Professional Documents
Culture Documents
(DED)
PEMBANGUNAN
JALAN
pekerjaan
pada
kegiatan
ini
adalah
PEMBANGUNAN
JALAN
ditentukan
pelaksanaannya
pada
dan
patokan
lain-lain
dan
petunjuk
kualitas
yang
bahan-bahan,
berhubungan
cara
dengan
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
Semua
bahanbahan
yang
diuraikan
pada
pasal-pasal
ini,
harus
didatangkan dalam keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat terkecuali
ditentukan lain dalam persyaratan kontrak ini.
1.3.3.
pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapanpersiapannya, peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal
tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan harus mendapatkan
persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan,
dan pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan kegiatan
tersebut di atas.
1.5. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
Sebelum pelaksanaan pekejaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan
konstruksi yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan
Pejabat Pembuat Komitmen atau PPTK atau Pengawas Lapangan. Segala
sesuatu
kerusakan
yang
timbul
akibat
kelalaian
kontraktor
tidak
Pejabat
Kontraktor
Pembuat
akan
Komitmen,
menyediakan
PPTK,
Pengawas
penterjemah
khusus
Lapangan,
untuk
atau
keperluan
tersebut.
1.9. LAPORAN
a. Kontraktor
diharuskan
dan
pelaksana,
alat-alat
yang
dipergunakan,
jumlah
yang
telah
selesai,
masalah-masalah
yang
timbul
lain
yang
disediakan
dan
disetujui
Pejabat
Pembuat
kerja
Kontraktor
kecuali
ada
pertimbangan
khusus
dan
bahan
yang
mutunya
yang
masih
berdasarkan
standar
bangunan
atau
tenaga
kerja
lokal/
setempat
yang
Bila
bahan-bahan
bangunan
yang
memenuhi
spesifikasi
terdapat
j.
l.
Sebelum
bahan-bahan
yang
dipesan
dikirim
kel
okasi
Kegiatan,
atau
pemindahannya
dan
struktur
lain
yang
diperlukan
untuk
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN SARANA UTAMA
PENUNJANG PEKER JAAN
2.1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pekerjaan Persiapan adalah suatu pekerjaan awal yang merupakan suatu
kesatuan pekerjaan yang tidak terpisahkan dari pekerjaan utama yang
diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan Surat Perjanjian/
kontrak, yang meliputi:
a. Sewa Kantor Kegiatan/ Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan yang dilengkapi meja, kursi, dan papan tulis.
b. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan kerja.
c. Pembuatan foto dokumentasi.
Pengambilan Foto Dokumentasi.
-
Permulaan pekerjaan ( 0 % )
menyediakan
segala
yang
diperlukan
untuk
melaksanakan
pekerjaan yang baik, sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur,
termasuk alat-alat pembantu yang dipergunakan seperti Concrete Mixer
(Beton
Molen),
Penggetar
Beton
(Vibrator),
Pompa
Air,
Pemadat
10
selesai
11
terjadi
kecelakaan
pada
tenaga
kerja
pada
waktu
PENGUKURAN
yang terdekat.
b. semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah
elevasi yang dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang
dijelaskan pada butir di atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam Kegiatan
ini tercantum dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas di lapangan.
2.5.2. Pengukuran Kembali.
Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan
12
a. Apabila
lapangan
ada
perubahan
setempat
ditentukan/disesuaikan
bersama
Pejabat
Pembuat
dengan
Komitmen,
kondisi
PPTK,
Pengawas Lapangan.
b. Alat-alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik
dan sebelum pekerjaan dimulai semua alat ukur yang dipakai harus
mendapat persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan, baik dari jenisnya maupun kondisinya.
c. Cara pengukuran ketepatan hasil pengukuran, toleransi salah tutup,
dan pembuatan serta pemasangan patok bantu akan ditentukan
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
d. Apabila
timbul
keragu-raguan
dari
pihak
Kontraktor
dalam
Apabila
terdapat
kesalahan
dalam
pengukuran
kembali,
maka
kesesuaian.
Kontraktor
bersama-sama
dengan
Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan harus secara bersamasama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan
menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan
didasarkan.
b. Kontraktor harus merawat dan menyediakan dan merawat stasion
survei yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, dan harus
membongkarnya setelah pekerjaan setelah selesai.
Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan
13
g. Kontraktor
harus
menyediakan
alat-alat
ukur
selama
pekerjaan
Pembuat
Komitmen,
PPTK,
Pengawas
Lapangan
untuk
pelaksanaan
pekerjaan
dimulai,
Kontraktror
harus
14
b. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan dibuat selebar
pondasi saluran.
c. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak
bergerak
serta
harus
dijaga
agar
tidak
rusak/
hilang
selama
pelaksanaan pekerjaan.
d. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi
dasar pelaksanaan pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran,
tinggi saluran maupun tebal pasangan/ konstruksi lainnya.
e. Untuk pekerjaan jalan lingkungan dipasang patok kayu tiap jarak 50 m
dan pada bagian atas setinggi 50 cm di permukaan tanah dicat meni
dan diberi Nomor Sta (Stadium).
