You are on page 1of 10

ALIANSI MASYARAKAT

PEDULI HUTAN KOTA MALABAR


(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar

1. Pendahuluan
Hutan Kota Malabar adalah Hutan Kota Malang seluas 16.718 m2, hutan kota ini
adalah kawasan lindung dalam bentuk RTH (Ruang Terbuka Hijau) kota.
Malang kota yang mengalami degradasi atas hutan kota, semula Malang memiliki
hutan kota yang cukup luas yakni, Hutan Kota APP Tanjung seluas 28 Ha, namun kini telah
lenyap teralihfungsi menjadi kawasan terbangun (real estate dan hotel). Sejak tahun 2007
hingga kini hutan kota Malang diperkirakan hanya seluas 0,65% dari total luas Kota Malang
yang seluas 110,06 Km2.
Luasan ini belum mampu menopang luasan RTH Kota Malang secara keseluruhan
yang harus dipenuhi, yakni 30% dari luas Kota Malang sebagaimana amanat Perda No. 4
Tahun 2011 Tentang RTRW Kota Malang Tahun 2010 2030. Data Walhi menunjukkan luas
RTH Malang saat ini hanya 2,5% dari luas kawasannya.
Dalam Bab II halaman 18 Laporan Akhir Kajian dan Penyusunan Ranperda RTRW
Kota Malang 2008-2028, disebutkan secara jelas bahwa masalah terkait dengan keberadaan
RTH di Kota Malang adalah kurangnya pelestarian RTH seperti Hutan Kota Malabar, serta
luas RTH yang semakin berkurang dikarenakan adanya alih fungsi lahan, dan lain-lain.
Penyebutan RTH di Jalan Malabar secara tegas menyebut RTH di Jalan Malabar itu
sebagai Hutan Kota Malabar dapat dilihat dalam Pasal 45 ayat (6) huruf v, Pasal 53
Perda Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Malang.
Jadi, RTH di Jalan Malabar itu adalah HUTAN KOTA.

ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI HUTAN KOTA MALABAR
(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar

2. Dasar Hukum Hutan Kota Malabar


Perda Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang RTRW
Kota Malang
Pasal 41
(1) Rencana kawasan lindung di Kota Malang
dititikberatkan pada penetapan fungsi kawasan agar
wilayah yang dilindungi dan memiliki fungsi
perlindungan dapat dipertahankan.
(2) Kawasan lindung Kota Malang, meliputi :
a. Kawasan Lindung Setempat;
b. Kawasan Rawan Bencana;
c. Kawasan Cagar Budaya;
d. Kawasan RTH Kota.
Pasal 45 ayat (2)
Secara keseluruhan RTH Publik di Kota Malang saat ini,
yaitu :
a. RTH Jalur Jalan;
b. RTH Taman, monumen dan gerbang kota;
c. RTH Lapangan Olahraga dan makam;
d. RTH Hutan Kota dan Taman Bibit;
e. RTH Pengaman Jalur Kereta Api (KA), Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT), Sungai dan Buffer Zone.
Perda Kota Malang No. 3 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Pertamanan Kota dan Dekorasi Kota
Pasal 1 angka 8 menyatakan:
Ruang Terbuka Hijau adalah bagian dari Kota yang tidak
didirikan bangunan atau sedikit mungkin unsur
bangunan, terdiri dari unsur alam (antara lain vegetasi
dan air) dan unsur binaan antara lain taman kota, jalur
hijau, pohon-pohon pelindung tepi jalan, hutan kota,
kebun bibit, pot-pot kota, pemakaman, pertanian kota
yang berfungsi meningkatkan kualitas lingkungan.
Fungsi Hutan Kota Malabar
Didalam Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2002
tentang Hutan Kota
Pada Pasal 3 menjelaskan, fungsi hutan kota adalah
untuk:
a. memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai
estetika;
b. meresapkan air;
c. menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan
fisik kota; dan
d. mendukung pelestarian keanekaragaman hayati
Indonesia.
Perda Kota Malang No. 3 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Pertamanan Kota dan Dekorasi Kota,
Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) menjelaskan kedudukan dan
fungsi pertamanan kota sebagai RTH yang di dalamnya
diantaranya adalah Hutan Kota antara lain:
a. Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai
estetika kota;
b. Menciptakan keseimbangan dan keserasian
lingkungan fisik kota;

ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI HUTAN KOTA MALABAR
(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar
c. Menekan dan mengurangi pencemaran udara yang
dihasilkan oleh kendaraan bermotor serta
pengamanan badan jalan;
d. Menekan dan mengurangi peningkatan suhu udara di
perkotaan;
e. Menekan dan mengurangi pencemaran udara;
f. Mendukung kelestarian keanekaragaman hayati dan
sebagai upaya penyelamatan lahan kritis;
g. Menyemaikan tanaman hias dan tanaman pelindung;
h. Mencukupi kebutuhan tanaman bagi taman kota,
jalur hijau dan hutan kota.
Perda Kota Malang No. 4 Tahun 2011 tentang RTRW
Kota Malang
Dalam Perda RTRW Kota Malang ini tidak ada
penegasan resmi namun hal itu bisa diinterpretasikan
sebagai berikut:
a. sebagai RTH untuk keseimbangan ekologi kota (Pasal
14 ayat (2)
b. sebagai kawasan lindung untuk memantapkan
kawasan resapan air dengan meningkatkan populasi
vegetasi dikawasan lindung sesuai dengan fungsi
kawasan [(Pasal 16 ayat (2) ]
c. sebagai imbuhan alami berfungsi untuk konservasi
sumber daya air (Pasal 32)
Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan
yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup
Kawasan lindung yang dimaksud dalam Peraturan
Menteri ini sebagai berikut :
3. Kawasan resapan air
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 63 tahun 2002
pasal 3 fungsi hutan kota adalah untuk:
b. Meresapkan air
Sehingga pembangunan revitalisasi Hutan Kota Malabar
harus memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup

3. Ketentuan Hukum yang Dilanggar

ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI HUTAN KOTA MALABAR
(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar

a. Melanggar larangan pengalihfungsian ruang terbuka hijau


Hutan kota tidak boleh dialihfungsikan menjadi taman kota yang memiliki fasilitas
rekreasi dan olah raga, karena secara definitif apabila RTH memiliki fasilitas yang demikian
sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.5 Tahun 2008 Tentang Pedoman
Penyediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan yang isinya adalah;
Tujuan penyelenggaraan hutan kota adalah sebagai penyangga lingkungan kota yang
berfungsi
a. Memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika
b. Meresapkan air.
c. Menciptakan keseimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota; dan
d. Mendukung pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia.
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa, disini terlihat ada upaya
pengalihfungsian dari Hutan Kota kepada Taman Kota di Hutan Kota Malabar. Pelanggaran
hukum tersebut diperkuat lagi dengan pasal 16 ayat (2) huruf a, b, d, e dan g tentang
Kebijakan dan Strategi Pola Ruang Wilayah Kota yang berisi :
(2) Strategi penetapan dan pengembangan kawasan lindung, meliputi :
a. memantapkan kawasan lindung dengan menjaga dan mengembalikan fungsi
kawasan.
b. membatasi kegiatan di kawasan lindung yang telah digunakan.
d. menyediakan RTH Kota Minimal 30% dari wilayah kota, dengan upaya;
2. tidak mengalihfungsikan RTH eksisting;
e. memantapkan kawasan resapan air dengan meningkatkan populasi vegetasi di
kawasan lindung sesuai dengan fungsi kawasan.

ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI HUTAN KOTA MALABAR
(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar

g. mengamankan kawasan lindung dari kegiatan yang cenderung mengganggu


penggunaan kawasan tersebut.
Berubahnya Hutan Kota Malabar menjadi taman kota melanggar kedua undangundang diatas karena mengganggu program pemerintah untuk menyediakan RTH kota
minimal 30% dari luas wilayah kota sekaligus merusak strategi pengembangan dan
pengendalian kawasan lindung dan juga mengalihkan fungsinya.
Argumentasi ini diperkuat dengan adanya bukti dalam pembangunan revitalisasi
Hutan Kota Malabar menjadi Taman Kota Malabar, karena di dalamnya terdapat fungsifungsi yang bertolak belakang dengan fungsi ekologis hutan kota, seperti playzone, sport
ground dan playzone, amphiteatre, jogging track, gerbang utama dan bangunan permanen
lainya. Pembangunan itu tidak saja bertolak belakang dengan fungsi ekologis hutan kota,
melainkan juga dalam proses membangunya sangat bisa dipastikan merusak vegetasi
eksisting. Baik penebangan pohon atau memotong sebagian batang pohon.
b. Melanggar larangan pemanfaatan kawasan lindung yang mengganggu ekosistem.
Ketika Hutan Kota Malabar akan dibangun sebagaimana siteplan dari PT. Amerta
Indah Otsuka maka akan memunculkan banyak kegiatan manusia yang akan menggunakan
Taman Kota Malabar sebagai tempat berkegiatan maupun relaksasi. Ini akan mengganggu
ketenangan hidup fauna maupun berpotensi merusak flora yang ada di dalam Hutan Kota
Malabar.
Maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan ini melanggar pasal 16 ayat (2) huruf b. perda
Kota Malang no 4 th 2011 yang berisi :
b. membatasi pemanfaatan kawasan lindung yang telah digunakan.
Pemerintah dalam hal ini sebaiknya menolak pembangunan proyek revitalisasi Hutan
Kota Malabar oleh PT. Otsuka karena akan mengganggu ekosistem yang ada karena
perubahan kondisi material dari ekosistem tersebut. Pemerintah memiliki kewajiban sesuai
peraturan perundang-undangan untuk menolak hal tersebut karena telah mengundangkan

ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI HUTAN KOTA MALABAR
(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar

peraturan perundang-undangan yang melarang efek dari pembangunan yang mengganggu


ekosistem yang ada di Hutan Kota Malabar.

c. Melanggar ketentuan tentang prasarana konservasi sumber daya air


Selanjutnya dari sudut pandang prasarana konservasi sumber daya air dalam pasal 32
huruf a perda Kota Malang nomor 4 th 2011 dituliskan:
a. Pengembangan prasarana imbuhan alami (natural recharge) dengan cara
mempertahankan hutan kota atau ruang-ruang terbuka hijau eksisting serta
menambah

kawasan hutan kota dan ruang terbuka hijau sampai mencapai minimal 30%

Pembangunan revitalisasi Hutan Kota Malabar melanggar pasal di atas karena tidak
mempertahankan hutan kota eksisting dan justru mengurangi kawasan hutan kota dengan
pembangunan beberapa fasilitas umum serta penempatan barang-barang yang dimaksudkan
untuk mempercantik Malabar.
Namun justru fasilitas tersebut akan mengurangi jumlah ruang terbuka hijau dan
mengubah status hutan kota pada malabar menjadi taman kota dan itu mengurangi kawasan
hutan kota di Kota Malang.

d. Melanggar ketentuan tentang rencana penyediaan ruang terbuka hijau publik


Menurut pasal 45 ayat (4) huruf c perda Kota Malang no 4 th 2011 rencana
penyediaan ruang terbuka hijau publik untuk hutan kota akan dikembangkan sebesar 11 Ha
sedangkan untuk taman kota sebesar 3,5 Ha.

ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI HUTAN KOTA MALABAR
(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar

Sedangkan menurut Dalam Bab IV Laporan Akhir Kajian dan Penyusunan Ranperda
RTRW Kota Malang 2008-2028, halaman 83, rencana hutan kota dan taman kota di Malang
meliputi antara lain:
Hutan Kota:
1. Hutan Kota Malabar dengan luas 16.718 m2
2. Hutan Kota Velodrom dengan luas 12.500 m2
3. Hutan Kota Kediri dengan luas 5.479 m2
4. Hutan Kota Pandanwangi dengan luas 1.400 m2
5. Hutan Kota Indragiri dengan luas 2.500 m2
dengan total jumlah luas 38.597 m2 jika dikonversi menjadi Ha adalah 3,8597 Ha.
Taman Kota:
1. Taman Jakarta dengan luas 2.221 m2
2. Taman Trunojoyo dengan luas 5.840 m2
3. Taman Ronggowarsito dengan luas 3.305 m2
4. Taman Alun-alun Merdeka dengan luas 23.970 m2
5. Taman Alun-alun Tugu dengan luas 10.923 m2
dengan total jumlah luas 46.259 m2 jika dikonversi menjadi Ha adalah 4,6259 Ha.
Kesimpulannya adalah jumlah luas Hutan Kota masih belum memenuhi rencana
pembangunan hutan kota di Kota Malang yaitu 11 Ha karena jumlah luas Hutan Kota di Kota
Malang hanya 3,8597 Ha. Sedangkan jumlah luas taman kota di Kota Malang sudah melebihi
luas yang ditentukan yaitu 3,5 Ha dan jumlah luas taman kota di Kota Malang adalah 4,6259
Ha.
Namun Hutan Kota yang seharusnya lebih besar (sekitar 3x lipat) dari jumlah Taman
Kota malah lebih kecil jumlah luasnya. Maka pembangunan hutan kota harus lebih banyak
dilakukan daripada taman kota.

ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI HUTAN KOTA MALABAR
(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar

Tetapi proyek revitalisasi Hutan Kota Malabar justru mengkonversi Hutan Kota Malabar
menjadi sebuah taman kota. sehingga hasilnya akan menjadi sebagai berikut :
Hutan Kota:
1. Hutan Kota Velodrom dg luas 12.500 m2
2. Hutan Kota Kediri dg luas 5.479 m2
3. Hutan Kota Pandanwangi dg luas 1.400 m2
4. Hutan Kota Indragiri dg luas 2.500 m2
dengan total jumlah luas 21.879 m2 jika dikonversi menjadi Ha adalah 2,1879 Ha.
Taman Kota:
1. Taman Kota Malabar dg luas 16.718 m2
2. Taman Jakarta dg luas 2.221 m2
3. Taman Trunojoyo dg luas 5.840 m2
4. Taman Ronggowarsito dg luas 3.305 m2
5. Taman Alun-alun Merdeka dg luas 23.970 m2
6. Taman Alun-alun Tugu dg luas 10.923 m2
dengan total jumlah luas 62.977 m2 jika dikonversi menjadi Ha adalah 6,2977 Ha.
Apabila pemerintah menyetujui pembangunan revitalisasi Hutan Kota Malabar
menjadi Taman Kota Malabar maka pemerintah melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundangan yang dibuat oleh pemerintah sendiri karena justru mengurangi jumlah luas
hutan kota yang makin memperlebar jarak antara target pembangunan dengan realisasinya
dan menambah jumlah luas taman kota yang sudah terealisasi lebih dari yang ditargetkan.

