You are on page 1of 1

Mari Kita Menanam!

Hukum menabur berkata,  “Kita mendapat hasil setelah melakukan pekerjaan.” Kita menggali
tanah dan menyirami benih (usaha), menunggu (sabar), dan kemudian memetik.  Usaha +
sabar=hasil

Coba kita lihat pohon mangga di kebun. Pernah terpikir bagaimana mereka tumbuh dari biji?
Mungkin kita membutuhkan beberapa biji untuk menumbuhkan 1 pohon mangga. Sebagian
dari kita mungkin bertanya, “Mengapa kita memerlukan begitu banyak biji hanya untuk
menumbuhkan satu pohon?”

Dari sini kita dapat belajar dari alam, yaitu: “Sebagian besar benih tidak tumbuh. Jadi, jika
kita benar-benar menginginkan sesuatu terjadi, sebaiknya kita mencoba lebih dari satu kali.” 

Ini berarti:  Untuk mendapatkan satu pekerjaan, sangat memungkinkan jika kita akan
menghadiri dua puluh satu wawancara. Untuk mendapatkan sepatu yang cocok, kita akan
mencoba sebelas pasang sepatu. Untuk mendapatkan seseorang yang baik, mungkin kita akan
bertemu seratus orang yang tidak baik. Juga berarti orang yang berhasil, mereka akan gagal
lebih sering – mereka menanam lebih banyak benih.

Ingat, kunci keberhasilan adalah SABAR!

Kadang kita melupakan kunci ini. Kadang muncul pertanyaan, “Jika aku menanam kacang
hari ini, apa yang akan aku dapatkan besok?” dan jawabannya ialah, “Benih kacang yang
basah.” Hukum menabur juga berkata,” Kita menanam hari ini dan kita memanen… nanti!”
Menanam kacang sekarang, memetik kacang dalam empat bulan.  

Dina berkata, “Promosikan aku, dan aku akan berhenti terlambat di kantor.” Thomas
berkata,” Naikkan gajiku dan aku akan tidak akan sakit lagi. Sani berkata, “Jika aku memiliki
hubungan yang baik, maka aku akan baik pada pacarku.” Semuanya salah. Kita memerlukan
usaha terlebih dahulu. Ketika kita memahami “Hukum Menabur,” kita tidak begitu kecewa.
Kita tidak lagi merasa seperti korban.

Hukum alam bukan hal untuk diartikan sendiri. Kita hanya perlu memahaminya – dan bekerja
bersamanya.

You might also like