Professional Documents
Culture Documents
HIPERTENSI EMERGENSI
Disusun Oleh:
Raga Manduaru
1061050135
Nathaniel Aranjuez Pakpahan
1161050174
Hipertensi Emergensi
Disusun Oleh:
Raga Manduaru
1061050135
Nathaniel Aranjuez Pakpahan
1161050174
ABSTRAK
Krisis hipertensi terbagi menjadi dua bagian yaitu hipertensi urgensi dan hipertensi
emergensi. Hipertensi emergensi berbeda dengan hipertensi urgensi. Pada hipertensi
emergensi disertai oleh kerusakan target organ. Menurut klasifikasi JNC VIII pasien dengan
tekanan darah sistolik > 180 mmHg atau diastolik > 110 mmHg dimasukkan ke dalam
kategori krisis hipertensi. Tekanan darah pada krisis hipertensi harus diturunkan segera
karena dapat menyebabkan iskemik pada otak dan ginjal. Tekanan darah harus dikurangi
penurunan mean arterial pressure (MAP) 10 % pada jam pertama dan 15 % pada jam kedua
sampai jam ketiga. Obat intravena yang dianjurkan adalah labetalol, esmolol, nitrogliserin,
nicardipine, klonidin, fenoldopam, dan yang terbaru adalah clevidipine
Kata kunci
ABSTRACT
Hypertensive crisis is classified into hypertensive emergency and hypertensive urgency.
Hypertensive emergency is differentiated from hypertensive urgency by its target organ
damage. According to Classification by JNC VIII, patient with systolic blood pressure > 180
mmHg or diastolic blood pressure > 110 mmHg are included in the category of hypertensive
crisIs. Blood pressure should be decreased immediately because it can cause brain and
kidneys ischemic. Mean Arterial Pressure (MAP) should be decreased by 10 % within the
first hour and 15% at second to third hours. The recommended intravenous drugs therapy are
labetalol, esmolol, nitroglycerin, nicardipine, clonidine, fenoldopam, and the new one
clevidipine
Keyword
Pendahuluan
Pembagian klasifikasi hipertensi
secara periodik selalu dikembangkan oleh
Joint National Committee (JNC) untuk
pendeteksi, evaluasi dan penatalaksanaan
pada tekanan darah tinggi. JNC
mengklasifikasikan hipertensi pada empat
stadium: normal, prehypertension, stage I
dan stage II (tabel I).1
Tabel I. klasifikasihipertensiberdasarkanJoint
National Comitte (JNC)-8
Hipertensi Emergensi
Hipertensi emergensi didefinisikan
sebagai hipertensi krisis yang masuk
dalam karakteristik peningkatan tekanan
darah >180/120 mmHg yang disertai
disfungsi target organ (lihat table II), baik
Klasifikasi
4
Tabel
II.
Berbagaikondisipenyerta
dapattimbulsebagai target ogan
Patofisiologi
Patofisiologi dari krisis hipertensi
belum sepenuhnya dipahami. Nampaknya
kecepatan kerusakan target organ dan
beratnya peningkatan tekanan darah pada
saat pasien datang disebabkan oleh
kegagalan fungsi autoregulasi normal dan
peningkatan mendadak tahanan vaskular
perifer. Kondisi tersebut menyebabkan
kerusakan endovaskular dengan nekrosis
pada arteriol. Peristiwa yang terjadi
kemudian
yaitu
meningkatkan
permeabilitas, aktivasi dari kaska defaktor
koagulasi dan platelet, dan deposisi fibrin.
4
(gambar 1)
Proses tersebut dapat menghasilkan
suatu kejadian iskemik dan keluarnya
mediator vasoaktif selama kerusakan
vascular terjadi. Renin angiotensin
aldosterone sering teraktivasi yang akan
mengakibatkan vasokontriksi dan produksi
sitokin proinflamasi seperti interleukin 6
(IL-6). Lalu, aktivitas NADPH oxidase
akan meningkat yang akan memperberat
kejadian iskemik organ pada krisis
hipertensi.5
yang
Observasi
tersebut
menjadi
dasar
rekomendasi penurunan tekanan darah
sebesar 20% pada hipertensi emergensi.
yang
hipertensi
ada.
krisis
Tanda
dan
gejala
berbeda-beda
setiap
cranialis.
ensefalopati
Pada
didapatkan
hipertensi
penurunan
Manifestasi Klinik
Pendekatan Diagnosis
7
dapat
morbiditas
dan
Anamnesis
tentang
Pemeriksaan
laboratorium
yang
mengurangi
angka
mortalitas
pasien.
