kortikosteroid,
diltiazem, dobutamin, epinefrin, hormon
tiroidm diuretik tiazid menurunkan
efek hipoglikemia dari insulin.
Insulin vs alkohol, anabolik steroid, beta
bloker, klofibrate, fenfluramin, guanetidin,
MAOI, fenilbutazon, salisilat, sulfinpirazon,
tetrasiklin meningkatkan efek
hipoglikemia dari insulin.
17

INTERAKSI OBAT
DENGAN MAKANAN
Tipe interaksi ini kemungkinan besar
dapat mengubah parameter
farmakokinetik dari obat terutama pada
proses absorpsi dan eliminasi, ataupun
efikasi dari obat.
HASIL INTERAKSI
1.mengurangi atau bahkan menghilangkan
khasiat atau manfaat obat
2.dapat meningkatkan efek samping atau
efek dari obat itu sendiri.

Yang akan dibahas:

Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Golongan
Inhibitor
Golongan
Golongan

Antibiotik
Antikoagulan
Antiparkinson
Antihipertensi
Monoamin Oksidase
Immunosuppresant
NSAID

Golongan Antibiotik
Antibiotik merupakan substansi kimia yang
diproduksi oleh berbagai spesies mikroorganisme
(bakteri, fungi, aktinomisetes), mampu menekan
pertumbuhan mikroba lain dan mungkin
membinasakan.
cara antibiotik menghambat mikroba melalui
mekanisme yang berbeda:
1. Antibiotik menghambat sintesis dinding sel
mikroba.
2. Antibiotik mengganggu membran sel mikroba.
3. Antibiotik menghambat sintesis protein dan
asam nukleat mikroba.
4. Antibiotik mengganggu metabolisme sel
mikroba.

Obat

Makanan/Minum
an

Mekanisme

Tetrasiklin

Susu

Tetrasiklin mempunyai afinitas yang kuat


terhadap ion kalsium yg terdapat pada
susu & produk olahanya, dimana akan
terbentuk khelat yang akan sulit
diabsorbsi pada GI sehingga kadarnya
dalam serum akan berkurang

Doksisiklin

Alkohol

Pasien yg mengkonsumsi alkohol dapat


memetabolisme beberapa jenis obat
dengan cepat dibandingkan dengan yang
tidak, berkaitan dengan efekk dari induksi
oleh enzim, sehingga akan terjadi
penurunan absorbsi pada doksisiklin

Ciprofloksa Dairy product


sin
Ofloksasin
Norfloksasi
n
gatifloksasi
INTERAKSI
n

OBAT-

Dairy product dapat menurunkan


bioavibilitas dari ciprofloksasin,
norfloksasin dan gatifloksasin, dimana
akan terbentuk suatu khelat yg insoluble
dengan ion Ca
Makanan dapat memperlambat absorbsi
dari ciprofloksasin & ofloksasin dengan
mekanisme dimana AB gol quinolon ini
akan membentuk suatu khelat yg

Golongan Antikoagulan
Obat-obatan yang turut serta di dalam proses
pembentukan sumbatan fibrin untuk mengurangi atau
mencegah koagulasi.
Digunakan untuk mengurangi risiko dari terbentuknya
trombus dalam pembuluh darah dan cabang-cabang
vaskularisasi.
Terdapat 2 macam anti koagulan :
anti koagulan oral
anti koagulan injeksi (heparin)
Mekanisme kerja anti koagulan oral:
Antagonis vitamin K mencegah reduksi vitamin K
mengalami oksidasi aktivasi faktor-faktor pembekuan
darah terganggu/tidak terjadi.
Contoh obat :
Warfarin
Acenocoumarol
Dicoumarol
Fenidion

INTERAKSI OBAT-MAKANAN
Obat

Makanan/Minuma
n

Warfari Alkohol
n

Mekanisme Interaksi
Pada peminum alkohol berat enzim
hepatik (yang terkait dengan
metabolisme dari warfarin) dapat
terstimulasi, menyebabkan warfarin
cepat dieliminasi, sebagai hasil dari t
yang pendekefek

Vitamin C dosis
tinggi

Mencegah absorspsi antikoagulan

cranberry juice

Kemungkinan dari kompisisi


cranberry juice (mungkin flavonoid,
diketahui bahwa menghambat kerja
sitokrom P450) menghambat
metabolisme warfarinCl, efek

Jahe

Jahe menghambat agregasi platelet


efek

Gingseng

Penggunaan bersama dengan gingseng

Obat
warfarin

Makanan/Minu
man

Mekanisme Interaksi

Rokok

Komponen dari roko


menginduksi/menstimulasi enzim hati , yang
mana meningkatkan sedikit metabolisme
warfarinkerja warfarin

Vitamin E

Pemberian vitamin E sebesar 1200UI setiap


hari selama 2 bulan menyebabkan
perdarahan
Pemberian 800UImenurunkan faktor
pembekuan darah dan menyababkan
perdarahan

