Professional Documents
Culture Documents
dan
ruang
alveolus.
Faktor-faktor
predisposisi
yang
dapat
memuaskan,
dikarenakan
keterpaduan
antara
berbagai
aspek
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
0
1
2
3
4
3. Pada foto toraks terlihat gambaran infiltrat bilateral yang sesuai dengan
edema paru.
4. Tidak dijumpai adanya tanda tanda payah jantung kongestif. Ini dapat
disingkirkan dengan mengukur tekanan baji arteri pulmonalis, dimana
pada ARDS < 18 mmHg.
FAKTOR PREDISPOSISI DAN FAKTOR PENYEBAB
Sebagaimana
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya,
bahwa
ARDS
merupakan akibat dari adanya cedera langsung atau tidak langsung terhadap
paru, sehingga terjadi kebocoran plasma ke dalam ruang instertisial dan ruang
alveolus. Dari itu sesungguhnya sangat banyak faktor yang dapat menimbulkan
ARDS, sebagaimana yang dapat kita lihat pada tabel 2 dibawah ini:
Kelainan paru
Kelainan ekstra paru
Pneumonia (bakteri, jamur, parasit,
Sepsis
virus)
Trauma
dengan
transfusi
Aspirasi cairan lambung
berlebihan
Trauma paru
Bypass jantung paru
Emboli lemak
Pankreatitis akut
Tenggelam
Transfusi komponen darah
Cedera Inhalasi
Edema paru setelah transplantasi
Tabel 2. Etiologi Acute Respiratory Distress Syndrome.2
yang
PATOGENESIS
Fase Eksudatif Akut
-
menimbulkan
rusaknya
sel
pneumosit
tipe
II
alveolus
Cedera paru dan organ lain ini terutama dimediasi melalui aktivasi dari
mekanisme endogen seluler dan non seluler. Contohnya , ARDS terjadi pada
20-40 % pasien-pasien yang sepsis oleh karena bakteri gram negatif. Pada
keadaan ini diduga bahwa netrofil merupakan mediator yang sangat penting
dalam hal kerusakan paru. Netrofil pertama sekali menumpuk pada kapilerkapiler paru oleh endotoxin-mediated complement activation atau pelepasan
sitokin. Netrofil kemudian melepaskan enzim proteolitik dan memproduksi
Reactive Oxygen Species seperti hidrogen peroksida yang dapat menimbulkan
kerusakan sel-sel endotel dan epitel, intercellular junction yang pada akhirnya
akan meningkatkan permeabilitas. Di samping itu cedera pada endotel dan
epitel oleh sitokin seperti tumor necrosing factor (TNF) dapat menimbulkan
terjadinya peningkatan permeabilitas.
Fase Subakut
Fase
berikutnya
adalah
fase
subakut
yang
ditandai
dengan
damage), hiperplasia sel tipe II alveolus, infiltrasi seluler dan fibrosis yang
dimulai beberapa hari setelah onset ARDS terjadi.
itu,
pada
pemeriksaan
radiologis
gambaran
foto
dada
memperlihatkan adanya infiltrat yang difus, progresif serta bilateral dan sering
berupa infiltrasi yang simetris.
5
pemeriksaan
analisa
gas
darah
pada
awal-awal
ARDS
strategi
penatalaksanaan
ARDS
ada
beberapa
prioritas
penanganan, yaitu :
1. Pengobatan penyakit dasar
pengobatan
penyakit
yang
mendasarinya
dan
untuk
proses
dengan
disfungsi
sistolik
dobutamin
dapat
dipakai
untuk
10
Pengobatan ini dinamakan pengobatan penyelamatan pada pasienpasien yang tidak menunjukkan perbaikan dengan cara-cara yang sudah
dilakukan sebelumnya.
a. Posisi telungkup (prone position)
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa pasien-pasien ARDS
dengan posisi telungkup akan menghasilkan oksigenasi yang lebih baik. Posisi
telengkup bila memunginkan dilakukan sejak awal terjadinya ARDS, dan
perhatian khusus diberikan untuk mencegah dekubitus pada hidung, muka dan
telinga serta harus dicegah penekanan pada bola mata yang dapat
menimbulkan iskemik pada bola retina.
telungkup, atau yang dikenal dengan prone position, rasio PaO2/FiO2 (P/F
ratio) meningkat antara 7 dan yang tertinggi adalah 161, dengan rata rata 76.
