You are on page 1of 7

KA1IAN AYAT

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mentoring dari mentor



Mentor : Dede Azis





disusun oleh :


NovIian Farhan Fauzan 1001291








PRODI PENDIDIKAN MANA1EMEN PERKANTORAN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011






















Asbabun Nuzul Sebab-sebab turunnya Surat al-hujurat 11-12

,9
Ibnu Munzir mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Juraij menceritakan, mereka
menduga bahwa ayat ini diturunkan mengenai Salman Al Farisi r.a. yaitu ketika ia makan lalu
tidur dan sewaktu ia tidur kentut; lalu ada seorang lelaki yang menggunjingkan tentang
makan dan tidur Salman itu, maka turunlah ayat ini.

,9
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ibnu Abu Mulaikah
menceritakan, bahwa ketika penaklukan kota Mekah Bilal langsung naik ke atas Kabah
kemudian mengumandangkan suara azan, sebagian orang-orang ada yang mengatakan,
"Apakah hamba sahaya yang hitam ini berani azan di atas Kabah?" Sebagian dari mereka
mengatakan, "Jika Allah murka, niscaya Dia akan mencegahnya." Lalu Allah swt.
menurunkan Iirman-Nya, "Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan..." (Q.S. Al Hujurat, 13) Ibnu Asakir di dalam kitab
Mubhamat mengatakan, "Aku telah menemukan di dalam manuskrip yang ditulis oleh Ibnu
Basykuwal, bahwa Abu Bakar bin Abu Daud mengetengahkan sebuah hadis di dalam kitab
taIsir yang ditulisnya, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Hindun. Rasulullah
saw. memerintahkan kepada Bani Bayyadhah supaya mereka mengawinkan Abu Hindun
dengan seorang wanita dari kalangan mereka. Lalu mereka menjawab, "Wahai Rasulullah!
Apakah pantas bila kami menikahkan anak-anak perempuan kami dengan bekas hamba
sahaya kami?" Lalu turunlah ayat ini.

Hadits yang mengenai Surat Al-hujurat 11-12

,9
Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula
sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu
lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri
|1409| dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk
panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman
|1410| dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

,9
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),
karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan
janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.


Etika Sosial dalam Surat al-Hujurat Ayat 11-12 dan Implikasi Terhadap Pembinaan
Akhlak

Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mengetahui:
1) Etika sosial yang terkandung dalam surat al-Hujurat ayat 11-12,
2) Konsepsi Islam tentang pembinaan akhlak,
3) Pengaruh etika sosial yang terkandung dalam al-Qur`an surat al-Hujurat ayat 11-12
terhadap pembinaan akhlak.

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan teknik analisis
deskriptiI kualitatiI. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode
interpretative, yakni metode yang berperan untuk mencari kandungan surat al-Hujurat ayat
11-12 tentang etika social, hubungannya dengan pembinaan akhlak. Metode tahlili, yakni
metode taIsir yang berusaha mengiraikan al-Qur`an secara detail dan metode hemeneutika.
Metode ini sejajar dengan ta`wil. Pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan IilosoIis,
pendekatan sosial dan pendekatan psikologis. Setelah melakukan penelitian, maka diketahui
bahwasannya etika sosial merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai
anggota umat manusia. Di sana disebutkan bahwa etika sosial berhubungan dengan seseorang
serta bagaimana caranya bersikap antar sesama, berperilaku dalam masyarakat dapat
memposisikan dirinya pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini penting
adanya beretika yang baik, bersikap, bertutur kata yang baik. Allah menganugerahkan kepada
manusia berupa lisan (berbicara) merupakan anugerah yang terbesar, artinya dengan lisan
manusia bisa berkomunikasi dengan yang lain. Apa yang diinginkan manusia bisa
diungkapkan dengan lisan, sehingga lisan perlu dijaga. Artinya tidak digunakan untuk
mengucapkan hal-hal yang tidak baik, jangan sampai menggunakan lisan tersebut untuk
dijadikan alat Iitnah dan sumber dosa.

