Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
mengandung
gizi
yang
seimbang
atau
tidak.
(http;//www.cikarang- blogspot.com)
Pola makan gizi yang seimbang dan sehat harus selalu diperhatikan oleh
orang tua kepada anaknya pada usia balita. Agar pertumbuhan fisiknya sempurna
dan lebih optimal, makanan balita hanya berpedoman pada gizi yang lengkap,
seimbang, dan memenuhi standar kecukupan gizi. Pada keadaan berat,
kekurangan gizi menyebabkan terhambatnya pertumbuhan badan. Bagi orang tua
yang bijak, pemberian makanan pada balita tidaklah asal-asalan, tapi
harus
3
memperhatikan
dan
mengikuti
pola
yang
telah
ditentukan.
(http://www.wahyumedia.com)
Di Indonesia banyak orang tua yang memberikan makanan pada anaknya
sekedar agar anaknya kenyang. Padahal apabila anak tidak mengkonsumsi
makanan yang seimbang, maka akan memacu terjadinya masalah gizi pada anak.
(http://www.sains.kompas.com)
Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh
bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur, sedangkan perkembangan
adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh. (Marimbi, 2010)
WHO (2003) memperkirakan 5 juta atau 27,5 % anak balita didunia
menderita kekurangan gizi (underweight). Indikator lain kekurangan gizi adalah
pendek menurut umur (stunting). Menurut WHO (2000) di perkirakan bahwa 54%
anak balita ini menderita stunting. (http//www.google.gizi buruk.com)
Berdasarkan hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) di Indonesia
dari tahun 2001 hingga tahun 2005, Prevalensi gizi buruk cenderung meningkat,
yaitu. 6,30% (2001) menjadi 8,55% (2003), dan 8,80% (2005). akan tetapi
menurun pada tahun 2007 dan 2010 yaitu 5,40% (2007) dan 4,90% (2010),
prevelensi gizi buruk atau KEP (kurang energi-protein) berat umur 1 tahun sampai
5 tahun tertinggi (>10%). Pada tahun 2010 terdapat beberapa propinsi yang
memiliki penderita KEP lebih banyak, salah satunya Sumbar, yang pada
4
umumnya berada didaerah pedesaan dari pada perkotaan. Disamping kemiskinan,
factor lain yang berpengaruh adalah kurangnya pengetahuan masyrakat tentang
makaan pendamping ASI. (soetarjo, 2011)
Di Sumbar Gizi Kurang dan buruk menurut indeks BB/U adalah 13,3%
dan prevalensi status gizi per Kecamatan bervariasi dari 9,68 % sampai dengan
26,53 %. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang Status
Gizi
Anak
Balita
di
Kecamatan
Rawan
Gizi
Kota
Padang.
(http://www.google.konsumsipangan.com)
Dari Profil Kesehatan Kota tahun 2007 terdapat 5,4% gizi buruk dan gizi
kurang 13%, 2008 terdapat 4 % gizi buruk dan 13,1 % gizi kurang, 2009 terdapat
5,6 % gizi buruk dan 16,3 % gizi kurang, sedangkan tahun 2011 dari 6.736 balita
terdapat 1,25% balita dengan gizi buruk, 10,02% dengan gizi kurang, dan 87,89%
gizi baik dan gizi lebih 0,85%. Dilihat dari profil ini Lubuk Buaya lah yang
banyak menderita gizi kurang.
Selama tahun 2011, Puskesmas lubuk buaya telah menimbang sekitar 736
balita dari 7 kelurahan yang ada di kecamatan tersebut. Dimana terdapat 2,25%
anak balita menderita gizi buruk berdasarkan BB/U, 9,92% anak balita kurus
berdasarkan TB/U, dan 12,89% anak balita pendek berdasarkan BB/TB.
(Puskesmas lubuk buaya, 2011).
Berdasarkan data diatas penulis tertarik melakukan penelitian di
Puskesmas Lubuk Buaya dengan judul "hubungan tingkat pengetahuan ibu
5
tentang menu seimbang dengan status gizi anak balita di Puskesmas Lubuk
Buaya, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2012.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang menu
seimbang dengan status gizi anak balita di Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan
Koto Tangah Kota Padang tahun 2012.
1.3.2
Tujuan Khusus
6
a. Diketahuinya distribusi frekuensi status gizi anak balita di Puskesmas
Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang tahun 2012.
b. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu tentang
menu seimbang pada anak balita di Puskesmas Lubuk Buaya,
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang tahun 2012.
c. Diketahuinya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang menu
seimbang dengan status gizi anak balita di Puskesmas Lubuk Buaya,
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang tahun 2012.
Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah menu
seimbang dan status gizi anak balita serta mampu mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dan memenuhi tugas dalam menyelesaikan
pendidikan.
1.4.3
7
Sebagai bahan masukan dan sebagai data dasar untuk membuat program
puskesmas terkait dengan menu seimbang dan status gizi anak balita untuk
meningkatkan motivasi ibu melalui penyuluhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga
didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara
kebutuhan dan masukan nutrient (unsure gizi). (Beck, 2011)
Dalam ilmu gizi pertumbuhan adalah bertambahnya materi tubuh,
sedangkan perkembangan adalah kemajuan fungsi dan kapasitas fisiologi badan
dan organ tubuh. Pertumbuhan di ukur dengan domensi fisik yang menyajikan
gambaran keadaan gizi. (Sediaoetama, 2005)
Dalam pelaksanaan sehari-hari ukuran antropometri yang bermanfaat dan
sering dipakai adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut
9
umur (TB/U), berat badan menurut tinggi badan
perkembangan anak yang perlu dibina dalam menghadapi masa depannya, yaitu :
perkembangan kemampuan bicara, perkembangan kemampuan bergaul dan
mandiri. (Husaini, 2006)
Pemantauan atau penilaian status gizi anak secara teratur dapat diketahui
secara mudah dengan mengukur berat badan dengan penilaian melalui kartu
menuju sehat (KMS), berat badan merupakan ukuran terpenting, dipakai pada
setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap kelompok umur. Berat
badan merupakan hasil peningkatan seluruh jaringan tulang otot, lemak, caiaran
tubuh dan lainnya. Ukuran ini merupakan indikator tunggal terbaik untuk status
gizi anak balita. (Depkes RI, 2005)
Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan
kesehatan anak dalam kartu menuju sehat, dapat dilakukan konseling atau dialog
dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu dalam
memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukan
setelah mencatat hasil penimbangan anak pada kartu menuju sehat balita.
Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada kartu
menuju sehat adalah (Depkes RI,2006) ;
1. Garis pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak
yang baik / meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makan
dengan gizi seimbang
10
2. Garis pertumbuhan anak tidak naik bisa berkaitan dengan nafsu anak
menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit atau sebab lain yang
perlu digali dari ibu.
Status gizi balita dapat dibagi dalam 4 kelompok yaitu ;
1. Gizi buruk
2. Gizi kurang
3. Gizi baik
4. Gizi lebih
Kriteria dari masing-masing kelompok status gizi diatas dapat dilihat dari
lampiran. (Depkes RI,2007)
2.1.2
11
Antropometri
artinya
ukuran
tubuh
manusia.
Sedangkan
Indeks
Status Gizi
BB/U
TB/U
BB/TB
Gizi Baik
>80%
>90%
>90%
Gizi Sedang
71%-80%
81%-90%
81%-90%
Gizi Kurang
61%-70%
71%-80%
71%-80%
Gizi Buruk
<60%
<70%
<70%
penggunaan
indeks
tersebut
akan
memberikan
12
Perbedaan
penggunaan
indeks
tersebut
akan
memberikan
keadaan
abnormal,
terdapat
kemungkinan
13
badan tidak seperti berat badan relatif kurang sensitif terhadap
masalah kekurangan gizi dalam waktu yang pendek. Pengaruh
defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam
waktu yang relatif lama. Berdasarkan karakteristik tersebut
diatas maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu,
juga lebih erat kaitannya dengan status sosial-ekonomi
(Supriasa,2005)
c) Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi
badan, dalam keadaan normal. Perkembangan berat badan
akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan. Indeks BB/TB
merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat
ini. (Supriasa,2005)
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi
berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungan
dengan ketidak cukupan zat gizi seperti kulit, mata, rambut dan
mukosa oral atau organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid. (Supriasa, 2005)
3. Biokimia
14
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimens yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan tubuh. Contoh jaringan tubuh yang
digunakan antara lain : darah, urine, tinja dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. (Supriasa, 2005)
4. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan)
dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat
dipergunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja
epidemik (epidemic of night blindnees). Cara yang digunakan
adalah test adaptasi gelap. (Supriasa,2005)
b.
15
Statistik Vital yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik
seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian karena penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi.
