You are on page 1of 9

Ardiya Deta Priyambodo

P27820114055
Tingklat 1 Reguler B

PENGKAJIAN VASKULAR PERIFER


Alat khusus
1. Stetoskop
2. 2 penggaris dalam sentimeter
Persiapan klien

Klien duduk selama pengkajian vaskuler perifer


Klien berbaring terlentang selama pengkajian vena jugular dan arteri, vena perifer

Riwayat

Apakah klien mengalami kram tungkai, kebas, atau kesemutan pada estremitas, atau

sensasi dingin pada tangan atau kaki ?


Apakah klien telah melihat adanya pebengkakan atau sianosis di kaki, tumit, atau

tangan, atau nyeri pada kaki atau tungkai ?


Bila terjadi nyeri atau kram tungkai, apakah kedua hal ini timbul akibat berjalan atau

berdiri dalam waktu lama atau selama tidur ?


Tanyakan apakah klien mengenakan ikat kaus kaki atau kaus kaki yang ketat.
Kaji riwayat medis mengenai hipertensi, plebitis, diabetes, atau varises vena.

TEKNIK PENGKAJIAN
Arteri Karotid
Pengkajian
Kaji arteri karotid dengan klien dalam

Hasil Normal

posisi duduk
Inspeksi kedua sisi leher terhadap denyut
arteri yang jelas

Denyut

karotid

bersifat

lokal,

kuat,

menghentak, dan tidak berubah akibat

Minta klien untuk sedikit memalingkan

inspirasi, ekspirasi atau perubahan posisi

kepala ke arah yang berlawanan dengan

Kedua arteri karotid seharusnya sebaning

sisi

yang

sedang

diperiksa

selama

inspeksi

denyut

Periksa hanya salah satu arteri karotid pada


setiap pengkajian. Jangan mempalpasi
terlalu

dalam frekuensi, irama, dan kekuatan

kuat

untuk

menghindar

Frekuensi sama seperti denyut apikal :


teratur, kuat, elastis, dan sebanding.
Pada auskultasi tidak ada bunyi yang

perangsangan sinus karotid

terdengar diatas arteri karotid

Selama palpasi mungkin akan menolong


bila klien diminta kearah sisi yang akan
diperiksa. Palpasi lembut dengan jari
tengah dan jari telunjuk seputar tepi
media otot sternokleidomatoideus
Perhatikan bila denyut berubah ubah saat
klien menarik atau menghembuskan
nafas.
Bandingkan frekuensi, irama, dan kekuatan
denyutan pada setiap sisi.

Pal
pasi arteri karotid internal sepanjang tepi
otot sternokleidomatoideus

Mengunakan sisi bel stetoskop, auskultasi


denyut karotid saat klien menahan nafas.
Sisi terbaik untuk penempatan stetoskop
adalah pada akhir lateral klavikula dan
tepi

posterior

otot

sternokleidomatoideus.

Vena Jugular
Pengkajian
Kaji tekanan vena jugular :
Minta klien duduk tegak lurus bersudut 90
derajat.

Hasil Normal
Vena normal tampak datar, denyut tidak
terputus putus

Minta klien untuk bebaring terlentang

Kadar denyutan vena meningkat di atas

dengan kepala sedikit terangkat sekitar

batas manubrium, 1 sampai 2 cm saat

30 sampai 45 derajat.

kepala klien mencapai sudut 45 .

Pastikan bahwa leher dan thorak atas


terbuka : jangan memfleksikan atau
menghiperekstensikan leher.
Pastikan bahwa senter kecil menempel saat
digunakan untuk menyinari area leher
Ukur titik tertinggi vena jugular internal
yang terlihat dengan menggunakan dua

Tekanan vena adalah 2 cm atau kurang.

penggaris.

Sejajarkan

ujung

dasar

penggaris dengan puncak area denyutan


di vena.
Kemudian dengan menggunakan penggaris
sentimeter dan menempatkannya tegak
lurus terhadap penggaris yang pertama
pada setinggi sudut sternal. Ukur dalam
sentimeter jarak antara penggaris kedua
dan sudut sternal.
Ulangi pengukuran pada sisi yang lain.

Pengukuran tekanan vena jugular

Perhatikan adanya tekanan yang lebih


tinggi dari 3 cm ( 1 inci)
Sirkulasi Vena Perifer
Pengkajian
Minta klien untuk duduk dan berdiri saat

Hasil Normal

memeriksa sistem vena.


