Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 9 (Kelas B Kep Semester 4)
Nama Anggota Kelompok :
1. Syane Cintia Lumalessil (P.1406118)
2. Valencia Diana Pattipeilohy (P.1406119)
3. Victor William Peilouw (P.1406120)
4. Witna Widyani (P.1406121)
5. Susye Maitalle (P.1406117)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan anugerahnya maka Makalah dengan judul, Identifikasi Vibrio Cholera
Sebagai Salah Satu Penyebab Penyakit Saluran Gastrointestinal ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang
telah membantu dalam pembuatan tugas ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan untuk
itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan agar dapat
diperbaiki di kemudian hari. Kiranya makalah dengan judul Identifikasi Vibrio
Cholera Sebagai Salah Satu Penyebab Penyakit Saluran Gastrointestinal
ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Akhir kata tiada gading yang tak retak demikian juga pula dengan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan.
Terima Kasih.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Manfaat Penulisan.......................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kolera adalah penyakit infeksi saluran pencernaan yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae (V. Cholerae) dengan manifestasi
klinik berupa diare. Gejala klinis diawali dengan munculnya diare yang encer
kemudian dalam waktu singkat feses yang semula berwarna dan berbau menjadi
lebih encer, masif, dan berwarna putih seperti cairan cucian air beras (rice
water stool). Cairan ini mengandung mucus, sel epitel dan sejumlah besar V.
cholerae. Apabila dibiarkan, pasien dapat kehilangan cairan dalam jumlah
banyak dan dapat menuju ke fase dehidrasi dan berat sampai meninggal
dalam jangka waktu beberapa jam setelah infeksi.
Bakteri Vibrio yang merupakan etiologi dari penyakit kolera adalah bakteri
dengan gram negatif berbentuk koma (comma shaped). V. cholerae memiliki
satu flagela di salah satu kutubnya sehingga memiliki motilitas yang tinggi.
Bakteri ini bisa hidup dan berkembang pada keadaan aerob atau anaerob
(anaerob fakultatif). Air dengan kadar garam tinggi seperti air laut adalah
tempat hidup alami dari bakteri ini. V. cholerae tidak tahan dengan suasana
asam dan tumbuh baik pada suasana basa (pH 8,0-9,5).
V. cholerae dapat menginfeksi manusia melalui rute pencernaan (fecaloral). Manifestasi klinik berupa penyakit kolera akan timbul apabila jumlah
bakteri yang masuk mencapai jumlah tertentu. Jumlah tersebut dipengaruhi oleh
proses masuknya bakteri kedalam saluran cerna. Seseorang dengan asam
lambung yang normal akan dapat terinfeksi apabila menelan sebanyak 1010
atau lebih V. cholerae dalam air (103-106 dalam air) dan 102-104 organisme
bila masuk bersama makanan.
Penyakit kolera telah menyebar dan menjadi pandemik di seluruh
dunia selama dua abad terakhir ini. Telah terjadi tujuh kali pandemik kolera
sejak tahun 1817 dan terakhir tahun 1992. Pada mulanya penyakit ini
merupakan penyakit endemik dari Indian Subcontinent dan Afrika kemudian
menyebar ke Eropa, Asia, dan sampai ke Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulisan makalah ini yaitu untuk
mengetahui tentang bakteri Vibrio cholera sebagai penyebabkan penyakit kolera
(penyakit
saluran
gastrointestinal)
dan
mengisolasi
serta
cara
mengidentifikasinya.
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat masalah yang penulisan makalah ini yaitu pembaca dapat
mengetahui tentang bakteri Vibrio cholera sebagai penyebabkan penyakit kolera
(penyakit
saluran
gastrointestinal)
dan
mengisolasi
mengidentifikasinya.
serta
cara
BAB II
PEMBAHASAN
negara
berkembang
yang
memiliki
Vibrio cholera adalah salah satu bakteri yang masuk dalam family
Vibrionaceae selain dari Aeromonas dan Plesiomonas, dan merupakan
bagian dari genus Vibrio. Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert
Koch pada tahun 1884 dan sangat penting dalam dunia kedokteran karena
menyebabkan penyakit kolera. Vibrio cholera banyak ditemui di
permukaan air yang terkontaminasi dengan feces yang mengandung kuman
tersebut, oleh karena itu penularan penyakit ini dapat melalui air,
makanan dan sanitasi yang buruk.