Dalam hal ini surat Al-Hujurat ayat 11-12 dapat dijadikan pedoman untuk tidak
menggunakan lisan menurut kehendak sendiri, yakni tidak mengolok-olok, tidak mencela,
tidak memanggil dengan gelar buruk, tidak buruk sangka, tidak mencari-cari kesalahan orang
lain dan tidak menggunjing. Dalam hal ini, akhlak memang perlu dibina, anak didik yang
tidak dibina akhlaknya atau dibiarkan tanpa bimbingan, arahan atau pendiidkan, akan
menjadi anak-anak yang nakal, mengganggu masyarakat, melakukan perbuatan tercela.
Pembinaan akhlak dalam pendidikan Islam mempunyai peranan yang amat penting dalam
pengaturan berinteraksi terhadap orang lain. Dalam kesehariannya seseorang terlihat dari segi
tingkah lakunya, bersikap yang berhubungan dengan lisan. Bicara pembinaan memang sangat
dibutuhkan untuk menampilkan generasi penerus yang berakhlak mulia dan berbuat yang
sesuai dengan norma-norma agama atau syari`at agama Islam, karena pembinaan akhlak
meurpakan tumpuan pertama dalam Islam. Perhatian Islam terhadap pembinaan akhlak dapat
dilihat terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan daripada pembinaan Iisik. Karena
pada dasarnya jiwa yang baik akan lahir perbuatan. Perbuatan baik yang menghasilkan
kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia lahir dan batin. Hal ini juga dapat
dilihat bahwa dalam Islam adanya integrasi dalam pelaksanaan rukun iman dan rukun Islam
terhadap pembinaan akhlak yang ditempuh, yakni menggunakan cara atau sistem yang
terkait, yaitu sistem yang menggunakan berbagai sarana peribadatan yang secara simultan
diarahkan pada pembinaan akhlak.
Pembinaan akhlak sebenarnya dimulai sejak anak lahir, dengan perlakuan orang tua yang
sesuai dengan ketentuan akhlak dan dilanjutkan dengan membiasakan anak melakukan sopan
santun yang sesuai dengan agama serta mendidiknya agar meninggalkan yang tercela dan
terlarang dalam agama. Karena pembinaan ini tentunya akan berpengaruh terbentuknya
pribadi-pribadi muslim yang berakhlak mulia.





Dalam hal ini etika sosial dalam surat Al- Hujurat ayat 11- 12 terhadap pembinaan
akhlak yakni:

1. Tidak mengolok-olok Dapat menjadikan pribadi muslim menjadikan ia tidak suka
mengejek dan tidak sombong terhadap orang lain. Petunjuk al-Qur`an yang tertanam dalam
jiwa seorang muslim akan melahirkan pribadi yang mencintai dan tawadhu` serta jauh dari
siIat takabur dan merasa lebih tinggi dari orang lain.

2. Mencela Dalam hal ini, mencela sebagai wujud agar tidak terjadi penghinaan terhadap diri
sendiri yang berakibat ia menjadi kuIur, mencegah dari kehinaan dan kenistaan.

3. Tidak memanggil dengan gelar buruk Manusia yang bermasyarakat dapat dijadikan
pedoman bahwa tidak seharusnya mengikuti kehendak diri sendiri dengan memanggil
seseorang dengan menyakiti atau menyinggung orang lain.
4. Buruk sangka Menggugah rasa kemanusiaan. Karena dapat menjaga hubungan harmonis,
baik secara vertikal maupun horisontal.

5. Tidak mencari-cari kesalahan orang lain Mampu mempertimbangkan apa yang ada pada
dirinya dengan yang ada pada orang-orang lain, sehingga sebelum bertindak ia memperbaiki
dirinya sendiri.

6. Menggunjung Menjaga kehormatan saudaranya, dapat mencapai integritas yang baik dan
menjaga semangat kegotongroyongan serta keharmonisan.
Dengan demikian, larangan dalam surat Al-Hujurat ayat 11-12 adalah peringatan untuk
bertakwa kepada Allah, karena dengan takwa, maka kesopanan seseorang akan terbentuk.
Seseorang tidak tahu memilih mana pekerjaan yang terpuji dan mana yang salah, sehingga
dengan pembinaan akhlak secara sungguhsungguh pada peserta didik diharapkan dapat
mengendalikan gejolak jiwa dan emosinya dengan bertumpu pada ajaran dan nilai-nilai
agama Islam.

You might also like