Dikumar Vitamin E
ol

Pemberian vitamin E 42 UI setiap hari selama


1 bulanmenurunkan efek dikumarol setelah
36 jam

Acenoco Grapefruit juice,


umarol
alpukat, es
Dicoum krim, kedelai
arol
Warfarin

- Makanan memperpanjang retensi


dikumarol dengan makanan-makanan bagian
usus
- Protein dari soy meningkatkan aktivitas
vitamin K pada reseptor dibagian
hatimenurunkan efek dari warfarin
- Alpukat yang mengandung sedikit vitamin K

Obat

Makanan/Minuman

Mekanisme Interaksi

Antikoagulan

natto (makanan
jepang yang
terbuat dari
fermentasi kacang
kedelai, dapat
menurunkan efek
dari warfarin)

pada proses pencernaan,aktivitas


Bacillus natto di dalam natto pada usus
hewan yang menyebabkan peningkatan
sintesis dan kemudian peningkatan
absorbsi vitamin K

Makanan
mengandung
vitamin K:
Hati sapi
Kubis, kol
Minyak
Kol cina
Sayuran hijau
Bayam

Vitamin K menaikkan bekuan darah.


Dengan adanya makanan ini, efek dari
antikoagulan sebagai pengencer darah
menjadi menurun

Golongan Antiparkinson
Mekanisme Kerja :
1.

Dopaminergik Sentral
Pengisian kembali kekurangan DA
(Dopamin) korpus stratium

2.

Antikolinergik Sentral
Mengurangi aktivitas kolinergik yang
berlebihan di ganglia basal

3.

Penghambat MAO-B
Menghambat deaminase dopamin
sehingga kadardopamin di ujung saraf
dopaminergik lebih tinggi

INTERAKSI OBAT-MAKANAN
Nama Obat
Methionine
Tryptophan
Phenylalanin
e
Bendopa
Dopar
Larodopa
Sinemet

Makanan
Daging dan hati
Biji gandum
Ragi
Makanan tambahan
atau suplemen
vitamin seperti
vitamin B6
Makanan yang tinggi
protein

Hasil Interaksi
Vitamin B6
menghilangkan
aktivitas dari L-dopa
dalam mengobati
gejala penyakit
parkinson. Diet
protein yang
berlebihan dapat
menghambat L-dopa
mencapai otak.

Golongan Antihipertensi
Mekanisme Kerja :
1. Penghambat ACE

Penghambat ACE mengurangi pembentukan

AII sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan


sekresi aldosteron.

2. Diuretik
Meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan
air sehingga mengurangi volume plasma dan
cairan ekstra sel

3. Vasodilator
Melepaskan nitrogen oksida yang
mengaktifkan guanilat siklase dengan hasil
akhir defosforilasi berbagai protein, termasuk
protein kontraktil, dalam sel otot polos.

INTERAKSI OBAT-MAKANAN
Nama Obat

Makanan

Hasil Interaksi

Enalapril
Captopril
Calan-SR
Capoten
Inderal
Lopressor
Vasotec
Imidapril
Spironolacton

Sejenis gula-gula yang


dibuat dari Succus
liquiritae
Makanan yang banyak
mengandung garam

Komponen yang
terdapat dalam
akar licorice alami
menyebabkan
retensi garam dan
air yang dapat
meningkatkan
tekanan darah.

Golongan Monoamin Oksidase


Inhibitor
Inhibitor monoamin oksidase
menghambat penguraian noradrenalin
endogen meningkatkan kadar
noradrenalin di sistem saraf pusat dan di
perifer.
MAOI menghambat penguraian tiramin
(Simpatomimetika tak langsung seperti
tirarnin membebaskan juga noradrenalin)
konsentrasi noradrenalin meningkat.

Obat MAO inhibitor


Isocarboxazid
(Marplan)
Tranylcypromine
sulfate (Parnate)
Phenelzine sulfate
(Nardil)

Makanan tinggi tiramin


Hasil interaksi
Keju (cheddar)
Makanan
yang
Hati ayam
mengandung tiramin
Minuman cola
jika
dikombinasi
Makanan
kaleng dengan obat MAO
(daun/sayuran)
inhibitor
dapat
Pisang
menyebabkan sakit
Bir
kepala yang hebat,
Buncis
palpitasi,
mual,
Kafein
muntah,
dan
Ekstrak ragi
peningkatan tekanan
Daging
darah.
Berpotensi
Coklat
mengakibatkan
Ikan
kecil,
Ikan
asin/yg stroke
mematikan
diawetkan
dan
serangan
Alpukat
jantung.
Jamur
Kismis
Sosis (peperoni) INTERAKSI OBATSour cream
MAKANAN
Saus kedelai
Wine: Chianti

Golongan Immunosuppresant
inhibit or prevent activity of the immune system
They are used in immunosuppressive therapy to:
Prevent the rejection of transplanted organs and
tissues (e.g., bone marrow, heart, kidney, liver)
Treat autoimmune diseases or diseases that are
most likely of autoimmune origin (e.g.,
rheumatoid
arthritis,
multiple
sclerosis,
myasthenia
gravis,
systemic
lupus
erythematosus, Chrons disease, pemphigus, and
ulcerative colitis).
Treat some other non-autoimmune inflammatory
diseases (e.g., long term allergic asthma control).

