You are on page 1of 4

Area perangkat lunak berikut menunjukkan luasnya aplikasi potensial :

Perangkat Lunak Sistem. Perangkat lunak sistem merupakan sekumpulan program yang ditulis untuk melayani
program-program yang lain. Banyak perangkat lunak sistem (misal kompiler, editor, dan utilitas pengatur file)
memproses struktur-struktur informasi yang lengkap namun tetap. Perangkat lunak sistem ditandai dengan eratnya
interaksi dengan perangkat keras komputer.
Perangkat Lunak Real-Time. Program-program yang memonitor/menganalisis kejadian dunia nyata pada saat
terjadinya disebut perangkat lunak real-time. Elemen-elemen perangkat lunak real-time mencakup komponen
pengumpul data yang mengumpulkan dan memformat informasi dari lingkungan eksternal, sebuah komponen
analisis yang mentransformasi informasi pada saat dibutuhkan oleh aplikasi, sebuah komponen kontrol/output yang
memberi respon kepada lingkungan eksternal, serta sebuah komponen monitor yang mengkoordinasi semua
komponen lain agar respon real-timenya (I milidetik sampai 1 menit) dapat tetap terjaga. Perlu dicatat di sini bahwa
real-time berbeda dengan interaksi atau timesharing. Sistem real-time harus merespon di dalam suatu rentang waktu
yang tetap. Waktu respon sebuah sistem interaktif (timesharing) secara normal dapat diperpanjang tanpa
memberikan risiko kerusakan pada hasil.
Perangkat Lunak Bisnis. Sistem diskrit (contohnya payroll, account receivable/payable, inventory) telah
mengembangkan perangkat lunak sistem informasi manajemen (MIS) yang mengakses satu atau lebih database
besar yang berisi informasi bisnis. Aplikasi perangkat lunak bisnis juga meliputi penghitungan klien/server serta
penghitungan interaktif (misal pemrosesan transaksi point-of-sale).
Perangkat Lunak Teknik dan Ilmu Pengetahuan. Perangkat lunak teknik dan ilmu pengetahuan ditandai algoritma
number crunching. Perangkat lunak ini memiliki jangkauan aplikasi mulai dari astronomi sampai vulkanologi, dari
analisis otomotif sampai dinamika orbit pesawat ruang angkasa, dan dari biologi molekuler sampai pabrik yang sudah
diotomatisasi. Computer-aided design, simulasi sistem, dan aplikasi interaktif yang lain, sudah mulai memakai ciri-ciri
perangkat lunak sistem genap dan real-time.
Embedded Software. Embedded software ada dalam read-only memory dan dipakai untuk mengontrol hasil serta
sistem untuk keperluan konsumen dan pasar industri. Embedded software dapat melakukan fungsi yang terbatas
serta fungsi esoterik (misal key pad control untuk microwave) atau memberikan kemampuan kontrol dan fungsi yang
penting (contohnya fungsi dijital dalam sebuah automobil seperti kontrol bahan bakar, penampilan dash-board,
sistem rem, dll).
Perangkat Lunak Komputer Personal. Pengolah kata, spreadsheet, grafik komputer, multimedia, hiburan,
manajemen database, aplikasi keuangan, bisnis dan personal, jaringan eksternal atau akses database hanya
merupakan beberapa saja dari ratusan aplikasi yang ada.
Perangkat Lunak Kecerdasan Buatan. Perangkat lunak kecerdasan buatan (Artificial Inteligent /AI) menggunakan
algoritma non-numeris untuk memecahkan masalah kompleks yang tidak sesuai untuk perhitungan atau analisis
secara langsung. Perangkat lunak kecerdasan buatan adalah pengenalan pola (image dan voice), pembuktian
teorema, dan permainan game. Di tahun-tahun terakhir, cabang perangkat lunak kecerdasan buatan yang baru, yang
disebut artificial neural network, telah berkembang. Jaringan syaraf mensimulasi struktur proses-proses otak dan
kemudian membawanya kepada perangkat lunak kelas baru yang dapat mengenali pola-pola yang kompleks serta
belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu.

