You are on page 1of 40

BAHAN AJAR BERBASIS WEB

ANALISIS STRUKTUR RINGAN

Oleh:

Dr. Bambang Kismono Hadi

DEPARTEMEN TEKNIK PENERBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

BAB I
TORSI PADA TABUNG BERDINDING TIPIS

Pendahuluan Struktur pada sayap terbang umunya terdiri atas tabung berdinding tipis yang diperkuat dengan stringer. Struktur berbentuk tabung ini sangat efektif dalam menahan beban torsi , misalnya tosi pada badan karena gaya lateral pada ekor tegak. Perlu diperhatikan bahwa pada struktur tabung berdinding tipis yang mendapat gaya torsi. Gaya torsi terpusat ditahan oleh kulit / dinding tabung dan bahan stringer.

Asumsi : 1. Tidak ada penahan di kedua ujung sehingga tidak timbul tegangan normal dalam arah lateral

2. Dinding cukup tipis sehingga tegangan yang terjadi konstan dan sejajar dengan permukaan.

Tinjau suatu elemen ABCDEFGH dengan panjang L dan tebal t1 dan t2.

Keseimbangan gaya dalam arah z berlaku :

1 .t1 .L = 2 .t 2 .L
Atau secara umum :

. t = q = konstan
dimana q : arus geser atau shear flow Arus geser tersebut menimbulkan torsi ( gaya puntir ) :
F = q.s

maka:
T = q.h.s

A =

1 h.s 2

= 2.q.A

T=2A.q

Bredt - Batho

Besar Torsi adalah sama dengan besar arus geser yang dikalikan luas permukaan penampang tabung. Besar sudut puntir pada tabung dapat dilihat dari teorema Castigliano.

Tinaju elemen di atas ; maka kerja yang timbul karena adanya tegangan sudut adalah :
U = 1 (q.s ). 2 1 (q.s ). .L 2 1 (q.s ). .L 2 G

= L. sin = L.

<<<

= =

q t

q 2 . L s U = . 2G t

T = 2. A.q

Atau : U = T 2 .L s . 8 A 2 .G t
s : perpanjangan jarak per waktu t

Besarnya kerja pada sekeliling penampang diperoleh dengan mengintegrasikan persamaan diatas :

T 2 . l U = 8 A 2 .G

ds dt

Dengan Teorema Castigliano dapat ditentukan besar sudut puntir persatuan panjang yaitu:
U T

T ds 4 A 2 G dt

q 2 AG

dt

ds

Jadi bila suatu tabung berdinding tipis dikenai torsi dapat dihitung: 1. Arus geser 2. Sudut puntir Bila tebal diketahui. q.

BAB II
TEGANGAN LENTUR
Dalam kuliah mekanika teknik sudah dibahas besar tegangan lentur yang mendapat beban bending ( lentur ) , M. Bila penampang simetri , tegangan lentur diberikan oleh persamaan :

z =

M x .y I xx

Pada bagian atas akan mendapat gaya tekan , dan bagian bawah mendapat tegangan tarik. Jika beban yang terjadi merupakan beban lintang ( shear force ) maka tegangan lentur juga tegangan geser. pada garis tertentu , tegangan = 0 , maka garis tersebut disebut garis netral ( neutral line ). Tegangan lentur pada penampang tak beraturan ( seimbang )

n- n adalah garis netral akibat beban P , dan n - n membentuk sudut terhadap sumbu x - x. Masalahnya adalah mencari arah sumbu netral ( sudut ) dan besar tegangan lentur Gb - 1

Bila adalah unit tegangan lentur yang bekerja di titik a , pada jarak yn dari sumbu netral , maka :

= k. y n
diberikan pada koordinat x y , jadi : y n = ( y x tan ) cos = y cos x sin Maka :

. ( 1 )

Dengan k adalah konstan. Karena posisi sumbu netral belum diketahui , maka yn akan

...( 2 )

= k ( y cos x sin )

( 3 )

Persamaan ini mengandung 3 yang tidak diketahui yaitu , k dan . Maka diperlukan 2 persamaan lagi yang akan didapat dari keseimbangan momen. Bila M adalah momen yang bekerja pada bidangdatar yang membentuk sudut terhadap sumbu y , maka besar momen terhadap sumbu x x dan y y adalah : M x = M cos
M y = M sin

Untuk keseimbangan , besar momen Mx akan ditahan oleh tegangan lentur , menurut persamaan :
M x = M cos = . y da

Dengan memasukkan pers ( 3 ) , didapat :


M cos = k y 2 cos xy sin da
M x = k cos y 2 da k sin xyda = k cos .I xx k sin .I xy

..( 4 )

Dengan cara yang sama , momen pada sumbu y y , diperoleh :

M sin =
Di dapat :

. xda

M = M sin = k sin x 2 da + k cos xyda

= k sin .I yy + k cos .I xy

..( 5 )

Dengan memecahkan pers (4 ) dan ( 5 ) untuk mendapatkan sin dan cos dan memasukkan harga harganya ke dalam per ( 3 ) didapat :

b =

(M .I
y

xx

Mx.Ixy )
2 xy

Ixx.I yy I

.x

(M .I
x

yy

My.Ixy )
2 xy

Ixx.I yy I

.y
(6)