Obat

INTERAKSI OBATMekanismeMAKANAN
kerja
Makanan

Ciclospor Penghambatan
in
selektif sel T,
menurunkan
produksi dan
pelepasan limfokin
dan menghambat
ekspresi interleukin
2.
menghambat
aktivasi dan
proliferasi
pendahulu limtosit
sitotoksik

Efek yang dihasilkan

Makanan
Susu
Grapefriut
juice
Red wine

Makanan, susu dan


grapefruit juice bisa
meningkatkan
bioavaibilitas ciclosporin.
Red wine menurunkan
bioavailabilitas ciclosporin

St Johns
wort
(Hypericum
perforatum)

Menyebabkan penurunan
kadar ciclosporin dalam
serum dan terjadi
penolakan organ jika
digunakan dalam beberapa
minggu pertama
trnsplantasi.

Vitamin E
Meningkatkan absorbsi
ciclosporin
takrolim
us

menghambat
transkripsi gen
pembentuk sitokin
pada limfosit T,

St.johns
wort

Menurunkan kadar
takrolimus
Meningkatkan kadar

Golongan NSAID
Kerja utama nonsteroidal Antiinflammatory
drugs (NSAID) penghambat sintesis
Obat
Makanan
Hasil interaksi
prostaglandin
Aspirin atau derivat
salisilat

Protein dan
karbohidrat

Absorbsi aspirin terhambat.


Makanan juga menghambat
pengosongan lambung. Maka
jika diperlukan efek analgesik
yang cepat, aspirin harus
diberikan tanpa makanan, tapi
jika aspirin dibutuhkan untuk
jangka waktu lama, maka
dengan adanya makanan dapat
membantu untuk melindungi
mukosa lambung.

Dekstropropoksifen
(propoksifen)

protein dan
karbohidrat

dapat menghambat absorpsi


dekstropropoksifen, tapi
secara total absorpsi justru
meningkat.
Protein & karbohidrat

INTERAKSI
PENDAHULUAN
OBAT-OBAT
PARKINSON
Penyakit parkinson pertama kali ditemukan oleh
James Parkinson tahun 1817 yang dikenal sebagai
paralysis agitans atau shaking palsy, yang
merupakan penyakit neurodegenerative sebagai
penyebab umum sindrom ini. Diduga penyakit
parkinson (parkinsonisme) merupakan 1-2 % dari
kelainan neurologi.
Penyakit Parkinson merupakan suatu sindrom
klinik yang ditandai empat gejala pokok:
bradikinesi (lambat untuk memulai gerakan),
rigiditas otot, resting tremor (tremor saat istirahat)
serta abnormalitas sikap tubuh dan berjalan.

Penyakit Parkinson mempunyai dua


bentuk pokok, yaitu :
Parkinsonisme idiopatik (paralisis
agitans)
Parkinsonisme simptomatik, akibat
cedera
kepala
atau
penyakit.
Manifestasi klinis seperti ini dapat
diakibatkan oleh aterosklerosis serebri,
cedera kepala, infeksi (termasuk
neurosifilis), keracunan atau Mangan.

Penyebab parkinson

Gejala:
Tremor
Rigiditas
Hipokinemia
Bradikinensi
abnormalitas.

Gambaran klinis dari penyakit Parkinson

termasuk adanya kelainan ekspresi fasial,


postur, cara melangkah (gait), attitude dan
gerakan serta rigiditas dan tremor.

TAHAPAN PENYAKIT PARKINSON


Tahapan

gejala begitu ringan sehingga


pasien tidak merasa terganggu.

Tahapan

gejala ringan dan mulai sedikit


mengganggu.

Tahapan 3 : gejala bertambah berat.


Tahapan 4 : tidak mampu berdiri tegak, kepala,
leher dan

bahu jatuh kedepan.

MEKANISME KERJA OBAT


PARKINSON
Agonis dopaminesecara
langsung mengaktivasi reseptorreseptor dopamine pada saraf-saraf postsinaptik sehingga terjadi
stimulasi reseptor-reseptor tersebut sama seperti apabila reseptor
berikatan dengan dopamine.
Antikolinergikmemblok aktivitas eksitatorik yang meningkat

dari sambungan antar neuron yang bersifat kolinergik pada jalur


keluaran dari ganglia basal, yang secara tidak langsung terjadi
akibat hilangnya kerja inhibitorik dopamine pada sambungan
antarneuron tersebut.
Levodopa

akan

di

dekarboksilasi

oleh

1-asam

amino

dekarboksilase dopamine jumlah neurotransmitter dopamine


bertambah stimulasi reseptor dopamine sentral & perifer.

MEKANISME KERJA OBAT


PARKINSON

MAO-B inhibitor akan menghambat secara


irreversible enzim monoamine oksidase B yang
mrupakan enzim penting dalam metabolisme
dopamine.
Blockade metabolisme MAO-B akan menyebabkan
lebih banyak inhibitor yang tersedia untuk
menstimulasi reseptor-reseptor dopamin
Inhibitor COMTMemblok jalur alternative pada
metabolisme dopamine.
Memperpanjang waktu paruh dopamine sehingga
memperpanjang durasi dan aksi dopamine

INTERAKSI OBAT
Levodopa + Antasid
antacid mengurangi bioavailabilitas levodopa.
Mekanisme :
penundaan pengosongan lambung kadar levodopa
dalam plasma rendah (karena levodopa dapat
dimetabolisme di dalam pencernaan)

Levodopa + Antikolinergik
Antikolinergik dapat mengurangi penyerapan levodopa
sehingga dapat mengurangi efek sampai tingkat
tertentu.

