Professional Documents
Culture Documents
TEMBAGA]
PT.SMELTING
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia
dituntut
memiliki
keterampilan
dan
pengetahuan yang tinggi karena pembangunan tidak akan
berhasil tanpa didukung dengan penerapan teknologi tepat guna
serta sumber daya manusia yang efektif dan berkualitas sebagai
pelaksana pembangunan. Era globalisasi dan pasar bebas yang
dicanangkan diseluruh dunia, pemerintah berupaya untuk
meningkatkan sumber daya manusia dengan melaksanakan
kebijakan-kebijakan. Salah satu kebijakan tersebut adalah
dengan menambah jumlah dan kualitas sekolah kejuruan guna
menggali dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
ada.
Sekolah Menengah Analis Kimia Makassar merupakan
salah satu sekolah kejuruan yang berada di bawah Kementerian
Perindustrian dengan program pendidikan selama empat tahun.
SMAK Makassar mempersiapkan lulusan agar mampu terjun ke
dunia kerja dengan mapan dan mandiri. Sekolah Menengah
Analis Kimia Makassar mewajibkan para siswa tingkat terakhirnya
untuk melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) yang
dilakukan di berbagai Balai Penelitian, instansi pemerintah
maupun instansi swasta.
Pada pelaksanaannya, Praktik Kerja Industri pada PT
Smelting Gresik ini siswa mengikuti segala kegiatan di
laboratorium PT Smelting Gresik. Kemudian membuat laporan
kegiatan yang telah dilakukan sebagai bukti dan prasyarat
kelulusan.
PT.SMELTING
C. Ruang Lingkup
PT Smelting merupakan produsen katoda tembaga
dengan kualitas terbaik di dunia dengan kemurnian 99,99%.
Katoda tembaga 99,99% diperoleh dari hasil pemurnian anoda
tembaga 99,4% dengan proses elektrolisis. Larutan elektrolit
(CuSO4, H2SO4, H2O) merupakan komponen yang penting
dalam proses pemurnian tembaga.Agar dapat mengetahui
kualitas dari katoda tembaga maka diperlukan analisa di
laboratorium.
Pada kesempatan
ini yang akan dibahas adalah
mengenai analisa kadar impurities pada katoda tembaga yang
difokuskan pada Analisa kadar Fe, Ag, Se, Ni, Cd, Cr, Co, Zn,
Pb, As, Sb, Bi, Te, Sn. Hasil yang didapatkan pada analisa ini
PT.SMELTING
yang akan
PT.SMELTING
b. Perkembangan PT Smelting
c. Produk PT Smelting
d. Sarana Pendukung PT Smelting
e. Proses yang Terjadi di PT Smelting
f. Program Strategis PT Smelting
g. Lingkungan dan Sosial PT Smelting
4. Bab III Tinjauan Pustaka
a. Concentrate Tembaga pada PT Smelting
b. Tembaga
c. Proses Pemurnian Tembaga
5. Bab IV Metode Analisa
Analisa kadar impurities pada Sampel katoda:
1. Penetapan Kadar Ag dan Fe
2. Penetapan Kadar Se, Ni, Cd, Cr, Co, Zn
3. Penetapan Kadar Pb, As, Sb, Bi, Sn, Te
4. Penatapan kadar S
6. Bab V Hasil dan Pembahasan
a. Hasil Analisa
b. Pembahasan
7. Penutup
8. Daftar Pustaka
9. Lampiran
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Sejarah Singkat PT Smelting
1996
1998
31 Agustus
5 Mei
2000
25 Agustus
2001
2002
10 Juli
PT.SMELTING
2004
15 April Penyelesaian
tahap
awal
ekspansi pabrik pemurnian
kapasitas
255.000 ton per tahun
2007
19 Agustus
Penyelesaian
tahap
kedua
ekspansi pabrik pemurnian
kapasitas 270.000 ton per tahun.
2009
September
Penyelesaian
tahap
ketiga
ekspansi pabrik pemurnian
kapasitas 300.000 ton per tahun.
B. Perkembangan PT Smelting
PT Smelting berlokasi di desa Roomo,kecamatan
Manyar,kabupaten Gresik,Jawa Timur,didirikan pada bulan
Februari 1996 sebagai perusahaan peleburan dan pemurnian
tembaga yang pertama di Indonesia dengan biaya
pembangunan sekitar 500 juta dolar Amerika. Pabrik ini
semula dirancang untuk memproduksi 200.000 ton per tahun
katoda tembaga LME kelas A, dari 660.000 ton pertahun
konsentrat tembaga yang dihasilkan oleh perusahaanperusahaan pertambangan dalam negeri. Saat ini, kapasitas
produksi katoda tembaga telah ditingkatkan menjadi lebih dari
250.000 ton per tahun, dengan prioritas penjualan untuk
pasar Indonesia dan sisanya ke pasar Asia. Produk sampingan
seperti asam sulfat, slag, dan gypsum dijual ke pasar dalam
negeri dan lumpur anoda diekspor ke pasar Internasional.
