Professional Documents
Culture Documents
Metode pembelajaran pada kuliah ini dengan memberikan kuliah (Ceramah) tatap muka,
diskusi (collaborativ Learning), memberikan contoh-contoh aplikasi pemakain computer
untuk penyelesaian masalah sistem bilangan dan kesalahan dan latihan soal terbimbing dan
penugasan.
D. INDIKATOR PENILAIAN
Melakukan
tanya
jawab
dan
qist,
Kemampuan
Mahasiswa
dalam
111
7.1 Pendahuluan
Persamaan differensial merupakan persamaan yang menghubungkan suatu besaran
dengan perubahannya. Persamaan differensial dinyatakan sebagai persamaan yang
mengandung suatu besaran dan differensialnya, dan dituliskan dengan :
Persamaan differensial mempunyai banyak ragam dan jenis mulai dari yang mudah
diselesaikan hingga yang sulit diselesaikan, mulai dari yang sederhana sampai yang sangat
kompleks. Salah satu persamaan differensial yang banyak digunakan dalam penerapannya
adalah Persamaan Differensial Linier, yang dituliskan dengan:
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
112
Contoh:
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
113
Maka :
y'= 1 xy atau f (x, y) = 1 xy
Bila ditentukan nilai awalnya adalah (0,0) dan h=0.1 maka diperoleh :
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
114
Contoh:
Diketahui persamaan differensial :
Maka :
Dengan pendekatan awal (0,0) maka untuk x=1, nilai y dapat dihitung dengan:
1 1 1
2 6 3
Catatan:
Pemakaian metode Taylor tidak banyak digemari karena diperlukan perhitungan yang cukup
rumit dalam penyelesaiannya. Tetapi metode ini dapat menunjukkan hasil yang bagus pada
beberapa permasalahan penyelesaian persamaan differensial.
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
115
Metode Runge-Kutta 2:
Metode Runge-Kutta membuat step yang lebih kecil dari perubahan nilai dengan
membagi nilai perubahan tiap step menjadi sejumlah bagian yang ditentukan, bentuk paling
sederhana dari metode Runge Kutta ini adalah membagi bagian perubahan menjadi dua
bagian sehingga :
dy
h. f1 h. f 2
2
dimana f1 dan f2 adalah nilai fungsi step yang diambil dari bentuk fungsi persamaan
differensial pada step tengahan.
Sehingga diperoleh formulasi dari Metode Runge-Kutta 2 sebagai berikut:
yn+1 = yn + 1/2(k1 + k2)
dimana:
k1 = h. f (xn , yn )
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
116
k2 = h. f (xn + h, yn + k1 )
Contoh:
Selesaikan persamaan differensial berikut:
dy
y2 x
dx
117
dimana :
Contoh:
Hitung penyelesaian persamaan differensial berikut:
dy
dx
y ex
f ( x, y )
ex y
Bila ditentukan pendekatan awal (0,0) dan step h=0.1, dengan menggunakan metode Euler 4
diperoleh:
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
118
y'= f (x, y)
Untuk menyelesaikan persamaan differensial tingkat tinggi, diperlukan pengembangan model
persamaan differensial yang akan menghasilkan pengembangan bentuk metode yang
digunakan. Pada buku ini dibahas pemakaian metode Euler dan Runge Kutta untuk
menyelesaikan persamaan differensial tingkat tinggi ini.
Perhatikan persamaan differensial tingkat n berikut ini:
119
d2y
dy
F x, y ,
dx
dx 2
Ubah variabel: y=y dan z=y sehingga diperoleh 2 persamaan differensial tingkat satu
berikut:
y' z
z ' F ( x, y , z )
Contoh:
Selesaiakan persamaan differensial:
d2y
dy
3 2 xy 1
2
dx
dx
g ( x, y , z ) 1 2 xy 3 z
Bila ditentukan pendekatan awal x0=0, y0=0, z0=0 dan step h=0.2, maka dengan metode
euler diperoleh:
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
120
F x, y ,
2
dx
dx
Ubah variabel: y=y dan z=y sehingga diperoleh 2 persamaan differensial tingkat satu
berikut:
y' z
z ' F ( x, y , z )
k1 = h. f (x,y,z )
l1 = h.g(x,y,z)
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
121
k2 = h. f (x + h, y + k1, z + l1 )
l2 = h.g(x + h,y + k1, z + l1 )
Contoh:
Selesaiakan persamaan differensial:
d2y
dy
3 2 xy 1
2
dx
dx
Bila ditentukan pendekatan awal x0= 0, y0=0, z0=0 dan step h=0,2, maka dengan metode
euler diperoleh:
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
122
Dengan menggunakan pengubahan variabel y=y dan z=y diperoleh dua fungsi persamaan
differensial yaitu:
f ( x, y , z ) z
g ( x, y , z )
1
k1 k 2 x 10
m
1
x 1
2
Dengan step h = 0.5, pendekatan awal (0,0) dengan y=1, metode Euler akan
menghasilkan :
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
123
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
124
Bentuk persamaan di atas adalah persamaan differensial integral, persamaan tersebut dapat
diubah menjadi persamaan differensial tingkat 2 sebagai berikut:
dengan mengambil variabel x=t, y=V dan z=V diperoleh dua fungsi :
f ( x, y , z ) z
g ( x, y , z ) 1 10 y 10 z
Dengan menentukan pendekatan awal t=0, V(0)=0, V(0)=1 dan h=0.2, dan dengan
menggunakan metode Euler diperoleh penyelesaian:
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
125
Pengertian
Metode Runge Kutta yaitu suatu metode yang digunakan untuk menyelesaikanpersamaan
diferensial secara numerik atau pendekatan sehingga mendapatkanpenyelesaian yang
lebih signifikan daripada penyelesaian secara eksak atau analitik. Metode Runge Kutta
merupakan gabungan dari suatu kelas besar metode pendekatan satu langkah (metode Euler,
Heun, dan titik tengah). Metode ini mencapai keakuratan dari suatu pendekatan Taylor tanpa
memerlukan turunan-turunan tingkat tinggi. Bentuk umumnya:
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
126
Algoritma
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
menggunakan metode Euler, Runge-Kutta 2 dan Runge-Kutta 4 dengan h=0.1 dan titik
pendekatan awal (0,1).
Persamaan differensial di atas secara analitik mempunyai penyelesaian umum:
y = e2x
Bandingkan hasil ketiga metode dengan nilai penyelesaian umumnya.
(2) Selesaikan persamaan differensial berikut:
dy
(1 xy )e x
dx
menggunakan metode Euler, Runge-Kutta 2 dan Runge-Kutta 4 dengan h=0.2 dan titik
pendekatan awal (0,0).
(3) Perhatikan sistem mekanis berikut ini:
Model matematis dari sistem di atas adalah:
d 2x
F k1 m 2 x k 2 x
dt
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
127
Bila ditentukan nilai F=10, m=10, k1=2 dan k2=3, dan titik pendekatan awal (0,0) dan
x(0)=1.
Tentukan penyelesaian persamaan differensial di atas.
[-32wwwwwwwwwwwwww2wqGassing
128