Mekanisme :
sama dengan antasida

Levodopa + Antiemetik (Metoklopramid)


Metoklopramid dapat meningkatkan efek dari
levodopa
Mekanisme :
Metoklopramid merupakan antagonis dopamine yang
dapat menyebabkan gangguan extrapiramidal (gejala
Parkinson). Pada sisi lain metoklopramid merangsang
pengosongan lambung yang dapat meningkatkan
bioavaibilitas levodopa.

Levodopa + Antipsikosis (Phenotiazin &


Butirofenon)
Phenotiazin (eg. Chlorpromazin) dan Butirofenon
(eg.Haloperidol) memblok reseptor dopamine di
otak dan mempengaruhi pengembangan
extrapiramidal (gejala Parkinson)

Levodopa + Baclofen
Menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan
(halusinasi, bingung, sakit kepala, mual) dan memeperburuk
gejala Parkinson.

Levodopa + Benzodiazepin
Menyebabkan efek terapeutik levodopa berkurang karena
penggunaan bersama dengan chlordiazepoxid, diazepam
atau nitrazepam

Levodopa dengan anastetik


Anestetik : meningkatkan potensi aritmia, jika levodopa
diberikan bersamaan dengan cairan anestetik umum yang
diuapkan (inhalasi)

Levodopa dengan anti depresan


Resiko terjadi krisis hipertensi jika levodopa diberikan
bersamaan dengan penghambat MAO, meningkatkan resiko
efek smping jika levodopa diberikan bersama dengan
moklobemid

Levodopa dengan piridoksin


Dapat menurunkan jumlah levodopa yang melewati sawar otak.
Mekanisme : Dalam jumlah yang kecil (lebih dari 5 mg) piridoksin
sudah dapat meningkatkan dekarboksilasi levodopa di perifer,
akibatnya levodopa yang mencapai jaringan otak berkurang

Amantadin + Cotrimoxazol
Dapat meningkatkan kekacauan mental akut pada pasien usia
lanjut, namun bersifat reversible

Amantadin + Quinin & Qunidin


Pada kadar 200 mg quinine atau quinidin dapat mengurangi
metabolisme amantadin berturut-turut sebanyak 36 %.

Amantadin + Thiazid
Menyebabkan ataksia (kehilangan keseimbangan tubuh), gelisah
dan halusinasi berkembang tidak lebih.

Bromokriptin + Antibiotik Makrolide


Menghambat metabolism bromokriptin oleh hati sehingga
ekskresinya menurun dan konsentrasinya tinggi dalam serum
darah

Levodopa + Entacapone
Entacapone meningkatkan kadar plasma dan
bioavailabilitas levodopa, sehingga meningkatkan efek
terapi pada pasien penyakit Parkinson. Akan tetapi
peningkatan ini disertai dengan meningkatnya efek
samping levodopa (contoh: diskinesia)

Levodopa + Fluoxetine
Penggunaan fluoxetine untuk mengobati depresi yang
terkait dengan penyakit parkinson umumnya
bermanfaat bagi pasien yang diterapi dengan
levodopa untuk mengobati penyakit tersebut.
Meskipun demikian, terkadang gejala parkinsonian
justru semakin memburuk. Gejala ekstrapiramidal
jarang terjadi namun diduga gejala tersebut
merupakan efek samping fluoxetine.

Levodopa + Metildopa
Metildopa dapat meningkatkan efek levodopa sehingga perlu
dilakukan penurunan dosis pada beberapa pasien, akan tetapi di
sisi lain hal ini dapat pula menyebabkan terjadinya diskinesia
yang semakin buruk. Dapat pula terjadi efek peningkatan
hipotensi yang kecil.

Levodopa + Penicillamine
Penicillamine dapat meningkatkan kadar plasma levodopa pada
beberapa pasien. Hal ini dapat meningkatkan terapi pada
parkinsonisme, akan tetapi ROTD levodopa juga dapat
meningkat.

Levodopa + Phenytoin
Efek terapi levodopa dikurangi atau dihilangkan dengan
adanya fenitoin.
Bukti Klinis, mekanisme, urgensitas dan menejemen
Suatu studi pada pasien yang menggunakan levodopa 630
hingga 4600mg, ditemukan bahwa jika dilakukan
pemberian bersama dengan fenitoin (dosis 500 mg per hari
selama 5 sampai 19 hari) maka dapat menghilangkan efek
dyskinesia, tetapi efek menguntungakan dari levodopa
untuk penyakit parkinson juga berkurang atau hilang

Levodopa + Pyridoxin (vit B6)


Efek levodopa berkurang atau hilang pada
penggunaan bersama dengan piridoksin tetapi
interaksi ini tidak terjadi jika levodopa diberikan
bersama dengan carbidopa atau benserazide
(misal : Sinemet, Madopar).
Levodopa + Tacrine
Semakin memburuknya parkinson pada pasien
yang diberikan tacrin. Efek levodopa diantagonis
ketika dosis takrin meningkat
Levodopa + Spiramycin
Level plasma carbidopa diturunkan dengan
penggunaan spiramycin, oleh karena itu dapat
menurunkan efek terapeutiknya.