Bila :

K1 = I xy / I xx .I yy I 2 xy

K2 = I yy

( /(I

xx

.I yy I 2 xy

) )

K3 = Ixx / Ixx.I yy I 2xy


Atau :

)
)x (K
2

= (K 3 M

K 1M

K 1M

)y

(7)

Untuk mencari arah sumbu netral , didapat bahwa pada sumbu netral , b = 0 , dan dari Gb.I , didapat :
tan = y , maka : x

tan =

(K .M (K .M
3 2

y x

K 1 .M x ) K 1. M y )
8 (8)

Sering kali terjadi momen lentur terjadi pada sumbu x x atau y y , sehingga salah satu Mx atau My berharga nol sehingga persamaan ( 8 ) dapat disederhanakan. Sebagai contoh , bila My = 0

Maka:

tan =

I xy I yy

dan bila Mx = 0

tan =

I xx I xy

Contoh: Suatu box beam tidak simetri dengan empat flange a , b , c dan d. Misalnya ingin ditentukan besar tegangan aksial pada flange a , b , c dan d akibat beban Px dan Py yang bekerja pada jarak 50' ' dari penampang yang dikehendaki. Luas a = 1.0 in2 Luas b = 0.5 in2 Luas c = 0.4 in2 Luas d = 0.8 in2

Pada kasus ini , kulit sangat tipis sehingga tidak efektif dalam menerima beban lentur , sehingga beban lentur di terima oleh flange saja. Langkah pertama adalah membuat tabel , yang dapat dilihat di bawah; flange a b c d total Luas A 1.0 0.5 0.8 0.4 2.7 12 8 0 0 -16 0 -16 0 12 4 0 0 16 -16 0 -12.8 0 -28.8 144.0 32.0 0 0 176.0 256.0 0 204.8 0 460.8 -192 0 0 0 -192 y x Ay Ax Ay2 Ax2 Axy

Perhitungan titik centroid :

x=

Ax' = 28.8 = 10.667' ' A 2.7 Ay' = 16.7 = 5.926' ' y= A 2.7

Dari rumus : I = Io + A d2 Io adalah momen inertia pada titik centroid ( yang ingin kita cari ) , maka : Io = I A d2 Maka : Ixx = Iyy = 176 2.7 ( 5.2962 ) 460.8 2.7 ( 10.667 2 ) = 81.81 in4 = 153.58 in4

Ixy = -192 ( 2.7 x 10.667 x 5.926 ) = -21.33 in4

10

Dari gambar terlihat : Mx = 300.000 Ixx = 81.81 Ixy = -21.33 K1 = -0.00177 K2 = 0.012794 K3 = 0.00674 ; My = -80.000 ; Iyy = 153.58

b = (K 3 .M y K 1 .M x ).x (K 2 .M x K 1 .M y ). y
* Pada flange a x = -5.333 in y = 6.074 in

b = 22450
* Pada flange b x = 10.667 in y = 2.074 in

b = 7575
* Pada flange c x = -5.333 in y = -5.926 in

b = 21862
* Pada flange d x = 10.667 y = -5.926 in

b = 21985

11

I KONSTRUKSI PESAWAT 1. Tentukan arus geser pada 2 sel yang mendapat beban torsi sebesar T seperti di bawah. Tentukan pula sudut puntir persatuan panjang.

2. Gambar dibawah ini menunjukkan penampang batang dengan 4 stringer. Asumsikan kulit tidak menahan beban lentur. Luas stringer terlihat diantara tanda ( ) . Beban luar yang terjadi adalah : Mx = -500.000 lb.in ; My = 200.000 lb.in Tentukan tegangan tegangan luar yang terjadi di ke empat stringer.

12

BAB III
BENDING SHEAR STRESSES
2 .1. Pendahuluan Pada dua minggu yang lalu telah dibahas kelakuan penampang yang mendapat beban torsi murni. Sedang pada minggu yang lalu dibahas beban momen lentur murni. Pada kenyataannya sangat jarang beban hanya torsi murni atau momen torsi murni. Pada sebagian besar kasus , torsi dan lentur tersebut dihasilkan oleh gaya lintang luar yang bekerja pada penampang tersebut. Akibat beban lintang , baik tegangan lentur longitudinal maupun tegangan geser akan muncul. Pada bab ini akan dibahas pengaruh gaya lintang tersebut. 2 . 2. SHEAR CENTRE Apabila suatu batang melentur tanpa memuntir , akibat gaya gaya luar , tegangan tegangan geser akan muncul pada penampang batang tersebut. Centroid tegangan tegangan internal tersebut disebut dengan shear centre untuk penampang tersebut. Konstanta gaya gaya lintang luar harus melewati shear centre bila puntiran penampang batang dicegah. Maka bila kita tahu letak shear centre suatu penampang , gaya gaya luar dapat dipecah menjadi dua : ( 1 ) Yang mengakibatkan momen lentur murni. ( 2 ) Yang mengakibatkan torsi murni.

