Professional Documents
Culture Documents
**)
ABSTRAK: Panasbumi (geothermal) merupakan salah satu sumberdaya alam yang ada
di bumi dimana dalam penampakkannya di bumi berupa air panas (hydrothermal).
Keberadaan air panas di daerah sekitar sumber air panas Songgoriti Kota Batu dapat
memberikan manfaat dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia yaitu sumber energi
yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan mengetahui model geologi bawah
permukaan daerah sumber air panas dan potensi hidrothermal daerah Songgoriti Kota
Batu berdasarkan data Resistivitas hasil pengukuran metode geolistrik. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi
schlumberger mapping, Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Resistivity
Meter Oyyo tipe mcohm-el Model-2119d. Hasil dari penelitian pada lintasan A dengan
kedalaman 35,5 m dan lintasan B dengan kedalaman 41 m menunjukkan daerah sumber
air panas Songgoriti memiliki struktur geologi bawah permukaan berupa tanah
lempungan (dengan ketebalan sekitar 1-5 m), lempung (dengan ketebalan sekitar 1-3 m),
batu pasir (dengan ketebalan sekitar 1-7 m), batuan tufa (dengan ketebalan sekitar 1-5 m),
batuan vulkanik (dengan ketebalan sekitar 1-3 m) . Persebaran air panas (hydrothermal)
diperkiran mengalir melalui permukaan dan banyak terkumpul pada lapisan tanah berupa
batu pasir. Persebaran air panas ini jika dilihat pada lapisan batu pasir dan banyaknya
mata air yang bermunculan di daerah tersebut, memiliki potensi yang besar.
Kata Kunci: Air Panas (Hydrothermal), Geolistrik Resistivitas Konfigurasi
Schumbleger Mapping, Geologi Struktur.
LATAR BELAKANG
Salah satu kebutuhan hidup manusia adalah sumber daya energi.
Ketersediaan sumber daya energi yang bersifat tidak dapat diperbaharui seperti
bahan bakar minyak dan gas yang pada saat ini kondisinya semakin menipis
merupakan suatu permasalahan penting. Hal ini disebabkan oleh adanya
eksploitasi secara terus menerus dalam jumlah besar dalam rangka pemenuhan
kebutuhan akan energi di berbagai sektor bidang. Oleh karena itu, diperlukan
adanya solusi untuk dilakukan penelitian-penelitian guna mencari energi alternatif
sebagai pengganti bahan bakar minyak dan bahan bakar gas yang salah satunya
adalah panas bumi ( Suharno, 2004 ).
Energi panas bumi adalah energi sumberdaya alam berupa air panas atau
uap yang terbentuk dalam reservoir di dalam bumi melalui pemanasan air bawah
permukaan oleh batuan beku panas. Air permukaan yang berasal dari sungai,
hujan, danau, laut dan lain-lain meresap menjadi air tanah, mengalir dan
bersentuhan dengan tubuh magma atau batuan beku panas tersebut, mendidih serta
kemudian membentuk air dan uap panas ( Hydrothermal ). Karena berat jenis,
temperatur dan tekanannya, uap dan air panas ini mengalir kembali ke permukaan
melalui bidang-bidang rekahan di lapisan kulit bumi (Tim Pertamina, 2007)
Dalam ilmu sains, cara yang dapat dilakukan untuk mengekploitasi energi
panas bumi adalah dengan memanfaatkan ilmu Geofisika. Geofisika adalah ilmu
yang mempelajari tentang bumi yang menggunakan parameter-parameter fisika.
Dalam hal ini yang menjadi target adalah bumi bawah permukaan. Parameterparameter fisika yang digunakan adalah parameter mekanika yang meliputi
metode seismik, gaya berat (gravity), magnetik dan Geolistrik.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode geolistrik (tahanan
jenis), dimana metode geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang
sangat popular dan sering digunakan baik dalam survey geologi maupun
eksplorasi. Hal ini disebabkan karena metode geolistrik (tahanan jenis) sangat
bagus untuk mengetahui kondisi atau struktur geologi bawah permukaan
berdasarkan variasi tahanan jenis batuannya. Terutama untuk daerah yang
mempunyai kontras tahanan jenis yang cukup jelas terhadap sekitarnya, seperti
untuk keperluan eksplorasi panas bumi (geothermal). Hal ini dapat ditunjukkan
dengan penampang harga tahanan jenis yang semakin kecil sehingga
mencerminkan karakteristik fisik atau struktur bawah permukaan. Kondisi ideal
geologi yang memenuhi persyaratan daerah panasbumi (geothermal reservoir)
yang dapat menghasilkan uap panas adalah adanya sumber panas (heat source),
adanya batuan reservoir dengan porositas dan permeabilitas cukup tinggi berisi
fluida panas (ada pengisian kembali air dingin melalui rekahan atau sesar), serta
adanya batuan penutup (cap rock) yang dapat menahan pelepasan panas.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode geolistrik konfigurasi Schlumberger
Mapping, dilakukan dengan menginjeksikan arus melalui dua elektroda arus dan
mengukur beda potensial yang dihasilkan dari dua buah elektroda potensial. Perlu
diperhatikan dalam perpindahan dan pemasangan elektroda harus sesuai dengan
konfigurasi yang digunakan dan dibuat sedemikian rupa agar dapat mempermudah
dalam akuisisi data. Dimana penempatan elektroda dan kedalaman elektroda (arus
dan potensial) harus benar (lebih kurang 15 cm) tertancap di dalam bumi supaya
di dapatkan data yang akurat. Selain itu kabel arus dan kabel potensial harus
terpasang dengan benar. Data yang terukur adalah kuat arus, beda potensial, dan
jarak spasi antar elektroda.