Vibrio cholerae termasuk bakteri gram negative, berbentuk batang
bengkok seperti koma dengan ukuran panjang 2-4 m. Pada isolasi, Koch
menamakannya kommabacillus. Tapi bila biakan diperpanjang, kuman itu
basa menjadi batang lurus yang mirip dengan bakteri enteric gram negative.
Kuman ini dapat bergerak sangat aktif karena mempunyai satu buah
flagella polar yang halus (monotrik). Kuman ini tidak membentuk spora.
Pada kultur dijumpai koloni yang cembung, halus dan bulat yang keruh dan
bergranul bila disinari.
B. Fisiologi dan Biokimia Vibrio cholerae
Vibrio cholerae bersifat aerob atau anaerob fakultatif. Suhu optimum
untuk pertumbuhan pada suhu 18-37C. Dapat tumbuh pada berbagai
jenis media, termasuk media tertentu yang mengandung garam mineral dan
asparagin sebagai sumber karbon dan nitrogen. V. cholerae ini tumbuh baik
pada agar Thiosulfate-citrate-bile-sucrose (TCBS), yang menghasilkan
koloni berwarna kuning dan pada media TTGA (Teluritetaurocholategelatin-agar)
Salah satu cirri dari Vibrio cholerae ini adalah dapat tumbuh pada pH
yang sangat tinggi (8,5-9,5) dan sangat cepat mati oleh asam. Pertumbuhan
sangat
baik
pada
pH
7,0.
Karenanya
pembiakan
pada
media
lain yang membedakan dari bakteri enteric gram negative lain yang tumbuh
pada agar darah adalah tes oksidasi hasilnya positif.
: Proteobacteria
Kelas
: Gamma Proteobacteria
Ordo
: Vibrionales
Famili
: Vibrionaceae
Genus
: Vibrio
Spesies
: Vibrio cholerae
menjadi
biotipe,
klasik
dan
El
Tor.
urutan gen variasi ctxB. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul bentuk baru
dari V.cholerae O1, yang memiliki ciri-ciri dari kedua klasik dan El Tor
biotipe, telah diisolasi di Bangladesh, Mozambik, Vietnam, Hong Kong,
Jepang, dan Zambia.
Berdasarkan penelitian yang diilakukan di Kolkata India, Strain diperiksa
dengan uji mutasi ketidaksesuaian amplifikasi (MAMA) berbasis PCR untuk
mendeteksi alel ctxB; primer digunakan untuk 2 alel, FW-Com (5'ACTATCTTCAGCATATGCACATGG-3'); dan 2 alel spesifik primer, ReCLA
(5'-CCTGGTACtTTCTACTTGAAACG-3')
dan
Re-elt
(5'-
hanya
membawa
ctxB
jenis
klasik,
12 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
yang
benar-benar
perkembangan
bakteri
V.
cholerae
dalam
tubuh,
beberapa bakteri yang bertahan hidup menghemat energi dan nutrisi yang
tersimpan selama perjalanan melalui perut dengan menutup produksi protein
banyak.Ketika bakteri yang masih hidup keluar dari lambung dan mencapai
usus kecil, mereka perlu mendorong diri mereka melalui lendir tebal yang
melapisi usus kecil untuk sampai ke dinding usus mana mereka dapat
berkembang.V. cholerae''bakteri memulai produksi protein silinder berongga
flagellin untuk membuat flagela, yang keriting seperti cambuk ekor yang
mereka berputar untuk mendorong diri mereka sendiri melalui lendir yang
melapisi usus kecil. Setelah bakteri kolera mencapai dinding usus, mereka
tidak perlu baling-baling flagela untuk pindah lagi.Bakteri berhenti
memproduksi protein flagellin, energi lagi sehingga melestarikan dan nutrisi
dengan mengubah campuran protein yang mereka memproduksi dalam
menanggapi lingkungan kimia berubah.Saat mencapai dinding usus,''V.
cholerae''mulai memproduksi protein beracun yang memberi orang yang
terinfeksi diare berair. Ini membawa generasi baru mengalikan''V.
cholerae''bakteri keluar ke dalam air minum berikutnya host jika langkahlangkah sanitasi yang tepat tidak pada tempatnya.