2.6.
Pembuat
Komitmen,
PPTK,
Pengawas
Lapangan
selama
peralatan
dan
perlengkapan
tetap
menjadi
menjadi
milik
Kontraktor.
d. Penyediaan dan pengerjaan hal-hal yang tersebut pada artikel ini tidak
akan mendapat pembiayaan tersendiri tetapi kesemuanya harus sudah
termasuk dalam pembiayaan menurut Kontrak pada mata pembiayaan
sewa kantor lapangan (direksi keet).
e. Kontraktor bertanggung jawab atas semua pengadaan fasilitas tersebut
pada butir a dan b.
f.
g. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar didalamnya bebas dari air
hujan
tersimpan.
Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan
15
diharuskan
menyediakan,
membuat,
memasang
dan
Komitmen,
PPTK,
Pengawas
Lapangan,
Kontraktor
harus
16
Lapangan.
Ukuran,
bentuk
dan susunan
kata-kata dan
warna akan
secara
jelas
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
rencana
lain
sesuai
petunjuk
Pejabat
Pembuat
Komitmen,
PPTK,
17
terlebih
dahulu
dari
Pejabat
Pembuat
Komitmen,
PPTK,
18
atau Mutual
volume
pelaksanaan
pekerjaan
menjadi
bertambah
atau
berkurang.
Untuk kondisi Engineering Adjustment, tidak diperlukan adanya gambar
baru yang disyahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, namun Kontraktor
wajib
memberikan
laporan
tertulis
serta
sketsa
penyesuaian
guna
19
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan
yang harus dikerjakan pembuatannya di luar areal Kegiatan, dan karena sifat
kekhususannya harus dan terpaksa dikerjakan oleh Sub-Kontraktor, maka
sebelumnya Sub- Kontraktor yang bersangkutan diharuskan membuat dan
menyerahkan gambar rencana bentuk unit bangunan tersebut, lengkap
dengan perhitungan konstruksinya.
Shop Drawing yang disiapkan oleh Sub-Kontraktor tersebut, harus
diserahkan pada Pejabat Pembuat Komitmen, diperiksa, dikoreksi apabila
perlu, dan untuk selanjutnya disyahkan oleh Pemilik Kegiatan.
Gambar Unit bangunan atau Shop Drawing tersebut harus secara lengkap
memuat:
Bentuk unit bangunan serta dimensinya.
Material yang akan dipakai serta spesifikasinya.
List Komponen unit bangunan yang memuat:
a. Panjang lebar, tebal komponen unit bangunan
b. Berat persatuan komponen unit bangunan
c. Jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi
termasuk dalam kategori Shop Drawing.
Kontraktor wajib membuat copy Shop Drawing sebanyak minimum 5
(lima) copy, dengan distribusi dua Copy untuk PPTK, dan Pengawas
Lapangan, satu copy dipasang di barak kerja, satu copy untuk arsip
Kontraktor dan satu copy serta gambar aslinya harus diserahkan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan Shop Drawing
termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk Overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.
2.9.4. As Built Drawing
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan,
berikut pekerjaan tambah atau kurang berdasarkan Variasi Order yang
diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan Kontraktor telah melakukan
pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka Kontraktor diwajibkan membuat
gambar purna bangun atau As Built Drawing.
Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan
20
Gambar purna bangun atau As Built Drawing tersebut, harus lengkap berisi
antara lain:
- Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada.
- Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan.
- Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah
dikerjakan.
- Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan.
Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan
Kontraktor kepada PPTK, Pengawas Lapangan pekerjaqan untuk diperiksa
dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
guna mendapatkan pengesahan dari Pejabat Pembuat Komitmen.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
kontraktor atau yang mutual check volume pekerjaan 100%, semua
mengacu dan didasarkan pada gambar purna bangun yang telah disyahkan
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, dan merupakan volume akhir yang akan
dibayar oleh Pejabat Pembuat Komitmen kepada Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy As Built Drawing sebanyak 5 (lima) copy,
dengan distribusi dua Copy untuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan pekerjaan dan Pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar
aslinya harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, termasuk data
dan perhitungan hasil pengukuran akhir sebagai pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan As Built Drawing
termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab dan beban kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan
termasuk Overhead pada analisa harga satuan pada analisa harga satuan
pekerjaan.
As Built Drawing harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan selambatnya-lambatnya bersamaan
dengan Berita Acara Penyerahan I.
2.9.5. Administrasi Kegiatan
Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi
lapangan berupa buku tamu, buku laporan bahan, material, alat dan pekerja,
catatan harian cuaca dan lain-lain yang diperlukan untuk kelengkapan
administrasi. Kontraktor wajib membuat harian, laporan mingguan dan
Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan
21
daan
peralatan
dan
harus
mendapat
persetujuan
dari
22
melaksanakan
pengambilan
photo
dokumentasi
kegiatan
pelaksanaan
saat
penyerahan
photo
dokumentasi,
Kontraktor
juga
harus
2.11.
pekerjaan-pekerjaan
menurut
sifatnya
dipandang
oleh
Pejabat
adanya
konstruksi
memerlukan
penanganan
pengeringan
tersendiri,
maka
sifatnya
khusus
dan
perhitungan
volume
dan
23
yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang
dipakai,
peralatan
yang
dipergunakan
Overhead
dan
keuntungan
Kontraktor.
