You are on page 1of 6

Vol.4.11.

2010
e-paper available

Spirit of Excellence

Peningkatan Kwalitas Daya Listrik


Penghematan adalah solusi terbaik dalam upaya menyiasati kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) dan salah satu bentuk excellence action dalam penghematan energi adalah meningkatkan kualitas daya listrik.
berlangsung pada tanggal 28 Oktober 2010 di Gedung Jakarta Design Center. Dalam event rutin tiga bulanan TRIDINAMIKA tersebut, Pak Iwa yang juga menjabat sebagai Direktur Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Universitas Indonesia mengemukakan bahwa konsumsi energi di Indonesia untuk menghasilkan satu buah produk termasuk boros bahkan mencapai 3 kali konsumsi energi n e g a r a m a j u seperti Jepang. Sedangkan konsumsi energi per kapita masyarakat Indonesia termasuk paling rendah di ASEAN. Hal ini tentunya akan sangat kontradiktif dan menunjukkan bahwa masyarakat di Indonesia yang daerahnya terjangkau oleh listrik memiliki sikap yang boros sementara daerah lain yang pasokan listriknya terbatas memiliki berbagai kendala dalam pemenuhan kebutuhan listrik. Hal senada juga di ungkapkan oleh Aditya Minarto selaku General Manager PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT, Kenaikan TDL adalah satu hal yang wajar karena tarif listrik kita tergolong murah jika dibandingkan dengan negara lain. Hal terbaik yang dapat dilakukan saat ini adalah melakukan pengehematan dengan cara mengoptimalisasikan penggunaan energi. Penghematan akan lebih dirasakan bila kita mampu mempertahankan lifetime dari peralatan listrik yang kita punya Di wilayah Jakarta ini terdapat kurang lebih dari 11.000 trafo dan semuanya harus segera diganti. Harmonisa telah menyebabkan terjadinya derating pada trafo-trafo tersebut. Trafo mengalami overheat sebelum mencapai rating puncaknya dan harmonisa adalah salah satu penyebab utama terjadinya overheat. Jika sebuah trafo mengalami overload maka trafo tersebut akan overheat, namun trafo overheat belum tentu disebabkan oleh overload, tambah pak Iwa berkenaan peningkatan lifetime electrical equipment. Dari beberapa penyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa permasalahan power quality haruslah mendapat perhatian yang lebih karena efek dari buruknya power quality akan sangat terasa baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Prof Dr.Ir Iwa Garniwa MT menjelaskan tentang permasalahan Power Quality (insert : General Manager TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT)

erkenaan dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik yang dimulai pada beberapa bulan yang lalu, seruan tentang pengehematan kembali akrap terdengar baik di kalangan Industri maupun konsumsi rumah tangga. Tak dapat dipungkiri bahwa persepsi masyarakat tentang penghematan energi terkadang selalu identik dengan mengurangi konsumsi listrik. Penghematan adalah optimalisasi penggunaan energi, atau dengan kata lain kita berusaha untuk menggunakan energi serendah mungkin untuk menghasilkan produksi yang se maksimal mungkin. Demikian ditegaskan oleh Prof.Dr.Ir Iwa Garniwa, selaku nara sumber dalam talk show Customer Gathering PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT yang

ED

1. Payung Regulasi Permasalahan Power Quality

TRIDINAMIKA TRIDINAMIKA NEWS

Permasalahan tentang power quality pada dasarnya adalah semua permasalahan daya listrik yang berupa penyimpangan tegangan, arus dan frekwensi dari kondisi normalnya yang dapat menyebabkan buruknya kinerja peralatan konsumen. Bila mengacu UU No 30 Tahun 2009, permasalahan power quality di Indonesia seharusnya telah memiliki regulasi yang berkaitan dengan mutu kelistrikannya. Didalam pasal 28 undang-undang tersebut disebutkan bahwa pihak penyelenggara wajib menyediakan tenaga listrik sesuai dengan standar mutu yang berlaku. Sementara itu pasal 29 menyebutkan bahwa konsumen mendapatkan tenaga listrik secara terus menerus dengan mutu dan keadalan yang baik dan wajib menaati persyaratan teknis dibidang ketenagalistrikan. Bila ditelaah lebih detail sedikitnya terdapat 10 permasalahan power quality yang harus segera di regulasikan. Regulasi ini akan seperti ulangan dari regulasi beberapa tahun yang lalu ketika permasalahan power factor menjadi satu hal yang wajib untuk ditata sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Kesepuluh permasalahan tersebut berkenaan dengan :