Mekanisme genetik dari bakteri ini dimana ''V. cholerae'' bakteri
mematikan produksi beberapa protein dan menghidupkan produksi protein
lain sebagai respon mereka terhadap serangkaian lingkungan kimia yang
mereka hadapi, melewati perut, melalui lapisan mukosa dari usus kecil, dan
masuk ke usus dinding. Kepentingan tertentu telah menjadi mekanisme
genetik dengan bakteri kolera yang menghidupkan produksi protein dari
racun yang berinteraksi dengan mekanisme sel inang untuk memompa ion
13 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
klorida ke dalam usus kecil, menciptakan tekanan ionik yang mencegah ion
natrium memasuki sel. Klorida dan ion natrium menciptakan lingkungan air
garam di usus kecil yang melalui osmosis dapat menarik hingga enam liter air
per hari melalui sel-sel usus menciptakan sejumlah besar diare. Tuan rumah
dapat menjadi cepat dehidrasi jika campuran yang tepat dari air garam encer
dan gula tidak diambil untuk menggantikan air dan garam darah yang hilang
selama diare.
Bakteri Vibrio Cholerae akan mengeluarkan enterotoksin atau racunnya
di saluran usus sehingga terjadinya diare yang dapat berakibat pada
kehilangan banyak cairan tubuh atau dehidrasi.Jika dehidrasi tidak segera
ditangani atau mendapatkan penanganan yang tepat dapat berlanjut ke arah
hipovolemik dan asidosis metabolik sampai akhirnya menyebabkan kematian.
Hipovolemik merupakan kondisi medis atau bedah di mana terjadi kehilangan
cairan dengan cepat yang berakhir pada kegagalan beberapa organ.
Sedangkan asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang
ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.
Penyakit kolera dapat menyebar baik sebagai penyakit yang endemik,
epidemik atau pandemik. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan
menyebar melalui feses (kotoran) manusia. Jika kotoran yang mengandung
bakteri mengkontaminasi air sungai dan lainnya, maka orang yang melakukan
kontak dengan air tersebut beresiko terkena kolera, bahkan mengonsumsi
ikan dalam air yang sudah terkontaminasi pun bisa menyebabkan Anda
terkena kolera.
G. Gejala-gejala Penyakit
Gejala-gejala kolera Asiatik dapat bervariasi dari diare cair yang ringan,
sampai diare akut yang ditandai dengan kotoran yang berwujud seperti air
cucian beras. Gejala awal penyakit ini umumnya terjadi dengan tiba-tiba,
15 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
dengan masa inkubasi antara 6 jam sampai 5 hari. Kram perut, mual, muntah,
dehidrasi, dan shock (turunnya laju aliran darah secara tiba-tiba).Kematian
dapat terjadi apabila korban kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah
besar.Penyakit ini disebabkan karena korban mengkonsumsi bakteri hidup,
yang kemudian melekat pada usus halus dan menghasilkan racun
kolera.Produksi racun kolera oleh bakteri yang melekat ini menyebabkan
diare berair yang merupakan gejala penyakit ini.
Gejala-gejala V. cholerae non-O1 berupa diare dan kram perut.Demam
yang disertai muntah dan mual terjadi pada 25% individu yang terinfeksi.
Kira-kira 25% individu yang terinfeksi akan mengeluarkan kotoran dengan
darah dan lendir. Diare, pada beberapa kasus, dapat menjadi sangat parah, dan
berlangsung selama 6-7 hari. Diare biasanya terjadi dalam 48 jam setelah
konsumsi organisme. Mekanisme organisme ini dalam menimbulkan penyakit
tidak diketahui, namun demikian racun enterotoxin dan mekanisme
penyerangan diduga menjadi penyebab penyakit ini.Penyakit muncul saat
organisme melekatkan diri ke usus halus individu yang terinfeksi dan
kemudian menyerang korbannya.Dosis infektif Diduga organisme dalam
jumlah besar (lebih dari satu juta) harus dikonsumsi untuk dapat
menyebabkan penyakit.
16 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
2. Pengkaya ( Enrichment )
a. Diinokulasikan 1 ose biakan dari media AP yang terlihat keruh
pada media selektif TCBS Agar
3. Isolasi
a. Diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam.
b. Diamati pertumbuhan koloni pada media TCBS agar, koloni Vibrio
cholera dengan warna kuning, ukuran sedang besar, smooth, keping.
4. Uji biokimia
a.
b.
c.
d.