IO dengan Uji Lab


Alkaline Fosfatase
Merupakan suatu enzym yang dibuat di
liver, tulang dan plasenta dan biasanya
ada dalam konsentrasi tinggi pada saat
pertumbuhan tulang dan didalam
empedu. Enzim ini menghidrolisis ester
fosfat dalam medium alkali.

Alkaline Fosfatase
Alkalin fosfatase dilepaskan kedalam darah pada saat
luka dan pada aktivitas normal seperti pada
pertumbuhan tulang dan pada saat kehamilan.
Tingginya tingkat alkalin fosfat dalam darah
mengindikasikan adanya penyakit dalam tulang atau
lever dan konsentrasi akan meningkat jika terjadi
obstruksi aliran empedu.
Tes untuk alkalin fosfat dikerjakan untuk mendiagnosa
penyakit-penyakit liver atau tulang, atau untuk melihat
apakah pengobatan untuk penyakit tersebut bekerja.

Alkaline Fosfatase
Uji alkalin fosfat ada dalam tes darah rutin,
termasuk dalam bagian tes fungsi liver. Kisaran
normal alkalin fosfat dalam darah adalah 44
sampai 147 IU/L.
Parasetamol
Meningkatkan angka alkalin fosfat
Mekanisme : Parasetamol dapat mengganggu
metabolisme sel hati yang dapat menyebabkan
nekrosis. Terjadinya nekrosis ini akan
meningkatkan angka alkalin fosfatase.

BILIRUBIN
Bilirubin (pigmen empedu) merupakan hasil akhir
metabolisme dan secara fisiologis tidak penting,
namun merupakan petunjuk adanya penyakit
hati dan saluran empedu.
Pembuangan sel darah merah yang sudah tua atau
rusak dari aliran darah dilakukan oleh empedu.
Selama proses tersebut berlangsung,
hemoglobin (bagian dari sel darah merah yang
mengangkut oksigen) akan dipecah menjadi
bilirubin. Bilirubin kemudian dibawa ke dalam
hati dan dibuang ke dalam usus sebagai bagian
dari empedu.

BILIRUBIN
FENOBARBITAL
Meningkatkan
aktivitas glukoronil
transferase (enzim
yang digunakan
pada konyugasi
dengan asam
glukuronat
sehingga dengan
cepat diekskresi
melalui empedu
dan urin)
Akibatnya, kadar
bilirubin menurun.

Estrogen, steroid
anabolik
Hiperbilirubinemia,
terjadinya gangguan
transfer bilirubin melalui
membran hepatosit yang
sehingga terjadi retensi
bilirubin dalam sel
kadar
bilirubin meningkat
Obat dng mekanisme
sama= halotan
(anestetik), isoniazid,
dan klorpromazin.

Blood Urea Nitrogen (BUN)

BUN adalah konsentrasi urea pada plasma atau darah yang

merupakan indikator penting fungsi ginjal. Test ini digunakan


untuk melihat apakah ginjal bekerja dengan baik atau tidak
dimana pada fungsi ginjal normal, kadar urin nitrogen adalah 3,67,1 mmol/L atau 10-20/dL. BUN test dilakukan dengan mengukur
jumlah nitrogen yang berada dalam darah yang berasal dari urea.
Furosemid
Meningkatkan BUN
Mekanisme: furosemid (obat golongan diuretik kuat) dapat
menyebabkan ekskresi glomerular sodium dan air yang tinggi
(20-30%), sehingga menyebabkan dehidrasi. Jika terjadi dehidrasi
maka aliran darah ke ginjal menjadi berkurang.

Blood Urea Nitrogen (BUN)


Vankomisin
Meningkatkan BUN
Mekanisme: Vankomisin dapat menyebabkan
ginjal tidak bekerja dengan baik, pengeluaran
urea nitrogen menjadi terhambat sehingga
kadarnya dalam darah meningkat.
Piroksikam
Sedikit dapat meningkatan kadar
Mekanisme kerja:penghambatan sintesis
prostaglandin oleh obat ains

KOLESTEROL
Vitamin C dosis tinggi
Menurunkan kadar kolestesterol
mekanisme:
Memperlebar arteri sehingga memperkecil
deposit kolesterol pada dinding arteri
Meningkatkan aktifitas fibrinolisis, yang
bertanggungjawab untuk memindahkan
penumpukan kolesterol dari arteri
Mengeliminasi kelebihan kolesterol dalam
aliran darah dengan membawa ke
empedu

Trigliserida
METFORMIN

Mekanisme : Metformin dapat


menurunkan absorbsi glukosa dari
saluran lambung-usus .
Metformin hanya mengurangi kadar
glukosa darah dalam keadaan
hiperglikemia serta tidak menyebabkan
hipoglikemia bila diberikan sebagai obat
tunggal.