PEMBAHASAN
Lintasan A
Berdasarkan intepretasi kuantitatif yang telah diuraikan didapatkan maka
pada lintasan pertama berdasarkan hasil pengolahan data resistivitas batuan yang
berupa penampang melintang kondisi bawah permukaan dihasilkan beberapa jenis
batuan yang kemudaian di sambungkan dengan keadaan hydrothermal daerah
penelitian, setelah dikorelasikan dengan data geologi dan pendukung survei
graviti berupa irisan penampang anomali Bouguer oleh (Hidayat, 2011).
Untuk hasil dari intepretasi kualitatif daerah tersebut terdiri dari beberapa jenis
batuan diantaranya berupa batuan sedimen (serpihan gabungan, Argilites, batu
paasir, marls, lempung, Aluvium dan pasir, basalt, graphite) batuan beku dan
metamorf (Tufa, tufaan, kelompok lava).
2
6
Keterangan Gambar
1.
Tanah Lempungan
2.
Tanah Liat
3.
Lempung Lanauan
4.
Batu Pasir
5.
Batu Tufaan
6.
Aglomerat
Secara intepretasi kuantitatif maka daerah ini dapat digambarkan dengan
melihat pendukung penelitian berupa peta geologi. Menurut lembar peta geologi
kediri daerah songgoriti diketahui bahwa daerah penelitian didominasi oleh batuan
hasil erupsi gunungapi kuarter atas yaitu batuan yang dihasilkan oleh erupsi
gunungapi Panderman (Qv-p) dan Penanggungan (Qv-n). Batuan hasil erupsi
gunungapi kuarter atas berdasarkan peta geologi lembar Kediri terdiri dari breksi
gunungapi, lava, tuf breksi tufaan, anglomerat.
Maka secara kuantitatif penampang melintang hasil olahan data (gambar 4.1)
dapat di intepretasikan sebagai berikut. Untuk nilai resistivitas batuan bernilai1,37
-2,01 m dengan warna biru tua, biru
sampai pada
batuan berkisar 2,96 m diasumsikan sebagai tanah liat (tabel resistivitas batuan
Roy,1984), untuk warna hijau, hijau muda, hijau cerah, hijau abu-abu
dengan nilai resistivitas batuan berkisar 4,34 m - 6,37
m diasumsilkan juga sebagai lempung lanauan (tabel resistivitas batuan
Roy,1984), pada nilai resistivitas batuan berkisar 9,36 m dengan warna kuning,
coklat
Dari hasil pengolahan data resistivitas batuan pada lintasan B dapat kita
deskripsikan sebagai berikut;
1
2
3
5
5
6
Keterangan Gambar
1.
Tanah Lempungan
2.
Tanah Liat
3.
Lempung Lanauan
4.
Batu Pasir
5.
Batu Tufaan
6.
Aglomerat
Batuan dengan nilai resistivitas 1,35 -2,25 m dengan tampilan warna biru
tabel resistivitas batuan Roy,1984) kemudian pada daerah warna biru benhur, biru
muda
sebagai tanah liat (tabel resistivitas batuan Loke,2006), untuk warna abu-abu,
hiaju muda
batuan berkisar 10,5 m diasumsikan sebagai batu pasir (tabel resistivitas batuan
Loke, 2006), sedangkan pada warna orange muda, kuning, orange, merah
diasumsikan sebagai batuan tufaan dengan nilai resistivitas
batuan berkisar sekitar 17,5 sampai 29,1m (tabel resistivitas batuan
suyono,1984), untuk nilai resistivitas berkisar 48,6m diperkirakan sebagai
batuan aglomerat yaitu pada daerah dengan warna merah hati, merah marun, ungu
pada gambar melintang hanya terlihat amat kecil.
KESIMPULAN
1.
2.
DAFTAR RUJUKAN
1. Hidayat, Nurul. 2011. Analisis Anomali Gravitasi Sebagai Acuan Dalam
Penentuan Struktur Geologi Bawah Permukaan dan Potensi Geothermal
(Studi Kasus di Daerah Songgoriti Kota Batu). Skripsi tidak diterbitkan.
2. Loke, M.H. 2004. Tutorial : 2-D and 3-D Electrical Imaging Surveys.
3. Minarno, Eko. Tanpa tahun. Pemodelan Inversi Data Geolistrik Untuk
Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah panas Bumi
Mataloko.Intitut Sepuluh November Surabaya: Jurnal tidak diterbitkan.