2.12.
tidak
mempunyai
keahlian
dalam
tugas
yang
diserahkan
kepadanya.
b. Kontraktor menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan
yang disediakan menurut Dokumen Kontrak dalam keadaan baru dan
semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas dari cacat. Semua
pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defecktif
(rusak).
c. Dalam pengajuan penawaran harga kontraktor harus memperhitungkan
biaya-biaya pengujian/ pemeriksaan berbagai bahan yang dipergunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan. Diluar jumlah tersebut kontraktor tetap
bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi
syarat-syarat yang dikehendaki.
2.13. PEKERJAAN YANG TIDAK BAIK
a. Pejabat Pembuat Komitmen atau PPTK berhak mengeluarkan instruksi
agar Kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup
untuk diperiksa atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahanbahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan. Biaya untuk
pekerjaan
dan
sebagainya
menjadi
beban
Kontraktor
untuk
Pembuat
Komitmen
berhak
mengeluarkan
24
perintah
yang
25
BAB III
PEKERJAAN TANAH
3.1. UMUM
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan persiapan
lapangan,
termasuk
pekerjaan
peralatan
tanah,
galian
tanah,
serta
secara
mekanis.
Kebutuhan
alat
berat
untuk
penggalian
dan
26
permukaan dan kemiringan yang rapi dan benar-benar rata dan teratur.
Apabila tidak disebutkan lain, semua rumput tanaman dan semua bahanbahan yang merusak harus dibuang sebelum bahan urugan diletakkan pada
tempatnya. Semua bahan-bahan yang lemah atau mudah rusak harus
diganti dengan bahan-bahan yang baik seperti syarat yang ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Bahan galian yang didapatkan dari tempat galian tidak mencukupi bagi
keperluan penimbunan maka dapat diperoleh tambahan galian dari daerah
bahan galian lain yang telah disetujui Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan. Lokasi bahan galian yang telah digali harus diperbaiki
sedemikian rupa untuk menghilangkan kemiringan tanah yang tajam dan
tidak stabil atau hal lain yang kurang baik dan berbahaya. Luas dan
kedalaman galian masih dalam batas area yang telah disetujui Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan. Kontraktor bertanggung
jawab terhadap pengaturan dan pembayaran semua bahan galian termasuk
bahan lempung dan bahan yang dipilih sesuai persetujuan Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
3.2. PENGENDALIAN AIR
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan mengoperasikan semua
peralatan yang diperlukan untuk menjaga galian bebas dari air/genangan
selama pelaksanaan konstruksi dan harus membuang air hingga pekerjaan
tidak menimbulkan kerusakan terhadap benda-benda disekitarnya, atau
menyebabkan gangguan atau mengancam umum. Interceptor Drain perlu
untuk menjaga air permukaan jangan sampai masuk ke lubang galian
konstruksi. Untuk penggalian di bawah air, Kontraktor harus mengusahakan
melaksanakan pengeringan disekitar lokasi galian dengan metode yang
harus diusulkan oleh kontraktor dan harus mendapatkan persetujuan dari
Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
Tanggul akan sangat baik digunakan mencegah kerusakan akibat erosi
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Kerusakan yang ditimbulkan
diperbaiki atas biaya Kontraktor.
3.3. PEKERJAAN GALIAN
a. Uraian
Dinas Cipta Karya Kabupaten Pasuruan
27
ini
umumnya
diperlukan
untuk
pembuatan
pondasi,
secara
umum dari
tempat
kerja
sesuai
dengan
Daerah dimana digali lebih, atau daerah retak atau lepas, harus
diurug kembali dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat
seperti yang diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK,
Pengawas Lapangan.
28
sementara
yang
diusulkannya
atau
yang
diperintahkan
untuk
29
di sekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi tidak stabil atau
rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas
kepala, Kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada
tempat kerja yang tugasnya hanya memonitor kemajuan dan
keamanan. Pada setiap saat peralatan cadangan serta perlengkapan
P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk
mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap
galian terbuka pada jalan badan atau bahu harus ditambah dengan
bambu pada malam hari dengan drum dicat putih atau lampu kuning
sesuai
dengan
ketentuan
Pejabat
Pembuat
Komitmen,
PPTK,
Pengawas Lapangan.
h. Penggunaan dan Pembuangan Material Galian
Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan
cakupan Kegiatan dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif
untuk formasi timbunan atau urugan kembali, maupun lime treatment.
Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, sejumlah besar
akar atau benda tetumbuhan yang lain dan tanah yang komprensif yang
menurut Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan akan
menyulitkan
pemadatan
dari
material
atau
yang
mengakibatkan
30
i. Pembuangan
Material
Pekerjaan
Sementara
dan
Perapihan
31
diletakkan
mendatar
lapis
demi
lapis
yang
dipadatkan
dengan
bahan
di
seluruh
bagian
lapisan
harus
seragam
dan
lapisan
menjadi
terlalu
keras atau
halus,
untuk
dan
kemudian
dipadatkan.