3. Faktor Ekologi
Menurut Bengou dalam buku Supriasa 2005, mengungkapkan
bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
2.1.3
16
Indeks
Status Gizi
Ambang Batas*
Gizi Lebih
> +2 SD
Gizi Baik
> -2 SD sampai +2 SD
Gizi Kurang
Gizi Buruk
< -3 SD
Normal
> 2 SD
Pendek
< 2 SD
Gemuk
> 2 SD
Normal
> -2 SD sampai +2 SD
Kurus
Kurus Sekali
< -3 SD
Umur (BB/U)
Tinggi Badan
menurut Umur
(TB/U)
Berat Badan menurut
Tinggi Badan
(BB/TB)
Pengertian
Gizi seimbang adalah makanan yang mengandung semua zat-zat gizi
terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan mineral yang berfungsi
sumber tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur atau keseimbangan antara
17
asupan energy dan zat-zat gizi lainnya dengan kebutuhan seseorang atau individu.
(Mitayani,dkk, 2010)
Tabel 2.3
Kecukupan Energi Sehari Untuk Bayi dan Anak Balita
Menurut Umur
Golongan Umur
( Tahun)
0-1
1-3
4-6
6-9
9-14
14-18
110-120
100
90
60-80
40-55
40
18
b. Unsur Gizi Pembangunan Sel-Sel Jaringan yaitu :
1. Protein
2. Mineral
3. Air
c. Unsur Gizi Pengatur Pekerjaan Jaringan Tubuh yaitu :
1. Vitamin
2. Mineral
2.2.3
19
1. Fungsi
protein
adalah
pertumbuhan
dan
pemeliharaan
20
e. Air
Air merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia, karena itu
merupakan unsur yang sangat untuk tubuh sebagai bahan pembangun
dan sebagai zat pengatur. (Kanwil Depkes Sumbar : 2006)
21
Disebabkan karena konsumsi gizi yang tidak mencukupi kebutuhannya
dalam waktu tertentu
c. Gizi Buruk
Bila konsumsi gizi kurang berlangsung lama maka akan berakibat
semakin berat tingkat kekurangannya. Pada keadaan ini dapat menjadi
kwashiorkor dan marasmus yang biasanya disertai penyakit lain seperti
diare, infeksi, penyakit pencernaan, ISPA, anemia dan lain-lain.
d. Anemia Gizi Besi (AGB)
Penyakit ini lebih dikenal penyakit kurang darah, yang disebabkan
kekurangan zat besi dalam jumlah yang tidak mencukupi kebutuhan
sehari-hari. Kehilangan zat gizi besi yang meningkat disebabkan antara
lain karena cacingan.(Depkes RI, 2006)
e. Kekurangan Vitamin A
Disebabkan konsumsi vitamin A tidak mencukupi kebutuhannya.
Kurang vitamin A pada awalnya disebut menderita rabun senja yaitu
ketidak mampuan melihat pada cahaya remang-remang pada sore hari.
Kemudian (bila tidak diobati) pada bola matanya timbul bercak putih
yang pada akhirnya menderita kebutaan.
f. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
22
Disebabkan karena konsumsi yodium tidak mencukupi kebutuhan.
Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit gondok, kretin,
gangguan mental dan perkembangan fisik. Kekurangan unsur yodium
dalam makanan sehari-hari dapat menurunkan kecerdasan anak.
2.2.5
23
lemak.
Kecukupan
energi
bagi
balita
sangat
penting
untuk
24
sehingga periode ini tidak perlu diberikan makanan tambahan bagi
bayi.
f. Biasakan Makan Pagi
Sarapan atau makan pagi adalah makanan yang diberikan pada pukul
06.30 dalam bentuk makanan pokok dan lauk pauk atau makanan
kudapan. Kebiasaan makan pagi membantu balita untuk memenuhi
gizinya sehari-hari. Jumlah makanan yang diberikan kurang lebih 1/3
dari makan sehari-hari.
g. Minumlah Air Bersih, dan Cukup Jumlahnya
Air bersih adalah air yang tidak berbau, tidak berwarna dan tidak
berasa. Air minum adalah air bersih yang direbus sampai mendidih
serta disimpan dalam wadah bersih dan tertutup. Air minum juga
dibutuhkan oleh balita untuk mengatur keseimbangan cairan dan
garam mineral dalam tubuh untuk menggantikan cairan tubuh yang
keluar berupa buang air kecil dan keringat. Untuk memperlancar
metabolisme dalam tubuh balita dianjurkan mengkonsumsi air minum
sedikitnya 4-6 gelas setiap hari. Setiap gelas sebanyak 200cc.
h. Bacalah Label Pada Makanan yang Dikemas Untuk Balita
Keuntungan membaca label bagi keluarga yang mempunyai balita
adalah:
25
a) Dapat memeilih makanan yang belum kadaluarsa, kemasan yang
masih baik
2.3 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebahagian besar pengetahuan manusia diperoleh melaui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan domain yanmg sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada prilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmojo,2005).
