Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
dr. Sondang BRS, Sp.THT, MARS
Disusun oleh:
A. M. F. Faidzin A. 2011730121
STATUS PASIEN
IDENTITAS
Nama: An. A A
Umur
: 16 tahun
S
Keluhan Utama:
- Keluar cairan dari telinga kanan
- 1 minggu SMRS
Keluhan Tambahan:
- Batuk disangkal
- Pilek disangkal
Cont..
Riwayat Penyakit Sekarang
Telinga kanan: keluar cairan
Cairan putih kekuningan, kental,
berbau
Terdapat benjolan seperti bisul di
telinga kanan
Pendengaran
berkurang
dan
berdenging disangkal
Demam disangkal
ANAMNESIS Cont..
ANAMNESIS Cont..
ANAMNESIS Cont..
Riwayat Alergi
Udara dingin(-)makanan (-) obat(-)
Riwayat Pengobatan
Ke poli tht 1 tahun yang lalu
Keluhan: penurunan
pendengaran di telinga kanan
PEMERIKSAAN
FISIK
Status Generalis
KU
: Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : TD : 110/70 mmHg,
N : 80x/mnt,
RR : 20x/mnt, T: 36,1oC
BB
: 42 kg
STATUS
GENERALIS
Normocephal , rambut
kehitaman, distribusi
merata
normochest
normochest simetris
simetris
retraksi
retraksi dinding
dinding dada
dada (-)
(-)
Bagian
Bagian dada
dada yang
yang tertinggal
tertinggal saat
saat
bernapas
bernapas (-)
(-)
Sonor
Sonor seluruh
seluruh lapang
lapang paru
paru
vesikuler
vesikuler (+/+)
(+/+) ronkhi
ronkhi (-/-)
(-/-)
wheezing
wheezing (-/-)
(-/-)
11
Pemeriksaan Jantung
12
Pemeriksaan Abdomen
EKSTREMITAS
Superior
Akral hangat, udem (-/-), RCT < 2
detik
Inferior
Akral hangat, udem (-/-), RCT < 2
detik
14
STATUS
LOKALIS
TELINGA
AD
Normotia
Helix sign (-)
Tragus sign (-)
Hematoma (-)
Pus(-)
Fistula(-)
Nyeri tekan (-)
Edema (-)
AS
Aurikula
Preaurikula
Normotia
Helix sign (-)
Tragus sign (-)
Hematoma (-)
Pus(-)
Fistula(-)
Nyeri tekan (-)
Edema (-)
Retroaurikula
Edema(-)
pus(-), sikatriks (-)
nyeri tekan(-)
Edema(-)
pus(-), sikatriks (-)
nyeri tekan( -)
15
MAE
STATUS
LOKALIS
TELINGA
Hiperemis (-)
sekret (+) banyak
mukopurulen
serumen (-)
massa (-)
Hiperemis (-)
serumen (-)
sekret (-)
massa (-)
KAE
Hiperemis (-)
Perforasi (+)
reflex cahaya (-)
Membran
timpani
AD
Intak, Hiperemis
(-), intak, reflex
cahaya (+) jam 7
AS
Uji Rinne
Uji Weber
Sama dengan
pemeriksa
Uji Schwabach
Sama dengan
pemeriksa
16
RHINOSKOPI ANTERIOR
Sinistra
Tenang
Mukosa
Tenang
Sekret
Hipertrofi (-)
Deviasi (-)
(-)
Konka inferior
Septum
Massa
Hipertrofi (-)
Deviasi (-)
(-)
normal
Passase udara
normal
(-)
Korpus alineum
(-)
17
INSPEKSI
pembengkakan
(-/-)
PALPASI
nyeri tekan (-)
Transiluminasi
Sinus maksilaris : Terang / Terang (seperti bulan sabit pada
fossa orbita)
Sinus frontalis
: Terang / Terang (seperti sarang tawon pada
os frontalis)
18
Tidak dilakukan
Torus tubarius
