Penyakit hamorrhagic septicaemia (Pasteurilosis) disebabkan oleh jasad renik pasteurella multocida (cockrill,1974). Di Negara-negara Asia tropika, penyakit ini sering menimbulkan angka kematian yang tinggi pada ternak kerbau, karena penyakit ini seringkali dikatakan sebagai penyakit kerbau. Gejala klinis penyakit haemorrhagic septicaemia (Pasteurilosis), yaitu suhu tubuh tiba-tiba naik sampai 42 C, air ludah berlebihan, depressi yang parah, dan mati dalam 24 jam. Pada umumnya pada bagian dada, tenggorokkan, dan belikat terasa panas. Pengobatan pada umumnya dapat dilakukan dengan senyawa sulIonamida digabungkan dengan antibiotikaseperi oksitetrasiklin, misalnya pemakaian 30 ml Na sulIodimidine (33,3 larutan) tiap 45,5 kg berat badan. Banyak kasus penyakit ini dilaporkan terjadi pada malam hari dimusim hujan ataupun saat banyak hujan selama musim dingin. Untuk mencegah timbulnya penyakit ini, maka terdapat tiga macam vaksinasi yang umum dilakukan antara lain: broth bacterin (bacteri pada sari daging); alum precipitate; dan oil-adjuvant vaccines. Penyakit Mulut dan Kuku. Penyakit ini disebabkan oleh adanya virus, dan ditandai dengan demam dan penampilan buruk (lesi) pada mulut dan kuku. Setidaknya ada empat tipe utama penyakit ini, yakni : O,A,C dan Asia I. Pada umumnya diketahui bahwa kerbau muda terkena penyakit mulut dan kuku dan kebanyakan tergolong tipe A yang dapat menyebabkan diare pada gudelnya. Kerbau perah yang terkena penyakit mulut dan kuku akan mengalami penurunan produksi susu sekitar 30. Disamping itu kerbau kerja yang terserang penyakit mulut dan kuku akan menampilkan kemampuannya selama 10 hari bahkan lebih. Pengobatan penyakit mulut dan kuku secara tradisional, di indonesia umumnya menggunakan buah asam jawa yang diambil sarinya yang berIungsi sebagai zat yang menciutkan (stringenfuice). Selain menggunakan asam jawa, pengobatan penyakit mulut dan kuku kadang kala dilakukan dengan garam kemudian digosok atau campuran garamdengan abu kayu. Bloat. Bloat dapat diartikan sebagai pengelembungan rumen dan reticulum berlebihan akibat pengaruh gas hasil kegiatan Iermentasi karbohidrat pakan yang dimakannya secara cepat dan sejumlah besar asam laktat terbentuk sehingga PH rumen menjadi sangat asam dan mengakibatkan tekanan rumen menjadi meningkat. Bloat pada umumnya terjadi pada ternak yang digembalakan dipadang, biasanya ternak lebih muda terkena penyakit Bloat dibandingkan dengan ternak pedaging. Pencegahan penyakit Bloat dapat dilakukan dengan penghentian pakan butiran dan konsentrat serta sering disediakan air minum, ternak diajak lari selama 30 menit selama 3-4 kali sehari untuk merangsang gerakan rumen. Beberapa cara untuk mengatasi penyakit bloat antara lain sebagai berikut: Pemberian hot saline atau sabun urut-urut. enyediakan daun kelapa tua. Pemberian sejumlah 1 kg cairan daun kelapa tua melalui mulut. Pemberian sejumlah 0,5-1 liter larutan asam asetat melalui mulut. ntrax Penyakit antrax merupakan salah satu jenis penyakit ternak yang sangat berbahaya dan dapat menular pada manusia. Kerbau sebagai ternak mamalia lainnya lemah terhadap inIeksi oleh bacillus anthracis. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya kasus penyakit antrax pada manusia di Negara-negara berkembang, antara lain: Kegagalan untuk memastikan dan melaporkan penyakit ini khususnya setelah terjadi tingkatan akut. Kecendrungan untuk segera memotong ternak yang secara jelas diketahui mulai sakit dan penggunaannya untuk pangan manusia. Penyelamatan kulit hewan yang jelas terkena penyakit ini dan mati. Penguburan bangkai ternak yang terkena penyakit ini secara dangkal. Penularan penyakit Antrax adakalanya begitu cepat yang disebabkan oleh serangga, khususnya seranga-serangga yang menyukai ternak tertentu dalam hidupnya. Penyebaran penyakit Antrax melalui serangga ini bisa dianggap sebagai salah satu alasan mengapa beberapa jenis hewan yang seharusnya terkena penyakit ini bebas dari penyakit Antrax. Tanda-tanda umum serangga penyakit antrax adalah kematian tiba-tiba banyak laporan yg menyebabkan bahwa penyakit sarcoptic mange lebih banyak terjadi dimusim kemarau, umumnya ternak kerbau jarang digunakan sebagai tenaga kerja. Penanggulangan penyakit sarcoptic mange dapat dilakukan dengan menghilangkan caplak melalui penyemprotan insektisida secara memadai. Siphona Exigua Siphona exigua adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh serangga yang menggunakan kerbau sebagai inanganya. Biasanya serangga yang menyerang kerbau lebih banyak dari pada yang menyerang sapi. Namun kerbau relatiI tidak begitu menderita dibanding dengan ternak lain karena berakibat gigitan serangga. Penanggulangan penyakit siphona exigua dapat dilakukan dengan sebagaimana sarcoptic mange dengan menghilangkan sumbu. Mastitis. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada kerbau perah. Terdapat empat bakteri yang terlihat dalam penyakit mastitis yakni, S.agalactiae, S. Dyglactiae, S. Faecalis, dan S. Uberis. ungkin juga terdapat bakteri lain seperti staphylococcus auiumcorynebacterreus, E, coli, pyogenes, . Tuberculosis, Pseidomonas sp. yakicoplasma, dan bacillus sp. Tanda-tanda ternak yang terserang penyakit mastitis yang timbul cukup bervariasi secara bertahap pada jaringan-jaringan ambing. Dengan perkembangan penyakit mastitis, susu menjadi rusak dalam penampakan, kehadiran sel/ jaringan darah dan bahkan nanah, susu menjadi encer/cair dan mengandung banyak gumpalan. Ambing yang terserang penyakit mastitis akan mengalami destruksi lambat dan digantikan jaringan. Tanda lain adalah ambing kemera-merahan. Penanganan penyakit mastitis dapat dilakukan dengan pemerahan susu yang baik dan menghindari sedapat mungkin residu susu. Biasanya dalam suatu pemerahan masih tersisa 10 susu di ambing atau saluran susu yang menjadi potensi sebab mastitis. Jika ternak telah terserang penyakit mastitis, pengobatan dapat dilakukan dengan penisilin, tetrasiklin, sulIonamida, dan streptomisin untuk melawan mikrobia penyebab mastitis. Oleh karena itu, susu dalam masa pengobatan dilarang mengkonsumsi oleh manusia setidaknya selama 5 hari dan akan lebih baik setelah 7 hari. Prospek Bisnis Ternak Kerbau. Agribisnis ternak kerbau di indonesia merupakan salah satu usaha yang mempunyai prospek yang sangat besar, karena produk daging, susu dan kulit sangat meningkat, sehingga pertambahan penduduk dan perkembangan perekonomian nasional sangat besar. Daya saing industri peternakan ditentukan oleh beberapa Iaktor yaitu: ketersediaan pakan, bibit, manajemen dan kesehatan hewan, serta inovasi teknologi dan Iaktor eksternal lainnya. Indonesia tidak memiliki padang pangonan yang memadai sehingga kemampuan menyediakan bahan pakan biji-bijian seperti jagung, kedelai dan kacang-kacangan sangat terbatas. Tetapi Negara ini mempunyai sumberdaya pakan yang masih belum dimamIaatkan secara optimal, dimana biomasa yang dihasilkan dalam usaha tani, perkebunan, agroindustri daan rerumputan yang tumbuh sebagai cover crop. Inovasi teknologi badan litbang pertanian telah membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut dapat dimamIaatkan sebagai sumber pakan untuk mencukupi kebutuhan ternak tersebut. Biaya pakan yang diperlukan untuk menghasilkan produk tersebut sangat kompetitiI sehingga pengembangan ternak tersebut harus dilakukan dengan pola integrasi secara horisontal maupun vertikal. Sampai saat ini sebagian masyarakat indonesia dapat menerima daging kerbau sebagai salah satu bahan makanan yang mempunyai nilai gizi yang cukup sehingga kondisi agroekologi dan sosial budaya dan pengembangan kerbau dapat dilakukan. Pengembangan ternak kerbau sanga tergantung pada kondisi daerah dengan pertimbangan pada aspek kemudahan dalam mengolah dan memasarkan daging dan susu. Sedangkan secara teknis mempunyai perbedaan yang relatiI tidak besar, kecuali dalam hal kesehatan/ kebersihan dan intensitas manajemen. Untuk merespon perkembangan agribisnis kerbau di indonesia dalam waktu yang lama dapat memenuhi dari produk domestik sehingga diperlukan dukungan investasi yang diinginkan yang berasal dari pembangunan sarana dan prasarana, litbang, pembibitan, penyuluhan, pengamanan dari ancaman penyakit, kelembagaan, promosi, dan dukungan akses atas sumber permodalan. Investasi dri petrnak sekitar 60-70 melalui pemamIaatan suber daya yang dimiliki, dan penambahan ternak. Sedangkan investasi dari swata sekitar 20-30 pemeliharaan serta pada usaha penyediaan bibit, budidaya ternak dan penggemukan. Kebijakan pemerintah untuk mendorong agar usaha dapat berkembang pesat antara lain yaitu: dukungan untuk menghindari dari ancaman produk luar yang tidak ASUH, ilegal, dan barang- barang dumping, melalui kebijakan tariI maupun non-tariI dukungan dalam hal kepastian berusaha, keamanan, terhindar dari pungutan liar dan pajak yang berlebihan. Dukungan dalam hal pembangunan, sarana pendukung, kelembagaan, permodalan, pemasaran, persaingan usaha yang adil dan promosi yang menyediakan imIormasi. Dukungan agar usaha peternakan dapat berkembang secara integratiI melalui pola kemitraan. Dalam membuka suatu usaha peternakan kerbau hal-hal yang perlu diperhatikan agar memperoleh hasil yang diinginkan adalah: Sumber pakan, pakan dalam hal ini harus mempunyai kualitas dan kuantitas baik sehingga ternak tersebut cepat bertumbuh dan berkembang. Sumber bibit. Bibit yang dipelihara dalam suatu peternakan harus benar-benar sehat dan berasal dari keturunan yang unggul. anajemen. anajemen merupakan salah satu Iaktor yang harus benar-benar di perhatikan oleh seorang peternak dalam membuka suatu usaha terrnak kerbau. Pemanenan dan pemasaran ternak kerbau. Bisnis kerbau dapat dilakukan antar pulau, antar propinsi, antar kabupaten dan antar daerah, tergantung dari permintaan setiap pelanggan, sehingga dalam pengangkutan ternak perlu dipesiapkan stransportasi seperti truk dan kereta api.