You are on page 1of 29
Bab 1 Permeabilitas dan Aliran Air Dalam Tanah A. PENDAHULUAN Permeabilitas adalah sifat bahwa zat cair dapat mengalir lewat bahan berpori. Tanah termasuk bahan yang permeabel sehingga air dapat mengalir melalui pori-pori tanah. Derajat permeabilitas tanah ditentukan oleh : + Ukuran pori + Jenis tanah + Kepadatan tanah yang dinyatakan dalam k (satuan kecepatan cm/s atau m/s) Di dalam air tanah juga berlaku hukum-hukum hidraulika. Hukum Bernoulli : P ve h=z+—+>— my Gumlah tenaga dari air pada setiap tempat adalah konstan) h_ = tinggi tekanan total (m) z = tinggi elevasi terhadap suatu bidang datum (m) P= tekanan hidrostatis (KN/m*) yw = berat jenis air (KN/m3) V_ = kecepatan aliran (m/s) g = percepatan gravitasi (mm/s2) Khusus aliran air dalam tanah : P diganti tekanan pori (U) V umumnya kecil sehingga + = 0 (bisa diabaikan) 8 maka hukum Bernoulli untuk aliran air dalam tanah : P haz+—. Ne Aliran air terjadi jika terdapat perbedaan tinggi tenaga antara dua tempat. Ah= nT hy Kecepatan aliran ditentukan oleh gradien hidraulik antara kedua tempat i = a : Aliran air dalam tanah pada umumnya berupa aliran laminer, maka berlaku hukum Darcy bahwa kecepatan berbanding langsung dengan gradien hidraulik Vaki Besarnya debit atau volume air yang mengalir persatuan waktu : debit (m3/s) A. = luas tampang tanah yang dialiri air (m2) V_ = Kecepatan aliran (m/s) 2 W Nilai k untuk jenis-jenis tanah *Kerikil Kerikil halus/pasir 10-103 Pasir sangat halus Pasir lunak 10° - 105 Lanau tidak padat . ‘Lanais padat . Lanau lempung 105-107 Lanau tidak murni Lempung “| 107° nilai k sebagai bahan drainase tanah dengan : k>104 cm/s: good drainage 10®10* : digunakan sebagai bahan pervious k<10* : digunakan sebagai bahan impervious Shell untuk stabilitas terbuat dari bahan yang pervious Core (inti) untuk menahan kebocoran terbuat dari bahan yang impervious B. MENENTUKAN NILAI K DI LABORATORIUM Alat yang digunakan : permeameter terdapat 2 jenis 1, Constan Head Parameter untuk tanah yang permeabilitasnya tinggi k > 103 cm/s 2. Falling Head Parameter Untuk tanah yang permeabilitasnya rendah k < 10% cm/s 1, Constan Head Parameter air dimasukan 2 benda uji El L filter Dari gambar gradien hidraulik kecepatan aliran Debit Volume air yang tertampung dalam waktu t maka jadi nilai k dapat dihitung jika percobaan dilakukan dalam waktu t dan air yang tertampung v cm’. 2. Falling Head Parameter ‘Misalkan pada saat t tinggi air h, selang waktu s air turun sebesar-dh. Pengurangan air dalam pipa kecil = dv = -dh a h qa) banyaknya air dalam waktu dt :q= Ak =Ak— (2) persamaan1=2 4 -dha =kA—at jika selama t detik, maka air dalam pipa diamati turun dari hl sampai h2 : nf = A far k=2.303 2 tog A, Al aL tinggi muka air saat (1 . tinggi muka air saat 12 Untuk pasir yang mempunyai ukuran efektif D10 antara 0.1 - 3.0 mm, nilai k dapat diperkirakan secara empiris dengan rumus Hazen: = C(D,, ems Ukuran efektif dari butiran cm koefisien (antara 40 - 150) 40-80 _ pasir sangat halus, bergradasi baik atau bercampur batu halus 10 anor s C = 80-120 _ pasir butir sedang, bergradasi jelek pasir kasar, bersih, bergradasi baik C = 120-150 _pasir sangat kasar, bersih, berkerikil, bergradasi sangat jelek. . TANAH ANISOTROPIS DAN TANAH BERLAPIS Tanah homogen yang mempunyai nilai k yang sama besamya pada semua rah disebut tanah isotropis, Pada tanah isotropis kx = kz = ks. Dalam prakteknya tanah bersifat anisotropis ke schingga biasanya kx > kz dengan Fp = 230 atau tanah berlapis-lapis yang kondisi tiap z lapisnya dapat bersifat isotropis atau masing-masing anisotropis. Tanah anisotropis: Nilai k tidak sama pada