17 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
1. Uji Prapengkaya
Tahapan
pertama
yang
dilakukan
adalah
uji
prapengkaya
menghasilkan
smooth,
keping,
tepinya tipis,
ada
koloni
yang
berwarna kuning dengan zona yang berwarna kuning juga. Pada tahap
isolasi, setiap koloni atau galur mikroba yang akan diidentifikasi
harus benar benar murni dan untuk mendapatkan biakan murni
digunakan media selektif yang memungkinkan untuk isolasi koloni
mikroba tersangka berdasarkan pada karakter biokimia dari mikroba
yang akan mempengaruhi sifat pertumbuhan bakteri pada suatu media
spesifik. Identitas mikroba dapat dilihat dari pembentukan koloni yang
spesifik pada media ( BPOM, 2008 )
3. Uji Biokimia
Tahapan selanjutnya yaitu diinokulasikan koloni yang diduga dari
TCBS agar ke media KIA kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan
suhu 37C. Hasil uji KIA menunjukkan bahwa pada media berwarna
tetap yaitu coklat kekuningan, tidak timbul gas dan H2S. KIA ini
mengandung gula yang akan direaksikan oleh bakteri membentuk suasana
asam yang ditandai dengan warna kuning, akan tetapi karena tidak ada
cemaran bakteri bakteri V.cholera maka media berwarna tetap, Jika basa
alkali ditandai dengan warna merah.Namun pada pengujian ini
19 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
20 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
21 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
KIA
TSI
Agar Tegak
v. cholerae
A (K jarang)
v. mimicus
K (A jarang)
v. parahaemolyticus
v. alginolytus
v. vulnificus
K atau A
K (A jarang)
a.hidrophilla
K atau A
K atau A
p.shigoleides
K atau A
K atau A
d. Uji ONPG
Untuk uji ONPG gunakan kultur dari TSI atau media lain yang
mengandung lactose. Inokulasikan 1 ose kultur dari TSI kedalam tabung
yang berisi 0,5 ml larutan psysiological saline. Masukkan disk ONPG
lalu inkubasikan pada suhu 36 oC 1 oC selama 20 menit sampai
dengan 1 jam. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna
kuning pada media dalam tabung.
22 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
23 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
Uji OF: 2 tabung kiri positif (kuning) dan 2 tabung kanan negatif (hijau)
f. Pewarnaan gram
Lanjutan pengujian apabila pada uji biokimia pendahuluan diatas
ditemukan reaksi Vibrio cholerae . Kultur diambil agar miring atau TSA
miring + NaCl 1,5 % yang telah diinkubasi selama 24 jam. Bakteri Vibrio
cholerae termasuk gram negatif, berbentuk batang pendek atau koma.
b. Uji Arginin
dihydrolase,
Lysin
dekarboksilase
dan
ornithin
dekarboksilase.
Inokulasikan kultur dari TSA + NaCl 1,5 % kedalam tabung media
dasar dekarboksilase yang masing masing mengandung arginin,
Lysine, ornithin serta kedalam 1 tabung kontrol media dasar
dekarboksilase yang tidak mengandung asam amino. Tambahkan
masing masing tabung dengan mineral oil steril setinggi 1 cm 2
cm. Inkubasikan pada suhu 36 oC 1 oC selama 4 hari. Lakukan
pengamatan setiap hari. Reaksi dekarboksilase terhadap asam amino
menghasilkan pH alkaline dan mengubah media menjadi ungu cerah
(reaksi positif). Sedangkan reaksi fermentasi glucose menghasilkan
asam dan mengubah media menjadi warna kuning (reaksi negatif).
Tabung control yang tidak mengandung asam amino berubah menjadi
25 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
C.
26 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
e. Uji voges-proskauer
Inokulasikan 1 ose dari TSA+ NaCl 1,5 % kedalam MRV VP broth
inkubasikan pada suhu 36 oC 1 oC selama 2 hari. Pindahkan 1 ml
dari setiap MRV VP broth yang menunjukkan pertumbuhan kedalam
tabung reaksi ukuran 13 mm x 100 mm steril. Tambahkan 0,6 ml
larutan alphanaphtol dan 0,2 ml KOH 40 % lalu kocok. Tambahkan
sedikit kristal keratin untuk mempercepat reaksi. Kocok kembali dan
diamkan selama 2 jam. Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya
warna merah muda sampai warna merah mirah delima (ruby) pada
media Vibrio cholerae menghasilkan reaksi variable.
f. Uji Fermentasi karbohidarat
Inokulasikan 1 ose dari TSA+ NaCl 1,5 % kedalam masing masing
satu tabung purple broth base yang mengandung sucrose, lactose, Dmannitol, mannose, arabinosa atau cellobiose. Tambahkan masing
masing tabung dengan mineral oil steril setinggi 1 cm 2 cm.
inkubasikan pada suhu 36 oC 1 oC selama 4 hari 5 hari dan
lakukan pengamatan setia hari. Reaksi positif fermentasi karbohidrat
menghasilkan asam dan mengubah media menjadi kuning ( table 2).
