You are on page 1of 4

Mensyukuri Nikmat Al Quran

.













:



.




:
Khotbah Pertama
Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah Taala
Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, menaati perintah-perintah-Nya dan
menjauhi larangan-larangan-Nya. Karena sesungguhnya kita dinilai bukan karena bentuk fisik
kita yang tampan atau cantik atau juga harta kita yang berlimpah, Allah hanya melihat
ketakwaan di hati kita.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:



Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa dan harta benda kalian, tetapi Allah
memperhatikan hati dan amal-amal kalian. (HR. Muslim no. 415)
Dan orang yang paling mulia diantara kita juga adalah orang yang paling bertakwa, walaupun
manusia terkadang merasa, sekali lagi merasa, ketika mereka kaya memiliki fisik yang rupawan,
maka mereka adalah orang yang mulia.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Taala yang telah memberikan kita
nikmat yang tak terhitung sedari kita di dalam kandungan ibu kita hingga kita di usia saat ini.
Hati manusia yang baik, apabila ada seseorang yang berbuat baik kepadanya, maka ia akan
merasa suka dengan orang yang telah berbuat baik tersebut, padahal tidak setiap waktu orang itu
berbuat baik kepadanya. Bagaimana pula dengan Allah Subhanahu wa Taala yang telah
memberikan kebaikan tak hingga kepada kita hari demi hari.
Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi kita, kekasih kita, penyejuk hati kita,
Muhammad bin Abdillah shallallahu alaihi wa sallam, kepada keluarga beliau, sahabat, dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah Jalla wa Ala
Allah Taala telah menganugerahkan kita Al Quran, kitab yang mulia, yang Allah khususkan
hanya untuk umat Muhammad. Kitab suci yang paling mulia dibanding kitab suci-kitab suci
lainnya yang pernah Allah turunkan dalam perjalanan para nabi dan para rasul yang berjumlah
puluhan ribu. Dan Allah pilihkan kitab suci tersebut untuk Rasul-Nya yang paling mulia dan
Allah pilihkan kita dari milyaran manusia untuk menjadi umat Rasulullah Muhammad

shallallahu alaihi wa sallam yang berhukum di bawah naungan Al Quran. Namun jamaah yang
dirahmati oleh Allah, pernahkah kita terpikir bagaimana mensyukuri nikmat Al Quran yang telah
Allah anugerahkan atau bahkan kita tidak pernah merasa bahwa Al Quran itu adalah kenikmatan.
Mensyukuri nikmat Al Quran adalah dengan cara:
Pertama, membaca dan menadabburinya.
Hadis-hadis tentang keutamaan membaca Al Quran sangatlah banyak di antaranya sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam

-

Abdullah bin Masud radhiallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda, Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan
bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak
mengatakan satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf.
(HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami, no. 6469)
Dengan membaca Al Quran seseorang akan memperoleh keutamaan yang besar, memperoleh
pahala kebaikan dengan duduk tanpa berpeluh, ketika membaca Al Quran, maka satu hurufnya
Allah berikan satu kebaikan lalu dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan. Surat Al-Fatihah
yang kita baca sehari-hari saja terdiri dari 113 huruf lalu dikalikan 10, maka menjadi 1130
kebaikan, bayangkan! Hal ini bukan berarti kita mematematikan amal kebaikan, tapi inilah
wujud dari rahmat Allah dan betapa pemurahnya Rabb kita, yang memotivasi kita dengan pahala
yang sangat banyak. Dalam hadis yang lain Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Seorang yang lancar membaca Al Quran akan bersama para malaikat yang mulia dan senantiasa
selalu taat kepada Allah, adapun yang membaca Al Quran dan terbata-bata di dalamnya dan sulit
atasnya bacaan tersebut maka baginya dua pahala (HR. Muslim).
Jamaah yang dirahmati oleh Allah, mungkin di antara kita ada yang memiliki keterbatasan dalam
membaca Al Quran, bacaannya belum baik atau bahkan belum lancar. Anda yang mengalami
permasalahan demikian janganlah merasa jenuh untuk membaca Al Quran, janganlah Anda
merasa capek lalu meninggalkan membaca Al Quran, Allah beri ganjaran orang-orang yang
belum lancar membaca Al Quran dengan dua pahala; pahala membaca Al Quran dan pahala
bersusah payah dalam membacanya. Ketika Anda sudah terbiasa dan memiliki bacaan yang baik
sesuai dengan tajiwidnya, maka Allah sejajarkan Anda dengan makhluk yang mulia, malaikat,
makhluk yang selalu menaati Allah dan tidak bermaksiat kepada-Nya.
Kemudian selanjutnya adalah, menadabburi Al Quran. Inilah fungsi Al Quran diturunkan, agar
kita merenungi isi kandungannya. Allah Subhanahu wa Taala berfirman,



Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran. (QS. Shaad: 29)