Distribusi
kelembaban
yang
ikatan
yang
baik
perlu
dilakukan
penorehan
dan
Pembuat
Komitmen,
PPTK,
Pengawas
Lapangan
harus
32
sisa tanah hasil galian yang tidak terpakai, di luar lokasi pekerjaan atau
sesuai petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
33
BAB IV
PEKERJAAN JALAN PAVING
4.1. GALIAN TANAH
Pekerjaan galian tanah adalah untuk menyiapkan tempat pemasangan
kansteen, ukuran galian tanah dengan kedalaman 10 cm dan lebar 15 cm,
atau untuk pekerjaan penyiapan badan jalan yang ukurannya akan
disesuaikan dengan kebutuhan atau atas petunjuk Pejabat Pembuat
Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
4.2. URUGAN PASIR
Pekerjaan urugan pasir adalah untuk menyiapkan tempat pemasangan
paving. Bahan urugan pasir adalah pasir hasil tambang/ galian. Ketebalan
urugan pasir 10 cm atau sesuai dengan gambar. Pelaksanaan pekerjaan
urugan pasir di sini dengan cara meratakan permukaan dan disiram air serta
dipadatkan
dengan
baby
roller
sampai
mencapai
kepadatan
yang
diinginkan.
4.3. PASANGAN KANSTEEN
a. Pasangan Kansteen untuk pendukung pasangan paving ukuran 10 X 20 X
40 cm dengan mutu baik (K300) disertai uji laboratorium test kokoh
tekan kubus / silinder pada laboratorium yang ditentukan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas Lapangan.
b. Pemasangan Kansteen harus lurus/rapi mengikuti kelurusan badan jalan
(smooth) dan setiap sambungan kansteen dipasang spesi 1 PC : 3 Psr.
4.4. BETON RABAT
a. Pekerjaan pasangan paving dikancing dengan beton rabat dengan lebar
20 cm dan T=16 cm (sesuai dengan gambar).
b. Pekerjaan pasangan paving dikancing dengan beton rabat agar diberi tali
air.
4.5. PASANGAN PAVING
1. Bahan
34
a. Pasir
Pasir diisi digunakan sebagai perataan landasan paving dan bahan
isian antar paving
b. Paving
Paving stone yang digunakan dengan mutu beton K300 atau sama
dengan kwalitas kansteen, ukuran paving adalah 21 X 10 X 6 cm.
2. Cara pelaksanaan
1. Permukaan bahan jalan yang telah diberi urugan pasir serta telah
dipadatkan, ditabur pasir ayak sebagai perata dan dipasang paving.
Pemasangan paving dipola sesuai gambar rencana atau sesuai
dengan yang ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen atau PPTK
atau Pengawas lapangan.
2. Pemasangan paving yang bagian tepi jalan dilengkapi dengan paving
jenis topi uskup ukuran sesuai dalam gambar rencana.
3. Pemadatan permukaan paving dilakukan dengan mesin pemadat baby
roller hingga mendapat kepadatan dan kerataan permukaan paving
yang dikehendaki.
4. Pengisian nat antar paving menggunakan pasir halus hasil ayakan dan
diratakan menggunakan sapu lidi sampai rongga antar paving terisi
pasir hingga penuh, setelah itu sisa pasir yang berada di permukaan
paving harus dibersihkan.
5. Lebar
pemasangan
ditentukan
oleh
paving
Pejabat
disesuaikan
Pembuat
dengan
Komitmen,
gambar
PPTK,
atau
Pengawas
35
BAB V
PEKERJAAN JALAN ASPAL
5.1. GALIAN TANAH
Pekerjaan galian tanah adalah untuk menyiapkan tempat pemasangan batu
tepi pasangan telford/onderlaag, ukuran galian tanah dengan kedalaman 10
cm dan lebar 15 cm. Galian tanah juga dilaksanakan selebar tipe jalan
dengan kedalaman sesuai dengan gambar agar permukaan jalan rata/tidak
bergelombang sehingga perlu diadakan pengeprasan dan pengurukan (cut
and fill) pada tempat-tempat tertentu sesuai dengan kondisi di lapangan dan
dipadatkan dengan kemiringan dari as jalan 2%.
5.2. PEKERJAAN ONDERLAAG/TELFORD
1. Pasangan Onderlaag/ Telford Badan Jalan
Pasangan Telford dilaksanakan di atas badan jalan yang telah dipadatkan.
Badan jalan yang sudah dipadatkan dihampar pasir urug dengan tebal 5
cm (kemiringan 2% ke arah kiri kanan dari as jalan) kemudian pasangan
batu pecah 10 - 15 cm disusun rapi dan beraturan, dikancing rapat batu
5-7 cm dan 3-5 cm digilas padat (kemiringan 2 % dari as jalan)
menggunakan Three Wheel Roller 6-8 ton atau Tandem Roller 6-8 ton,
cara pemasangan setiap batu pecah harus tegak/berdiri (15 cm) dan
hasil
seluruh
pasangan
Onderlaag/Telford
permukaannya
harus
36
1. Bahan
a. Agregat
Agregat yang dipergunakan terdiri dari Agregat pokok, Agregat
pengunci dan Agregat penutup yang bersih, keras, bersudut dan
bebas lempung serta bahan yang lain tidak dikehendaki.