Pemilihan tempat PT Smelting yang berlokasi di Gresik
mempunyai beberapa sebab, seperti :
1. Dekat pabrik pupuk
2. Menghadap lautan
3. Dekat pelabuhan komersial yang memadai
4. Ditunjang infrastruktur yang baik
PT.SMELTING
PT.SMELTING
c. Produk
Kapasitas
Penggunaan
: Slag (FeO-SiO2-Al2O3-CaO)
: 750.000 ton/tahun
: Semen, beton, cor
d. Produk
Kapasitas
Penggunaan
: Gypsum (CaSO4.2H2O)
: 36.000 ton/tahun
: Semen
e. Produk
Kapasitas
Penggunaan
PT.SMELTING
PT.SMELTING
PT.SMELTING
10
PT.SMELTING
PT.
Smelting
telah menerapkan budaya
5S
untuk
mengembangkan kedisiplinan sebagai sikap kerja dan
perbaikan di tempat kerja. Program 5S merupakan dasar bagi
program strategis lainnya untuk mencapai target dan
pengembangan bisnis perusahaan.
1) Program 5S sebagai Kunci Sikap Kerja
a. Seiri (Organisasi)
b. Seiton (Kerapian)
c. Seiso (Kebersihan)
d. Seiketsu (Standarisasi)
e. Shitsuke (Disiplin)
2) P&C (Pointing and Calling)
Merupakan
tindakan
konfirmasi
untuk
lebih
meningkatkan kesadaran pada tingkat tertentu, pada
saat menjalankan pekerjaan yang penting atau beresiko
tinggi, dengan tujuan untuk mencegah kesalahan akibat
kecerobohan dan kecelakaan kerja.
3) Occupational Safety and Health (OSH) Committee
Merupakan
komite
yang
bertanggung
jawab
menetapkan peraturan di bidang keselamatan dan
kesehatan
kerja,
mengawasi
dan
mengevaluasi
pelaksanaannya.
4) Kaizen Teian
Merupakan suatu usaha yang melibatkan setiap
karyawan untuk mengajukan usulan demi perbaikan
berkesinambungan dalam proses operasi dan tempat
kerja.
5) HD (Harmony and Development) Committee
Merupakan suatu forum yang terdiri dari wakil karyawan
dan manajemen. Forum ini berfungsi untuk menjalani
hubungan yang baik antara manajemen dan karyawan.
G. Lingkungan & Sosial PT. Smelting
1) Komitmen PT. Smelting
a) Visi
Menjadi perusahaan peleburan dan pemurnian
tembaga yang memiliki reputasi dan terendah di
dunia, serta ramah terhadap lingkungan.
11
PT.SMELTING
b) Misi
Menghasilkan katoda tembaga dan produk samping
dengan kualitas terbaik dunia, dengan maksud untuk
memberikan kepuasan tertinggi terhadap semua
pelanggan, dengan mengutamakan keselamatan dan
kesehatan kerja melalui proses produksi yang efisien
dan ramah lingkungan.
c) Kebijakan Lingkungan PT. Smelting
PT. Smelting telah melaksanakan dan akan terus
melaksanakan
semua
kegiatan
berdasarkan
kebijakan lingkungan, diantaranya :
1. Berupaya
memberikan
sumbangan
kepada
masyarakat setempat, bangsa Indonesia, juga
kepada dunia dan semua umat manusia, termasuk
generasi yang akan datang dengan menghasilkan
bahan-bahan berguna serta ramah lingkungan.
2. Berupaya untuk menggunakan teknologi kendali
terbaik yang ada saat ini, dengan batasan sejauh
mana baik secara ekonomis dan akan berusaha
sabaik-baiknya untuk meminimalkan dampak
lingkungan yang negatif.
2) Kegiatan PT. Smelting
Aktivitas Manajemen Lingkungan Perusahaan (CEMC)
a) Komite Manajemen Lingkungan Perusahaan (CEMC)
CEMC yang terdiri dari perwakilan setiap seksi,
melaksanakan pengawasan terhadap lingkungan
secara benar dan bertanggung jawab. Dibawah
sistem manajemen ini, pemantauan rutin dan
pemeliharaan lingkungan di setiap pabrik akan
dilaksanakan.
b) Komunikasi dengan Masyarakat Sekitar.