riwayat
penyakit
diperiksa
obat,
kokain,
pemeriksaan
kardiovaskular
riwayat
konsumsi
atau
ginjal
penting
pendekatan
harus
hipertensi:8
diperiksa
seperti
sakit
kepala,
untuk
pasien-pasien
dengan
ekokardiografi
diagnostik
pada
perlu
pasien
Pasien dengan
hipertensi
YA
TD > 180/120 mmHg
TIDAK
Kerusakan
organ target
8
Hipertensi
emergensi
Bukan krisis
hipertensi
PREHIPERTENS
I
HIPERTENSI
GRADE I
HIPERTENSI
GRADE II
1. Neurologi
o
o
o
o
2. Jantung PARU
o
o
o
o
3. Ginjal
o
o
o
YA
TIDAK
Oliguria/anuria
Hematuria/proteinuria
Peningkatan serum kreatinin
4. Mata
o
Funduskopi KW III/IV
Hipertensi
urgensi
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan pada keadaan krisis
hipertensi ialah menurunkan tekanan darah
secepat dan seaman mungkin yang
disesuaikan dengan keadaan klinis
penderita. Pengobatan biasanya diberikan
secara parenteral dan memerlukan
pemantauan
yang
ketat
terhadap
penurunan
tekanan
darah
untuk
menghindari keadaan yang merugikan atau
munculnya masalah baru.
Obat yang ideal untuk keadaan ini
9
Tekanan
darah
(mmHg)
Gejala
Pemeriksaan
Terapi
Rencana
Hipertensi krisis
urgensi
> 180/110
Hipertensi emergensi
Emergensi
> 180/110
> 220/140
Sakit
kepala, Sakit kepala hebat, Sesak napas, nyeri dada,
kecemasan; sering sesak napas
nokturia,
dysarthria,
kali tanpa gejala
kelemahan,
kesadaran
menurun
Tidak
ada Kerusakan
organ Ensefalopati,
edemaparu,
kerusakan organ target; muncul klinis insufisiensi ginjal, iskemia
target, tidak ada penyakit
jantung
penyakit
kardiovaskuler, stabil
kardiovaskular
Awasi 1-3 jam; Awasi 3-6 jam; obat Pasang jalur IV, periksa
memulai/teruskan oral berjangka kerja laboratorium standar, terapi
obat oral, naikkan pendek
obat IV
dosis
Periksa
ulang Periksa ulang dalam Rawat ruangan/ICU
dalam 3 hari
24 jam
Adapun obat hipertensi oral yang dapat dipakai untuk hipertensi urgency dapat dilihat
pada tabel 7.12
TabelVII: Obat hipertensi oral
Obat
Captopril
Clonidine
Dosis
12,5 - 25 mg PO;
ulangiper 30 min ; SL,
25 mg
PO 75 - 150 ug,
Perhatian khusus
Hipotensi, gagal ginjal,
stenosis arteri renalis
Hipotensi,
mengantuk,
Propanolo
l
ulangiper jam
10 - 40 mg PO; 15-30 min/3-6 jam
ulangisetiap30 min
Nifedipine
mulutkering
Bronkokonstriksi,
blok
jantung,
hipotensi
ortostatik
Takikardi,
hipotensi,
gangguan koroner
Dosis
Parenteral vasodilator
Sodium
5-10 mg / kg / menit langsung/2-3 Mual, muntah, penggunaan
nitroprusside sebagai infus IV
menit setelah jangka
panjang
dapat
infus
menyebabkan
keracunan
tiosianat, methemoglobinemia,
asidosis, keracunan sianida.