Gambar 1. Harmonisa, salah satu problem power quality yang harus segera diregulasi

s Netral dan Grounding s Distorsi Harmononisa www.tridinamika.co.id

sTransien tegangan s Sag/DIP (tegangan turun) dan Swell (tegangan naik) s Flicker (fluktuasi naik turunnya tegangan secara periodik)
PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

Vol.4.11.2010

Spirit of Excellence
perkembangan yang luar biasa pesat. Penggunaan sistem kontrol berbasis elektronik, inverter, variable speed drive dan power supply switching memberikan kontribusi yang besar terhadap munculnya harmonisa. Maraknya penggunaan beban non linier adalah sebuah jawaban dari tuntutan zaman yang mengharuskan tingginya tingkat efisiensi dari sebuah sistem elektrik. Tak dapat dipungkiri bahwa kehadiran beban non linier memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap sistem elektrik

s s s s s s

Noise (derau) Interruption (pemadaman) Variasi Frekwensi R.F.I (Radio Frequency Interference) E.M.F (Electro Magnetic Force) E.S.D (Electro Static Discharge)

2. Sumber Masalah Power Quality


A. Netral dan Grounding
Beberapa sumber mengatakan bahwa permasalahan pada jalur netral dan grounding muncul akibat dari :

s s s

Instalasi tidak mengikuti standard-standard pemasangan listrik yang ada (secara tidak disengaja maupun tidak dimengerti) Sambungan kabel ground maupun netral tidak sempurna Adanya kemungkinan sambungan kendor atau terlepas akibat efek thermal maupun perangkat
Gambar 3. Sinyal yang mengalami distorsi harmonisa

Permasalahan pada line netral dan grounding semakin diperparah dengan meningkatnya penggunaan beban-benar non linier. Pada news edisi 3 bulan oktober yang lalu telah dibahas bahwa beban non linier akan menghasilkan harmonisa dan harmonisa orde 3 akan berdampak pada penambahan arus netral hingga 1,7 sampai dengan 2 kali lipat arus fasa. Bila kondisi ini terjadi, dapat dipastikan beda potensial antara netral terhadap ground akan melebihi batas normal. Bila tegangan netral terhadap ground naik, dapat dipastikan pula tegangan fasa terhadap netral akan turun. Nilai rms tegangan yang rendah disertai flat top signal voltage adalah kombinasi mematikan yang dapat merusak beban-beban L

VLN

VLN1

Gambar 4. Tampilan pengukuran harmonisa menggunakan PQA 3196

N G

VNG

VNG1

VLN = Beda potensial Line terhadap Netral VNG = Beda potensial Netral terhadap Ground VLN1 = Beda potensial Line terhadap Netral setelah terjadi penambahan arus netral VNG1 = Beda potensial Netral terhadap Ground setelah terjadi penambahan arus ne tral Gambar 2. Ilustrasi naiknya tegangan Netral terhadap Ground

terutama dalam hal konsumsi daya. Disisi lain, pengematan daya yang dihasilkan harus kita bayar mahal dengan menurunnya lifetime dari sistem itu sendiri. Seperti kita ketahui bahwa peralatan elektrik maupun elektronik saat ini jauh lebih canggih dan efisien jika dibandingkan dengan peralatan serupa yang menjadi tren pada 10 tahun yang lalu. Namun peralatan modern nan canggih tersebut ternyata lebih rentan terhadap buruknya power quality terutama harmonisa. Sinyal harmonisa bersifat merusak dan proporsi perusakan sinyal harmonisa terhadap sinyal fundamental sering dinyatakan dengan istilah % THD F. Sedangkan hubungan distorsi harmonisa dengan penurunan nilai rms sinyal secara keseluruhan dinyatakan dalam % THD R. Semakin tinggi prosentase THD, maka semakin parah pula distorsi sinyalnya. Akibat yang ditimbulkan dari harmonisa adalah :