semua arah, biasanya arah mendatar memiliki nilai terbesar dan arah vertikal memiliki nilai terkecil. Jika kx dan kz diketahui, harga ks untuk sembarang arah didapat dari hukum Darcy : hubungan antara komponen-komponen kecepatan : Vx = Vscos a Vz =Vssin a sehingga : Vs _ cosa | sin? a we = OOS, (a) ks kx kz 2 at Sa eZ 0) ks ke ke D. TANAH BERLAPIS-LAPIS 1, Permeabilitas searah dengan lapisan Perhatikan empat lapis tanah yang tebalnya berbeda-beda masing-masing tanah anisotropis, sehingga kxi # kzi. Jika hanya ada aliran arah mendatar maka kz tidak akan berpengaruh. Nilai koefisien permeabilitas ekuivalen arah x =kx, jika seluruh tebal tanah dianggap homogen (mempunyai satu nilai kx). Untuk setiap lebar satu satuan panjang setiap pasang titik tengah lapisan (misalnya 3 dan 3°) memiliki selisih potensial sama dengan selisih tinggi tekanan yang sama = h, Jarak lintasan sama dengan panjang horisontal setiap lapisan sama = L, maka gradien hidrolik bagi setiap lapisan i = ; Untuk setiap lapis dengan nilai kx berbeda, kecepatan pada masing-masing lapis berbeda. Dengan hukum Darcy : vl =kxli v2. =kx2i dst Debit lewat tiap lapisan : ql =Al vi =z1 kxli q2 = A2 v2 = 22 kx2 Idst. Jumlah debit lewat seluruh lapisan : q=ql +q2+q3+44 a) seandainya diangap tanah homogen setebal z, dengan koefisien permeabilitas yang sama kx, maka : kecepatan aliran v=kxi debit aliran q=zkxi (2) persamaan 1 dan 2, maka zl kel + + 24 kad ke= sz atau k ekuivalen untuk n lapis Le kaj x] 2. Permeabilitas ekuivalen pada arah tegak lurus arah lapangan. Jikaaliran ke arah bawah melewati 4 lapisan dengan tebal dan kz berbeda, dan tanah dianggap homogen untuk seluruh tebalnya, maka sesuai hukum kontinuitas, debit aliran lewat setiap tampang sclalu sama besarnya. Karena luas tampang Konstan, kecepatan v lewat setiap lapisan juga sama. Selisih potensial total = h. Misalkan selisih potensial untuk setiap lapisan = hl, h2, h3, hd , maka : ke h=hl +h2+h3+h4 gradien hidrolik untuk setiap lapisan : ._ Al h2 h3 hd Cele ge espe 2 kecepatan lewat setiap lapisan sama, sehingga : Al h2 h3 ha Ve ha gy hay ha ag hee i Apabila dipandang seolah-olah seluruh lapisan sebagai satu lapisan dengan nilai k ekuivalen kz, gradien hidraulik kecepatan fee ee @) z kz dari persamaan 1, 2, dan 3 didapat k ekuivalen arah z : = al z see tt kal ke sehingga rumus umum untuk n lapisan tanah : kz E. MENENTUKAN K DI LAPANGAN Pengujian di laboratorium menggunakan sampel kecil yang diambil di lapangan, yang sering tidak mewakili tanah secara keseluruhan. Tanah di lapangan umumnya anisotropis, berlapis- lapis dan tidak homogen. Untuk proyek skala besar perlu pengujian k langsung di lapangan. Cara pengujian k di lapangan sebagai berikut : 1. Dibuat sumur bor sebagai sumur uji dan beberapa sumur observasi. Bila ternyata tanah tidak mudah longsor digunakan pipa baja berlubang-lubang. Sumur uji harus mencapai kedalaman lapisan tanah rapat air. 2. Air sumur uji di pompa dengan debit konstan. Muka air akan turun, ditunggu sampai stabil. Diamati tinggi air sumur observasi. Air mengalir menuju sumur dari semua arah. Sesuai dengan hukum kontinuitas, debit menuju sumur lewat tiap silinder sama. sumur uji sumur observasi masetelah dipompa tn [eecieee al x2 ———>| Dipandang silinder jari-jari x, tinggi air y. Rumus Darcy : ki Luas tampang tanah yang dilewati air = luas dinding silinder. A=XY gradien hidraulik = kemiringan muka air i =tg Aki me XY k= x dk 2m yay q x Ditinjau dua tempat dengan jari-jari x1 dan x2 yang tinggi airnya yl dan y2 2 © oe = Iya JS qn 1% Mkt z (y 2? ~yl') = In in) q x 7 k=—————__ (kefektif). roe ae ae F. TEORI REMBESAN DAN FLOW