Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Mat Suef
NIM. 1520411074
Unik Hanifah Salsabila
NIM. 1520411044
PROGRAM MAGISTER
PRODI PENDIDIKAN ISLAM
KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Madrasah adalah salah satu jenis lembaga pendidikan Islam yang
berkembang di Indonesia di samping pendidikan berbasis masjid dan
pesantren. Madrasah mewarisi berbagai ciri dan kekhasan yang masih sangat
konsisten hingga saat ini, baik secara tipikal maupun dari aspek muatannya
secara substantif, bahkan budaya yang dikembangkan oleh masyarakat yang
membesarkannya.
Madrasah pertama kali didirikan di Padang Panjang oleh tokoh
Zainuddin Labai pada tanggal 10 Oktober 1915. Pada saat itu madrasah
mengajarkan pelajaran umum di samping pelajaran agama, sebelum pada
akhirnya berkembang lembaga-lembaga serupa di berbagai daerah.
Paska kemerdekaan, sistem pendidikan yang dikembangkan secara
resmi oleh pemerintah adalah sistem sekolah, sebuah sistem pendidikan
warisan Belanda, dan bukan sistem madrasah. Madrasah sebagai lembaga
pendidikan yang didirkan oleh masyarakat tetap berjalan pada jalannya dan
terpisah dari mainstream pendidikan nasional.
Saat ini, puluhan tahun sudah kolonialisme berakhir di bumi
Indonesia namun kebijakan yang cenderung diskriminatif warisan para
kolonial seakan belum sepenuhnya hilang. Adakan kesan seakan-akan
kebijakan Pemerintah RI terkait dengan madrasah, diakui atau pun tidak,
benar-benar mengadopsi ketakutan politis dan ideologis ala Belanda. Sebab
secara eksplisit maupun implisit, separasi kelembagaan antar sekolah yang
dikembangkan pemerintah dengan model pendidikan madrasah dan pondok
pesantren terus berlanjut tanpa upaya mediasi yang berarti. Faktor inilah yang
paling dirasakan secara nyata oleh masyarakat.
Bangunan personifikasi
madrasah tidaklah
sederhana, sebab
B. Rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Madrasah di Indonesia
Madrasah merupakan isim makan dari darasa, artinya tempat duduk
untuk belajar.1 Padanan madrasah dalam bahasa indonesia adalah sekolah
lebih dikhususkan bagi sekolah-sekolah agama Islam. Dari Shorter
Encyclopedia of Islam, diartikan: Name of an Institution where the Islamic
science are studied yang artinya: Nama dari suatu lembaga di mana ilmuilmu keislaman diajarkan.2
Berdasarkan keterangan tersebut dapat dipahami bahwa madrasah
penekaannya adalah sebagai suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu
keislaman. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam, mulai didirikan dan
berkembang di dunia Islam sekitar abad V H atau abad X-XI M, ketika
penduduk Naisabur mendirikan lembaga pendidikan Islami model madrasah
tersebut pertama kalinya. Tersiarnya madrasah justru melalui menteri dari
kerajaan Bani Saljuk yang bernama Nizham Al-Mulk yang mendirikan
madrasah Nizhamiyah tahun 457 H/1065 M dan merupakan madrasah
terbesar pada masa Salahudin Al-Ayyubi.3
Pada madrasah-madrasah tersebut diajarkan ilmu-ilmu aqliyah,
naqliyah, dan lisaniyah. Ilmu-ilmu aqliyah adalah ilmu yang bersumber dan
bertolak dari asas pemikiran dan penelitian manusia seperti, ilmu pasti,
kedokteran, filsafat, dsb. Sedangkan ilmu naqliyah adalah ilmu-ilmu yang
bersumber dari al-Quran dan al-Hadist seperti, tafsir, hadist, fiqh, tauhid, dan
1 Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hal. 125.
2 Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2007), hal. 94.
3 Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami , hal. 125.
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia ,
hal. 96.
namun
belum
ada
yang mencantumkan
usaha
untuk
menyelesaikan
pendidikan
dengan
tuntutan
dan
aspirasi
rakyat,
Departemen
Agama. Maksud
dilaksanakannya
yang
dikehendaki
oleh
UUD
1945,
meskipun
7 Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam Dari Ordonansi Guru Sampai UU Sisdiknas,
(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013), hal. 97.
JUMLAH
MADRASAH
1.057 buah
776 buah
JUMLAH MURID
16 buah
1.849 buah
1.881
2.017.590
1.927.777
87.932
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia ,
hal. 98.
10
JUMLAH MADRASAH
358 buah
182 buah
42 buah
1.849 buah
Djoened Poesponegoro, Sejarah Nasional Indonesia II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1992), hal. 102.
Djumhur dan Danasaputra, Sejarah Pendidikan, (Bandung: CV. Ilmu Bandung, 1974), hal. 92.
11
12
Pendidikan
dan
Kebudayaan
bertugas
dan
14
Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam Dari Ordonansi Guru Sampai UU Sisdiknas
, hal 101.
13
implisit
ketentuan
ini
mengharuskan
diserahkannya
15
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaharuan Pendidikan Islam Di Indonesia
, hal. 104.
16
Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam Dari Ordonansi Guru Sampai UU Sisdiknas
, hal 103.
14
17
15
16
tersebut
dijiwai
oleh
Ketetapan
MPR
Nomor
19
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah dan Perkembangan , hal.
20
181-182.
17
Madrasah
Aliyah.
Kurikulum
tahun
1976
akhirnya
21
22
18
Tsanawiyah.