Selang infus lapis perak
Nitrogliserin
500-100 mg sebagai 2-5 min /5-10 Sakit
kepala,
takikardia,
infus IV
min
muntah, , methemoglobinemia;
membutuhkan
sistem
pengiriman khusus karena obat
mengikat pipa PVC
Nicardipine
5-15 mg / jam sebagai 1-5 min/15- Takikardi, mual, muntah, sakit
infus IV
30 min
kepala, peningkatan tekanan
intrakranial; hipotensi
Klonidin
150 ug, 6 amp per 250 30-60 min/ Ensepalopati dengan gangguan
cc
Glukosa
5% 24 jam
koroner
mikrodrip
5-15 ug/kg/menit sebagi 1-5 min/ 15- Takikardi,
mual,
muntah,
Diltiazem
infus IV
30 min
sakitkepala,
peningkatan
tekanan intrakranial; hipotensi
Fenoldopam
0.1-0.3 mg/kg/mnt iv < 5 menit/30 Sakit
kepala,
takikardi,
infusion
menit
flushing, phlebitis local
Verapamil
5-10 mg iv; infus 3-25 3-5 menit/30- Heart block (derajat 1,2,3)
mg/jam
60 menit
terutama
terkontaminasi
dengan digitalis/ B-bloker;
bradikardi
Hydralazine
10-20 mg iv bolus / 10- 10 menit/>1 Takikardi,
sakit
kepala,
40 mg im; diulang tiap jam (iv), 20- muntah, agravitasi angina
4-6 jam
30 menit im
pectoris
11
Enlaprilat
Tabel IX: Obat yang dipilih untuk Hipertensi emergensi dengan komplikasi 2,5,7
Komplikasi
Diseksi aorta
AMI, iskemia
Obat Pilihan
Nitroprusside + esmolol
Target TekananDarah
SBP
110-120
sesegeramungkin
nitroprusside, Sekunder untuk bantuan
iskemia
nitrogliserin, 10% -15% dalam 1-2 jam
Nitrogliserin,
nicardipine
Edema paru
Nitroprusside,
labetalol
Gangguan Ginjal
Fenoldopam,
nitroprusside,
labetalol
Kelebihan katekolamin Phentolamine, labetalol
Hipertensi ensefalopati Nitroprusside
Subarachnoid
Nitroprusside,
nimodipine,
hemorrhage
nicardipine
Stroke Iskemik
Nicardipine
AMI, infark miokard akut; SBP, tekanan sistolik darah.
12
5.
6.
1.
2.
3.
4.
7.
8.
9.
13
10.
11.
Daftar Pustaka
1. James PA, et.al. 2014 EvidenceBased
Guideline
for
The
Management of High Blood
Pressure in Adults: Report from the
Panel Members Appointed to the
Eighth Joint National Committee
(JNC 8). 2014 Guideline for
Management of High Blood
Pressure. JAMA. 2014;311(5):507520.
2. Flanigan
JS,
Vitberg
D.
Hypertensive
emergency
and
severe hypertension: what to treat,
who to treat and how to treat. Med
Clin N Am 2006;90:439-51.)
(chobanian AV, Bakris GL, Black
HR, et.al. Seventh report of Joint
National Committe of High Blood
Pressure. Hypertension 2003. Dec;
42(6): 1206-52
3. Hebert CJ. Vidt DG. Hypertensive
crises. Prim Care Clin Office Pract
2008:35:475-87.
4. Varon J, et.al. Treatment of Acute
Severe Hypertension Current and
Newer Agents. The University of
Texas Health Science Center at
Houston, Houston, Texas, USA.
Drugs 2008; 68 (3)
5. Marik PE, Varon J. Hypertensive
crisis: challenges and management.
Chest 2007;131:1949-62.
6. Pollack CV and Rees CJ.
Hypertensive emergencies: acute
care evauation and management.
13, 14
14
Emergency
medicine
cardiac
research and education group.
2008:3:1-12.
7. Vuylsteke A, Vincent JL, de La
Garanderie DP, Anderson FA,
Emery L, Wyman A, RushtonSmith S, Gore JM (2011)
Characteristics, practice patterns,
and outcomes in patients with acute
hypertension: European registry for
studying the treatment of acute
hypertension (Euro-STAT). Crit
Care 15:R271
8. Vaidya
CK,
Ouellette
JR.
Hypertensive
Urgency
and
Emergency. Internal Medicine
Department Saint Marrys Hospital.
2007. pp. 43-50.
9. Marik PE, Rivera R (2011)
Hypertensive emergencies: an
update.Curr Opin Crit Care
17:569580
10. Monnet X, Marik P.E. whars new
with crisis hypertension? Intensive
Care Med (2015) 41:127130
11. Derhaschnig
U,
Testori
C,
Riedmueller E, Aschauer S, Wolzt
M, Jilma B (2013) Hypertensive
emergencies are associated with
elevated markers of inflammation,
coagulation, platelet activation and
fibrinolysis. J Hum Hypertens
27:368373
12. Marik PE, Varon J. The Diagnosis
and Management of Hypertensive
Crises. CHEST 2000; 118:214227
13. Wijaya I, Siregar P. Hypertensive
Crises
in
the
Adolescent:
Evaluation
of
Suspected
Renovascular
Hypertension.
Department of Internal Medicine.
Faculty of Medicine, University of
Indonesia - Cipto Mangunkusumo
Hospital. Acta Med IndonesIndones J Intern Med. P.49-54
14. Ramos A.P, Varon J. Current and
never
for
hypertensive
emergencies. Curr Hypertens Rep
(2014) 16:450.
15