Periksa

kulit,

kuku,

dan

ekstremitas

Vena secara normal tidak terlihat. Kapiler

terhadap tanda insufisiensi vena atau

kecil berbentuk seperti laba laba yang

arteri : warna, suhu, denyut, edema,

terlihat sepanjang paha adalah normal

sensasi, dan perubahan kulit.


Inspeksi

ekstremitas

bawah

mengenai

adanya varises ( pembengkakan atau


vena tampak berliku liku ), edema
perifer, dan plebitis.
Kaji adanya edema tekan pada sekitar tumit.

Tidak terjadi edema permanen pada kulit.

Tekan dengan jari telunjuk sedikitnya


selama 5 detik diatas masing masing
malleolus medial atau pada tulang
kering.
Inspeksi

vena

kemerahan,

superfisial
penebalan,

dan

terhadap
palpasi

lembutuntuk mengetahui adanya nyeri.


Bila vena pada betis tampak kemerahan atau

Warna sama seperti kulit normal dan tanpa


ada rasa nyeri.

bengkak, palpasi lembut otot betis.


Perhatikan

adanya

perlunakan

Tidak terdapat luka atau nyeri pada betis.

atau

ketegangan pada otot.


Kaji untuk plebitis vena dalam, dengan
mencari tanda homans : fleksikan sedikit
lutut klien dan dorsiflesikan kakinya.
Sirkulasi Arteri Perifer
Pengkajian
Palpasi setiap arteri perifer untuk :

Hasil Normal

Frekuensi denyut, irama, kekuatan, dan


keselarasan
lekuk radial pada pergelangan tangan.

denyut

perifer

normalnya

mudah

terpalpasi, dengan dinding pembuluh

Palpasi ringan denyut radial sepanjang

Palpasi

Denyut

ulnar

yang elastik, irama teratur, dan frekuensi


kisaran normal untuk usia klien

Kewaspadaan Perawat
bila Bila denyut ulnar dan radial lemah lakukan tes allen :

insufisiensi arteri ke tangan

Tekan arteri ulnar dan radial secara serentak.

dicurigai. Denyut pada sisi

Minta klien mengepalkan tangan.

ulnar pada pergelangan tangan.

Minta klien untuk membuka kepalan

Dengan lengan klien yang ektensi,

Lepaskan arteri ulnar.

palpasi denyut brakhial pada

Observasi apakah tangan berubah merah muda yang

lekuk antara oto bisep dan

menggambarkan kecukupan sirkulasi kolateral.

trisep di atas siku pada fossa

antekubital.

melepaskan areri radial ).

Palpasi denyut femoral denga klien


paa posisi terlentang. Letakkan
letakkan 3 jari pertama diatas
area inguinal dibawah ligamen
inguinal : pertengahan antara
simpisi pubis dan spina ilika
superior: palpasi dalam atau
bimanual ( tangan berada pada
kedua sisi denyutan ), mungkin
diperlukan.

pemeriksaan

dapat

mengulangi

dengan

Palpasi denyut popliteal di belkang


lutut dengan klie berbaring
tengkurap

atau

terlentang

dengan lutut sedikit fleksi, kaki


rileks diatas meja pemeriksaan,
dan otot tungkai rileks.
Minta

klien

untuk

berbaring

Posisi arteri radial

terlentang dengan kaki dalam


keadaan rilek : palpasi denyut
dorsalis pedis pada bagian atas
kaki sepanjang garis imajiner
dari

lekuk

yang

terbentuk

antara ibu jari kaki dan jari


kedua ( mungkin tidak ada
secara kongenital ).
Palpasi denyut tibial posterior
tepat dibelakang dan dibawah
malleolus medial dengan kaki Posisi arteroi popliteal
rileks dan sedikit ekstensi.
Bila mengalami kesulita untuk
mempalpasi

denyut,

atau

denyut tersebut tidak teraba,


gunakan stetoskop ultrasonik
diatas sisi denyut tersebut.
Hubungkan headset stetoskop ke
instrumen ultrasoik.
Oleskan jeli konduksi secukupnya
ke

kulit

klien

diatas

sisi

denyutan.
Putar pengendali volume stetoskop
ke titik on.
Dengan lembut arahkan instrumen
ke sudut 45 sampai 90 derajat,
mengacu

ke

arah

yang

berlawanan

dengan

aliran

darah, pada kulit diatas sisi


denyutan. Atur volume sesuai
keperluan.

