You are on page 1of 15

VERTIGO

A. DEFINISI
Vertigo adalah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau
lingkungan sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh oleh berbagai
keadaan atau penyakit. Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan
kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.
Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi
tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk
mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan
statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk
mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of
gravity) terhadap bidang tumpu (base of support).
Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di
dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk
menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat manusia
mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis :
kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu
berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan); keseimbangan
dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika
bergerak.
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi
sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor)
dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur
dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi)
sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi
juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan,
pengaruh obat dan pengalaman terdahulu.

Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur
oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem
regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh
mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah tubuh melawan gravitasi
dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar
seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian
tubuh lain bergerak.

Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :


Sistem informasi sensoris
Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.
 Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin
(1969) menyatakan bahwa keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur,
mata akan membantu agar tetap fokus pada titik utama untuk
mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama
melakukan gerak statik atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber
utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita berada, penglihatan
memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak
sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata
menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi
terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan
kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh.

 Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting
dalam keseimbangan, kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris
vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada sistem vestibular meliputi
kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris
ini disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi
perubahan posisi kepala dan percepatan perubahan sudut. Melalui refleks
vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama ketika melihat
obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII
ke nukleus vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak
menuju nukleus vestibular tetapi ke serebelum, formatio retikularis, thalamus
dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth,
retikular formasi, dan serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular
menuju ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron
yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-
otot punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat
sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan
mengontrol otot-otot postural.

 Somatosensoris

Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-


kognitif. Informasi propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis
medula spinalis. Sebagian besar masukan (input) proprioseptif menuju
serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus
medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian
bergantung pada impuls yang datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi.
Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang beradaptasi lambat di
sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit
dan jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan
posisi tubuh dalam ruang.

B. KLASIFIKASI VERTIGO
 VERTIGO VESTIBULAR
Vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa
mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga
keseimbangan
- PERIFER
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut
kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan.
Vertigo jenis ini biasanya diikuti gejala-gejala seperti:
1. pandangan gelap
2. rasa lelah dan stamina menurun
3. jantung berdebar
4. hilang keseimbangan
5. tidak mampu berkonsentrasi
6. perasaan seperti mabuk
7. otot terasa sakit
8. mual dan muntah-muntah
9. memori dan daya pikir menurun
10. sensitif pada cahaya terang dan suara
11. berkeringat

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara


lain penyakit-penyakit seperti Benign Parozysmal Positional Vertigo atau
BPPV (gangguan keseimbangan karena ada perubahan posisi kepala),
meniere’s disease (gangguankeseimbangan yang sering kali menyebabkan
hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf
keseimbangan) dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran)

- SENTRAL
Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak,
khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak
dan serebelum (otak kecil).
Gejala vertigo sentral biasanya terjadi secara bertahap, penderita akan
mengalami hal-hal seperti:
1. penglihatan ganda
2. sukar menelan
3. kelumpuhan otot-otot wajah
4. sakit kepala yang parah
5. kesadaran terganggu
6. tidak mampu berkata-kata
7. hilangnya koordinasi
8. mual dan muntah-muntah
9. tubuh terasa lemah

Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo sentral termasuk


antara lain stroke, multiple sclerosis (gangguan tulang belakang dan otak),
tumor, trauma di bagian kepala, migren, infeksi, kondisi peradangan,
neurodegenerative illnesses (penyakit akibat kemunduran fungsi saraf)
yang menimbulkan dampak pada otak kecil. Penyebab dan Gejala Keluhan
vertigo biasanya datang mendadak, diikuti gejala klinis tidak nyaman
seperti banyak berkeringat, mual,dan muntah. Faktor penyebab vertigo
adalah Sistemik, Neurologik, Ophtalmologik, Otolaringologi, Psikogenik,
dapat disingkat SNOOP.