TRIDINAMIKA TRIDINAMIKA NEWS

elektronik. Selain keberadaan harmonisa, ketidakseimbangan beban (unbalance) dapat menyebabkan timbulnya arus pada jalur netral. Akibat lain yang ditimbulkan dari permasalahan power quality dalam netral dan grounding adalah:

s s s s s s s s

s Benda kerja memiliki tegangan yang lebih tinggi s Menyebabkan kemungkinan fatal terhadap jiwa manusia apabila
terjadi hubung singkat pada salah satu peralatan

Meningkatnya aliran arus pada kawat netral bahkan dapat mencapai 1,7 hingga 2 kali lipat dari arus fasa. Motor dan trafo akan lebih cepat panas (overheating) sehingga mengurangi umur pemakaian Mengurangi efisiensi dari kerja transformer (derating) Munculnya noise berupa suara serta getaran-getaran mekanis (bising). Terbakarnya kabel / konduktor penghantar meskipun belum mencapai nilai maksimum Circuit breaker tidak bekerja dengan sebagaimana mestinya Kacaunya peralatan-peralatan yang menggunakan frekwensi 50 hz sebagai referensi Kerusakan pada peralatan elektronik

s Masuknya noise ke dalam sistem yang berdapak pada rusaknya


peralatan

s Terganggunya aliran data yang dapat menyebabkan eror di terminal


maupun printer

B. Distorsi Harmonisa (Total Harmonic Distortion)


Pada ulasan terdahulu (news edisi oktober) telah dibahas bahwa kehadiran distorsi harmonisa adalah sebuah konsekwensi logis dari maraknya penggunaan beban-beban non linier. Sinyal arus maupun tegangan yang mengandung harmonisa tak lagi berbentuk sinusoidal. Di dalam dunia industri, beban-beban non linier telah mengalami

www.tridinamika.co.id

PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

Vol.4.11.2010

Spirit of Excellence

Persyaratan tentang limit harmonisa yang diperbolehkan tertulis dalam IEEE , Recomended Practices and Requirements for Harmonic Control in Electrical Power Systems Std 519-1992 Sedangkan untuk THD Tabel 1 Voltage Distortion Limit Voltage at PCC
< 69 KV Antara 69 KV - 191 KV Diatas 191 KV

s s s

Thermal stress. Kesalahan pada tape atau disk. Kerusakan perangkat keras.

arus, besarnya THD yang diperbolehkan tergantung dari perbandingan arus hubung singkat pada Point of Common Coupling (PCC) dengan arus beban fundamental U n t u k nominal. f o r m u l a

s Kesalahan proses (error process) Selain potensi kerusakan, fenomena transient dapat membahayakan keselamatan kerja.

% THD
5% 2.5% 1.5%

D. Sag (DIP) dan Swell


Berkurangnya nilai rms tegangan dari 1 siklus hingga beberapa menit dikenal dengan istilah voltage DIP (Sags). Fenomena voltage DIP sering diakibatkan oleh penyalaan beban-beban yang memerlukan supply arus dalam kuantitas yang besar. Selain switching beban-beban besar, adanya petir yang dihubungsikatkan dengan arrester dapat pula menyebabkan penurunan tegangan. Kebalikan dari voltage DIP, Swell adalah fenomena naiknya rms tegangan. Salah satu penyebab terjadinya voltage swell adalah dimatikannya beban-beban berat. Kedua fenomena tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Dapat kita analogikan dengan suatu arena tarik tambang dimana kekuatan dari masing-masing kelompok tidak seimbang. Ketika keduanya sama-sama menarik, maka kelompok yang lemah akan tertarik ke arah kelompok yang kuat (voltage DIP). Namun begitu tambang dilepaskan secara mendadak, maka kelompok yang lemah akan terpental ke belakang (voltage swell). Penjelasan mengenai dampak yang ditimbulkan oleh voltage DIP pada
Normal DIP/ SAG Swell

penghitungan beserta detail tabelnya dapat dilihat pada materi premium training Power Quality Analyzer PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT.