Inilah tujuan utama diturunkannya Al Quran, agar kita merenungi kandungan ayat-ayatnya.
Seandainya bapak-bapak dan jamaah sekalian mendapatkan surat dari seseorang entah itu berisi
tentang hadiah jutaan dolar, atau jalan-jalan keliling dunia, mendapat tempat yang mewah atau
yang lain sebagainya, namun orang tersebut sengaja membuat surat tersebut dalam bahasa asing
yang Anda tidak paham, taruhlah bahasa Inggris. Orang tersebut menginginkan agar Anda
sedikit berusaha menerjemahkan arahan dia, sebelum mendapatkan sesuatu yang sangat
berharga.
Atau Anda mendapatkan surat dari istri tercinta, atau anak-anak atau bahkan orang tua Anda
yang lama tidak berjumpa dan Anda sangat rindu dengan pertemuan bersama mereka. Namun
surat tersebut diabuat dalam bahasa asing, apakah Anda tetap berusaha memahaminya? Saya kira
dari kedua contoh di atas, Anda akan berusaha memahaminya dengan menerjemahkannya.
Bagaimana pula kiranya surat tersebut datang dari Rabb semesta alam, Rabb yang menciptakan
kita semua, memberi rezeki, yang kita sembah, dan sangat kita cintai, adakah yang mau
memahami atau mengerti isi surat dari Rabb semesta alam ini. Ia memaparkan petunjuk di dalam
Al Quran agar kita mendapatkan kenikmatan yang sangat besar yaitu surga, apakah kita hanya
berdiam diri, rela tidak mengerti kandungan Al Quran sampai ajal menjemput kita, kita pun tidak
tahu apa itu isi Al Quran, waiyadzubillah.
Apalagi di zaman sekarang sudah banyak Al Quran terjemah untuk memahami artinya, sudah
banyak buku-buku tafsir Al Quran untuk memahami kandungannya, sejauh manakah usaha kita?
Kita memohon taufik kepada Allah agar mengaruniakan kita semangat untuk membaca dan
memahami Al Quran yang mulia.

.

Khotbah Kedua







.

Kaum muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah Taala


Pada khotbah yang pertama, telah khotib sampaikan betapa besarnya karunia Allah bagi orang
yang mau membaca Al Quran dan betapa pentingnya menadabburi ayat-ayat Al Quran,
merenungi isi kandungan firman Rabb kita, Allah Subhanahu wa Taala.
Pada khotbah yang kedua ini, khotib akan sampaikan tentang mengamalkan isi kandungan Al
Quran.

Sebuah konsekuensi logis, ketika seseorang merenungi kandungan Al Quran, maka akan muncul
motivasi yang besar dalam dirinya untuk mengamalkan isinya, termotivasi untuk mendapatkan
karunia yang Allah janjikan berupa surga, dan takut akan adzab di neraka. Ya, itulah yang

muncul di dalam hati seseorang ketika dia merenungi isi kandungan Al Quran.
Seseorang yang telah mengetahui isi kandungan Al Quran namun tidak mengamalkannya adalam
adalah seperti orang-orang Yahudi yang Allah sebut mereka seperti keledai.





Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada
memikulnya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang
tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah
tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (QS. Al-Jumuah: 5)
Dalam surat Al-Fatihah bahkan Allah sebut orang-orang Yahudi ini sebagai golongan yang
maghdub dan Allah melarang kita meniru mereka.
Seorang sahabat nabi, Abu Darda radhiallahu anhu berkata: Sesungguhnya sesuatu yang
paling aku takutkan ialah apabila aku berdiri pada hari kiamat untuk dilakukan penghitungan
amalan, Allah mengatakan kepadaku, Engkau telah berilmu, lalu apa yg telah engkau amalkan
dengan ilmumu?
Dan ketika seseorang mengamalkan ilmunya, maka hidayah tersebut akan senantiasa Allah
tambah, semakin Allah berikan rasa kenikmata beribadah kepada-Nya. Allah Subhanahu wa
Taala berfirman,

Dan orang-orang yang tetap mencari petunjuk maka Allah akan tambahkan kepada mereka
petunjuk dan Allah anugerahkan kepada mereka ketakwaan. (QS. Muhammad: 17)
Demikianlah jamaah yang dirahmati Allah. Mari kita mensyukuri nikmat Al Quran dengan
membaca, mendabburi, dan mengamalkannya. Jangan sampai kenikmatan yang begitu besar dari
Allah Subhanahu wa Taala ini kita sama sekali tidak mendapatkan bagian darinya. Dan jangan
sampai kita menjauhi Al Quran yang kemudian Allah kunci hati kita, Allah tutupi hati kita,
sehingga kita tidak mendapatkan hidayah dan akhirnya di akhirat kita termasuk orang-orang
yang celaka, nauudzubillah.


You might also like