Agregat pokok dan Agregat pengunci dapat diperoleh dari hasil /
pecah tangan (pecah lokal), sedangkan Agregat penutup dapat
digunakan batu pecah mesin.
b. Bahan Pengikat.
Bahan aspal harus dari jenis aspal semen Pen. 60/70 produk ex.
pertamina. Bahan aspal harus mempunyai titik lembek minimum
48C, yang ditentukan sesuai dengan SNI 06-2434-1991(AASHTO
T53). Pengambilan contoh bahan aspal harus dilaksanakan sesuai
dengan AASHTO T40. Sebagai tambahan, pengambilan contoh bahan
aspal dari tiap truk tangki harus dilaksanakan pada bagian atas,
tengah, bawah. Contoh pertama yang harus diambil harus langsung
diuji di laboratorium lapangan untuk memperoleh nilai penetrasi dan
titik lembek. Bahan aspal di dalam truk tangki tidak boleh dialirkan ke
dalam tangki penyimpan sebelum hasil pengujian contoh pertama
tersebut memenuhi ketentuan dari spesifikasi ini. Bilamana hasil
pengujian contoh pertama tersebut lolos pengujian, tidak berarti
bahan aspal dari truk tangki yang bersangkutan diterima secara final
kecuali bahan aspal dari contah yang mewakili telah memenuhi
semua sifatsifat bahan aspal yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.
Bahan aspal yang diperoleh kembali dari benda uji pada rumus
perbandingan campuran harus mempunyai nilai penetrasi tidak
kurang dari 55% nilai penetrasi aspal sebelum pencampuran dan nilai
daktilitas tidak kurang dari 40 cm, bila diperiksa masingmasing
dengan prosedur SNI-06-2456-1991 dan SNI-06-2432-1991.
Tabel Persyaratan Pemeriksaan Aspal Penetrasi 60/70
No.
1.
Pemeriksaan Aspal
Titk Nyala
Persyaratan
Minimal 200 0C
2.
Titik Bakar
Minimal 200 0C
3.
Titik Lembek
48 58 0C
37
4.
Daktilitas
38
Minimal 100 cm
luas
yang
diperlukan
dan
mempunyai
kemiringan
semprot secara
pengiciran
aspal
pada
Agregat
serta
tetap
menjaga
k. Lebar dan tebal padat lapen harus sesuai dengan gambar rencana,
dengan toleransi sebagaimana ditetapkan oleh Pengawas, PPTK, atau
Pejabat Pembuat Komitmen.
39
40
BAB VI
PEKERJAAN PELAT BETON
6.1.
Umum
a. Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan semua struktur beton termasuk
beton tak bertulang, beton bertulang dan bagian beton dari struktur
komposit, sesuai dengan spesifikasi ini serta elevasi, kelandaian dan
ukuran yang tercantum dalam gambar rencana atau sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas
melaksanakan
pekerjaan
gambar/perhitungan
konstruksi
Lapangan/PPTK.
beton
beton
Pemborong
diwajibkan
bertulang.
sebelum
memeriksa
Bila
Pengawas
adalah
225
kecuali
ditentukan
lain
oleh
Pengawas
41
Kondisi Pekerjaan
Pemborong harus menjaga suhu dari semua bahan-bahan terutama
agregat kasar, pada tingkatan yang serendah mungkin dan harus
menjaga suhu dari beton di bawah 30o C pada waktu pengecoran.
Sebagai tambahan, maka Pemborong
apabila :
1. Kecepatan penguapan melebihi 1,0 Kg/m2/jam;
2. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %;
3. Hujan atau bila udara penuh debu (tercemar)
4. Kondisi
lapangan
persetujuan
yang
tidak
memungkinkan
atau
tidak
ada
maka
Pemborong
Pengawas
untuk
Lapangan,
melaksanakan
PPTK
pengujian
dapat
meminta
tambahan
yang
42
43
dan
Pemborong
harus
segera
menyingkirkannya
dari
tempat
pekerjaan.
6. Semen PC yang telah disimpan lebih dari 40 (empat puluh) hari dan
dilakukan
pengujian
kembali,
dan
hasil
pengujian
ruang
untuk
penyimpanan
semen
PC
di
lokasi
44
ini. Bila tidak tercakup dalam SII 00520-80 maka agregat harus
memenuhi ketentuan ASTM C33.
2. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
partikel terbesar tidak lebih besar daripada 3/4 dari jarak minimum
antara batang tulangan atau perbatasan lainnya dalam jarak di
mana pekerjaan beton harus ditempatkan.
3. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran
partikel terbesar tidak lebih besar daripada 3/4 dari jarak minimum
antara batang tulangan atau perbatasan lainnya dalam jarak di
mana pekerjaan beton harus ditempatkan.