Sebagai anggota masyarakat, kami komunikasi rutin
dengan masyarakat sekitar melalui beberapa
program kemitraan seperti program koperasi,
seminar budaya, penghijauan, sumbangan rutin dan
sebagainya.
12
PT.SMELTING
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Concentrate Tembaga pada PT. Smelting
PT. Smelting merupakan suatu pabrik peleburan dan
pemurnian tembaga yang mampu menghasilkan katoda
300.000 ton/tahun dimana nama dagangnya adalah Gresik
Copper Cathode dan terdafar di LME (London Metal
Exchange) untuk kategori kelas A dan sejak Januari 2002, PT.
Smelting telah memperoleh sertifikat ISO 1900:2000 dari
Lloyds Register.
Bahan penyusun konsentrat yang paling sering ditemui di
alam adalah Chalcopyrate (CuFeS2) dengan jumlah sekitar
50% dari jumlah konsentrat yang ada. Ada banyak jenis
mineral tembaga yang terdapat di alam.
Tabel 1. Jenis jenis mineral tembaga yang terdapat di alam
Name
Formula
% Copper when
pure
Chalcopyrit
CuFeS2
34.5
Chalcocite
Cu2S
79.8
Covellite
CuS
66.5
2Cu2SCuSFeS
63.3
Bornite
13
PT.SMELTING
Tetrahedrite
Cu3SbS3 +
x(Fe,Zn)6Sb2S9
32-45
Malachite
CuCO3Cu(OH)2
57.3
2CuCO3Cu(OH)2
55.1
Azurite
Cu2O
Cuprite
Chrysocolla
CuOSiO22H2O
88.8
37.9
produk
sampingan
tersebut
dimanfaatkan kembali. Seperti gas SO2 yang terbentuk saat
proses peleburan kemudian diikat dengan oksigen dan
dijadikan asam sulfat. Selain itu dihasilkan slag dan gypsum
yang didapat dari sisa pegolahan limbah dan digunakan
untuk keperluan pembuatan semen. Lumpur anoda yang
didapatkan dari sisa pemurnian katoda tembaga dan
digunakan untuk pemurnian emas dan perak. Karena masih
memiliki kandungan logam mulia yang cukup tinggi.
Kemudian pengolahan konsentrat tembaga di PT. Smelting
diuraikan sebagai berikut.
14
PT.SMELTING
B. Tembaga (Cu)
Sejarah
(Latin: cuprum, English: copper). Ditemukan pada zaman
pra sejarah, dan telah ditambang sejak lebih dari 5000 tahun
lampau.
Sifat-sifat
Unsur yang tergolong dalam logam transisi, berwarna
kemerah-merahan mengkilap (dan menjadi buram dalam
udara lembab), dapat ditempa dan ditarik, penghantar panas
dan listrik yang baik (kedua setelah logam perak), dan tidak
bereaksi dengan asam non-oksidator. Tembaga terletak pada
nomor atom 29, Ar 63,546 , mempunyai titik lebur 1083,4C,
dan titik didih 2567C.
15
PT.SMELTING
16
PT.SMELTING
Anoda
Tembaga
Cu
Cu2+
Cu
Cu
2+
Cu
Cu2+
Cu
Cu
2+
Cu
Cu
Cu2+
Cu
2
2+
2+
Cu
Cu2 Cu
Cu17
Cu
Cu
PT.SMELTING
Elektrolit, Campuran
dari H2SO4, CuSO4
dan H2O
Anoda
Pb, Sn, Ca
2+
Cu
Cu2+
Cu
Cu
2+
Cu
Cu2+
Cu
Cu
2+
Cu
Cu2+
Cu
Cu
2
2+
Cu
Cu2 Cu
Cu2+
Sel
Elektrowining
Cu
Cu
Gambar 3.
Tunggal
Sel ini sedikit berbeda dibandingkan sel elektrolisis
Cu
Cu
yaitu dalam hal:
a. Elektroda;
Anodanya terbuat dari paduan Pb, Sn, Ca yang tak
larut dalam elektrolit sedangkan katodanya sama
yaitu baja tahan karat.
b. Tegangan sel yang jatuh lebih tinggi dibanding sel
elektrolisis, ~2V.
c. Reaksi yang terjadi di anoda
18
PT.SMELTING
= jumlah sel
654 sel
59 lembar/sel
58 lembar/sel
103,5 mm
6.280 mm
1.208 mm
1.380 1.480 mm
19
PT.SMELTING
20
D.
PT.SMELTING
Laboratorium PT Smelting
Laboratorium merupakan bagian dari Quality Management
Section, yang bertanggung jawab terhadap analisis sampel
untuk kontrol:
1.
Kualitas bahan mentah, produk dan produk samping
2.