C. Transient (impuls)
Transient adalah fenomena naiknya peak tegangan hingga ribuan volt dan terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Gejala Trasient diakibatkan oleh 2 faktor yakni faktor eksternal seperti lingkungan (environtment) dan faktor internal seperti switching beban-beban berat. Selain itu, Fault Clearing (putusnya sekering) dapat pula menimbulkan terjadinya trasient tegangan. Dalam sesi seminar Customer Gathering PT.TRIDINAMIKA JAYA

Gambar 5. Transient Tegangan

Gambar 7.Ilustrasi terjadinya voltage DIP dan Swell

motor asinkron adalah sebagai berikut. Saat terjadi DIP maka torsi motor akan turun secara drastis bahkan dapat terjadi stall. Pada saat recovery tegangan, motor akan berakselerasi kembali dengan cepat. Hal ini akan memicu terjadinya inrush current yang besarnya hampir sama dengan pada saat pertama kali start. Seperti kita ketahui bahwa inrush current akan memicu terjadinya over current. Over current akan
Gambar 6. Rekaman fenomena transient pada software analyzer PQA Hi view PRO 9624-50

TRIDINAMIKA TRIDINAMIKA NEWS

memicu overheat pada motor. Pada ulasan bulan lalu disebutkan bahwa umur isolasi winding motor akan berkurang separuhnya pada setiap kenaikan 10 derajat. Misalnya, pada nameplate sebuah motor tertera suhu kerja 30 derajat dan memiliki life time 10 tahun. Maka ketika motor dipaksa bekerja dengan temperature yang meningkat menjadi 50 derajat, life time motor akan berubah menjadi 2,5 tahun saja. Untuk voltage swell, fenomena ini dapat menyebabkan rusaknya perangkat keras maupun perangkat lunak dari komputer.

INSTRUMENT, Prof.Dr.Ir Iwa Garniwa mengemukakan tentang sebuah penelitian yang menyatakan bahwa ketika petir menyambar dan menginduksi kawat yang dibentangkan sepanjang 100 meter, maka induksi tersebut akan menimbulkan tegangan sebesar 100.000 volt pada bentangan kawat itu. Dampak yang ditimbulkan oleh transient adalah : s s Degradasi kemampuan electrical equipment Dielektrik breakedown (sistem isolasi rusak)

www.tridinamika.co.id

PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

Vol.4.11.2010

Spirit of Excellence
3. Dampak dari Permasalahan Power Quality
A. Terhadap Peralatan Komputer *
PROBLEMS
Kerusakan Circuit Board Soft Error Hard Disk Crash Lock Up Parity Error Kerusakan Power Supply Reset / Reboot

DIP
Ya Ya

TRANS
Ya Ya Ya Ya Ya Ya -

PADAM
Ya Ya Ya Ya Ya -

TEGANGAN N-G

NOISE
Ya Ya Ya Ya Ya -

SWELL
Ya Ya Ya -

Ya Ya Ya

B. Terhadap Imaging System (MRI,CT Scan dsb) *


Gambar 8. Analisa voltage DIP menggunakan Power Quality Analyzer PROBLEMS
Kerusakan Circuit Board

DIP
Ya Ya

TRANS
Ya Ya Ya Ya Ya Ya -

PADAM
Ya -

TEGANGAN N-G

NOISE
Ya Ya Ya Ya Ya -

SWELL
Ya Ya Ya

Ya Ya Ya Ya

E. Pemadaman (interruption)
Pemadaman atau interruption dapat terjadi dalam tempo yang singkat maupun lama. Dalam ulasan news edisi oktober telah dijelaskan kriteria pemadaman listrik berdasarkan durasi waktunya. Pemadaman dapat menyebabkan kerusakan yang fatal meskipun hanya terjadi dalam orde milisecond (1/1000 detik). Pemadaman terjadi karena beberapa faktor yaitu : s Petir s Putusnya sekring panel utama s Adanya pembatasan dari PLN (pemadaman bergilir) s Beban yang berlebih pada gardu sehingga seluruh distribusi padam s Kecelakaan dan lain sebagainya