Tahu (Know)
Mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk
mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.
26
2.3.2
Memahami (Comprehension)
Diartikan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
Aplikasi (Aplication)
Adalah sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai
aplikasi atau penggunaan rumus-rumus, metoda prinsip dan sebagainya dalam
situasi yang lain, misalnya dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan
masalah didalam memecahkan masalahkesehatan dari kasus yang diberikan.
2.3.4
Analisis (Analysis)
Adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan yang lain.
Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya.
2.3.5
Sintesis ( Synthesis)
Adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain sistesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada.
2.3.6
Evaluasi (Evaluation)
27
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
(Notoatmojo,2005)
Gambar 2.4
Kerangka Konsep
Variabel Independen
Tingkat
pengetahuan
tentang menu
seimbang
Variebel dependen
28
2.5 Hipotesis
a. Ho
Tidak
ada
hubungan
antara
tingkat
anak balita
b. Ha
29
Defenisi
Operasional
Pengukuran
Skala
Alat ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Ukur
Ordinal
Status gizi
Timbangan
Penimbangan
Terdiri dari
balita
dan
berat badan
2 kategori :
dari hasil
pengukur
menggunakan
pengukuran
tinggi
decin dan
antropometri
badan
pengukur
dengan indeks
tinggi badan
BB/TB yang
1=baik: -2
SD
0= Kurang :
< -2 SD
dibandingkan
dengan standar
baku WHO-NCHS
Tahun 2005
Tingkat
Kemampuan ibu
Kuesioner
Wawancara
Terdiri dari
Pengertian
Unsur makanan
seimbang
2 kategori :
1 = tinggi >
median
0 = rendah
< median
Ordinal
30
Sumber-sumber
zat gizi
Akibat konsumsi
gizi yang tidak
seimbang
Peran menu
seimbang
BAB III
METODE PENELITIAN
31
Penelitian ini di rencanakan akan dilaksanakan pada bulan Juni-Juli di
Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2012.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian / objek yang diteliti. Jadi
populasi yang akan diteliti adalah seluruh ibu yang mempunyai anak balita yang
berumur 1-5 tahun yang berada di Puskesmas Lubuk Buaya, Kecamatan Koto
Tangah Kota Padang sebanyak 736 balita.
3.3.2
Sampel
a. Besar Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diambil dan
dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki
populasi.
N
1 N (d 2 )
32
Keterangan :
N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,1)
N
1 N (d 2 )
736
1 736(0.12 )
736
1 7,36
736
88,03 88
8,36
33
c. Kriteria menjadi sampel
1. Bersedia menjadi sampel
2. Ibu yang Mempunyai anak usia 1 5 tahun
3. Bila ada dua orang anak balita dalam satu keluarga, maka diambil
anak balita terkecil
4. mampu baca tulis dan berkomunikasi dengan baik
Data Primer
Data Sekunder
Data dari seluruh ibu yang mempunyai anak balita yang berumur 1-5
tahun yang berada di Puskesmas Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang.
34
Setelah dilakukan pengumpulan data maka dilanjutkan pengolahan data
agar data yang dikumpulkan memiliki sifat jelas, adapun langkah-langkah
pengolahan data adalah sebagai berikut :
3.5.1
yang salah.
3.5.3
Pemprosesa ini
3.5.4
35
3.6 Teknik Analisa Data
3.6.1
Analisa Univariat
Analisa Univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi
f
x 100%
N
Keterangan :
P : Presentase
F : Frekuensi
N : Jumlah responden
3.6.2
Analisa Bivariat
Digunakan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
tentang menu seimbang dengan status gizi anak balita di Puskesmas Lubuk Buaya
Kecamatan Koto Tangah Kota Padang tahun 2012.
36
Data ini dianalisa dengan memakai uji statistik dengan menggunakan uji
chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan rumus :
X2
(O - E) 2
E
Keterangan :
X2 = Statistik Chi Square
= Jumlah atau total
O = Nilai yang diamati
E = Nilai yang diharapkan
Hubungan antar 2 variabel dikatakan bermakna apabila nilai P = < 0,05
dan tidak bermakna apabila nilai P = > 0,05