Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM
: D411 13 022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan
Kasih dan KebaikanNya saya dapat menyelesaikan Makalah Pengunaan Motor
Listrik Energi yang bertemakan Pengaturan pada Motor DC Shunt dengan
Metode Ward Leonard.
Dalam proses penyusunan Makalah ini, saya banyak memperoleh
bantuan dari berbagai pihak, sehingga Makalah ini dapat terselesaikan. Oleh
karena itu, saya banyak berterima kasih terutama kepada Dosen yang telah
memberikan banyak ilmu kepada saya.
Saya menyadari bahwa hasil yang dicapai dalam penulisan Makalah ini
masih mengandung berbagai kelemahan dan kekurangan. Untuk itu, kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan demi kesempurnaan
Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat menjadi sumbangan yang berharga bagi
semua pihak.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih
yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan Makalah ini. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa Memberkati segala usaha kita. Amin.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Motor DC sangat banyak digunakan dalam aplikasi industri. Penggunaan
motor DC dapat dijumpai misalnya sebagai motor penggerak beban mekanik.
Dalam penggunaannya diharapkan motor DC dapat bekerja secara efisien,
dimana efisiennya suatu motor DC dapat kita lihat dari besarnya nilai
efisiensinya.
Berdasarkan hubungan rangkaian penguat medannya, salah satu jenis motor
DC adalah motor DC
kecepatan putaran yang konstan dan tidak tergantung pada beban. Oleh karena
itu cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
pada mesin bubut, lift, dan lain- lain.Motor DC yang dipergunakan di bidang
industri pada umumnya memiliki kapasitas daya yang relatif besar dan
disesuaikan dengan beban mekanis dan volume produksi. Untuk itu diperlukan
pengaturan kecepatan motor yang baik dalam pelaksanaannya.Pada materi kali
ini di bahas tentang Ward Leonard Control
Ward Leonard Control, juga dikenal sebagai Ward Leonard sistem Drive, adalah
sistem yang digunakan secara luas untuk mengatur kecepatan motor DC yang
diperkenalkan oleh Harry Ward Leonard pada 1891. Pada awal 1900-an, sistem
kontrol Ward Leonard diadopsi oleh Angkatan Laut AS dan juga digunakan dalam
lift penumpang dari tambang besar.
sistem kontrol Ward Leonard ialah suatu kemampuan untuk memvariasikan
kecepatan motor DC, termasuk membalikkan putaran motor, dengan mengontrol
gulungan medan (Eksitasi).
Disini nanti nya menggunakan beberapa motor listrik diantaranya motor
DC,Genertor DC,Motor induksi
BAB II
PENGATURAN PADA MOTOR DC SHUNT
DENGAN METODE WARD LEONARD
Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah
tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga
mekanik, dimana tenaga gerak tersebut berupa putaran dari pada rotor. Antara
motor DC dan generator DC tak ada perbedaan konstruksi.Pada prinsipnya,
motor DC bisa dipakai sebagai generator DC, sebaliknya generator DC dapat
dipakai sebagai motor DC.
Pada mesin arus searah terdapat kumparan medan yang berbentuk kutub
sepatu merupakan stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar
yang merupakan rotor (bagian yang berputar).
Motor arus searah bekerja berdasarkan prinsip yang menyatakan bahwa ketika
kumparan yang membawa arus ditempatkan dalam medan magnet, maka
kumparan mengalami gaya mekanik. Gaya mekanik ini akan menimbulkan
torsi yang akan membuat jangkar berputar.
Motor DC bekerja berdasarkan prinsip interaksi antara dua fluksi magnetik.
Ketika kumparan
sumber tegangan DC maka pada kumparan medan akan mengalir arus medan (If)
sehingga menghasilkan fluksi magnet yang arahnya dari kutub utara menuju kutub
selatan. Sedangkan pada kumparan jangkar menghasilkan arus jangkar (Ia),
sehingga pada konduktor jangkar timbul fluksi magnet yang melingkar. Fluksi
jangkar ini akan memotong fluksi dari kumparan medan sehingga menyebabkan
perubahan kerapatan fluksi dari medan utama. Sesuai dengan hukum Lorentz,
interaksi antara kedua fluksi magnet ini akan menimbulkan suatu gaya mekanik
pada konduktor jangkar yang disebut gaya Lorentz. Besar gaya ini sesuai dengan
persamaan 1.
F = B .i .l .................................
(1)
Dimana :
F = gaya yang bekerja pada konduktor (N) B = kerapatan fluks magnetic
(Wb/m2)
i = arus yang mengalir pada konduktor (A)
l = panjang konduktor (m)
Arah gaya ini dapat ditentukan dengan kaidah tangan kiri Flemming. Kaidah
tangan kiri menyatakan, jika jari telunjuk menyatakan arah dari vektor
kerapatan fluks B dan jari tengah menyatakan arah dari vektor arus i, maka ibu
jari akan menyatakan arah gaya F yang bekerja pada konduktor tersebut.