NET Rumus Bernoulli untuk aliran dalam tanah : u h=z+— atau h=z+hw dengan U = hw yw, maka P= hy atau setiap titik dalam tanah yang ada dalam air, besarnya tinggi tekanan total sama dengan tinggi tekanan air pori ditambah tinggi tekanan elevasi. h = tinggi tenaga total pada suatu titik. Zz tinggi tenaga elevasi. U_ = tekanan air pori. yw = berat unit air. hw = tinggi air pori. Dipandang aliran lewat tanah yang ada diantara dua kolam dengan selisih tinggi muka air H: ‘Akibat adanya selisih tekanan, air mengalir dari bidang I - I ke bidang II-II Lintasan partikel-partikel air berupa garis-garis sejajar sama dengan garis-garis aliran. Contoh suatu garis aliran = garis | - 2. gatis a-b, garis air phreatis untuk garis aliran 1 - 2. Untuk menggunakan rumus Bernoulli, harus dipilih satu bidang datum biasanya dipilih garis muka air hilir. Dipandang sebuah titik dalam tanah, maka : z = tinggi elevasi jarak vertikal dari titik itu ke bidang datum hw = tinggi tekanan pori jarak vertikal titik ke muka air tinggi tekanan total potensial titik jumlah z dan hw jarak vertikal dari bidang datum ke muka air phreatis lewat titik itu z+hwshezt— Ww Lihat titik-titik 1,2,dan 3 pada gambar. Titik! di atas bidang datum. jarak vertikal titik1 ke datum (nilai +) jarak vertikal titik 1 ke muka air Titik 2 : di bawah datum 22 =nilai (-) hw2= z2l h2_ =(-z2) + hw2 = 0 (potensial titik 2 =0) Titik 3 : di bawah datum: Semnua titik yang terletak pada garis I - I mempunyai potensial yang sama. Potensial tiap titik digaris I- I= H. garis II- II juga suatu garis ekipotensial dengan potensial = 0. garis ekipotensial selalu berpotongan dengan garis aliran secara tegak lurus. Mengenai gradien hidraulik : Gradien hidraulik antara dua titik sama dengan selisih potensial dibagi lintasan. atau dipandang sebagai dua titik yang dekat : aah ic“, AL Jika gradien hidraulik tidak konstan, dipandang titik sangat dekat : ' ah i=-S4 G. PERSAMAAN LAPLACE 7 a, K+ Te dx i x dz| L Dipandang sebuah prisma tanah kecil yang ada dalam aliran tanah dengan kecepatan yang tidak konstan v = f (x,y) pada arah x maupun z, Tebal prisma dx dan dz, sedangkan bidang yang tegak lurus bidang gambar L. Komponen kecepatan masuk dan keluar prisma pada arah X dan Z. Sesuai hukum kontinuitas : Debit air yang masuk prisma sama dengan debit air yang keluar prisma. q =Av Ax = dz L untuk L = satu satuan maka Ax = dz Az = dx Luntuk L = satu satuan maka Az = dx maka : a a, eee td car repee eg ar acne sehingga : a, VE Cet 2 menurut hukum Darcy veki untuk arah X = kx dan untuk arah z = kz db untuk arah x: ix jeele untuk arah z: iz y masukan ke persamaan (1) : a oh a oh carta (ary trorelmcraey @ Ph Fh ke + = a ae jika tanahnya isotropis : kx = Fh | Ph + =0 ® ae ae Persamaan a dan b adalah persamaan Laplace untuk aliran dua dimensi. Dalam matematika persamaan tersebut merupakan persamaan dari dua susunan garis-garis lengkung yang saling berpotongan secara tegak lurus. Pada aliran dalam air tanah, susunan garis pertama adalah garis aliran yaitu lintasan- lintasan partikel air. Susunan garis kedua adalah garis ekipotensial, masing-masing adalah tempatkedudukan titik-titik yang potensialnya sama. Kedua susunan garis tersebut membentuk jala dan disebut FLOW NET. + Garis aliran dan garis ekipotensial masing-masing jumlahnya tak berhingga, dalam pembahasan hanya dipilih beberapa saja. + Jalur di antara dua garis aliran disebut alur aliran yang dianggap sebagai suatu saluran terbatas. + Garisaliran dan garis ekipotensial selalu berpotongan tegak lurus yang akan membentuk kotak siku-siku. 0 garis ekipotensial na h3 garis aliran Agar bentuk flow net sederhana