Proses (Smelter, Refinery, Acid Plant)
3.
Lingkungan
Bagian-bagian laboratorium
1.
Sampling; Bertanggung jawab terhadap preparasi
sampel dari bahan mentah, proses dan produk.
2.
Process; Bertanggung jawab terhadap sampel proses,
material flux, anoda, IPAL dan produk samping (asam
sulfat)
3.
Fire Assay; Bertanggung jawab terhadap penentuan
logam mulia (Au, Ag, Pt, Pd) dalam sampel konsentrat
tembaga, lumpur anoda, dust, Cl-Slag, Cl-Matte, C-Slag,
Dry Ore, Anode check, Copper Telluride.
4.
Raw Material and Product; Bertanggung jawab terhadap
analisis sampel konsentrat tembaga dan katoda tembaga.
Fire assay
Refinery
Sales and
logistic
Smelter
Refinery
Sales and
logistic
21
Process
Environment
al
Refinery
Smelter
Utility
Technical
Purchasing
and ware
house
AP/WWTP
PT.SMELTING
METODE ANALISA
Sebelum melakukan analisa dilakukan pencucian sampel
katoda.Sampel katoda ada 2 jenis yaitu sampel drilling dan
sampel melting.Adapun cara pencuciannya sebagai berikut:
1. Pencucian sampel drilling
- Sampel drilling di masukkan kedalam conickal
beaker 300 mL.
- Ditambahkan 100 mL demin water,10mL HCL
10%.
- Dipanaskan di atas hotplate dengan ditutup
watch glass,dididihkan kira-kira 5 menit.
- Dicuci dengan demin water sebanyak 5 kali
pencucian.
22
PT.SMELTING
A.
a.
b.
c.
d.
23
PT.SMELTING
1.
2.
3.
4.
5.
B.
24
PT.SMELTING
25
PT.SMELTING
HNO3 (1+1)
KMnO4 2%
H2O2 1 %
HCl (1+1)
Pure Water
f.Cara Kerja
A. Preparasi sampel
- Ditimbang 10 gram sampel (after melting) ke dalam
beaker glass 200 mL.
- Ditambahkan 80 mL HNO3 (1+1),ditutup dengan watch
glass,lalu dipanaskan hingga terdekomposisi sempurna
pada suhu <150 0C.
- Didinginkan,lalu
ditambahkan
1
mL
KMnO4
2%,diaduk( ditambahkan lagi jika warna ungu belum
terbentuk dengan catatan semua larutan sampel dan
blanko harus ditambahkan dengan jumlah yang sama).
- Dipanaskan lagi pada suhu <150 0C selama kurang
lebih 30 menit.
- Ditambahkan 1 mL H2O2 3%,diaduk,dipanaskan pada
suhu
yang
sama
selama
kurang
lebih
30
menit( ditambahkan lagi jika warna ungu/coklat belum
hilang lalu dipanaskan kembali dengan catatan semua
larutan sampel dan blanko harus ditambahkan dengan
jumlah yang sama).
- Didinginkan,ditambahkan pure water sampai volume
kurang lebih 200 mL,1 mL HCL (1+1).
- Dielektrolisis selama 17 jam dengan kuat arus 0,65
A,menggunakan stirrer dan dipastikan elektroda platina
terpasang dengan benar.
- Sisa elektrolit dipanaskan pada suhu <150 0C sampai
volume < 100 mL.
- Dimasukkan
ke
dalam
volumetric
flask
100
mL,ditepatkan hingga tanda tera dengan pure
water,diukur dengan ICPS.
B. Larutan standar
Ni, Cd, Co,Cr, Zn.
Dari larutan 1000 ppm dipipet masing-masing 10
mL dijadikan 100 ppm kedalam volumetric flask
100 mL dan ditambahkan 20 mL HNO3
(1+1).Kemudian dari larutan tersebut dipipet
-
26
PT.SMELTING
Ppm=
C. Penetapan kadar Pb,As,Sb,Bi,Sn,Te
a. Metode Analisa
Spektroskopi Atomic Absorption-Grafite Furnace
b. Tujuan
Untuk mengetahui kadar Pb, As, Sb, Bi, Sn, Te dalam
katoda tembaga.
c. Dasar Prinsip
Unsur yang akan diukur didekomposisi hingga sempurna
oleh HNO3 menjadi ion-ionnya.Ion-ion tersebut diendapkan
dengan metode kopresipitasi menggunakan larutan Fe
dan larutan La dengan penambahan NH4OH.Endapan yang
terbentuk,disaring dan dicuci hingga bebas Cu.Endapan
dilarutkan kembali dengan HNO3 : H2O2 (1+1).Larutan
diukur dengan menggunakan AAS-GF.Konsentrasi sampel
diketahui dengan dibandingkan terhadap larutan standar.
d. Reaksi
M + NO3- + H+
27
PT.SMELTING
Fe(OH)n
M(OH)x + NH4+
M+n + H2O
28
PT.SMELTING
B. Larutan standar
1.Se, Bi, Te,As, Sb, Sn
Dibuat larutan dalam labu ukur 100 mL.
a.Larutan A : Se, Bi 100 g/mL dalam 10% v/v HNO3.
b.Larutan B : Te, As, Sb,Sn 100 g/mL dalam 10% v/v
HCl.