Dropped Calls Suara Berisik Lock Up Parity Error Kerusakan Power Supply Reset / Reboot

C. Terhadap Proses Kontrol *


PROBLEMS
Kerusakan Circuit Board Low Voltage Inhibit High Voltage Tabk Failure Residu Gambar Jelek Kerusakan Power Supply Reset / Reboot Lock Up

DIP
Ya Ya -

TRANS
Ya Ya Ya Ya Ya

PADAM
Ya Ya -

TEGANGAN N-G

NOISE
Ya Ya Ya

SWELL
Ya Ya -

Ya Ya -

D. Terhadap Peralatan Telekomunikasi *


PROBLEMS
Dropped Calls Suara Berisik Lock Up Parity Error Kerusakan Power Supply Reset / Reboot

DIP
Ya Ya

TRANS
Ya Ya Ya Ya Ya -

PADAM
Ya -

TEGANGAN N-G

NOISE
Ya Ya Ya Ya Ya -

SWELL
Ya Ya -

Ya Ya Ya Ya

Gambar 9. Analisa voltage Interruption menggunakan Power Quality Analyzer

E. Performance Impact *

TRIDINAMIKA TRIDINAMIKA NEWS

F. Variasi Frekwensi
Variasi frekwensi sering dikenal dengan istilah ketidakstabilan frekwensi. Permasalahan terhadap ketidakstabilan frekwensi dulunya sering dirasakan di daerah-daerah yang menggunakan suplay listrik dari PLTD. Namun, seiring dengan sering terjadinya pemadaman bergilir oleh PLN, pemakaian genset sebagai catu cadangan mulai marak digunakan. Tak hanya industri besar, industri skala menengah dan kecilpun mulai memburu sumber listrik ini. Kendala ketidakstabilan frekwensi pada genset dapat menyebabkan kerusakan pada data maupun perangkat keras.
Frek.Normal Frek.Tinggi Frek.Rendah

No
1 2

POWER QUALITY ITEM


Variasi Frekwensi Transient Impuls Isolasi

Durasi Magnitude Peralatan


< 10 s + 1 Hz Motor

Industri
Listrik

< 1 ms < 5 ms

0 - 8 pu 0 - 4 pu

Electronik Electronik

Data Server Komunikasi

Variasi Tegangan Flicker Voltage SAG / DIP Voltage Swell


< 25 Hz 0.5 - 30 cycle 0.5 - 30 cycle 0.1 - 0.2 pu 0.1 - 0.9 pu 1.1 - 1.4 pu
THD 5%, Parsial 3%

Lamp

Office

Contactor, Drive Garmen, Stell Capasitor Transformer Motor 3 phase Distribution Industri, Residence

4 5 6

Harmonic Ketidakseimbangan Tegangan Keandalan (pemadaman) SAIDI, CAIDI, MAIDI SAIFI, CAIFI, MAIFI
Tipikal Tipikal -

0.5 - 7 %

All All

All All All

Faktor Daya Rendah

85 %

Trafo, Motor

Gambar 10. Ilustrasi variasi frekwensi pada genset

* Sumber : Slide seminar Peningkatan Kualitas daya listrik oleh Prof.Dr.Iwa Garniwa MT

www.tridinamika.co.id

PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

Vol.4.11.2010

Spirit of Excellence
B. International Standard
Berkaitan dengan permasalahan harmonisa, IEC /EN 61000-3-2(1995-03) + (am 1 + am 2 1998-04) menjelaskan tentang Limits for harmonic current emissions khususnya pada equipment input current <16 A per phase single & 3 phase. Dalam regulasi tersebut disebutkan standar emisi harmonik dari tiap kelas peralatan. Sementara itu IEEE 519 th 1992 menyebutkan limits dari THD tegangan adalah 5% THD 3% Partial.