dan aplikasinya praktis, pemilihan garis-garis aliran dan garis garis ekipotensial yang digunakan untuk pembahasan disyaratkan : Dipilih garis-garis ekipotensial yang selisih potensial antara dua garis yang berurutan selalu sama. Al -h2 =h2-h3 =Ah Untuk pemilihan garis-garis aliran, dicari garis aliran yang setiap aliran menghasilkan debit yang sama, ql-2=q2-3= = Aq sehingga rumus umumnya = q=Aki untuk bidang satu satuan panjang maka A= a, sehingga debit yang terjadi setiap alur : Alq =a,ki,=a,ki,=a,ki, = Gradien hidraulik yang terjadi untuk setiap kotak : jadi setiap kotak bentuknya sebangun dan perbandingan antara panjang dan lebarnya selalu konstan. Forhheimermenyederhanakan lagi dengan memilih semua kotak-kotak siku-sikunyaberbentuk bujur sangkar : sehingga debit setiap alur : al ek Aq =k Ah Dengan digambarkan bendungan dalam tanah, dalam tanah dasar di bawah bendung,turap dan sebagainya dapat dihitung debit rembesan, tekanan ke atas pada dasar bendung, stabilitas terhadap piping dan lain-lain. Langkah-langkah dalam menggambar flow net ada beberapa cara : + Trial and error sketching method (cara coba-coba) + Cara analitis + Dengan membuat model dilaboratorium + Dengan analogi listrik. Contoh gambar flow net aliran air di dalam tanah lewat turap. xlbob Lapisan rapat air Keterangan : + Garis AB adalah garis yang ekipotensialnya tertinggi dan tiap mempunyai potensial H * Garis DE adalah garis yang mempunyai ekipotensial terendah yaitu 0. * — Garis-garis violet adalah garis garis ekipotensial berturut-turut no 11, 10, 9 0, makin rendah nomomya makin rendah potensialnya. pada garis AB 2,1, + Partikel air bergerak mengikuti garis aliran dari ckipotensial terendah (0) diantara dua batas, yaitu garis BCD dan garis tanah rapat ait FKG. Garis-garis tebal adalah garis-garis aliran sama dengan lintasan partikel-partikel air. + Garis muka tanah AB dan DE adalah garis ekipotensial tertinggi dan terendah. * — Garis menyusur tepi turap ABCD adalah garis aliran pertama (0), garis muka lapisan rapat air adalah garis aliran terakhir. Flow net ini sesuai anjuran Forhheimer, yang mempunyai sifat : 1, Semua garis aliran dan semua garis ekipotensial saling berpotongan tegak lurus membentuk kotak-kotak berupa bujur sangkar. catatan : Termasuk garis-garis aliran dengan muka tanah. Juga garis-garis ekipotensial - turap dan garis lapisan rapat air. 2. Selisih potensial antara dua garis ekipotensial yang berturutan besarnya selalu sama = potensial drop = Ah ka: Ah = maka : Ah = Nd dimana : H_ = Selisih antara tinggi air hulu dan hilir. Nd = Jumlah potensial drop 3. Debit aliran lewat alur diantara dua garis aliran yang berturutan selalu sama = yang besamya Ag = k Ah Catatan : Pada pengambaran flow net selalu diusahakan agar jumlah potensial drop (Nd), berupa angka bulat. Nf = jumlah garis aliran Penggunaan flow net : 1. Menghitung debit rembesan : Berdasarkan yang telah diuraikan di atas debit yang lewat satu alur aliran : q=kAh dari gambar flow net dapat dihitung jumlah aluraliran (Nf) maka untuk setiap satu satuan panjang tegak lurus bidang gambar : q=Nfk Ah jika jumlah potensial drop dan perbedaan tinggi air bagian hulu dan hilir diketahui, maka : ane Nd sehingga H =Nfk—. a= Nk Nf dan Nd dapat dihitung dari gambar flow net, H dan k merupakan data yang diketahui. 