4. Jumlah total lempung dan lumpur di dalam pasir alam tidak boleh
AASHTO.
6. Pengambilan
contoh
dan
pengujian
agregat
harus
dilakukan
lapangan untuk
45
harus
mendapat
persetujuan
dari
Pengawas
dari
agregat
kasar
secara
keseluruhan
harus
dapat
dikehendaki.
15. Semua agregat harus disimpan di tempat bersih yang keras
dalam
pasal
ini,
Pemborong
harus
melindungi
46
lain yang direncanakan harus bersih dan bebas dari setiap zat-zat
yang merugikan seperti minyak, garam, asam alkali, basa, gula atau
zat organik yang adapat merusak beton. Air harus diuji sesuai
dengan dan harus memenuhi persyaratan ASTM atau PBI.
2. Air dengan kualitas sebagai air minum dapat digunakam tanpa
pengujian.
3. Pengawas
Lapangan/PPTK
berhak
mengharuskan
Pemborong
Lapangan,
PPTK,
Pemborong
tidak
diperkenankan
pengerjaan"
sesuai
dengan
ketentuan.
Beton
yang
47
tercantum pada bagian 3 bab 4 dari PEDOMAN BETON 1989 (SKBI 1.4.53.1989).
a. Rencana Campuran Beton
Pada saat dimulainya pekerjaan Pemborong harus membuat adukan
untuk setiap mutu beton yang tercantum pada tabel 6.1. yang akan
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dan detail rencana campuran
harus dimasukkan untuk disetujui Pengawas Lapangan, PPTK.
b. Workability (Kelecakan Beton)
1. Kemudahan pengerjaan setiap mutu beton harus sedemikian rupa
sehingga
pemadatan
dengan
hasil
yang
memuaskan
dapat
diperoleh bila beton dicor dan divibrasi dan tidak memisah bila
ditangani, diangkut dan dipadatkan dengan metode yang diusulkan
akan digunakan Pemborong
setelah
Pengawas
Lapangan/PPTK
menyetujui
rencana
campuran beton untuk setiap jenis mutu beton struktur dan selama
atau
setelah
pelaksanaan
tes
pendahuluan,
Pemborong
harus
48
pekerjaan,
Pemborong
harus
memperhatikan
ketentuan
49
air
asli
agregat
harus
ditentukan
sebelum
dimulainya
Lapangan/PPTK
berhak
meminta
setiap
saat
pada
hari
harus
diambil
tidak
kurang
dari
satu
kali.
Satu
50
Tidak satupun dari hasil uji tekan mempunyai nilai dibawah 0,85
fc'.
Yang dimaksud satu hasil uji tekan adalah nilai rata-rata kuat
tekan 2 buah spesimen silinder dari contoh beton yang sama
(atau 1 pasang spesimen).
Konstruksi yang tidak tegak lurus atau tidak rata seperti yang
direncanakan.
menyetujui
untuk
diadakan
perbaikan
atau
51
mengenai
pengadukan,
bekisting,
pelaksanaan
pengangkutan,
penulangan,
siar
pembetonan
penuangan,
konstruksi,
yang
pengecoran,
sparing
dan
meliputi
perawatan,
lain-lain
harus
memenuhi ketentuan yang tercantum pada bagian 3 bab 5 dan bab 6 dari
PEDOMAN BETON 1989 (SKBI 1.4.53.1989).
a.
1.
Siar-siar Konstruksi
Semua siar-siar konstruksi dalam beton harus dibentuk rata horisontal atau
vertikal. Siar-siar tersebut harus berakhir pada bekisting yang kokoh dan
ditunjang dengan baik, jika perlu bekisting dibor guna melewati penulangan.
2.
Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yang sudah dicor mulai
mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi. Pemborong harus
menyerahkan kepada Pengawas Lapangan/PPTK
Jika diperlukan siar konstruksi di tempat yang lain dari pada yang telah
disetujui, karena adanya kerusakan alat atau alasan lain yang tak terduga,
harus disediakan penopang tegak lurus pada garis tegangan-tegangan
utama tetapi jika lokasinya dekat tumpuan suatu plat atau balok, atau di
tempat lain yang dianggap berbahaya oleh Pengawas Lapangan/PPTK, maka
beton yang sudah dicor harus dipecah kembali dan disingkirkan sehingga
dicapai lokasi yang cocok untuk siar konstruksi sebagaimana yang disetujui
oleh Pengawas Lapangan/PPTK.
4.
Pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus dari satu siar
ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam makan.
5.
Permukaan siar beton yang sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari
benda-benda asing atau serpihan-serpihan. Jika beton kurang dari 3 hari
umurnya, permukaan tersebut harus disiapkan dengan pencucian dan
penyikatan seluruhnya. Jika umurnya lebih dari 3 hari atau sudah terlalu
keras, permukaan tersebut harus disand blasted untuk memperlihatkan
agregat.
6.
harus
diperiksa
52
lagi
dan
dikencangkan.
Pemadatan
dan
53
b.