6. Uji Serologi
Ambil 1 ose kultur dari T1N1 agar atau TSA+ NaCl 1,5 % yang telah
diinkubasikan selama 16 jam 24 jam dan letakkan diatas gelas preparat.
Tetesi dengan larutan saline 0,85 % dan emulsikan. Letakkan 1 tetes
antiserum poly hikojima inaba ogawa disamping suspensi koloni.
Campurkan antiserum sedikit demi sedikit dengan suspensi koloni sampai
tercampur sempurna. Lakukan kontrol dengan menggunakan larutan saline
27 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
28 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
SIM :
Motility : Aktif
SC : (+/-) positif/negative
Oxidase test ; (+)
Glucose OF : Fermentative
String test : (+)
Catalase test : (-)negative
Pewarnaan :
Bakteri terlihat berbentuk basil bengkok berwarna merah, hal ini
Gula-gula
Media
ini
berfungsi
untuk
melihat
kemampuan
bakteri
SIM :
S (sulfur)
29 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
I (indol)
hasil pengamatan
MR (Methyl Red)
Setelah ditambahkan dengan indicator metil red, media berubah
31 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu Vibrio cholerae merupakan
bakteri gram negatif, berbentuk basil (batang) dan bersifat motil (dapat
bergerak), memiliki struktur antogenik dari antigen flagelar H dan antigen
somatik O, gammaproteobacteria, mesofilik dan kemoorganotrof, berhabitat
alami di lingkungan akuatik dan umumnya berasosiasi dengan eukariot. Spesies
Vibrio kerap dikaitkan dengan sifat patogenisitasnya pada manusia, terutama V.
Cholerae penyebab penyakit kolera di negara berkembang yang memiliki
keterbatasan akan air bersih dan memiliki sanitasi yang buruk. Langkahlangkah untuk pengujian dan identifikasi Vibrio cholerae pada sampel yaitu
Prapengkaya (Pre Enrichment), Pengkaya (Enrichment), Isolasi, dan Uji
biokimia.
B. Saran
Adapun saran dari penulis yaitu Perlu adanya pengenalan oleh penyuluh
pertanian kepada petani mengenai Pengendalian teknik/cara pengendalian
penyakit tanaman ini, supaya tujuan sukses pertanian dapat terwujud yaitu
berupa peningkatan hasil dan kesejahteraan petani.
32 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e
DAFTAR PUSTAKA
Amelia
S.
Vibrio
Cholerae.
Departemen
Mikrobiologi
Fakultas
S.
Cholera.
(Diakses:
Januari
2011)
Diunduh
dari:
URL:http://emedicine.medscape.co m/article/214911-overview.ht m
Matson JS, Withey JH, DiRita VJ. Regulatory Networks Controlling Vibrio
cholerae
Virulence
Gene
Expression.
Infection
and
Immunity.
2007;75(12): 554249.
Mims C, dkk. Pathogen Parade, Genus Vibrio. Dalam: Mims, C dkk.
Medical Microbiology. Edisi ke-3. Spain: Elsevier, 2004; h. 603.
Pelczar, Michael dan E.C.S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:
UI- Press.
Ryan KJ. Vibrio, Campylobacter, and Helicobacter. Dalam: Ryan KJ, Ray
CG. Sherris Medical Microbiology. Edisi ke-4. USA: McGraw-Hill, 2004; h.
373-378.
Tjay, Tan Hoan Drs. dan Drs. Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat Penting.
Jakarta: Gramedia.
Todar, K. Vibrio Cholerae and Asiatic Cholera. 2009. (Diakses: 9 Januari 2011)
Diunduh dari: URL:http://www.textbookofbacteriology. net/cholera.ht ml
33 | K e l o m p o k 8 M a k a l a h V i b r i o C h o l e r a e