2. Menghitung tekanan air pori sama dengan tekanan hidrostatis pada suatu titik. Digunakan rumus Bernoulli : A act atau h = 2+ hw hw =h-z U =hwyw dimana : Z ~~ =elevasi titik terhadap datum (muka air hilir) hw = tinggi tekanan air pori h =potensial titik, dilihat dalam flow net, di mana letak titik tersebut tehadap garis- garis ekipotensial. Jika titik tersebut terletak pada garis ekipotensial nomer nd, maka potensial di titik tersebut : h=nd bh atau : hend Na 3. Menghitung tekanan rembesan Perhatikan prisma kecil dengan tampang bujursangkara xa, tebal dalamarah tegak Iurus bidang gambar satu satuan dan searah garis aliran. Selisih potensial hulu dan hilir adalah hl dan h2. Gaya potensial air pada prisma : P= (h2-hl) wal = Law = gaya rembesan yang bekerja pada tanah dengan volume ax ax 1 =a = tekanan rembesan = gaya rembesan yang bekerja pada satu satuan volume tanah us v Ah Ah Dee a a __ Ah ka = A jika i= 4 Pada setiap titik dalam tanah bekerja tekanan rembesan yang besar dan arahnya dapat dilihat pada flow net. Arahnya searah dengan garis aliran dititik itu, Besarnya ditentukan oleh gradien hidraulik yang dapat dilihat dari ukuran Kotak flow net di titik itu. hl Ah = h2- ht = Na Tekanan rembesan jika arah aliran keatas : tb Suatu kubus tanah dengan ukuran lem? Gayakebawah = berat efektif kubus Gayakeatas = gaya rembesan Resultante gaya : W =W-D =yY-iw Dengan adanya aliran air ke atas berat efektif tanah akan berkurang. Keadaan kritis terjadi jika W' =0, yaitu jika 7 = i,, yw atau i,, = —— Pada keadaan seperti ini tanah tidak mempunyai berat dan daya dukung atau disebut peristiwa quick condition atau boiling. Hal ini dapat terjadi pada tanah dibelakang turap atau konstruksi lain. Kejadian ini harus dihindari karena merupakan awal peristiwa piping terutama pada tanah non kohesif. Pada turap dimana kondisi tanahnya tidak sama, maka seandainya tidak aman dapat diatasi dengan : 1. Memperdalam turap. 2, Diatasmukatanah diurug dengan tanah (bersifat filter), sehingga berat W* bertambah. Mengambar flow net dengan cara sketsa coba ralat. 1. Pelajari dan hafalkan bentuk tipikal flow net untuk berbagai konstruksi. Misalnya flow net untuk tipikalnya seperti contoh di atas. Tidak dipengaruhi oleh nilai k dan tinggi air, Perubahan/perbedaan bentuk ditentukan oleh perbandingan hI dan h2. 2. Cara ini memerlukan latihan dan pengalaman. 3. Pada prinsipnya menarik garis-garis aliran dan garis ekipotensial secara coba-coba, sedemikian sehingga : + Semua potongan tegak lurus. * Semua kotak berbentuk bujur sangkar sebagai perpotongan dapat digambarkan lingkaran dalam yang menyinggung keempat sisi. + Terkecuali pada sudut-sudut dapat berbentuk segitiga. + Flownet diusahakan jumlah potensial dropnya berupa bilangan bulat, tetapi jumlah aliran boleh pecahan. + Antar garis aliran tidak saling berpotongan. 4, Petunjuk 1 : a, Tentukan garis-garis batas berupa garis muka tanah hilir adalah garis dengan nilai ekipotensial terendah, sedang garis muka air tanah hulu adalah garis dengan ekipotensial tertinggi. — Garis menyusur konstruksi adalah garis aliran pertama. — Garis lapisan tanah rapat air adalah garis aliran terakhir, maka : Perpotongan semua garis aliran dengan muka tanah selalu tegak lurus. Perpotongan semua garis ekipotensial dengan garis turap lapisan rapat air selalu tegak lurus. Petunjuk 2 untuk menggambar flow net di bawah turap dengan tanah tidak sama tinggi. = Tarik sebuah garis aliran tegak lurus muka tanah lengkung lewat bawah tanah. — Tarik garis ekipotensial pendek sehingga semua berpotongan tegak lurus dan membentuk bujur sangkar. . — Garis aliran sebelum terakhir berdekatan dengan garis lapisan rapat air. — Pada perbatasan di bawah perlu diadakan perbaikan. - Kotak-kotak di bawah tidak perlu bujur sangkar tetapi tetap kotak-kotak siku-siku dan sebangun. ~ Jangan terlalu banyak garis aliran. Rembesan di dalam bendungan tanah Bendungan fungsinya untuk menahan air waduk, schingga dalam