4. Regulasi Power Quality


Pemerintah Indonesia sendiri hingga saat ini belum menentukan regulasi yang khusus membahas mengenai permasalahan Power Quality. Satusatunya dasar hukum yang dapat dijadikan payung adalah UU No.30 Tahun 2009. Meski payung hukum telah dibuat, tentunya masih diperlukan peraturan pendukung yang akan membahas permasalahan power quality secara lebih detail. Peraturan pendukung tersebut kelak akan berupa sebuah standarisasi kelistrikan yang wajib ditaati oleh penyedia layanan listrik maupun pengguna listrik. Dalam sesi seminar Customer Gathering yang bertema Excellence Action to Reduce Power Quality Problems, Prof Dr.Ir Iwa Garniwa menjelaskan tentang skema pembuatan regulasi power quality di Indonesia.

7. Pengukuran Power Quality di Indonesia


Harus kita akui bahwa di Indonesia, market alat ukur energy khususnya Power Quality Analyzer masih sangatlah minim jika dibandingkan dengan Power Meter. Banyak faktor yang menyebabkan minimnya market dari Power Quality Analyzer. Salah satu di antaranya adalah keterbatasan pengetahuan kita mengenai pentingnya pemeliharaan power quality. Padahal, permasalahan power quality sangat terkait dengan pengukuran. Diperlukan alat dengan kemampuan khusus agar semua gejala-gejala distruktif dapat terekam dengan baik. Kemampuan ini sering dikenal dengan event detection. Fitur event detection inilah yang membedakan antara Power Quality Analyzer dengan Power Meter. Ketika market power Quality Analyzer minim, maka pengukuran Power Quality akan menjadi satu pengukuran yang mahal. Disisi lain, permasalahan power quality saat ini berbeda dengan 5 atau 10 tahun lalu dimana kita masih berkutat dengan problem power factor / cos phi. Ini membuktikan bahwa pengukuran listrik di Indonesia cenderung bermuara pada permasalahan kuantitas, bukan kualitas. Bandingkan dengan negara-negara maju seperti Italia yang menargetkan 20 juta digital meter sejak tahun 2002, atau Canada yang menargetkan 10 juta pada tahun 2010. Kembali ke masalah pengukuran, ada baiknya kita melihat beberapa standarisasi pengukuran internasional seperti dari IEC, EN (Eropa), IEEE (Amerika)dsb. Berikut adalah beberapa standarisasi yang berkaitan dengan pengukuran power quality : o IEC 61000 4-7 : Harmonic and interharmonics measurements o IEC 61000-4-13-am1 (5/13/2009) Amendment 1 - Part 4-13: Testing and measurement techniques - Harmonics and interharmonics including mains signalling at a.c. power port, low frequency immunity tests o IEC 61000 4-11 : Voltage DIPs, Short Interruption and voltage variation immunity test o IEC 61000-4-14-am2 (5/13/2009) Amendment 2 - Part 4-14: Testing and measurement techniques - Voltage fluctuation immunity test for equipment with input current not exceeding 16 A per phase o IEC 61000-4-34-am1 (5/13/2009) Amendment 1 - Part 434: Testing and measurement techniques - Voltage dips, short interruptions and voltage variations immunity tests for equipmentwith mains current more than 16 A per phase o IEC 61000 4-15 (1997 2003 A1) : Flicker meters Functional and design specifications o EN 61000-4-27:2000/A1:2009 (5/7/2009) Part 4-27: Testing and measurement techniques - Unbalance, immunity test for equipment with input current not exceeding 16 A per phase o EN 61000-4-28:2000/A2:2009 (5/7/2009) Electromagnetic compatibility (EMC) -- Part 4-28: Testing and measurement techniques - Variation of power frequency, immunity test for equipment with input current not exceeding 16 A per phase o EN 50160 1995, 1999 revised : Voltage characteristic of electricity supplied by public distribution systems (General power quality standard) o IEEE 1159 :1995 : Recommendation Practice for Monitoring Electric Power Quality (Standards for harmonic limit value)

Electricity Market

Tarif/Penalty PQ REGULASI Scheme


Target Pemerintah

Market Rule

Electricity Price

Structure

Efisiensi

Penghematan Gambar 11. Skema regulasi power quality di Indonesia

5. Standard Mutu Listrik di Indonesia


A. Frekwensi
Di Indonesia, aturan mengenai batasan fluktuasi frekwensi diatur dalam regulasi SNI 04-1922-2002 yang menyatakan bahwa frekwensi standard dari sumber listrik adalah 50 + 1% Hz. Sementara itu, adopsi dari standarisasi internasional menganut dari IEC 60196 (6/17/2009) tentang IEC standard frequency.