e. Melanggar ketentuan umum peraturan zonasi pada kawasan RTH


Ketentuan umum yang dilanggar adalah pasal 70 ayat 2 huruf (b) perda no 4 th 2011
yang berisi :

ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI HUTAN KOTA MALABAR
(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar

b. Melarang kegiatan yang berpotensi mengurangi luas kawasan hutan kota dan tutupan
vegetasi
Pembangunan sejumlah Luas Perkerasan yang ada dalam desain kurang lebih sebesar
1838 m2, yaitu jogging track, jalur difabel, playzone, area edukasi & olahraga, toilet dan
parkir motor. Dan itu belum termasuk perkerasan di areal timur Hutan Kota Malabar
(samping Pasar Oro-oro Dowo) yang cukup luas, jika dilihat secara kasat mata perkerasan
tersebut kurang lebih 15 persen dari luas Hutan Kota Malabar. Perkerasan tersebut tentu lebih
dari 10 persen dari luas total Hutan Kota Malabar yang memiliki luas total 16.700 m 2. Hal ini
tentu melanggar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.5 Tahun 2008.
Rencana revitalisasi tersebut telah secara nyata sebagai upaya pengurangan luas
kawasan hutan kota dengan menutup areal resapan dengan perkerasan. Selain itu jika melihat
desainya, terdapat beberapa bangunan permanen seperti gerbang utama, amphiteatre, toilet
umum, dan sebagainya, adalah pengerusakan vegetasi di daerah tersebut, karena posisi
bangunan tersebut terletak di areal pepohonan.
Selanjutnya adalah pembangunan fasilitas dalam revitalisasi Hutan Kota Malabar
tersebut akan mengalihfungsikan hutan kota menjadi taman kota karena secara esensi telah
berganti dengan adanya fasilitas umum serta keterbukaan kepada publik untuk berkegiatan di
Malabar.
Dua hal ini telah membuktikan bahwa pembangunan revitalisasi Hutan Kota Malabar
telah melanggar ketentuan dalam peraturan zonasi pada kawasan RTH yang akan berdampak
bagi RTH dan keadaan sosial-ekologis di sekitarnya.
f. pelanggaran terhadap upaya revitalisasi Hutan Kota Malabar
Menurut pasal 45 ayat (6) huruf v dinyatakan bahwa pemerintah Kota Malang harus
mengupayakan revitalisasi Hutan Kota Malabar.
Secara etimologis revitalisasi berarti penghidupan kembali dimana ia berasal dari kata
re- yang berarti ulang dan vita yang berarti hidup dalam bahasa latin. Ketika pemerintah Kota

ALIANSI MASYARAKAT
PEDULI HUTAN KOTA MALABAR
(WALHI MALANG, KARANG TARUNA ORO-ORO DOWO, PENA HITAM
MALANG, MALABAR PROJECT, KOLABORASI KOMUNITAS MALANG, IUPS,
JAKFI MALANG, PELANGI SASTRA, PITANGKER, MYG, MCW, RUMAH
INSPIRASI)

Alamat : Jalan Jakarta No 34 Malang, 08785964364


Facebook Pages : SAVE HUTAN KOTA Malabar

Malang menyetujui rencana pembangunan PT. Amerta Indah Otsuka justru akan mematikan
upaya revitalisasi itu sendiri karena pembangunan tersebut mematikan esensi asal dari Hutan
Kota Malabar menjadi Taman Kota Malabar.
Kegiatan pembangunan yang akan dilakukan oleh PT. Amerta Indah Otsuka akan
mematikan Hutan Kota Malabar. Seharusnya ketika melakukan revitalisasi adalah dengan
menghidupkan

kembali

Hutan

Kota

Malabar

tanpa

mengubah

esensi

dan

mengalihfungsikannya pada fungsi yang lain.


Selain itu Revitalisasi ini tentunya harus mengacu kepada fungsi utamanya sebagai
fungsi ekologis. Revitalisasi ini harus memperhatikan kehidupan keaneragaman hayati
kawasan, kondisi jasad renik, resapan air, pengaturan iklim lokal, dan sebagainya.

You might also like