perencanaannya harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut : = Stabilitas lerengnya Stabilitas lereng dipengaruhi dan ditentukan oleh tinggi dari bendungan, kemiringan lereng, bahan untuk membuat bendungan dan oleh rembesan air. — Debit rembesan Pengetahuan tentang debit rembesan lewat badan bendungan dan lewat tanah dasar diperlukan untuk mengetahui banyaknya air yang hilang dan pengaruhnya pada stabilitas. ~ Pada saat banjir Pada waktu terjadi banjir air waduk tidak boleh lebih tinggi dari puncak bendungan. Akan terjadi overtopping atau pelimpahan, Bagaimanapun bagusnya bendungan tanah atau urugan batu akan hancur jika terjadi overtopping. Jika terjadi demikian dapat diatasi dengan menambah spillway atau saluran pelimpah yang cukup. Tampang bendungan tanah dengan garis rembesan lebar puncak <> lereng hilir m2 Garis rembesan memotong lereng hilir, dapat tidak aman karena dapat membawa butir- butir tanah dari kaki lereng. Pada permulaan terjadi lubang kecil, lama-lama membesar dan akan terus bergerak mundur menjadi bentuk pipa atau terowongan yang menyebabkan keruntuhan atau disebut peristiwa Piping. Bendungan tanah homogen hanya digunakan 19 untuk tanggul atau bendungan yang kecil yang fungsinya untuk pengaman banjir. Untuk bendungan yang besar bahan yang dipergunakan berupa komposit. filter Bagian tengah (core) atau bagian inti menggunakan bahan dari tanah yang rapat air sehingga rembesan yang terjadi kecil. Bagian luar (shell) menggunakan bahan berupa timbunan batu sehingga stabilitasnya lebih baik. Diantara core dan shell ada bahan transisi yang biasanya berupa beberapa lapisan filter. fl filter untuk core {2 filter untuk £1 £3 filter untuk £2 corcteay ft \ 2\ 13 ee shell dst. Shell dan transisi dianggap sangat permeabel tethadap core, sehingga rembesan hanya diperhitungkan terhadap seluruh konstruksi. Dengan adanya konstruksi drainasi, arah rembesan berubah tidak lagi memotong lereng hilit. Bahan untuk drainasi harus dapat berfungsi dsebagai filter terhadap tanah bahan bendungan, Syarat agar dapat berfungsi sebagai filter, gradasi bahan filter (f) terhadap tanah yang dilindungi (s) : D, D, PS 4 dan Pf Dass Dis >s atau 4Dys > Dif > SDs bahan filter mempunyai koefisien permeabilitas kz yang sangat besar dibandingkan nilai kl dari tanah bahan bendungan, Sehingga seolah-olah pada hitungan rembesan atau arah garis rembesan filter dianggap udara atau dianggap tidak ada. Dalam praktek jika aliran atau rembesan yang melewati dua bahan tanah dengan nilai k ke yang berbeda dengan nilai — > 10, maka tanah dengan nilai k yang besar dapat dianggap tidak ada. we dimana : k yang besar k® yang kecil aN dianggap udara J. BENTUK GARIS REMBESAN / GARIS PHREATIK Menurut penelitian Casagrande bentuk garis rembesan mempunyai bentuk dasar suatu parabola, dengan sedikit penyimpangan diujung dekat lereng hulu dan hilir. Dari matematika parabola mempunyai : 1, Titik api F 2. Garis arah L pada sumbu 3. Parameter (P) jarak F terhadap L Sifat parabola : Setiap titik pada parabola mempunyai jarak yang sama terhadap titik api dan terhadap garis arah (AF = AB =r). Dari sifat tersebut maka : FC =P Fv=tp 2 Garis singgung di C dengan sudut 45°. at Persamaan parabola : 1. Jika digunakan sumbu Y melalui puncak V dan sumbu X positif ke kiri, maka persamaannya : Yt=2PX 2. _Jika digunakan sumbu Y melalui F, maka persamaanya menjadi : Y?