Kreatinin
Serum
Kreatinin adalah produk sampingan dari
hasil pemecahan fosfokreatin (kreatin) di
otot yang dibuang melalui ginjal.
Normalnya kadar kreatinin dalam darah
0,6 1,2 mg/dl. Bila fungsi ginjal
menurun, kadar kreatinin darah bisa
meningkat.

Kreatinin Serum
Obat Golongan AINS
Obat golongan ini : diklofenak, indometasin, asetosal,
ibuprofen, piroksikam, asam mefenamat, ketoprofen,
naproksen, meloksikam, oksaprozin, dll
Obat golongan ini dapat menyebabkan resiko
menurunnya fungsi ginjal, sehingga dapat
menyebabkan meningkatnya kadar kreatinin dalam
darah.
Amfoterisin B
Amfoterisin B dapat menyebabkan penurunan filtrasi
glomerulus yang juga berakibat pada penurunan fungsi
ginjal, sehingga dapat menyebabkan meningkatnya
kadar kreatinin dalam darah.
60

Transaminase
Untuk mendeteksi adanya kerusakan hati,
pemeriksaannya dengan pengukuran SGOT
dan SGPT. Keduanya terdapat dalam sel hati
dalam jumlah yang besar dan ditemukan
dalam serum dalam jumlah yang kecil.
Kadarnya dalam serum akan meningkat
ketika sel rusak atau membran sel
terganggu

SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat


trans)

Obat yang dapat meningkatkan nilai SGOT : Antibiotik,

narkotik, vitamin (asam folat, piridoksin, vitamin A),


antihipertensi (metildopa, guanetidin), teofilin,
golongan digitalis, kortison, flurazepam, indometasin,
isoniasid, rifampisisn, kontrasepsi oral, salisislat, injeksi
intramuskular.
Isoniazid

Isoniazid dapat menimbulkan ikterus dan kerusakan


hati yang fatal akibat terjadinya nekrosis multilobular.
Sehingga hal ini menyebabkan peningkatan aktivitas
enzim transaminase

Serum Glutamat Piruvat Transaminase


(SGPT)

Obat yang dapat meningkatkan SGPT : Antibiotik,


narkotik, metildopa, guanetidin, sediaan digitalis,
indometasin, salisilat, rifampisin, flurazepam,
propanolol, kontrasepsi oral, timah, heparin.

Rifampisin
Mekanisme Kerja: Rifampisin dapat meningkatkan
hepatotoksik sehingga menyebabkan peningkatan
aktivitas enzim transaminase.

PENANGANAN DAN
PENANGGULANGAN
INTERAKSI OBAT
Untuk memperkirakan akibat yang mungkin
terjadi kombinasi dua atau lebih obat,
seorang farmasis perlu memiliki:
Pengetahuan praktis tentang mekanisme
farmakologi yang terlibat dalam interaksi obat.
Waspada terhadap obat-obat yang berisiko tinggi
menyebabkan interaksi obat.
Persepsi terhadap kelompok pasien yang rentan
mengalami interaksi obat.

TIPE INTERAKSI OBAT


1. Interaksi Farmakokinetik
2. Interaksi Farmakodinamik
3. Interaksi Farmasetika

INTERAKSI FARMAKOKINETIK

ABSORB
SI
Faktor yang berpengaruh:

pH lambung
adsorpsi, khelasi dan mekanisme pembentukkan kompleks lain
waktu pengosongan lambung
Sebagian besar interaksi yang berkaitan dengan absorbsi, tidak
bermakna secara klinis dan dapat diatur dengan memisahkan waktu
pemberian obat, biasanya dengan selang waktu minimum 2 jam.

Contoh Metoklorpropamid mempercepat waktu


pengosongan lambung, sedangkan opiat memperlambat
waktu pengosongan lambung.

DISTRIB
USI

Berhubungan dengan ikatan obat-protein


Interaksi pendesakan obat terjadi bila dua obat
berkompetisi pada tempat ikatan dengan protein plasma
yang sama. Hal ini akan mengakibatkan peningkatan
sementara konsentrasi obat bebas (aktif), biasanya
peningkatan
tersebut
diikuti
dengan
peningkatan
metabolisme atau ekskresi.
Interaksi ini melibatkan obat-obat yang ikatannya dengan
protein tinggi, misalnya fenitoin, warfarin dan tolbutamid.
Bagaimanapun, efek farmakologi keseluruhan minimal
kecuali bila pendesakan tersebut diikuti dengan inhibisi
metabolik.

METABOLIS
ME

Banyak obat dimetabolisme di hati, terutama oleh


sistem enzim sitokrom P450 monooksigenase.
Induksi enzim oleh suatu obat dapat meningkatkan
kecepatan metabolisme obat lain dan mengakibatkan
pengurangan efek. Induksi enzim melibatkan sintesa
protein, jadi efek maksimum terjadi setelah 2-3 minggu.
Sebaliknya,
inhibisi
enzim
dapat
mengakibatkan
akumulasi dan peningkatan toksisitas obat lain. Waktu
terjadinya reaksi akibat inhibisi enzim merupakan efek
langsung, biasanya lebih cepat daripada induksi enzim.