Kemudian dipipet 10 mL dari larutan A dan B dijadikan
larutan 10 g/mL dalam labu ukur 100 mL.Kemudian
dipipet lagi 10 mL dijadikan larutan induk 1 g/mL
kedalam labu ukur 100 mL.Kemudian dipipet lagi 10 mL
dijadikan larutan induk 0,1 g/mL kedalam labu ukur
100 mL.
29
PT.SMELTING
30
PT.SMELTING
g. Perhitungan
ppm =
31
PT.SMELTING
F 1 (untuk
F 8 (exit).
Pemilihan nama
blank.
1) Ditekan F 1 (sample login).
32
PT.SMELTING
data
33
5)
PT.SMELTING
Dikeluarkan
crucible
dari
timbangan dengan gegep dan standar siap
untuk dianalisis.
6)
Diukur.
7)
Diturunkan Piston dengan menekan
tombol PISTON.
8)
Letakkan crucible yang berisi
standar
keatas
tatakan
piston
dengan
menggunakan gegep.
9)
Dinaikkan piston dengan menekan
tombol PISTON.
10)
Ditunggu sampai proses analisis
selesai dan hasil analisis dicetak.
11)
Diturunkan piston dengan menekan
tombol PISTON lagi.
12)
Dibuang crucible tersebut setelah
didinginkan ke tempat pembuangannya.
13)
Diperhatikan hasil analisis, kalau
hasil pengukuran standar tersebut sesuai
dengan nilai standarnya maka lanjutlkan pada
tahap pengukuran (memakai data kalibrasi
yang lama), tetapi kalau diluar nilai tersebut
ulangi pengukuran standar sampai 10 kali dan
buat data kalibrasi yang baru.
Pembuatan
kalibrasi baru dengan langkah sebagai berikut :
1) F 1 (calibration).
2) F 1 (standard calib).
3) F 4 (sulfur) dan diisikan nilai standar pada
kotak standar sulfur.
4) F 5 (select result).
5) F 3 (select yes/no) dan pilih 5 data pengukuran
standar yang hampir sama.
6) F 7 (process result) dan tunggu sampai selesai.
7) F 5 (print).
8) F 3 (used for calib).
9) F 8 (exit).
10) F 7 (print).
11) F 8 (exit).
Kalibrasi
34
PT.SMELTING
3)
sampel
1) Diletakkan crucible diatas timbangan dengan
gegep.
2) Ditekan F 2 (balance tare).
3) Ditimbang sampel katoda sebanyak 1.00000
0.005 g.
4) Ditekan ENTER.
5) Dikeluarkan crucible dari timbangan dengan
gegep.
6) Diketuk crucible sampai menumpuk pada salah
satu sisi bagian bawah crucible dan ditutup
dengan penutupnya.
7) Sampel siap untuk dianalisis.
Pengukuran
1) Diturunkan Piston dengan menekan tombol
piston.
2) Diletakkan crucible yang berisi sampel keatas
tatakan piston dengan mempergunakan gegep.
3) Dinaikkan piston dengan menekan tombol
piston.
4) Diatur current dengan menyetel tombol current
sekitar 160 pada saat pembakaran terjadi pada
furnace.
5) Ditunggu sampai proses analisis selesai dan
hasil analisis dicetak (print).
6) Diputar tombol pengatur current pada posisi
minimum kembali.
35
7)
8)
9)
1)
2)
3)
4)
PT.SMELTING
36
PT.SMELTING
37
PT.SMELTING
qp
= Eq-Ep
38
PT.SMELTING
39
PT.SMELTING
Laser housing
Microscope
Elektrodes
rotating
Synchronized
I Interferometer
plate
plate
Vapor
Sampel
40
PT.SMELTING
d. Plasma Torch
Plasma merupakan ion-ion gas dan kabut elektron
berenergi tinggi. Inductively Coupled Argon Plasma
atau ICP torch adalah suatu jenis plasma khusus
yang memperoleh dayanya dari medan magnet
berfungsi tinggi. Problem pemantikan (igniting) dan
pembakaran suatu torch yang dialiri melewati
tabung quarts 25-mm yang dikelilingi oleh coil
induksi. Aliran arus ac melalui coil ini pada frekuensi
sekitar 30 MHz dan level dayanya sekitar 2 Kw.