=2PX+P* 3. Jika menggunakan koordinat kutub dengan pusat titik api F, maka : P 1-cos0 dimana @ adalah sudut yang dibentuk antara r dengan sumbu X+. Syarat minimum agar suatu parabola dapat dilukis atau dapat dituliskan persamaannya adalah : a. Diketahui letak F b. Diketahui besarnya P atau dapat juga : a. Diketahui letak titik api F b. Diketahui salah satu titik yang dilapisi parabola. Menurut Casagrande, parabola dasar dari garis rembesan mempunyai titik api F adalah perpotongan garis dasar bendungan dengan garis keluarnya air dibagian hilir. Titik M pada garis muka air hulu seperti gambar di bawah dilalui oleh parabola dasar. 22 Titik M terletak pada garis muka air dengan : MN = 03KN Kn = proyeksi lereng bawah A-N pada muka air., maka pada bendungan di atas : — titik api F = perpotongan A-D dengan F - E - tiikM — =salah satu titik yang melalui parabola. Digunakan salib sumbu : = Sumbu Y (ordinat) garis vertikal lewat F (+ keatas). = Sumbu X (absis) adalah dasar bendungan (+ kekiri).. maka persamaan parabola : Y? =2PX+P ‘Apabila ukuran-ukuran bendungan diketahui, nilai P dapat dihitung. Misalnya kemiringan lereng hulu adalah 1 : ml, tinggi air = hl, koordinat titik M dapat dicari : Ordinat Ym =hl AbsisXm — =d=FA-0.7 mihi Dimasukkan ke persamaan parabola : hl? =2Pd = +P?, atau P?42Pd-hl?=0 P=-d+ VP +h? Dengan diperoleh nilai P persamaan parabola menjadi tertentu, K. KOREKSI GARIS REMBESAN TERHADAP PARABOLA DASAR ‘Yang telah ditulis adalah parabola dasar dari garis rembesan. Garis rembesan yang sesunguh- nya diperoleh dengan mengkoreksi parabola dibagian hulu dan hilir. 23 Untuk koreksi bagian hulu : Garis rembesan dimulai dari titik n. Garis rembesan harus tegak lurus dengan garis lereng bagian hulu. a JikaB<90° Parabola melalui m, garis rembesan melalui N, sehingga diadakan koreksi dengan menarik garis dimulai dari N tegak lurus lereng, lengkung dan menyambung pada parabola, b. Jika B= 90° Garis rembesan tegak lurus lereng bagian hulu, sehingga mempunyai garis singgung diN c. Tika B> 90° Garis rembesan tidak dapat tegak lurus lereng karena aliran tidak dapat ke atas. Untuk koreksi pada bagian hili a. Jikaa 230° Untuk kondisi ini koreksi meliputi : — Letak titik potong garis rembesan dengan garis lereng hilir. ~ Arah garis rembesan diperpotongan itu. untuk Garis rembesan arahnya menyinggung garis lereng hilir. a. Letak R sama dengan titik potong garis rembesan dengan lereng hilir. 24 Perpotongan parabola dengan garis lereng adalah R1. r= =FRI=a+Aa seharusnya di R : P 1 -cos6 FR =a FRI= a+ Aa Aa Aa maka ada faktor koreksi yaitu: ¢ = = a+ Aa r Nilai c tergantung pada sudut seperti tabel di bawah : b. Koreksi bentuk dan arah garis rembesan. (1) 90°> 02 30° Garis rembesan memotong dan menyinggung lereng di R. (2) a=90° Garis rembesan memotong dan menyinggung lereng di F. Nilaic .25, FRI RF =0.74P 180° > a > 90° Garis aliran memotong lereng di R dan menyinggung garis vertikal di F. Nilai 0.26 >c >0 (4) a= 180° Garis aliran tidak mengalami koreksi. Nilaic=0 3 L. DEBIT REMBESAN MELALU! BENDUNGAN Cara ini merupakan cara pendekatan dan berlaku untuk serta lapisan pada dasar bendungan berupa lapisan rapat air. Cara yang lebih tepat adalah dengan mengambarkan flow net dahulu baru dihitung dengan rumus. Untuk kondisi tanah tidak rapat air harus digambarkan flow netnya. Cara pendekatan dibedakan dua keadaan bendungan : * Untuk sudut lereng hilir & > 30° * — Untuk sudut lereng hilir « < 30° 1. Pada kondisi ot 2 30°, dianggap garis rembesan masih sama dengan parabola dasar. 