Dengan
modal
siswa
berkemampuan
19
Indonesia yang maju dalam suasana tentram dan sejahtera lahir dan
batin serta dalam tata kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang
berdasarkan Pancasila. Sesuai dengan maksud GBHN tersebut di atas,
telah ditempuh berbagai upaya, antara lain dengan dikeluarkannya
SKB 3 Menteri, yang disusul SKB 2 Menteri. Sebagai tindak lanjut
dari kedua SKB tersebut, maka dikeluarkan Keputusan Menteri Agama
RI Nomor 101 Tahun 1984 tentang kurikulum Madrasah Aliyah.
Sehubungan dengan itu, maka dikeluarkan pula Keputusan
Menteri Agama RI Nomor 73 Tahun 1987 tanggal 30 April 1987
tentang Penyelenggaraan Madrasah Aliyah Program Khusus di 5
(lima) Madrasah Aliyah Negeri pilihan. Masing-masing yaitu, (1)
MAN Darussalam dengan kode register 01/I/MAPK/1987, (2) MAN I
Yogyakarta dengan kode register 02/I/MAPK/1987, (3) MAN Ujung
Pandang dengan kode register 03/I/MAPK/1987, (4) MAN Kotabaru
dengan kode register 04/I/MAPK/1987, dan MAN I Jember dengan
kode register 05/I/MAPK/1987.24
Penyelenggaraan Madrasah Aliyah Program Khusus tersebut
dengan tiga pertimbangan. Pertama, dalam rangka memenuhi
kebutuhan akan tenaga ahli di bidang agama Islam sesuai dengan
tuntutan pembangunan nasional. Kedua, untuk meningkatkan mutu
tersebut, perlu diselenggarakan program khusus pada Madrasah Aliyah
Pilihan Ilmu-Ilmu agama dengan penyesuaian Struktur Program
Kurikulum. Ketiga, untuk maksud tersebut perlu ditujukan Madrasah
Aliyah Pilihan ilmu-ilmu yang memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Dalam masa berikutnya, karena kehadiran MAPK mendapat
sambutan
positif
maka
dikembangkan/ditambah
lagi
dengan
24 Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam Dari Ordonansi Guru Sampai UU Sisdiknas
, hal 106-107.
20
25
21
UU
No.
22
Tahun
1999
tentang
26
27
22
dan
Kebudayaan
RI,
pemerintah
provinsi
dan
daerah.
Permasalahan
madrasah
mencakup
beberapa
Abd. Halim Soebahar, Kebijakan Pendidikan Islam Dari Ordonansi Guru Sampai UU Sisdiknas
, hal 124.
23
29
24
25
KESIMPULAN
Sejak Indonesia merdeka madrasah telah tumbuh dan berkembang
melewati empat fase. Pertama, fase perintisan, di mana madrasah adalah
lembaga pendidikan Islam sebagai upaya tafaqquh fiddin, melakukan
pendalaman dalam kajian keagaman. Madrasah secara kurikulum memang
menyajikan yang sepenuhnya agama, sehingga porsi penyajian materi
pendidikan agama adalah 100%, dengan referensi kitab-kitab Islam klasik.
Fase kedua, adalah madrasah dalam Peraturan Menteri Agama
Nomor 1 Tahun 1946 dan Peraturan Menteri Agama Nomor 7 Tahun 1950,
bahwa madrasah adalah tempat pendidikan yang diatur negara sebagaimana
sekolah umum.
Fase ketiga, adalah madrasah dalam SKB Tiga Menteri Tahun 1947.
Yang dimaksud dengan madrasah dalam keputusan bersama ini ialah lembaga
pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata
pelajaran dasar yang diberikan sekurang-kurangnya 30% di samping mata
pelajaran umum; dan madrasah itu meliputi tiga tingkatan, yakni: Madrasah
Ibtidaiyah, setingkat dengan sekolah dasar, Madrasah Tsanawiyah, setingkat
dengan Sekolah Menengah Pertama, dan Madrasah Aliyah, setingkat dengan
Sekolah Menengah Atas.
Selanjutnya, fase keempat, adalah madrasah dalam UU Nomor 20
Tahun 2003. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, jenis
pendidikan umum jenjang pendidikan dasar adalah berbentuk SD dan MI atau
bentuklain yang sederajat, serta SMP dan MTs atau bentuk lain yang
sederajat, sedangkan pendidikan menengah berbentuk SMA, MA, SMK, dan
MAK, atau bentuk lain yang sederajat (Bab IV, Pasal 17, dan 18).
26
DAFTAR PUSTAKA
A. Steenbrink, Karel. 2013. Pesantren Madrasah Sekolah; Pendidikan Islam
dalam Kurun Modern, Jakarta: LP3ES.
Djumhur, dan Danasaputra. 1974. Sejarah Pendidikan. Bandung: CV. Ilmu
Bandung.
Engku, Iskandar, dan Siti Zubaidah. 2014. Sejarah Pendidikan Islami. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Hasbullah. 1996. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia; Lintasan Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Junaidi, Mahfud, dan Mansur. 2005. Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam Di
Indonesia. Jakarta: Departemen Agama.
Kosim, Muhammad. 2011. Pendidikan Guru Agama Di Indonesia. Jakarta:
Pustaka Nusantara.
Nizar, Samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam; Menelusuri Jejak Sejarah
Rasulullah Sampai Indonesia, Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.
Poesponegoro, Djoened. 1992. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai
Pustaka.
Soebahar, Abdul Halim. 2013. Kebijakan Pendidikan Islam Dari Ordonansi Guru
Sampai UU Sisdiknas, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
27