 VERTIGO NON VESTIBULAR


Vertigo sistemik adalah keluhan vertigo yang disebabkan oleh penyakit
tertentu, misalnya diabetes mellitus, hipertensi dan jantung. Sementara itu,
vertigo neurologik adalah gangguan vertigo yang disebabkan oleh gangguan
saraf. Keluhan vertigo yang disebabkan oleh gangguan mata atau
berkurangnya daya penglihatan disebut vertigo ophtalmologis; sedangkan
vertigo yang disebabkan oleh berkurangnya fungsi alat pendengaran disebut
vertigo otolaringologis. Selain penyebab dari segi fisik,penyebab lain
munculnya vertigo adalah pola hidup yang tak teratur, seperti kurang tidur
atau terlalu memikirkan suatu masalah hingga stres. Vertigo yang disebabkan
oleh stres atau tekanan emosional disebut vertigo psikogenik.
Tabel 1. Perbedaan Vertigo Vestibular dan Non Vestibular
Gejala Vertigo Vestibular Vertigo Non Vestibular
Sifat vertigo rasa berputar melayang, hilang
Serangan episodik keseimbangan
Mual/muntah + kontinu
Gangguan pendengaran +/- -
Gerakan pencetus gerakan kepala -
Situasi pencetus - gerakan obyek visual
keramaian, lalu lintas

Tabel 2. Perbedaan Vertigo Vestibular Perifer dan Sentral


Gejala Vertigo Vestibular Perifer Vertigo Vestibular Sentral
Bangkitan vertigo lebih mendadak lebih lambat
Derajat vertigo berat ringan
Pengaruh gerakan kepala ++ +/-
Gejala otonom (mual, ++ +
muntah, keringat)
Gangguan pendengaran + -
(tinitus, tuli)
Tanda fokal otak - +

Jenis Vertigo Disertai Keluhan Tidak Disertai Timbul Karena


Berdasarkan Awitan Telinga Keluhan Telinga Perubahan Posisi
Serangan
Vertigo paroksismal Penyakit Meniere, TIA arteri vertebro- Benign paroxysmal
tumor fossa cranii basilaris, epilepsi, positional vertigo
posterior, transient vertigo akibat lesi (BPPV)
ischemic attack (TIA) lambung
arteri vertebralis

Vertigo kronis Otitis media kronis, Kontusio serebri, Hipotensi ortostatik,


meningitis sindroma paska vertigo servikalis
tuberkulosa, tumor komosio, multiple
serebelo-pontine, lesi sklerosis, intoksikasi
labirin akibat zat obat-obatan
ototoksik

Vertigo akut Trauma labirin, herpes Neuronitis -


zoster otikus, vestibularis, ensefalitis
labirinitis akuta, vestibularis, multipel
perdarahan labirin sklerosis
Inilah cara asyik mengenali dan membedakan vertigo perifer dan vertigo
sentral:
1. Vertigo perifer beronset akut, sedangkan vertigo sentral beronset kronis
atau perlahan (gradual). Dengan kata lain, durasi gejala pada vertigo
perifer terjadi dalam hitungan menit, harian, mingguan, namun berulang
(recurrent).
2. Penyebab umum vertigo perifer adalah infeksi (labyrinthitis), Ménière's,
neuronitis, iskemia, trauma, toksin. Penyebab umum vertigo sentral adalah
vaskuler, demyelinating, neoplasma.
3. Intensitas vertigo perifer sedang hingga berat, sedangkan vertigo sentral
ringan hingga sedang.
4. Mual (nausea) dan muntah (vomiting) umumnya terjadi pada vertigo
perifer dan jarang terjadi pada vertigo sentral.
5. Vertigo perifer umumnya berhubungan dengan posisi (positionally
related), sedangkan vertigo sentral jarang berhubungan dengan posisi.
6. Kehilangan pendengaran (hearing loss) hingga ketulian (deafness)
umumnya terjadi pada vertigo perifer dan jarang terjadi pada vertigo
sentral.
7. Tinnitus (telinga berdenging) seringkali menyertai vertigo perifer. Pada
vertigo sentral, biasanya tidak disertai tinnitus.
8. Pada vertigo perifer tidak ada defisit neurologis. Defisit neurologis
(neurologic deficits) umumnya terjadi pada vertigo sentral.
9. Sifat nystagmus pada vertigo perifer adalah fatigable, berputar (rotary)
atau horisontal, dan dihambat oleh fiksasi okuler, sedangkan sifat
nystagmus pada vertigo sentral adalah nonfatigable, banyak arah
(multidirectional), tidak dihambat oleh fiksasi okuler.
Tahukah Anda?
Pengertian nistagmus (nystagmus) adalah:
1. Pergerakan bola mata di luar kehendak (involuntary); ada atau tidak
adanya nistagmus digunakan untuk mendiagnosis gangguan penglihatan
dan persarafan (neurological and visual disorders).
2. Rapid movement of the eyes up and down or from side to side.
Beberapa obat yang dapat menyebabkan vertigo antara lain:
1. Aminoglycosides
2. Furosemide
3. NSAIDs (nonsteroidal anti-inflammatory drugs), terutama indomethacin.
4. Agen sitotoksik, misalnya: cisplatin.
5. Antikejang (anticonvulsants), misalnya: phenytoin, carbamazepine, dan
ethosuccinate.

C. PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini
adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus
menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan
ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei
vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh
reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan
kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual
dan yang paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan
wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-
otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang
menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi
alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak
fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala
otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga
muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
berdiri/ berjalan dan gejala lainnya (http://www.kalbefarma.com).

D. DIAGNOSA
 ANAMNESA
1. Tanyakan bentuk vertigonya
2. Keadaan yang memprovokasi
3. Profil waktu: perlahan-lahan/ akut
4. Keluhan yang menyertai : gangguan pendengaran, tinnitus, mual/ muntah
5. Penggunaan obat-obatan : anti konvulsan, streptomisin, alkohol, dll.
6. Adanya penyakit sistemik : DM, Hypothiroid, Hipertensi, Blok jantung
7. Ada/ tidak stress

 PEMERIKSAN FISIK
Ditujukan untuk meneliti faktor-faktor penyebab, baik kelainan sistemik,
otologik atau neurologik – vestibuler atau serebeler; dapat berupa
pemeriksaan fungsi pendengaran dan keseimbangan, gerak bola
mata/nistagmus dan fungsi serebelum.
Pendekatan klinis terhadap keluhan vertigo adalah untuk menentukan
penyebab; apakah akibat kelainan sentral – yang berkaitan dengan kelainan
susunan saraf pusat – korteks serebri, serebelum,batang otak, atau berkaitan
dengan sistim vestibuler/otologik; selain itu harus dipertimbangkan pula
faktor psikologik/psikiatrik yang dapat mendasari keluhan vertigo tersebut.
Faktor sistemik yang juga harus dipikirkan/dicari antara lain aritmi jantung,
hipertensi, hipotensi, gagal jantung kongestif, anemi, hipoglikemi.
Dalam menghadapi kasus vertigo, pertama-tama harus ditentukan bentuk
vertigonya, lalu letak lesi dan kemudian penyebabnya, agar dapat diberikan
terapi kausal yang tepat dan terapi simtomatik yang sesuai.
Pemeriksaan Fisik Umum
Pemeriksaan fisik diarahkan ke kemungkinan penyebab sistemik; tekanan
darah diukur dalam posisi berbaring,duduk dan berdiri; bising karotis, irama
(denyut jantung) dan pulsasi nadi perifer juga perlu diperiksa.

 PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Pemeriksaan neurologis dilakukan dengan perhatian khusus pada fungsi
vestibular/ cerebral

1. Uji Romberg
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-mula dengan
kedua mata terbuka kemudian tertutup. Biarkan pada posisi demikian
selama 20-30 detik. Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat
menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik cahaya atau suara
tertentu). Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup badan
penderita akan bergoyang menjauhi garis tengah kemudian kembali lagi,
pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Sedangkan pada kelainan
serebeler badan penderita akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun
pada mata tertutup.

2. Tandem Gait
Tandem Gait: penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri/kanan
diletakkan pada ujung jari kaki kanan/kiri ganti berganti.Pada kelainan
vestibuler perjalanannya akan menyimpang, dan pada kelainan serebeler
penderita akan cenderung jatuh.

3. Tes Unterberger
Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan jalan di
tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin selama satu menit.
Pada kelainan vestibuler posisi penderita akan menyimpang/berputar ke
arah lesi dengan gerakan seperti orang melempar cakram; kepala dan
badan berputar ke arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan
lengan pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai
nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.
4. Post – Pointing Tes (Uji Tunjuk Barany)
Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan, penderita
disuruh mengangkat lengannya ke atas, kemudian diturunkan sampai
menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal ini dilakukan berulang-ulang
dengan mata terbuka dan tertutup. Pada kelainan vestibuler akan terlihat
penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.