B. Tegangan Standard
Aturan SNI 04-0227-2003 menyatakan bahwa Tegangan Standar untuk kelistrikan AC 220V adalah 220 V (+5% / -10%). Aturan IEC yang membahas tentang standard voltage adalah IEC60038-25 (1983-01)+ Amd1 (1994-09) + Amd 2 (1997-0)

TRIDINAMIKA TRIDINAMIKA NEWS

C. Elektromagnetik
Aturan SNI belum membahas tentang E.M.C secara detail. Dalam SNI 046204.2.4-2000 hanya membahas Kesesuaian Elektromagnetik (KEM) yang berupa pedoman, bukan spesifikasi. Aturan lebih detail terdapat pada IEC 61000- 2-3 (1995) tentang Electro Magnetic Compatibility.

D. Power Factor
Pengaturan power factor atau lebih dikenal dengan istilah cos phi diatur dalam Keppres 104 2003 TDL 2004 yang menyatakan batasan Power Factor sebesar 85%. Sementara itu untuk standarisasi SNI sendiri belum ada.

6. Standard Peralatan di Indonesia


A. Regulasi SNI
Dalam hal regulasi peralatan, standard SNI saat ini hanya memuat tentang 7 jenis peralatan yang seluruhnya tidak terkait secara langsung dengan peningkatan mutu listrik. Namun, informasi terakhir menyebutkan bahwa regulasi tentang standard peralatan yang sesuai batasan power quality sedang dalam tahap penyusunan dan kemungkinan akan disosialisasikan pada tahun 2011.

www.tridinamika.co.id

PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

Vol.4.11.2010

Spirit of Excellence

8. Kesimpulan
engehematan biaya adalah satu hal yang wajib kita lakukan dalam menyikapi kenaikan TDL. Hakikat dari pengehematan adalah optimalisasi kinerja dari elemen-elemen kelistrikan yang mendukung berjalannya roda produksi. Jika elemen tersebut dapat bertahan sesuai dengan lifetime yang seharusnya, kita dapat bayangkan berapa juta rupiah pengeluaran yang bisa tereduksi. Dengan mengurangi resiko terjadinya premature downtime, maka dapat dipastikan 90 % line produksi dapat bekerja sesuai dengan target yang diinginkan. Salah satu penyumbang terbesar dari terjadinya premature downtime adalah buruknya power quality. Berbagai ulasan didepan telah membahas mengenai berbagai dampak yang ditimbulkan oleh buruknya kualitas listrik. Beragam parameter power quality yang dijelaskan setidaknya menjadi bahan pertimbangan kita bahwa problem power quality saat ini berbeda dengan 5 atau 10 tahun yang lalu dimana permasalahan power factor lebih mendominasi. Pemerintah Indonesia sendiri belum menetapkan regulasi yang membahas tentang permasalahan power quality secara detail. Saat ini hanya UU No.30 Tahun 2009 lah yang menjadi dasarnya. Sementara itu, regulasi standarisasi SNI yang diharapkan dapat mengatur permasalahan power quality barulah sebatas tahapan lobi-lobi tanpa dapat dipastikan kapan dapat tersosialisasi. Bandingan dengan beberapa negara tetangga yang telah terlebih dahulu membuat regulasi meski sebagian besar adalah hasil adopsi dari aturan IEC. Di Eropa, skema power quality umumnya menyatu dengan program penghematan energi dan efisiensi di dunia Industri. Artinya, dari awal mereka telah menyadari bahwa perbaikan power quality akan memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap program penghematan energi. Berkenaan dengan permasalahan power quality, seorang guru besar sekaligus pakar dibidang kelistrikan seperti Prof.Dr.Ir Iwa Garniwa sekalipun mengamini bahwa penyelesaian problem power quality akan sangat berhubungan dengan pengukuran. Artinya, pengukuran akan kunci utama dalam membuka problem power quality yang mungkin saat ini telah menjadi aktor utama kerusakan electrical equipment kita. Dalam pengukuran power quality, diperlukan sebuah alat ukur yang bukan hanya merekam berdasarkan interval waktu, tapi juga berdasarkan event threshold. Hal ini lebih dikarenakan hampir sebagian besar fenomena merusak tersebut terjadi dalam tempo yang sangat cepat. Event detector adalah fitur yang menjadi ciri khas dari sebuah alat ukur berlabel Power Quality Analyzer. Fitur inilah berfungsi untuk memonitor fenomena distruktif super cepat yang tidak bisa direkam oleh power meter biasa. Terlepas dari semua penjelasan diatas, keputusan tetaplah ditangan kita. Kita akan melangkah ke depan atau kita tetap menunggu munculnya regulasi dari pemerintah. Pada akhirnya kedua pilihan tersebut akan berujung pada satu muara yakni penghematan. Pengehematan akan diperoleh bila kita dapat memaksimalkan kinerja peralatan. Alat akan bekerja dengan maksimal bila ia dapat bekerja sesuai dengan lifetimenya. Untuk mempertahankan life time peralatan maka dibutuhkan supply listrik yang berkualitas dan untuk mengetahui kualitas listrik maka pengukuran adalah jalan satu satunya. Untuk itu semakin cepat kita melakukan pengukuran, semakin cepat pula kita mengetahui apa biang keladinya sehingga kita dapat menentukan counter measure yang tepat. Untuk itu, jangan tunggu sampai peralatan tersebut rusak baru kita menyadarinya. Segeralah melakukan action karena semuanya telah jelas baik dan buruknya.

