You are on page 1of 7

ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN

PT. ASTRA AGRO LESTARI Tbk Tahun 2014

Sumber : Annual Report PT. Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2014
Berdasarkan Keputusan Rapat Direksi yang telah memperoleh persetujuan
Dewan Komisaris pada tanggal 17 September 2014, diputuskan bahwa Perseroan
membagi dividen kas interim atas laba tahun buku 2014 sebesar Rp 384,24 miliar atau
Rp 244 per saham kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 14 Oktober
2014.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 17
April 2014, pemegang saham menyetujui pembagian dividen kas final atas laba tahun
buku 2013 sebesar Rp 810,99 miliar atau Rp 515 per saham kepada pemegang saham
yang tercatat pada tanggal 14 Mei 2014. Dari jumlah dividen kas tersebut, termasuk di
dalamnya pembagian dividen kas interim sebesar Rp 251,96 miliar atau Rp 160 per
saham kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 7 Oktober 2013, yang
telah diputuskan oleh Rapat Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris pada tanggal 9
September 2013.
Perseroan mengakui pembagian dividen final sebagai kewajiban ketika dividen
tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Pembagian dividen
interim diakui sebagai kewajiban ketika dividen diputuskan oleh Rapat Direksi dan
disetujui oleh dewan Komisaris.

Berdasarkan dari tabel pembayaran dividen PT. Astra Agro Lestari Tbk diatas
dapat dilihat bahwa kisaran Dividend Payout Ratio berkisar antara 44%-65% setiap
tahunnya akan tetapi pembayaran deviden ini mengalami keadaan yang fluktuasi.
Berdasarkan nilai DPR tersebut dapat diketahui bahwa kondisi keuangan perusahaan
cenderung menghasilkan profit maksimal sehingga pembayaran dividen yang dibagikan
dan sisanya menjadi laba ditahan (retained earning) yang menjadikan modal
perusahaan semakin bertambah yang berdampak pula pada meningkatnya nilai asset
perusahaan.
Pembagian Dividen PT. Astra Agro Lestari Tbk dibagikan dengan menggunakan
jenis dividen tunai. Dividen kas adalah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada
para pemegang saham dalam bentuk uang tunai. Pada waktu rapat umum pemegang
saham, perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan
dibagi dalam bentuk kas dividen. Yang perlu diperhatikan oleh pimimpin perusahaan
adalah apakah jumlah tunai yang ada di perusahaan cukup untuk pembagian dividen
tersebut.
Pembagian dividen ini menggunakan presentase yang tetap dengan metode
Constant Growth Dividen, dimana setiap tahun dividen yang dibagikan dalam
prosesntase yang konstan.
Menjaga kestabilan dividen tidak berarti menjaga Dividend Payout Ratio tetap
stabil karena jumlah nominal dividen juga tergantung pada penghasilan bersih
perusahaan (EAT). Jika DPR dijaga kestabilannya, misalnya ditetapkan sebesar 45%
dari waktu ke waktu, tetapi EAT berfluktuasi, maka pembayaran dividen juga akan
berfluktuasi.
Pada prakteknya ada PT Astra Agro Lestari Tbk dimana dividen ditentukan
dengan cara :
1. Mempertimbangkan kesempatan investasi perusahaan ;
Pada akhir tahun 2014, Perseroan membukukan posisi jumlah kas dan setara
kas bersih sebesar Rp 611,18 miliar. Jumlah ini menurun dari posisi kas dan
setara kas bersih Perseroan pada akhir tahun 2013 yang sebesar Rp 709,09
miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh kenaikan pada aktivitas investasi yang

mencapai 980.000 lembar saham, dapat dilihat dari peningkatan arus kas bersih
untuk aktivitas investasi sebesar 24,9% dari tahun 2013.
Dalam

mengelola

permodalannya,

Grup

senantiasa

mempertahankan

kelangsungan usaha serta memaksimalkan manfaat bagi pemegang saham dan


pemangku kepentingan lainnya. Grup secara aktif dan rutin menelaah dan
mengelola permodalannya untuk memastikan struktur modal dan pengembalian
yang optimal bagi pemegang saham, dengan mempertimbangkan efisiensi
penggunaan modal berdasarkan arus kas operasi dan belanja modal, serta
mempertimbangkan kebutuhan modal di masa yang akan datang. Grup
memonitor modal berdasarkan rasio gearing konsolidasian. Rasio gearing
dihitung dengan membagi pinjaman bersih dengan kekayaan berwujud bersih.
Rasio gearing pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut
:

Sumber : Annual Report PT. Astra Agro Lestari Tbk Tahun 2014
2. Memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan modal sendiri
tersebut semaksimal mungkin.
Membayar dividen hanya jika ada sisa laba. Dalam Annual Report PT Astra Agro
Lestari Tbk dijelaskan bahwa Perseroan menutup tahun 2014 dengan kinerja
gemilang dengan capaian laba bersih sebesar Rp 2.503,7 miliar dan pendapatan
sebesar Rp16.305,8 miliar, masing-masing naik 38% dan 33% dibandingkan
tahun 2013. Selain itu, Kinerja operasional yang positif tersebut mengantarkan
Perseroan mampu membukukan laba bersih pada tahun 2014 sebesar Rp 2,50

triliun atau naik 39% dibandingkan laba bersih tahun 2013 yang sebesar Rp 1,80
triliun. Hal ini merupakan hasil kerja keras seluruh karyawan dalam
melaksanakan program peningkatan produktivitas dan inovasi di semua lini.
PT Astra Agro Lestari Tbk dan kebijakan Residual Dividen
Model Residual Dividend ini berkembang karena perusahaan lebih senang
menggunakan laba ditahan dari pada menerbitkan saham baru untuk memenuhi
kebutuhan modal sendiri, PT Astra Agro Lestari Tbk juga menggunakan sistem ini
alasannya :
1. Tidak terjadi pemecahan saham (stock split), penggabungan saham (reverse
stock), dividen saham, saham bonus, dan penurunan nalai saham dalam dua
tahun terakhir.
2. Tidak terjadi penghentian sementara perdagangan saham perusahaan dalam
tahun buku.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden
Yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Kebutuhan Dana Untuk Membayar Utang
Apabila suatu perusahaan akan memperoleh utang baru atau menjual obligasi
untuk

membiayai

perusahaan,

sebelumnya

harus

sudah

direncanakan

bagaimana caranya untuk membayar kembali utang tersebut. Utang dapat


dilunasi pada hari jatuhnya dengan mengganti utang tersebut dengan utang
baru. Atau alternatif lain ialah perusahaan harus menyediakan dana sendiri yang
berasal dari keuntungan untuk melunasi utang tersebut.
Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan
dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari
pendapatannya untuk keperluan tersebut, ini berarti bahwa hanya sebagian kecil
saja dari pendapatan atau earning yang dibayarkan sebagai dividen. Dengan
kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.

b. Likuiditas
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan
dividen. Karena dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, maka semakin
besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin
besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang
sedang mengalami pertumbuhan dan profitable akan memerlukan dana yang
cukup besar untuk membiayai investasinya, oleh karena itu mungkin akan
kurang likuid karena dana yang diperoleh lebih banyak diinvestasikan pada
aktiva tetap dan aktiva lancar yang permanen. Likuiditas perusahaan sangat
besar pengaruhnya terhadap investasi perusahaan dan kebijakan pemenuhan
kebutuhan dana. Keputusan investasi akan menentukan tingkat ekspansi dan
kebutuhan dana perusahaan, sementara itu keputusan pembelanjaan akan
menentukan pemilihan sumber dana untuk membiayai investasi tersebut.
c. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan
akan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan tersebut. Makin besar
kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya,
perusahaan tersebut biasanya lebih senang untuk menahan earning nya
daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan
mengingat batasan-batasan biayanya. Dengan demikian dapatlah dikatakan
bahwa makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang
dibutuhkan, makin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin
besar bagian dari pendapatan yang ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti
makin rendah dividend payout rationya.
Apabila perusahaan telah mencapai tingkat pertumbuhan sedemikian rupa
sehingga perusahaan telah well established, dimana kebutuhan dananya dapat
dipenuhi dengan dana yang berasal dari pasar modal atau sumber dana
eksteren lainnya, maka keadaannya adalah berbeda. Dalam hal yang demikian
perusahaan dapat menetapkan dividend payout ratio yang tinggi.

d. Keadaan Pemegang Saham


Jika perusahaan itu kepemilikan sahamnya relatif tertutup, manajemen biasanya
mengetahui dividen yang diharapkan oleh pemegang saham dan dapat bertindak
dengan tepat. Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golongan
high tax dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan dapat
mempertahankan dividend payout ratio yang rendah. Dengan dividend payout
ratio yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan
menahan laba untuk kesempaan investasi yang profitable. Untuk perusahaan
yang jumlah pemegang sahamnya besar hanya dapat menilai dividen yang
diharapkan pemegang saham dalam konteks pasar.
e. Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang bisa
dibayarkan perusahaan. Menurut Arthur J Keown, at al menyatakan bahwa
batasan

hukum

yaitu

Pembatasan

menurut

Undang-Undang,

dapat

mengahalangi perusahaan dalam membayar dividen.


f. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai ekspansinya
dengan dana yang berasal dari sumber interen saja. Kebijakan tersebut
dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana
yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan control dari
kelompok dominan di dalam perusahaan. Demikian pula kalau membiayai
ekspansi dengan uang akan memperbesar risiko financialnya. Mempercayakan
pada pembelanjaan interen dalam usaha mempertahankan control terhadap
perusahaan, berarti mengurangi dividen payout ratio nya.
Rasio Pembayaran Dividen PT Astra Agro Lestari Tbk2014
Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan
jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba
ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen.
Rasio ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

Dividen Per Lembar Saham


DPR = x 100%
Laba Per Lembar saham

Sumber : Zaki Baridwan (2004:444)


Rasio pembayaran dividen PT Astra Agro Lestari Tbkadalah :
DPR=

Deviden Per Lembar Saham


100
Laba Per Lembar Saham

DPR AKR=

244
100
1,589

DPR AKR=15,3

Dari hasil DPR di atas mengindikasikan bahwa persentase laba yang dibayarkan
dalam bentuk dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen
adalah 15,3% dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham sejumlah 84,7 %

You might also like