Tidak dilakukan
Fossa Rossenmuller
Tidak dilakukan
Plika salfingofaringeal
Tidak dilakukan
19
Status
Lokalis
Tenggorok
Dextra
Pemeriksaan
OROFARING
Sinistra
Mulut
Tenang
Mukosa mulut
Tenang
Bersih, normal
Lidah
Bersih, normal
Tenang
Palatum molle
Tenang
Caries (-)
Tanggal (-)
Caries (-)
Gigi geligi
Lubang (-)
Simetris
Tanggal (-)
Lubang (-)
Uvula
Simetris
Tenang
Mukosa
Tenang
TI
Besar
TI
melebar (-)
Kripta
Melebar (-)
Detritus
Perlengketan
Tenang
Mukosa
Tenang
Granula
Tonsil
Faring
20
Tes Pengecapan
Manis
Normal
Asin
Normal
Asam
Normal
Pahit
Normal
21
Tidak dilakukan
Plika ariepiglotika
Tidak dilakukan
Plika ventrikularis
Plika vokalis
Rima glotis
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
22
Pemeriksaa
n
Maksilofasi
al
Dextra
hiposmia
Nervus
I. Olfaktorius
Penciuman
Sinistra
normal
II. Optikus
Visus normal
Daya penglihatan
Visus normal
(+) isokor
Refleks pupil
(+) isokor
III. Okulomotorius
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Membuka kelopak
mata
Gerakan mata ke
superior
Gerakan mata ke
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
inferior
Gerakan mata ke
medial
Gerakan mata ke
Laterosuperior
IV. Troklearis
(+)
Gerakan mata ke
lateroinferior
(+)
23
Pemeriksaa
n
Maksilofasi
al
Dextra
Nervus
Sinistra
V. Trigeminus
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
normal
normal
Tes sensoris
Cabang oftalmikus (V1)
Cabang maksila (V2)
Cabang mandibula (V3)
VI. Abdusens
Gerakan mata ke
lateral
VII. Fasialis
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Mengangkat alis
Kerutan dahi
Menunjukkan gigi
Pengecapan lidah 2/3
anterior
normal
VIII.
Vestibulokoklearis
normal
(+)
(+)
24
Pemeriksaa
n
Maksilofasi
al
Dextra
Nervus
Sinistra
(+)
IX.
Glossofaringeal
(+)
normal
Refleks muntah
Pengecapan lidah 1/3
posterior
normal
(+)
X. Vagus
(+)
(+)
Refleks muntah
Refleks menelan
Deviasi uvula
Pergerakan palatum
(+)
(-)
simetris
(+)
XI. Assesorius
(-)
simetris
(+)
(+)
Memalingkan kepala
Kekuatan bahu
(-)
XII. Hipoglossus
(-)
(-)
Tremor lidah
Deviasi lidah
(+)
(-)
25
PEMERIKSAAN LEHER
Dextra
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pemeriksaan
Tiroid
Kelenjar submental
Kelenjar submandibula
Kelenjar jugularis
superior
Kelenjar jugularis media
Kelenjar jugularis
inferior
Kelenjar suprasternal
Sinistra
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
(-)
Pembesaran
Kelenjar
(-)
Pembesaran
supraklavikularis
(-)
26
RESUME
Otore telinga kanan, dimulai 1
minggu yang lalu
Mukopurulen, banyak, berbau
Sering mengorek telinga
MAE AD sekret mukopurulen
MT AD perforasi, refleks cahaya (-)
27
DIAGNOSIS BANDING
1.
2.