Pembuatan Bekisting
Pemborong tidak diperbolehkan mengecor beton sebelum bekesting dan
pasangan besi beton diperiksa dan disetujui Pengawas Lapangan/PPTK.
Pemasangan papan-papan bekesting dipakai papan meranti tebal 2 cm
disusun secara rapat.
Pembongkaran papan bekesting dapat dilaksanakan sesudah mendapat
persetujuan dari Pengawas Lapangan/PPTK.
Setelah pekerjaan bekesting dibongkar semua bidang yang terlihat ada
lobang-lobang, tidak rata, harus segera ditutup dengan spesie 1pc : 2ps.
1.
2.
Cetakan harus benar-benar lurus, rata dan kokoh sehingga cukup untuk
menahan defleksi, gerakan-gerakan dan getaran yang membahayakan
akibat tekanan dari adukan beton cair atau padat.
3.
4.
Bila ada bagian beton yang sempit dan mempunyai kedalaman yang sangat
besar, harus dibuat lubang-lubang pada sisi-sisi cetakan di posisi yang
disetujui PPTK untuk memungkinkan penuangan dan pemadatan beton yang
memadai.
5.
Penggunaan
diperkenankan
pengikat
(batang
setelah
tarik)
mendapat
yang
ditanam
persetujuan
dalam
dari
beton
Pengawas
Semua lubang bekas batang pengikat harus diisi dengan beton atau spesi
dengan cara yang disetujui Pengawas Lapangan/PPTK dan harus tidak
berbekas pada permukaan beton.
7.
8.
54
9.
10.
Apabila
pemasangan
bekisting
tidak
sesuai
dengan
ketentuan
atau
12.
13.
14.
Semua bahan cetakan harus dirawat dengan baik. Bahan yang rusak tidak
diijinkan untuk digunakan. Sebelum digunakan lagi semua cetakan harus
dibersihkan.
c.
1.
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran dilakukan dimana bagian konstruksi bagian tersebut harus
dapat
memikul
berat
sendiri
dan
beban-beban
pelaksanaan,
atau
55
56
d.
1.
2.
Permukaan beton yang tidak rata dan ketidak teraturan yang lambat laun
harus digosok dengan Carbo rundum dan air setelah beton dipelihara
dengan baik.
3.
Kerusakan yang seperti ini dan kerusakan lain harus diperbaiki dengan cara
yang disetujui PPTK yang mungkin termasuk penggunaan "epoxy resin"
yang cocok, dimana perlu, dipotong membentuk "dovetail" yang teratur
paling sedikit dengan kedalaman 75 mm dan diisi kembali dengan beton
diatas tulangan kawat baja dan mengikat pada "dovetail".
e.
1.
Pengecoran Beton
Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, ukuran dan letak
baja tulangan sesuai dengan gambar pelaksanaan, pemasangan instalasiinstalasi yang harus ditanam, penopang dan pengikatan dan lain-lain selesai
dikerjakan. Sebelum pengecoran
berhubungan
dengan
dimulai permukaan-permukaan
pengecoran
harus
disetujui
oleh
yang
Pengawas
Lapangan/PPTK.
2.
3.
Pemborong
harus
memperhatikan
letak/jarak/sudut
untuk
setiap
57
4.
5.
6.
Paling lama 2 jam setelah waktu pengadukan pertama kali, beton harus
sudah dituang seluruhnya. Beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin dan dengan
alat yang dapat melindungi dari pengaruh kontaminasi atau segregasi.
Segregasi dalam beton yang disebabkan jatuh bebas dari tempat yang
cukup tinggi, atau sudut yang terlalu besar, atau bertumpuk dengan baja
tulangan-tulangan, tidak dapat diterima.
7.
8.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala vibrator harus dapat
menembus dan menggetarkan kembali beton pada bagian atas dari lapisan
yang
terletak
di
bawahnya.
Lamanya
penggetaran
tidak
boleh
10.
11.
Pengecoran
beton
kecuali
58
14.
Beton tidak boleh dicor dalam air yang mengalir dan juga tidak boleh jatuh
melalui air. Beton hanya dapat dicor dengan menggunakan kotak kedap air
dengan dasar yang terbuka atau corong pipa cor (tremie) dari jenis yang
disetujui Pengawas Lapangan/PPTK. Dasar kotak tidak boleh dibuka sampai
kotak tersebut terletak dengan baik di atas tempat pengecoran, dan ujung
corong pipa cor harus selalu tetap di bawah permukaan adukan beton yang
baru dicor.
15.
Toleransi Dimensional
a.
diperlihatkan
dalam
gambar.
Pada
tabel
6.4.
jalur
dan
+ 5 mm
+ 15 mm
59
+ 10 mm
10 mm
12 mm
15 mm
20 mm
besar dari 6 m
+ 10 mm
+ 10 mm
+ 10 mm
+ 10 mm
dan dinding
+ 10 mm
+ 10 mm
+ 10 mm
melintang
Puncak pelat lantai
+ 10 mm
f.
1.