5. Tes Babinsky – Weil


Pasien dengan mata tertutup berulang kali berjalan lima langkah ke
depan dan lima langkah ke belakang seama setengah menit; jika ada
gangguan vestibuler unilateral, pasien akan berjalan dengan arah
berbentuk bintang.
 PEMERIKSAAN NEUROOTOLOGI
Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di sentral
atau perifer.
1. Uji Dix Hallpike
Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaring-kan ke belakang
dengan cepat, sehingga kepalanya meng-gantung 45º di bawah garis
horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke kiri.
Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus, dengan uji ini
dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.
Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus timbul
setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang dari 1 menit,
akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang beberapa kali
(fatigue).
Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigo ber-
langsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap seperti semula
(non-fatigue).
2. Tes Kalori
Penderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis
semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi
bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air hangat (44ºC) masing-masing
selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul
dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus
tersebut (normal 90-150 detik).
Dengan tes ini dapat ditentukan adanya canal paresis atau
directional preponderance ke kiri atau ke kanan.Canal paresis ialah jika
abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah rangsang air hangat
maupun air dingin, sedangkan directional preponderance ialah jika
abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus yang sama di masing-masing
telinga.
Canal paresis menunjukkan lesi perifer di labirin atau n. VIII,
sedangkan directional preponderance menunjukkan lesi sentral.

E. INTERVENSI FT

Ada beberapa pengobatan gangguan keseimbangan (pada telinga) selain obat-obat yang
diminum, yaitu rehabilitasi/fisioterapi dalam hal ini latihan gerakan kepala dan badan.
Pertama kali umumnya harus dibantu oleh dokter untuk melakukannya.

Di sini saya membicarakan latihan terapi gangguan keseimbangan/vertigo akibat


perubahan posisi kepala ( istilah medis : BPPV - Benign Paroxysmal Positional Vertigo ).

Ada beberapa latihan yaitu : Canalit Reposition Treatment (CRT) / Epley manouver,
Rolling / Barbeque maneuver, Semont Liberatory maneuver dan Brand-Darroff exercise
(saya belum menemukan istilahnya dalam bahasa Indonesia). Dari beberapa latihan ini
kadang memerlukan seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan
sendiri.

Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama adalah CRT atau Semont
Liberatory, jika masih terasa ada sisa baru dilakukan Brand-Darroff exercise.

Latihan CRT / Epley manouver :


Keterangan Gambar :

Pertama posisi duduk, kepala menoleh ke kiri ( pada gangguan keseimbangan / vertigo
telinga kiri ) (1), kemudian langsung tidur sampai kepala menggantung di pinggir tempat
tidur (2), tunggu jika terasa berputar / vertigo sampai hilang, kemudian putar kepala ke
arah kanan ( sebaliknya ) perlahan sampai muka menghadap ke lantai (3), tunggu sampai
hilang rasa vertigo, kemudian duduk dengan kepala tetap pada posisi menoleh ke kanan
dan kemudian ke arah lantai (4), masing-masing gerakan ditunggu lebih kurang 30 – 60
detik. Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo
hilang.

Untuk Rolling / Barbeque maneuver, dilakukan dengan cara berguling sampai 360′,
mula-mula posisi tiduran kepala menghadap ke atas, jika vertigo kiri, mulai berguling ke
kiri ( kepala dan badan ) secara perlahan-lahan, jika timbul vertigo, berhenti dulu tapi
jangan balik lagi, sampai hilang, setelah hilang berguling diteruskan, sampai akhirnya
kembali ke posisi semula.

Latihan Semont Liberatory :


Keterangan Gambar :

Pertama posisi duduk (1), untuk gangguan vertigo telinga kanan, kepala menoleh ke kiri,
kemudian langsung bergerak ke kanan sampai menyentuh tempat tidur (2) dengan posisi
kepala tetap, tunggu sampai vertigo hilang (30-6- detik), kemudian tanpa merubah posisi
kepala berbalik arah ke sisi kiri (3), tunggu 30-60 detik, baru kembali ke posisi semula.
Hal ini dapat dilakukan dari arah sebaliknya, berulang kali.

Latihan Brand-Darroff exercise :

Keterangan Gambar :

Hampir sama dengan Semont Liberatory, hanya posisi kepala berbeda, pertama posisi
duduk, arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi
duduk, arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri, masing-masing gerakan
ditunggu kira-kira 1 menit, dapat dilakukan berulang kali,pertama cukup 1-2 kali kiri
kanan, besoknya makin bertambah.
Mungkin ada yang bertanya, apasih gunanya gerakan kepala dan badan itu, mungkin
kalau saya terangkan akan membuat kepala jadi mumet /vertigo, tapi itu adalah gerakan
yang telah dilakukan penelitian dan telah berhasil.

Sebaiknya juga harus diperiksakan terlebih dahulu untuk memastikan penyebab vertigo /
gangguan keseimbangannya.

detik. Dapat dilakukan juga untuk sisi yang lain berulang kali sampai terasa vertigo
hilang.

You might also like