25 hl Berdasarkan hukum kontinuitas debit pada setiap tampang vertikal sama besar. Pada tampang potongan I-I untuk lebar satu satuan : Rumus Debit:Q=Av 9 =kAi Karena lebar sama dengan satu satuan maka A = Y, sehingga gradien hidraulik sama dengan garis rembesan atau i =*g0= 4, dimana @adalah sudut garis singgung dengan bx horisontal. MakaQ = vee Persamaan garis rembesan : Y? = 2Px+p* Y = VPP as dx V2Px+ PP Q =kP mdm‘ M. KOREKSI GARIS REMBESAN DI HILIR Untuk bendungan dengan < 30" M 26 Penyimpangan garis rembesan terhadap parabola dasar cukup banyak dan garis rembesan di hilir menyusur garis, Debit :Q= Av=AkI 4 Untuk persatu satuan lebar q = Y k 2. rumus ini berlaku untuk tiap tampang vertikal. Dipandang tampang lewat R : Q. =kasinatga a) Dipandang dengan cara lain : Q =kY Qdx =kYdy Q/dx = k Jy dy, di integrasikan dengan batas-batas dari R sampai M: + nilai x dari a cos o sampai d + nilai y dari dari h2 sampai hl oldx =f vay Q(d-acos a) = Kae - @ sin? 0) K(hP @ sin? a) = ————. 2) Q 2(d-a cos @) @ dari persamaan 1 dan 2: __d & AP 3 8 cosa \ costa sink % maka untuk 0 < 30° a. Perpotongan garis rembesan a dapat dicari dengan rumus (3) FR =a b. Debit dihitung dengan rumus (1) NN. GAMBAR FLOW NET PADA BENDUNGAN TANAH Penggunaan : 1, Menghitung debit rembesan yang lebih teliti. 2. Menghitung tekanan pori pada suatu titik dalam bendungan. 3. Analisa stabilitas lereng. Dalam penggambaran prinsipnya menarik garis-garis aliran dan garis-garis ekipotensial yang saling berpotongan tegak lurus dan membentuk kotak-kotak bujur sangkar. 27 Perbedaanya : 1, Gambarkan terlebih dulu garis rembesan. 2. Perhatikan garis-garis batas : * Garis aliran pertama = garis rembesan = NV + Garis aliran terakhir = garis tanah rapat air = AF + Garis ekipotensial tertinggi = garis lereng hulu = AN + Garis ekipotensial terendah (nomor nol) garis keluarnya air = FV Semua garis aliran dan garis ekipotensial ada diantara garis-garis batas dan semuanya tegak lurus pada garis-garis batas. 3. Beberapa pertolongan yang dapat digunakan : a. Selisih potensial total = hl Garis Fv mempunyai potensial nol. Garis AN mempunyai potensial = hl b. Karena garis rembesan adalah garis muka air bebas maka selisih potensial antara dua buah titik sama dengan selisih tinggi. Maka untuk memperoleh garis-garis potensial dengan selisih Nd = 10, dapat di peroleh dengan cara membagi h1 menjadi sepuluh bagian yang sama. Tarik garis- garis horisontal memotong garis rembesan dimana ujung-ujungnya merupakan awal dari garis-garis ekipotensial. c. Padabentuk ini, garis-garis aliran dan garis-garis ekipotensial merupakan parabola- parabola dengan satu titik api yang sama F. Pada analisis stabilitas lereng perlu diketahui besarnya tekanan air pori pada garis longsoran. Tekanan air pori pada suatu titik dapat dihitung dengan rumus : U=h,.w. 28 Dengan persamaan Bernoulli : h=hw+Z = atau h=h-Z. Seandainya sebagian besar bendungan bersifat permeabel atau dasar rapat air lebih dalam dari dasar bendungan, maka akan ada garis aliran pada tanah dasar. ©. REMBESAN PADA BENDUNGAN TANAH ANISOTROPIS Tanah anisotropis mempunyai kx > kz. Debit rembesan dapat dihitung secara pendekatan maupun dengan mengambar flow net dan dapat dipermudah dengan cara pendekatan maupun gambar yang ditransformasikan. Gambar tampang bendungan diubah skala horisontalnya tapi skala vertikalnya tetap. Pada gambar ditransformasikan seolah-olah menjadi isotropis dengan nilai koefisien permeabilitas k‘ =V/kx kz_sehingga garis rembesan dan flow net dapat dibuat seperti biasa. Untuk bendungan tanpa drainasi misalnya perbandingan lerengnya 1 : 2 (& = 30° dan m> 1.73) jika tanah berupa isotropis maka debit rembesan berubah menjadi : Q=kasinatg a. Kalau tanahnyaanisotropis dan gambarnya ditransformasikan, kemiringanya menjadi |: 0.8 (m < 1.73 dan ot > 30°), maka cara menghitung a dan rumus debit berubah menjadi : Qak'P Pada bendungan dengan tanah berlapis-lapis diperlakukan sebagai bendungan anisotropis. 29

You might also like