Otitis Eksterna AD
DIAGNOSIS KERJA
Otitis Media Akut Stadium Perforasi AD
28
RENCANA TERAPI
Non Medikamentosa
Mentup
mandi
Menghindari
Tidak
kegiatan berenang
apapun
Nutrisi
29
RENCANA TERAPI
Medikamentosa
30
TINJAUAN PUSTAKA
31
ANATOMI
32
ANATOMI
33
34
35
36
VENTILASI
Tuba
eustachius
FUNGSI
DRAINASE
PROTEKSI
37
38
Fisiologi Pendengaran
39
Energi
Energi bunyi
bunyi
ditangkap
ditangkap
aurikula
aurikula
Membran
Membran
timpani
timpani bergetar
bergetar
Membrana
Membrana Reissner
Reissner
mendorong
mendorong
endolimfa
endolimfa
Gerak
Gerak relatif
relatif
membran
membran basalis
basalis
dan
membran
dan membran
tektoria
tektoria
Korteks
Korteks serebri
serebri
(area
39-40)
(area 39-40) di
di
lobus
lobus
temporalis
temporalis
Amplifikas
Amplifikas
ii getaran
getaran
Rangkaian
Rangkaian tulang
tulang
pendengaran
pendengaran
Perilimfe
Perilimfe
skala
skala
vestibuli
vestibuli
bergerak
bergerak
Rangsangan
Rangsangan mekanik
mekanik
defleksi
defleksi stereosilia
stereosilia
sel-sel
sel-sel rambut
rambut
Nukleus
Nukleus
auditorius
auditorius
Stapes
Stapes
menggerakka
menggerakka
n
n foramen
foramen
ovale
ovale
Depolarisasi
Depolarisasi
sel
sel rambut
rambut
Potensial
Potensial aksi
aksi
saraf
saraf auditorius
auditorius
40
Fisiologi
Keseimbangan
Gerakan
Kepala dan tubuh
Pusat
keseimbangan otak
(area 41-42)
Perpindahan cairan
endolimfa di labirin
Impuls sensorik
melalui saraf aferen
Merangsang
pelepasan
neurotransmiter
eksitator
Perubahan
permeabilitas
membran sel
Depolarisasi
41
DEFINISI
Otitis
42
KLASIFIKASI
OTITIS MEDIA
Non
Supuratif
Otitis
media
serosa
Supuratif
Otitis
media
efusi
Akut
Kronik
43
ETIOLOGI
44
FAKTOR RESIKO
Usia, adanya adenoid, predisposisi genetik
Lingkungan, alergi, sosioekonomi rendah
Riwayat ISPA
Musim gugur dan musim dingin
Riwayat keluarga (+)
45
PATOGENESIS
ISPA
Akumulasi
Akumulasi
sekret
sekret
Pertumbuhan
Pertumbuhan
kuman
kuman
Proses
Proses supurasi
supurasi
cavum
cavum timpani
timpani
Edema
Edema mukosa
mukosa
saluran
saluran nafas
nafas
Fungsi
Fungsi silia
silia tidak
tidak
efektif
efektif
mencegah
mencegah invasif
invasif
kuman
kuman
Edema
Edema mukosa
mukosa
tuba
eustachius
tuba eustachius
Fungsi
Fungsi tuba
tuba
eustachius
eustachius
terganggu
terganggu
OTITIS
OTITIS
MEDIA
MEDIA
46
47
STADIUM PENYAKIT
Oklusi
tuba
Hiperemis
Supurasi
Perforasi
Resolusi
48
STADIUM PENYAKIT
OKLUSI TUBA EUSTACHIUS
Retraksi
membran timpani
Membran timpani
normal atau
keruh pucat,
terjadi efusi
Sulit dibedakan
otitis media
serosa virus alergi
MT Normal
49
STADIUM PENYAKIT
STADIUM HIPEREMIS
Membran
timpani
hiperemis
Edema
mukosa
Sekret
eksudat
serosa
50
STADIUM PENYAKIT
STADIUM
SUPURASI
Eksudat
purulen
Bulging
membran
timpani
Nekrosis
mukosa
membran
timpani
51
STADIUM PENYAKIT
STADIUM PERFORASI
Ruptur membran
timpani
Otore
MT rupture
52
STADIUM PENYAKIT
STADIUM
RESOLUSI
Perforasi
menutup
kembali
Penyembuhan
Sekret
berkurang
-mengering
OMSK
53
MANIFESTASI KLINIS
Bersifat akut < 3 minggu
Bulging membran timpani
Bayangan cairan di membran