Contoh: warfarin dibersihkan dari tubuh melalui


metabolisme.
Hepatik penghambat enzim seperti simetidin dan
antibiotik golongan makrolida (eritromisin, klaritomisin)
memperkuat efek warfarin.
Karbamazepin, barbiturat, fenitoin dapat

ELIMINA
SI
Obat dieliminasi

melalui ginjal dengan


filtrasi
glomerulus dan sekresi tubuler aktif. Jadi, obat yang
mempengaruhi ekskresi obat melalui ginjal dapat
mempengaruhi konsentrasi obat lain dalam plasma.
Contoh: Metotreksat dan obat antiinflamasi nonsteroid
(AINS) berkompetisi dalam ekskresi melalui ginjal
peningkatan kadar metotreksat toksik
Yang perlu diperhatikan tentang interaksi tipe ini
adalah tergantung pada jumlah obat dan/atau
metabolitnya yang diekskresi melalui ginjal.
Asam lemah dan basa lemah berkompetisi pada
bagian sistem transpor tubuler ginjal yang berbeda.

INTERAKSI FARMAKODINAMIK
a. Sinergis
dua obat yang bekerja
pada sistem, organ, sel atau
inti yang sama dengan efek
farmakologi yang sama.

b. Antagonis
terjadi bila obat yang
berinteraksi memilki efek
farmakologi yg berlawanan.
Hal
ini
mengakibatkan
pengurangan hasil yang
diinginkan dari satu / lebih
obat.

c. Efek reseptor tidak


langsung
Kombinasi obat dapat
bekerja melalui
mekanisme saling
mempengaruhi efek
reseptor
d. Gangguan cairan dan
elektrolit
Interaksi obat dapat
terjadi akibat gangguan
keseimbangan cairan
dan elektrolit.

INTERAKSI FARMASETIK
Disebut sebagai Drug incompatibility yaitu
tidak dapat bercampurnya obat interaksi
yang terjadi karena adanya perubahan/reaksi
fisika dan kimia antara 2 obat atau lebih
yang dapat dikenal/dilihat,yang berlangsung
diluar tubuh dan mengakibatkan aktivitas
farmakologi obat tersebut hilang/berubah
Contoh: hidrolisis, perubahan pH, degradasi
sinar matahari

Pencegahan terhadap interaksi obat


Farmakokinetik dan Farmakodinamik
Waspada terhadap pasien yang memperoleh obatobat yang mungkin dapat berinteraksi dengan obat
lain, diantaranya yaitu :
1. Hindari kombinasi obat dengan memilih obat
pengganti
2. Penyesuaian dosis obat
3. Pemantauan pasien
4. Interval waktu antara obat dan makanan
5. Lanjutkan pengobatan seperti sebelumnya bila
kombinasi obat yang berinteraksi tersebut
merupakan pengobatan yang optimal atau bila
interaksi yang terjadi tidak bermakna secara klinis.

1. Hindari kombinasi obat


Dengan memilih obat pengganti
Jika resiko>manfaatnyaobat pengganti.
Pemilihan obat pengganti tergantung pada interaksi obat:
berkaitan dengan kelas obat atau merupakan efek obat yang
spesifik.
Contoh: Simetidin memperlambat metabolisme hepatic
oksidatif obat dengan mengikat mikrosomal sitokrom P450
(menghambat enzim) sedangkan antagonis H2 yang lain,
Ranitidin tidak bermakna dalam menghambat metabolisme
hepatic mikrosomal obat.

2. Penyesuaian dosis obat


Jika hasil interaksi obat meningkatkan atau
mengurangi efek obat, maka perlu dilakukan
modifikasi dosis salah satu atau kedua obat
untuk mengimbangi kenaikan atau penurunan
efek obat tersebut.
Contoh: dosis pemeliharaan glikosida jantung
digoksin harus dikurangi menjadi setengahnya
pada saat kita mulai memberikan Amiodaron
(Antiaritmia).

3. Pemantauan pasien
Pemantauan diperlukan untuk pasien yang menggunakan
obat pada penykit-penyakit tertentu, obat yang indeks terapi
sempit, yang respon segaranya sulit diperkirakan, dan bila
kadar obat dalam darah dan efek terapi diperkirakan saling
berhubungan. Contoh obat-obat golongan glikosida jantung
dan antiiotika golongan aminoglikosida.

4. Interval waktu obat dan makanan


5. Lanjutkan pengobatan
Jika kombinasi obat yang berinteraksi tersebut
merupakan pengobatan yang optimal, atau bila
interaksi tersebut tidak bermakna secara klinis. Maka
dapat tetap digunakan kombinasi obat tersebut.