Aliran gas argon yang memasuki coil mula-mula
diperkaya dengan elektron-elektron bebas dari
suatu coil tesla discharge. Elektron-elektron bebas
ini dengan segera berinteraksi dengan medan
magnet dari coil dan mencapai energi yang cukup
untuk mengatomisasi atom-atom argon oleh
tumbukan-tumbukan eksitasi. Kation-kation dan
elektron-elektron yang dihasilkan pijaran awal tesla
dipercepat oleh medan magnet pada aliran tegak
lurus yang berputar terhadap aliran yang berasal
dari ujung torch. Kebalikan arah arus dalam coil
induksi membalikkan arah medan magnet yang
dipergunakan untuk campuran atom-atom, ion-ion
dan elektron. Plasma yang berbentuk nyala
terbentuk di dekat ujung torch dengan temperatur
antara 6000 K hingga 10000 K.
2. Sampel Introduction System
Sampel Introduction System dari suatu instrument ICP
AES bertanggungjawab untuk transportasi cuplikan ke
sumber eksitasi plasma. Sistem ini terdiri dari :
a. Nebulizer
Tingkat pertama dalam analisis suatu cuplikan oleh
ICP adalah pengantarnya (introduction) ke daerah
eksitasi. Sample Introduction System terdiri dari
nebulizer dan spraychamber. Ada banyak jenis
nebulizer/spraychamber yang tentunya bergantung
dari jenis cuplikan. Tidak hanya bergantung dari
padatan, cairan dan cuplikan gas yang memerlukan
41
PT.SMELTING
42
PT.SMELTING
c. Pompa Peristalitik
Beberapa
instrumen
ICP
dilengkapi
pompa
peristalitic
chamber
ganda
untuk
mengaliri
kelebihan cairan dari spraychamber. Sistem ini
menghilangkan inpresisi dengan mengontrol laju
cairan ke nebulizer dan laju dimana ia dialiri ke
tangki pembuangan.
3. RF Generator
Fungsi Radio Frekuensi (RF) Generator adalah untuk
menyediakan suatu arus bolak-balik (ac) pada suatu
frekuensi yang diinginkan untuk induksi coil yang
digunakan untuk membentuk Inductively Coupled
Plasma.
4. Spektrometer
Setiap unsur memiliki karakteristik level energi bila
suatu atom berada dalam keadaan tidak stabil atau
berenergi, atom-atom tersebut membebaskan energy
dalam bentuk radiasi pada panjang gelombang yang
berhubungan dengan transisi diantara tingkat energi
yang berbeda sebagaimana ia kembali ke keadaan
stabilnya.
Perbedaan unsur-unsur dapat diidentifikasikan dengan
spectrum unik panjang gelombang dalam radiasi yang
diemisikan. Fungsi spectrometer adalah untuk
memisahkan radiasi dari plasma menjadi komponen
panjang gelombangnya melalui kisi difraksi. Intensitas
cahaya kemudian diukur oleh pada suatu panjang
gelombang spesifik untuk setiap unsur. Detektor
mengubah intensitas cahaya menjadi suatu signal
listrik yang dapat dikuantifikasikan dan berhubungan
dengan konsentrasi unsur dalam larutan.
5. Sistem Pembacaan dan Detektor
a. Sistem Optik
Ada beberapa jenis optik yang digunakan pada ICPAES, diantaranya Concave Grating (kisi cekung) dan
Echelle Grating.
43
Collimating
Mirror
PT.SMELTING
Focus mirror
Prism
Echelle grating
Lens
Source
Input aperture
Output
apertures,
Film, or CRT
44
PT.SMELTING
c. Spektral
Kemungkinan tumpang tindih garis analitik dengan
beberapa spektral lainnya yang berasal dari unsur
lainnya dalam cuplikan atau ICP adalah masalah yang
sulit dalam pengembangan metode ICP-AES.
2. Atomic Absorption Spectrofotometer-Grafit furnace
Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh
Fraunhofer, ketika menelaah garis-garis hitam pada
spectrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan
prinsip serapan atom pada bidang analisis adalah
seorang Australia bernama Alan Walsh pada tahun 1955.
Sebelumnya ahli kimia banyak tergantung pada cara-cara
spektrofotometrik atau analisis spektrografik. Beberapa
cara ini sulit dan memakan waktu, kemudian digantikan
dengan spektroskopi serapan atom. Metode ini sangat
tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah.
Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan
dibandingkan dengan metode spektroskopi emisi
konvensional.
Pada
metode
konvensional,
emisi
tergantung pada sumber eksitasi. Bila eksitasi dilakukan
secara termal, maka ia bergantung pada temperatur
sumber. Selain itu eksitasi termal tidak selalu spesifik,
dan eksitasi secara serentak pada berbagai spesies
45
PT.SMELTING
46
PT.SMELTING
47
PT.SMELTING
48
PT.SMELTING
49
PT.SMELTING
detector,
ikut
masuknya
radiasi
disebabkan
monokromatornya yang terbatas resolusinya.
2.Gangguan kimiawi
Gangguan kimiawi : Gangguan ini biasa terjadi pada
unsur alkali dan alkali tanah dan beberapa unsur
yang lain karena unsur-unsur tersebut mudah
terionisasi dalam nyala. Dalam analisis dengan FES
dan AAS yang diukur adalah emisi dan serapan atom
yang tidak terionisasi. Oleh sebab itu dengan adanya
atom-atom yang terionisasi dalam nyala akan
mengakibatkan sinyal yang ditangkap detektor
menjadi berkurang. Namun demikian gangguan ini
bukan gangguan yang sifatnya serius, karena hanya
sensitivitas dan linearitasnya saja yang terganggu.
Gangguan ini dapat diatasi dengan menambahkan
unsur-unsur yaug mudah terionisasi ke dalam
sampel sehingga akan menahan proses ionisasi dari
unsur yang dianalisis.
3.Gangguan fisika
Gangguan Fisik Alat : yang dianggap sebagai
gangguan fisik adalah semua parameter yang dapat
mempengaruhi kecepatan sampel sampai ke nyala
dan sempurnanya atomisasi. Parameter-parameter
tersebut adalah: kecepatan alir gas, berubahnya
viskositas sampel akibat temperatur atau solven,
kandungan
padatan
yang
tinggi,
perubahan
temperatur nyala dan lain-lain. Gangguan ini
biasanya dikompensasi dengan lebih sering membuat
Kalibrasi (standarisasi).
50
PT.SMELTING
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisa
1.
Kadar Ag dan Fe
No
09/03/2012 13:41
09/03/2012 13:43
09/03/2012 13:45
09/03/2012 13:46
09/03/2012 14:06
09/03/2012 14:08
2.
Sampel
ID
Impurities
Ag
Fe
(ppm)
(ppm)
118101
118102
118111
118112
D1181
0
D1181
1
6.89
2.28
6.97
1.83
6.74
4.26
6.70
4.70
7.87
-1,00
6.76
-2,70
Kadar Se,Ni,Cd,Cr,Co,Zn
No.
Waktu
pengukura
n
Sampel
ID
Se
Ni
Cd
Cr
Co
Zn
09/03/2012
13:21:25
118101
0.5103
0
0.3730
0
0.0004
0
0.0213
0
0.0046
0
0.6484
0
09/03/2012
13:22:56
118102
0.4717
0
0.3588
0
09/03/2012
13:24:47
118111
0.5256
0
0.2748
0
09/03/2012
13:26:37
118112
0.5285
0
0.2706
0
3.
Impurities
Kadar Pb,As,Bi,Sb,Sn,Te
51
0.0004
0
0.0035
0
0.0079
0
0.0307
0
0.1210
0
0.1173
0
0.0014
0
0.0018
0
0.0002
0
1.3170
0
0.5439
0
0.5041
0
52
PT.SMELTING
53
PT.SMELTING
54
PT.SMELTING
55
PT.SMELTING
56
PT.SMELTING
4.
PT.SMELTING
Kadar S
No.
Sampel ID
Weight
Sulfur (%)
07/03/2012
13:22
11810-1
1,3627
0,000291
07/03/2012
13:23
11810-2
1,0292
0,000351
09/03/2012
13:00
11811-1
1,0641
0,000309
09/03/2012
13:01
11811-2
1,0788
0,000334
B. Pembahasan
Untuk menghasilkan suatu katoda tembaga dengan
kemurnian 99,99% dibutuhkan proses pemurnian yang
dilakukan dengan cara mengelektrolisis anoda tembaga
dengan kemurnian 99,40%. Pada proses pemurnian ini anoda
tembaga dan katoda kosong (baja tahan karat) diletakkan
sejajar kemudian dimasukkan kedalam sel yang berisi
elektrolit secara bersamaan. Oleh arus listrik searah (DC),
tembaga yang ada di anoda akan terlarut dan terdeposisi
dipermukaan katoda kosong. Setelah jangka waktu tertentu
katoda diangkat,deposit tembaga dikelupas di mesin kelupas,
tembaga yang dikelupas merupakan katoda tembaga dengan
kemurnian 99,99%.