Gaya yang timbul pada konduktor tersebut akan menghasilkan momen putar
atau torsi. Torsi
yang
dihasilkan
oleh
motor
persamaan 2.
Ta = F .r ........... (2)
Dimana :
Ta = torsi jangkar (Newton-meter)
r = jari-jari rotor (meter)
Apabila torsi start lebih besar dari torsi beban, maka jangkar akan berputar.
Prinsip kerja motor DC dapat dilihat pada Gambar 1
Dimana:
Ish = arus kumparan medan shunt (ohm)
Vsh = tegangan kumparan medan shunt (volt)
Rsh = tahanan medan shunt (ohm)
IL = arus beban (amp)
Vt Ia . Ra
K
Dimana :
n = jumlah putaran
K =konstanta ( bergantung pada ukuran fisik motor)
Vt = tegangan terminal
Ra = tahanan jangkar
Ia = arus jangkar
= fluks magnetik
penggunaan
motor
kecepatan yang luas dan tahapan yang halus. Sistem Ward Leonard atau sistem
pengaturan tegangan, memberikan pengendalian yang demikian dan melibatkan
generator lain untuk menggerakan motor yang kecepatannya dapat diatur.
Apabila daya motor besar dan dilakukan berulang-ulang maka kerugian
daya menjadi besar sekali. Bila motor diinginkan tidak banyak mengalami
kerugian tenaga pada waktu start (pengasutan), untuk kerja dengan perubahan
kecepatan yang luas maka cara yang paling efisien adalah dengan mengubah
tegangan jepit motor dengan penguat terpisah sehingga didapat fluksi magnetik
yang tetap penuh untuk semua macam kecepatan. Selain diperoleh daerah
pengaturan yang luas (dari tegangan jepit nol sampai tegangan penuh),
pengaturan putaran halus yang diatur putarannya. Untuk mengatur putaran motor
M dilakukan dengan mengubah tegangan jepit U. Untuk itu dilakukan dengan
mengatur tahanan medan (RG) pada belitan generator DC. Kecepatan motor
dapat disetel pada setiap kecepatan antara nol dan kecepatan maksimumnya
dengan menyetel eksitasi medan generator G pada harga yang dikehendaki.
Jika pada motor yang sedang bekerja, tegangan tiba-tiba diturunkan
sampai di bawah harga ggl lawan dari motor, arus jangkar dibalik dan motor
berlaku sebagai generator, menggerakkan generator sebagai motor. Maka
terjadi pengereman dinamis yang menyebabkan motor cepat berhenti. Motor
dapat dibalik dengan menurunkan tegangan terminal ke nol dan membalik
relative
tidak efisien
pembalikan
dan
Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa Motor Induksi mendapat pasokan listrik
AC dari sumber jala-jala PLN.Kemudian Motor Induksi berputar namun pada
awal perputaran motor induksi terdapat arus transien yang sangat besar.Jadi,
untuk mencegah hal tersebut dipasang lah sebuah Resistor yang berguna untuk
menghambat atau meredam arus transien tersebut.Lalu motor induksi
dipasangkan dengan sebuah Roda Gila atau biasa disebut Fly Wheel.
Kegunaan Fly Wheel tersebut sama dengan kegunaan nya pada sistem motor
bakar yaitu untuk memperkecil/meredam hentakan mesin secara tiba-tiba bila
motor induksi dipasangkan dengan Generator Dc.Setelah itu,Generator DC
diputar oleh motor induksi,hasil dari generator DC tersebut ialah GGL induksi
yang berfungsi untuk memasok motor DC.
Motor DC yang dimaksudkan disini ialah motor DC seperti penggerak pada
elevator,penggerak dari sistem crane,Lift dll.
Setelah itu motor DC terpasangkan beban.Namun beban yang dimaksud disini
ialah beban mekanis.Lalu motor DC berputar dan dapat mengangkat atau
memutar penggerak pada elevator dan Lift.
Dari gambar diatas terlihat pula ada beberapa kontroller,Converter dan sensor.
Kegunaan masing-masing ialah mengontrol putaran,arus dan tegangan pada
Generator DC.
Adapun Kelebihan dari Metode Ward Leonard,ialah :
a. memerlukan daerah pengendalian kecepatan yang luas dan tahapan
yang halus (Dari nol hingga kecepatan normal motor)
b. Kecepatan motor DC dapat dikontrol dengan mudah
c. Motor dapat berputar dengan percepatan yang bervariasi
Dibalik Kelebihan dari Metode Ward Leonard teradapat pula Kerugian
nya,diantara nya
a. Biaya awal sistem Ward Leonard mahal dan
karena
relative
tidak efisien
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pada pengaturan kecepatan motor arus searah penguatan shunt
dengan metode Ward Leonard
relative
tidak efisien
DAFTAR PUSTAKA
Leonhard Werner,Control of Electrical Drives Third Edition,Springer,Jerman :
2001
Sumanto, Mesin Arus Searah, Andi Offset, Yogyakarta : 1991.
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika
Pustaka Utama, Jakarta : 2000.
Daya,
Gramedia