Pencegahan interaksi farmasetik:


Bacalah petunjuk pemakaian obat dari brosurnya
Obat intravena diberikan secara suntikan bolus, kecuali
cairan glukosa dan salin
Hindari pencampuran obat dalam cairan infuse atau jarum
suntik
Mencampur cairan infuse dengan seksama dan amati
adanya perubahan. Tdk ada perubahan belum tentu tdk ada
interaksi
Penyiapan larutan obat hanya kalau diperlukan
Bila lebih dari 1 obat yang diberikan secara bersamaan,
gunakan jalur infuse yang berbeda
Jam pencampuran obat dan cairan infu harus dicatat dalam
label. Dan tuliskan infus harus habis

CONTOH PENCEGAHAN
1. ADSORBEN dengan DIGOKSIN
efek digoksin dapat berkurang.
Akibatnya: Kondisi penderita tdk terkendali dgn baik.
Pencegahan : Jarak penggunaan digoksin dengan adsorben
tidak boleh kurang dari 2jam.
2. DIFENOKSILAT(LOMOTIL) dengan DIGOKSIN
efek dari digoksin dapat meningkat.
Akibatnya : terlalu banyak digoksin aritmia jantung
Pencegahan : Efek ini dapat diperkecil bila obat jantung yang
digunakan merupakan obat yang mudah larut seperti
LANOXIN.

Contoh-Contoh Interaksi Obat


1. Warfarin dan Simetidin
Interaksi yang terjadi yaitu farmakokinetik, jadi
efek warfarin diperpanjang dan meningkat.
Saran untuk interaksi ini yaitu dapat dilakukan
dengan pemeriksaan nilai INR (International
Normalized Ratio) secara rutin dan bila mungkin
mengurangi dosis Warfarin. Pilihan lain dapat
menggunakan antagonis H2 lain seperti Ranitidin
yang tidak berinteraksi dengan Warfarin.

2. Penghambat enzim pengubah angiotensin dan


diuretika hemat kalium.
Interaksi yang terjadi yaitu farmakodinamik
(gangguan kesetimbangan cairan dan elektrolit).
Saran untuk interaksi ini : Bila perlu dosis
dikurangi, atau salah satu obat dihentikan
pemakaiannya dan diganti obat lain, misalnya
dengan menggunakan loop diuretik (yang dapat
menyebabkan hipokalemia) dan pertimbangkan
pula untuk menggunakan kaptopril (penghambat
enzim pengubah angiotensin yang hasil kerjanya
pendek) pada pasien yang fungsi ginjalnya jelek.

3. Eritromisin dan Teofilin


Tipe interaksi obat : Farmakokinetik (penghambatan
enzim). Eritromisin menghambat metabolisme teofilina
oleh hati; oleh sebab itu eritromisin mengurangi klirens
teofilina dan meningkatkan konsentrasi teofilina dalam
darah.
Saran: pemantauan kadar Teofilin dalam darah
diperlukan untuk menentukan apakah pasien tersebut
berisiko mengalami keracunan akibat interaksi obat.
Disarankan untuk mengurangi dosis teofilina bila pasien
tersebut memperoleh pengobatan dengan eritromisina,
namun semuanya bergantung pada kadar teofilina dalam
darah.

4. Makanan yang mengandung kalsium dan


tetrasiklin
Makna klinis : merupakan interaksi yang sudah
dikenal. Pengurangan kadar tetrasiklin dalam plasma
dapat mencapai 50-80 %, menghasilkan efek
antibiotika yang dapat diabaikan (tidak efektif).
Saran : pemberian tetrasiklin dan makanan yang
mengadung kalsium (atau antasida yang
mengandung kalsium, aluminium, magnesium) harus
dipisah. Biasanya, pasien disarankan untuk minum
tetrasiklin satu jam sebelum makanan. Untuk
mengatasi efek iritasi pada lambung, pasien
disarankan untuk minum banyak air.

PASIEN YANG RENTAN


TERHADAP INTERAKSI OBAT
Orang lanjut usia
Orang yang minum lebih dari satu
macam obat
Pasien yang mempunyai gangguan
fungsi ginjal dan hati
Pasien dengan penyakit akut
Pasien dengan penyakit yang tidak
stabil
Pasien yang memiliki karakteristik
genetik tertentu
Pasien yang dirawat oleh lebih dari satu
dokter

Pasien lanjut usia mempunyai resiko yang


lebih tinggi , karena:
1. Lebih berkemungkinan memperoleh terapi
berbagai macam obat sehingga berpotensi
gangguan fungsi ginjal dan hati.
2. Kepatuhan pasien yang kurang
3. Adanya gangguan degeneratif yang
mempengaruhi banyak sistem dan mengganggu
mekanisme kompensasi homeostatik.

Penanggulangan interaksi
obat
1. Penambahan senyawa dari makanan
Contoh :Fenitoin dengan vitamin D efek vitamin D
berkurang defisiensi riketsia pada anak-anak. Cara
penanggulangannya adalah memakan makanan yang kaya
vitamin D dan cukup terkena sinar matahari.
2. Mengeluarkan obat dari saluran cerna dengan cara
merangsang muntah atau emesis, lavage, laksansia dan
adsorben (contoh : norit, bersifat menyerap racun dan zatzat lain dilambung).
3. Dialisis
Adalah suatu proses untuk membersihkan darah berguna
untuk menghilangkan atau mengurangi zat-zat sisa
metabolisme yang berbahaya.

You might also like