SEKILAS INFO
Sebagai centre of instrument, PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT menyediakan beragam training yang berkaitan dengan Power Quality Analyzing. Training terdiri dari 2 macam yakni : A. Reguler Training Yakni training yang ditawarkan kepada customer yang telah memiliki Power Quality Analyzer. Reguler Training terdiri dari : o Fundamental Operation of HIOKI PQA Training o Fundamental Power Quality Analyzer Training o Professional Power Quality Analyzer Training o Advanced Power Quality Analyzer Training B. Premium Training Premium training adalah training yang dapat diikuti oleh customer yang telah memiliki alat PQA maupun customer yang belum memilikinya. Training akan berlangsung selama 4 hari berturut-turut yang akan membahas tentang : o Sistem kelistrikan di Indonesia o Karakteristik kelistrikan modern o Power System Reliability o Fenomena distruktif dalam powerline o Harmonisa o Power Quality Monitoring Tool o Power Quality Trobleshooting o Power Quality Recording o Power Quality Analysis Selain layanan training, kami memiliki layanan jasa pengukuran yang dikemas dalam bentuk paket titik pengukuran yang menarik : o Paket Transformator I o Paket Transformator II o Paket Transformator III o Paket Panel Cabang I o Paket Panel Cabang II o Paket Beban 3 phasa I o Paket Inverter / Variable Speed Drive I o Paket Inverter / Variabel Speed Drive II o Paket Sensitive Load Paket-paket tersebut memiliki beragam content pengukuran yang dapat anda gunakan sebagai bahan referensi dalam pencarian solusi penghematan, untuk informasi lebih detailnya, silahkan menghubungi kami via telephon maupun email ED

POWERED BY :

TRIDINAMIKA TRIDINAMIKA NEWS

Sole Agent HIOKI di INDONESIA

PT.TRIDINAMIKA JAYA INSTRUMENT


Jl. Boulevard Raya Blok BA.3 No.15 Gading Serpong - Tangerang Tel : 62-21-5467617 - 5467618 Fax : 62-21-5467617 email : tridi@tridinamika.com

www.tridinamika.co.id

PT.Tridinamika Jaya Instrument copyright@2010 - All Right Reserved

You might also like