Penelitian Gattinoni et al 73% pasien dengan prone position, P/F ratio
meningkat diatas 10 15 mm Hg selama 10 hari. Dengan oksigenasi yang lebih
baik, maka proses shunt intrapulmonal akan berkurang, dan compliance paru
akan menjadi lebih baik.
b. Tracheal gas insufflation
Teknik ini merupakan suatu teknik untuk memasukkan O2 ke dekat
karina melalui selang endotrakeal yang dimodifikasi. Dengan cara ini gas yang
banyak mengandung CO2 akan lebih cepat keluar, dan dengan demikian akan
mengurangi ruang rugi anatomik dan menurunkan CO2. Kerugiannya adalah
erosi trakea, keracunan oksigen karena FIO2 sulit diukur.
c. High-Frequency Ventilation (HFV)
HFV memakai volume tidal diantara 1 5 ml/kg BB dengan RR 0 30
permenit. Pertukaran gas pada kondisi ini kurang jelas.
d. Inverse Ratio Ventilation
Cara ini dilakukan dengan memanjangkan waktu inspirasi (I:E ratio >1).
IRV diharapkan dapat meningkatkan pertukaran gas di alveoli dengan tekanan
rendah dan mengoptimalkan distribusi dan ventilasi.
e. ECMO dan IVOX
Penggunaan Extracorporal Membrane Oxygenation (ECMO) untuk
memperbaiki oksigenasi sambil mengistirahatkan paru pada ARDS belum
11
Perflubron
Perflubron adalah suatu perfluorokarbon, dialirkan ke trakea dan
merupakan
vasodilator
seluler
yang
jika
diinhalasi
dapat
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Mtthay A. Michael. Acute respiratory distress syndrome: pathogenesis. In:
Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, et al, Eds. Fishmans pulmonary
diseases and disorders. 4th ed, Vol 2. New York: Mc Graw Hill Companies,
2008: 2523 - 2534.
2. D Jason, Lanken PN. Acute lung injury and the acute respiratory distress
syndrome: clinical features, management and outcomes. In: Fishman AP,
Elias JA, Fishman JA, et al, Eds. Fishmans pulmonary diseases and
disorders. 4th ed, Vol 2. New York: Mc Graw Hill Companies, 2008 : 2535 2560.
3. Persons EP. Acute respiratory distress syndrome. In: Hanley ME, Welsh
CH, editors. Current diagnosis and treatment in pulmonary medicine.
International ed. New York: Mc Graw Hill Companies, 2003 : 161 166.
4. Stone CK, Humpries Rogers, editors. Acute lung injury and acute
respiratory distress syndrome. In: Current emergency diagnosis and
treatment. 5th ed. New York: Mc Graw Hill Companies, 2003 : 672 673.
5. Flick MR. Pulmonary edema and acute lung injury. In: Murray JF, Nadell
JA. Text book of respiratory medicine. Vol 2, 3rd ed. Philadelphia: W.B
Saunders Company, 2005 : 1573 1593
6. Bhorade S. Acute hypoxemic respiratory. In: Hall JB, Schmid GA, Wood
LDH. Principles of critical care. 2nd ed. New York: Mc Graw Hill
Companies, 1999: 175 187.
7. Blanch L, Mancebo J, Perez M, et al. Short-term effects of prone position
in criticallyill patients with acute respiratory distress syndrome. Intensive
Care Med 23,1997 :1033 1039, 1997.
13