Secara leboih khusus kita dapat menyatakan tujuan RPL adalah:


a. memperoleh biaya produksi perangkat lunak yang rendah
b. menghasilkan pereangkat lunak yang kinerjanya tinggi, andal dan tepat waktu
c. menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja pada berbagai jenis platform
d. menghasilkan perangkat lunak yang biaya perawatannya rendah

Pendekatan SEI memberikan sebuah pengukuran terhadap efektivitas global dari sebuah praktek perekayasaan perangkat lunak
perusaahaan dan membangun lima tingkat kematangan proses, yang didefinisikan dengan cara berikut :

1. Level 1 Initial – Proses perangkat lunak yang ditandai sebagai ad hoc, dan bahkan kadang-kadang bersifat kacau.
2. Level 2 Repeatable – Proses – proses manajemen proyek dasar dibangun untuk menulusuri masalah biaya, jadwal, dan
fungsionalitas. Disiplin proses yang perlu ada untuk mengulangi sukses – sukses proyek yang terdahulu dengan
penerapan yang sama.
3. Level 3 Defined – Proses perangkat lunak, baik untuk aktivitas manajemen atau perekayasaan didokumentasikan,
distandarkan, dan diintregasikan ke dalam proses perangkat lunak organisasi besar. Semua proyek menggunakan versi
proses organisasi yang didokumentasikan dan disahkan untuk pengembangan dan pemeliharaan perangkat lunak.
Tingkat ini menyangkut semua ciri yang didefinisikan pada tingkat 3.
4. Level 4 Managed – Pengukuran detail terhadap proses perangkat lunak dan kualitas produksi dikumpulkan. Produk dan
proses perangkat lunak dipahami secara kuantitatif dan dikontrol dengan menggunakan pengukuran secara detail.
Tingkat ini termasuk semua karakteristik yang didefinisikan pada tingkat 3.
5. Level 5 Optimizing – Pertambahan proses yang terus – menerus dimungkinkan oleh umpan balik kuantitatif dari prose
dan dari gagasan inovatif pengujian serta teknologi. Tingkat ini termasuk semua ciri yang didefinisikan pada tingkat 4.

4. RAD

RAD adalah sebuah model proses perkembangan software sekuensial linier yang menekankan siklus perkembangan yang sangat
pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi “kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier di mana perkembangan cepat
dicapai dengan menggunakan pendekatan kontruksi berbasis komponen. Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD
memungkinkan tim pengembangan menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek (kira-
kira 60 sampai 90 hari). Karena dipakai terutama pada aplikasi sistem konstruksi, pendekatan RAD melingkupi fase – fase
sebagai berikut :

1. Bussiness modeling
Aliran informasi di antara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan
berikut : informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang di munculkan? Siapa yang memunculkanya? Ke
mana informasi itu pergi? Siapa yang memprosesnya?

2. Data modeling
Aliran informasi yang didefinisikan sebagai bagian dari fase bussiness modelling disaring ke dalam serangkaian objek data yang
dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik (disebut atribut) masing–masing objek diidentifikasi dan hubungan
antara objek – objek tersebut didefinisikan.

3. Prosess modelling
Aliran informasi yang didefinisikan di dalam fase data modeling
ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran pemrosesan
diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data.

4. Aplication generation
RAD mengasumsikan pemakaian teknik generasi ke empat. Selain
menciptakan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang konvensional, RAD lebih banyak
memproses kerja untuk memkai lagi komponen program yang ada ( pada saat memungkinkan) atau menciptakan komponen yang
bisa dipakai lagi (bila perlu). Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat
lunak.

5. Testing and turnover


Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak
komponen program telah diuji. Hal ini mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus di uji dan semua
interface harus dilatih secara penuh.

Kraul & Streeter menguji sekumpulan teknik koordinasi proyek yang dibagi atas

 Pendekatan impersonal, formal penyampaian & dokumen RPL (memo, laporan dll)

 Prosedure interpersonal, formal aktifitas jaminan kualitas yang diterapkan kepada

produk kerja RPL (status pengkajian , perancangan & inpeksi kode)

 Prosedure interpersonal, informal pertemuan kelompok untuk menyebarkan informasi &

pemecahan masalah serta pengembangan staf

 Komunikasi teknik, surat elektronis, web sites, teleconferens, papan buletin elektronik

 Jaringan interpersonal diskusi informal pada orang diluar proyek untuk mendapatkan

pengalaman sehinnga mendukung kerja proyek

 Demokrasi terdesentralisasi (DD)


 Terkontrol terdesentralisasi (CD)
 Terkontrol tersentralisasi (CC)

Constantine, mengusulkan 4 paradigma organisasional bagi tim RPL


Paradigma Tertutup
Membentuk hirarki otoritas tradisional ( mirip tim CC) tetapi kurang inovatif
Paradigma Random
Membentuk tim longgar & tergantung pada inisiatif individual tim, untuk inovasi sangat baik(unggul)
bila unjuk kerja tim teratur.
Paradigma Terbuka
Membentuk tim dengan cara tertentu sehingga banyak kontrol, inovasi banyak . Cocok untuk masalah
yang kompleks tetapi tidak seefesien tim lainnya
Paradigma Sinkron
Mengorganisasikan tim untuk bekerja pada bagian-bagian kecil masalah dengan komunikasi aktif pada
tim

You might also like