Klasifikasi Kekuatan Denyut


Klasifikasi denyut
0

karakteristik
Tidak ada denyut teraba

1+

Denyutan berkurang, sulit teraba

2+

Denyutan normal, teraba dengan mudah,


dan tidak mudah lenyap

3+

Denyutan kuat, mudah teraba, seakan akan


memantul terhadap ujung jari, dan tidak
dapat lenyap

Penyimpangan dari Normal


Perubahan pada denyutan karotid selama
inspirasi

dapat

mengindikasikan

terjadinya suatu sinus disritmia.


Penyempitan

penampang

arteri

Kewaspadaan Perawat
Berlakulah hati hati dalam mempalpasi
arteri

karotid

untuk

mencegah

perangsangan terhadap sinus karotid,


karotid

mungkin akibat dari gangguan aliran

mengakibatkan

penurunan

besar

frekuensi jantung dan tekanan darah.

dara yang terdengar seperti desiran


( bruit ) atau bunyi mendesis saat
dilakukan auskultasi.
Peningkatan tekanan vena jugular ( diatas 1
inci [ 2,5 cm ] ) adalah tanda terjadinya
penyakit jantung.
Gangguan sirkulasi ke ekstremitas dapat
disebabkan

oleh

sistemik

nyeri terus menerus: hal ini telah

seperti arterosklerosis, arteriosklerosis,

disepakati akan meningkatkan resiko

diabetes,

terbentuknya embolus.

ganguan

penyakit

Jangan memijat betis yang nyeri tekan atau

koagulasi

seperti

trombosis dan embolus, trauma lokaldan


pembedahan seperti kontusio, fraktur,

atau

penggunaa

pembalut,

alat

pembalut

seperti

gips,

elastis,

dan

pengikat.
Denyut memantul : peningkatan tekanan
denyut

menyebabkan

denyut

dapat

dengan mudah terpalpasi yang tidak


mudah hilang. Ini berhubungan dengan
adanya

latihan,

ansietas,

demam,

arterosklerosis, dan hipertiroidisme.


Pulsus alternan : denyutan berganti ganti
antara pulsasi amplitudo kecil, di ikuti
dengan

pulsasi

Berhubungan

amplitudo
dengan

besar.

kegagalan

ventrikuler kiri, terutamabila frekuensi


denyut rendah.
Pulsus diferen : denyutan tidak sebanding
antara

ekstremitas

kiri

dan

kanan,

berhubunga dengan gangguan sirkulasi


lokal
Tanda insufiensi vena pada ekstremitas :
Warna kulit merah kecoklatan atau sianotik
bila ekstremitas lebih rendah.
Suhu normal
Nadi normal
Sering terlihat adanya edema, biasanya dari
kaki hingga ke betis.
Pigmentasi kecoklatan di sekitar tumit.
Tanda insufisiensi arterial pada ekstremitas
:
Warna

kepucatan

dinaikkan,

warna

saat

ekstremitas

kemerahan

samar

ketika ekstremitas diturunkan.


Suhu dingin
Penurunan atau ketiadaan denyut perifer.

Sedikit atau tidak ada edema.


Kulit menjadi tipis, bersinar, dan penurunan
pertumbuhan rambut.
Penebalan kuku
Nyeri baik akut maupun kronik. Nyeri akut
mulai dengan tiba tiba, dan tidak hilang
oleh baik istirahat maupun aktivitas.
Nyeri kronik dapat berupa kaki pincang
yang hilang timbul atau nyeri pada
istirahat. Kaki pincang terjadi selama
latihan dengan gejala padakelompok otot
utama dibawah area oklusi arterial,
contoh telapak kaki, betis, paha, atau
bokong. Kaki pincang timbul sebagai
suatu rasa tegang, terbakar, lelah, sakit
atau kram. dengan istirahat, nyeri hilang.
Nyeri istirahat timbul segera setelah
berbaring datar diatas tempat tidur pada
malam hari dan rasa seperti terbakar.
Denyut yang kuat mungkin disebabkan oleh
latihan, demam, atau stess emosional.
Depresi permanen pada kulit disekitar tumit
setelah palpasi menandakan terjadinya
edema.

Ukur

tersebut :
2 mm = edema 1+
4 mm = edema 2+
6 mm = edema 3+
8 mm = edema 4+

kedalaman

depresi

DAFTAR PUSTAKA
Potter, Patricia A. 1995. Pengkajian Kesehatan. Jakarta:EGC

You might also like