timpani
Otore purulen
54
PENATALAKSANAAN
OKLUSI
OKLUSI
Dekongestan,
Dekongestan, Antibiotik
Antibiotik
STADIUM
STADIUM RESOLUSI
RESOLUSI
Antibiotik
Antibiotik 3
3 minggu
minggu
STADIUM
STADIUM PERFORASI
PERFORASI
H
H22O
O22 3%
3% selama
selama 3-5
3-5 hari
hari
Antibiotika
Antibiotika
STADIUM
STADIUM HIPEREMIS
HIPEREMIS
Antibiotik
Antibiotik
Dekongestan
Dekongestan
Analgetik
Analgetik
Miringotomi
Miringotomi
STADIUM
STADIUM SUPURASI
SUPURASI
Antibiotik
Antibiotik
Miringotomi
Miringotomi
55
56
INDIKASI MIRINGOTOMI
Persisten pain, recurrent otalgia
57
KOMPLIKASI
Intrakranial
Ekstratempor
al
Intratemporal
58
KOMPLIKASI
INTRATEMPORAL
Perforasi
membran
timpani
Mastoiditis
akut koalesen
Erosi tulang
pendengara
n
Labirinitis
supuratif
Paresis
nervus
fasialis
Petrositis
Tuli
sensorIneural
59
KOMPLIKASI
EKSTRATEMPORAL
Abses
subperiosteal
Abses
ekstradural
Trombosis
sinus lateralis
60
KOMPLIKASI
INTRAKRANIAL
Abses otak
Meningitis
Hidrosefalus
otikus
61
DAFTAR PUSTAKA
Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher. Edisi Keenam. Jakarta : FKUI ; 2007. p. 102-103
2. Sutedjo A.Y. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Yogyakarta:
Amara Books ; 2007.
3. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed 6. Jakarta : EGC ; 2005. P.
1402-1421
4. Otitis_Media_(Ear_Infection).Available_from http://www.nidcd.nih.gov/health/hearing/otitism.asp
[diunduh 21 September 2015: 18:47]
5. Chronic Otitis Media (Middle Ear Infection) and Hearing Loss. Available from
http://www.entnet.org/KidsENT/hearing_loss.cfm [diunduh 24 September 2015: 16:23]
6. Diagnosis and Management of Acute Otitis Media. PEDIATRICS Vol. 113 No. 5 May_2004,pp._14511465._available_from http://aappolicy.aappublications.org/cgi/content/full/pediatrics ;113/5/1451
[diunduh 24 September 2015: 14:15]
7. Diagnosis and treatment of otitis media in children. Institute for Clinical Systems Improvement (ICSI).
Diagnosis and treatment of otitis media in children. Bloomington (MN): Institute for Clinical Systems
Improvement (ICSI); 2012 May. Available from
http://www.guideline.gov/summary/summary.aspx?doc_id=5450 [diunduh 25 September 2015: 10:47]
8. Glasziou PP, Del Mar CB, Sanders SL, Hayem M. Antibiotics for acute otitis media in children
(Cochrane Review) The Cochrane Library, Issue 2, 2005. Available from
http://www.cochrane.org/cochrane/revabstr/AB000219.htm [diunduh 25 September 2015: 11:03]
9. Little P, et al. Predictors of poor outcome and benefits from antibiotics in children with acute otitis
media: pragmatic randomised trial. BMJ 2009;325:22 Available from
http://bmj.bmjjournals.com/cgi/content/full/325/7354/22?ijkey=742c411e86bbfb31b1a51105ff9bfc9
5d8a31433
[diunduh 27 Oktober 2015: 10:01]
10. Wellbery C. Standard-Dose Amoxicillin for Acute Otitis Media. Available from
http://www.aafp.org/afp/20120501/tips/18.html [diunduh 27 Oktober 2015: 20:52]
11. Adams, George L. M.D et all. BOIES Fundamentals of otolaryngology. Edisi VI. EGC, Jakarta : 1997.
1.