Uraian Metode Analisa.
1. Penentuan kadar Ag dan Fe
Kadar Ag dan Fe dianalisa dengan metode spektroskopi
emisi.Unsur tersebut sebelumnya didekomposisi hingga
sempurna oleh HNO3 menjadi ion-ionnya.
57
M + NO3- + H+
PT.SMELTING
cara
2Cu + O2 + 4H+
58
PT.SMELTING
59
HNO3 hingga
M + NO3- + H+
PT.SMELTING
Fe(OH)n
Cu(OH)2 +2NH4+
M(OH)n + NH4+
M+n + H2O
4. Penentuan kadar S
Sampel katoda dilebur dalam furnace alat LECO,sehingga
sulfur dalam sampel terdesak kemudian bereaksi dengan
O2 membentuk SO2.
60
S + O2
PT.SMELTING
SO2
61
PT.SMELTING
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Smelting adalah perusahaan asing yang bergerak
dibidang peleburan dan pemurnian tembaga yang dibuat dari
bahan baku konsentrat tembaga yang dikirim dari
perusahaan pertambangan.
Proses analisis di laboratorium khususnya di bagian RMP
Katoda adalah untuk mengetahui kadar komposisi kimia guna
mengetahui kualitas katoda tembaga yang dihasilkan oleh
pabrik refinery.Semakin kecil kadar pengotor dalam katoda
tembaga semakin bagus kualitas katoda tembaga tersebut.
B. Saran
Ketelitian serta kehati-hatian seorang analis sangatlah
penting dalam pengerjaan. Dalam menunjukan ketelitian dan
kehati-hatian, seorang analis juga harus mempunyai skill
(kemampuan) agar mendapatkan hasil yang maksimal, akurat
dengan presisi yang tinggi. Selain itu pula, pengoperasian
alat dan pemeliharaannya harus sesuai dengan prosedur
begitu juga kalibrasi harus dilakukan secara berkala agar alat
tetap dalam keadaan baik (keakuratan dan ketelitian tinggi)
karena jika dengan adanya kemampuan seorang analis tanpa
adanya ketelitian alat sangatlah tidak mungkin untuk
mencapai hasil maksimal. Aspek lain yang sangat perlu
diperhatikan dalam bekerja yaitu keselamatan dalam bekerja
(Menggunakan APD) dan perlakuan yang sesuai prosedur
terhadap sampel analisis.
62
PT.SMELTING
DAFTAR PUSTAKA
Instruksi Kerja Penetapan Komposisi Kimia dalam Electrolyte,
Revisi 01, No. Dokumen LB-WI-72-01-20, Tanggal Terbit
01/01/2004
G.Svehla, Vogel bag.1 dan 2, Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro.
Ham Mulyono, Drs, M.Pd. 2005. Kamus Kimia. Bumi Aksara:
Bandung
Orientation Training Handout PT Smelting Co Smelter and
Refenery
"http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_nitrat, Tembaga. 20 februri
2011.
63
PT.SMELTING
Lampiran A
Skema Produksi PT. Smelting
Lampiran B
64
Lampiran C
ISA Process
65
PT.SMELTING
PT.SMELTING
Lampiran D
Skema Pabrik Asam Sulfat
66
PT.SMELTING
Lampiran E
Skema Pengolahan Limbah
67
Lampiran F
Gambar-Gambar
68
PT.SMELTING
69
PT.SMELTING
PT.SMELTING
70
PT.SMELTING
Lampiran G
STRUKTUR ORGANISASI QUALITY MANAGEMENT SECTION
ASST. DEPARTEMENT
MANAGER
QUALITY
MONITORING
STAFF
ENGINEER
ANALYSIS
PREPARATION
MEASURMENT
DATA
CALCULATION
LABORATORY
SUB LABORATORY FIRE ASSAY
ENGINEER
ENGINEER
SAMPLING
FOREMAN
ADMINISTRATION
SAMPLE
REGESTRATION
TL
SAMPLING
SAMPLING
OPERATOR
MEASURMENT
DATA
CALCULATION
PROCESS
FOREMAN
SAMPLING
SAMPLE
PRERATION
TL FA 1
ANALYSIS
PREPARATION
FIRE ASSAY
OPERATOR
68
TL FA 2
CLERK
LAMPIRAN H
MEASURMENT
SUB
LABORATORY
FIRE
ASSAY PROCESS
OPERATOR
TL RM&P
DATA
CALCULATION
RM&P
OPERATOR
REVIEW/
EVALUATION/
ENDORSEMENT
RESULT of
ANALYSIS/COA
PROCESS
OPERATOR