+ 5 mm
+ 10 mm
+ 10 mm
60
Jika salah satu dari persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi oleh
pemasok, Pengawas Lapangan/PPTK dapat menarik kembali persetujuannya
dan mengharuskan Pemborong mengganti pemasok.
3.
Beton harus diangkut dengan truk mixer yang terus menerus berputar
dengan kecepatan sesuai ketentuan dari pabrik.
4.
dipakai
bila
terjadi
gangguan
dalam
pemasokan
ready
mix.
Pemborong
harus
mengatur
agar
Pengawas
Lapangan/PPTK
dapat
bahwa
ketentuan-ketentuan
dalam
spesifikasi
ini
telah
dipenuhi oleh pemasok yang bersangkutan. Proporsi campuran bahanbahan dari setiap mixer harus terus didata.
7.
8.
61
9.
Beton harus sudah dituang dan dipadatkan pada posisi akhirnya dalam
waktu 2 jam setelah semen bercampur dengan air kecuali disetujui oleh
Pengawas Lapangan/PPTK.
Hal lain di luar ketentuan di atas kasus mengikuti ketentuan yang ada dalam
PBI 1971 NI-2 atau SKBJ - 1.4.53.1989.
g.
1.
Perawatan (Curing)
Seluruh permukaan beton harus dilindungi selama proses pengerasan
terhadap sinar matahari dan hembusan angin kering.
2.
6.6. Penulangan
a.
Umum
Penulangan termasuk tulangan datar, anyaman yang dilas dan kawat
pengikat untuk beton cor di tempat dan pasangan batu.
b.
Bahan Tulangan
1. Baja Tulangan
-
62
dari Pengawas
diikatkan
dengan
tepat
dan
baik
pada
kedudukan
yang
Pengelasan Tulangan
Tulangan yang ditentukan harus dilas, melalui beberapa proses yang harus
diperlihatkan oleh Pemborong dengan pengujian tekuk dan tarikan yang
akan menjamin kekuatan besi asli tidak berkurang dan las mempunyai
63
kekuatan yang tidak kurang dari kekuatan besi asli, serta harus dapat
dibuktikan dengan pengujian di laboratorium dengan jumlah benda uji
ditentukan oleh Pengawas Lapangan/PPTK.
Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti PBI 1971 dan SKSNI.
Semua ukuran besi beton maupun penulangannya harus dilaksanakan
sesuai dengan gambar. Besar ukuran beton beserta penulangan dilaksanakan
sesuai gambar rencana dan gambar detail tidak tertulis secara jelas.
Tulangan untuk beton harus memakai besi/tulang yang baru, bersih dari segala
kotoran termasuk karat-karat yang ada harus dibersihkan beton dilaksanakan
sesuai dengan gambar, bila terjadi perbedaan antara bestek dan gambar detail,
Pemborong diwajibkan untuk melaporkan kepada Pengawas Lapangan/PPTK
sehingga mendapatkan keputusan mana yang akan dilaksanakan.
64
BAB VII
PEKERJAAN GORONG-GORONG
1.
2.
Sambungan buis beton satu dengan lainnya diberi pasangan batu merah
dengan spesi 1 pc : 4 pasir dipasang mernbentuk cincin (sehingga
mengelilingi buis beton).
3.
Pada hubungan ini sambungan harus benar-benar rapat, sehingga tidak bisa
merembes ke jalan.
65
BAB VIII
PEKERJAAN TEMBOK PENAHAN TANAH
a.
Bahan yang diperlukan batu kali yang bersih serta homogen, pasir pasang
yang mempunyai gradasi yang baik, semen yang digunakan harus
mempunyai standar SNI. Bahan pasangan batu kali adalah batu kali yang
dibelah terlebih dahulu dengan luas permukaan pecah minimal 50%, ukuran
batu kali yang akan dipasang minimal 10-15 cm maksimal 30-40 cm.
b.
66
BAB IX
PEKERJAAN PLENGSENGAN
a.
Bahan yang diperlukan batu kali yang bersih serta homogen, pasir pasang
yang mempunyai gradasi yang baik, semen yang digunakan harus
mempunyai standar SNI. Bahan pasangan batu kali adalah batu kali yang di
belah terlebih dahulu dengan luas permukaan pecah minimal 50%, ukuran
batu kali yang akan dipasang minimal 10-15 cm maksimal 30-40 cm.
b.
67
BAB X
PEKERJAAN LAIN-LAIN
10.1. PERUBAHAN-PERUBAHAN
Apabila ada perubahan dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas karena
sesuatu hal harus seijin Pejabat Pembuat Komitmen, PPTK, Pengawas
Lapangan.
10.2. PENUTUP
Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) tidak disebutkan halhal yang dipasang, dibuat, dilaksanakan dan disediakan, tetapi dalam
pelaksanaan pekerjaan hal ini menjadi bagian yang nyata dilaksanakan
dan disediakan oleh Rekanan, harus dianggap sebagai telah dibuat
didalam spesifikasi ini jadi tidak terhitung sebagai pekerjaan tambah/ meer
werk.
Dibuat oleh
Konsultan Perencana
CV. GUNA HARSA
YONGKY SUYONO
Direktur
68