13

2 .3 RUMUS TEGANGAN GESER AKIBAT GAYA LINTANG Misal kita mempunyai batang yang dibebani sbb:

Bila t adalah tegangan tarik maksimum pada jarak c dari sumbu netral. Maka besar tegangan dalam jarak dari suatu netral adalah :

= t.

y c

(1)

Maka besar gaya total pada elemen dA adalah : F=

t
c

ydA
t
c

(2)

Maka besar gaya total pada permukaan CD = F1 = dan besar gaya total pada permukaan Besar t adalah : t =
Mc I

ydA ydA
(3)

EF = F2 =

't
c

14

Maka bila pada permukaan CD , momen inersia adalah I dan pada permukaan EF adalah I' , maka :
M' ydA I'

F1 =

M I

ydA

dan

F2 =

(4)

Untuk kesetimbangan akan muncul tegangan geser di permukaan CE sebesar .b.dx maka:

.b.dx = F1 F2
M M' = ydA I ' I

(5)

Apabila penampang batang adalah seragam , I = I' maka :


M M' ydA Ibdx M M ' dM = =V dx dx

=
Tetapi :

: gaya lintang

Maka :

V Ib

ydA

Catatan : Rumus ini berlaku bila batang mempunyai penampang yang seragam , I = I'. Bila penampang tidak sama , seperti pada penampang sayap , persaman diatas tidak dapat dipakai , dan harus menggunakan persamaan ( 5 ) . Dan V bekerja di shear centre.

15

Contoh : 1. Suatu batang mendapat gaya lintang Vy = 850 lb dan bekerja di shear center. Penampang seperti di bawah. Berapa besar tegangan geser di neutral axis.

Maka tegangan geser pada N A adalah :

x x

V x 3.09 ydA = I x .b 0
Luas dA y 1.045 2.34 2.84 2.84 jumlah dA 1.096 3.510 0.710 0.710 6.026

Bagian I II III IV

2.09 x 0.5 = 1.045 3 x 0.5 = 1.50 0.5 x 0.5 = 0.25 0.5 x 0.5 = 0.25

Maka :

x x =

850 x6.026 = 3.77 Psi 27.2 x0.5


16

2. Variabel Momen Inersia. Gambar di bawah ini menunjukkan suatu batang kantilever dibebani sebesar 600 lb di ujung ujungnya melewati shear centre penampangnya. Penampang batang konstan antara STA 0 dan 132 , dan taper STA 175 dan 218. Tentukan distribusi tegangan geser pada STA 175 dan 218.

Maka bending momen : M132 = - 600 x 132 = - 79,250 lb . in. M175 = - 600 x 175 = - 105,000 lb . in. M216 = - 600 x 218 = - 130,800 lb . in. Tegangan maksimum pada STA 132 ( y = 4 in ) Mc 79,200 x 4 = = 8180 psi 38.67 I

max =

Pada jarak 1 inchi dari atas / bawah ( y = 3 )

= I = 38.67 = 6135 psi


17

My

79,200 x3

STA

Bending stress = Pada y=4 Pada y=3 6135 6135 6135

My I Pada y=2

Total Gaya lentur Bagian A 7175 7175 7175 Bagian B 5112 10224 15336 Bagian C 1023 1023 1023

132 175 218

79,200 105,000 130,800

8180 8180 8180

4090 4090 4090

Total gaya pada bagian A . Misalkan pada STA 132 F=


8180 + 6135 x 1'' x 1'' = 7175 lb 2

Pada bagian C F=
4090 + 0 x 2'' x 0.25'' = 1023 lb 2

Sehingga gaya geser antara misalkan antara STA 175 dan 128. Pada bagian A : ( titik 1 )

H = 7175 7175 +
=0
Pada titik ( 2 )

x 43 x 1 = 0

H = 7175 7175 + 1024 15336 +

= 477 psi

x 43 x 0.25 =

18

Bila kita menggunakan persamaan :

V ydA Ib

Maka pada STA 175 :

ydA = 9.0
0

600 x9.0 = 420 psi 51.33 x0.25

Dan pada STA 218

= 431 psi
Seharusnya 477 psi

19

Arus geser karena bahan lentur : Penampang simetri Untuk menekankan sekali lagi konsep gaya geser ini , diperlukan sutu batang berpenampang simetri mendapt gaya netral P.

Dari keseimbangan gaya :

qyb .dy + C' y Cy = 0


q yb C 'y C y = dy

Tetapi :

(C

'

Cy =

M 'x M x b zdA Ix a

= Tetapi : M = Vz y

M zdA yI x a
b

Maka :

q yb

Vz = Ix
20

zdA
a

Contoh:

Masalahnya adalah mencari letk e sehingga batang melentur tanpa memuntir ( posisi shear centre ). Dari persamaan :

qy =

Vz Ix

zA

Kita ketahui bahwa pada permukaan bebas ( titik a dan d ) harga shear flow = 0. maka persamaan di atas harus dimulai dari titik a atau d. Vz = -100 lb , maka persamaan diatas menjadi:
qz = 100 zA = 375 zA 0.2667

Pada titik a :

z=1

, A= 0 ( force surface ) , A = luas antara ( a ) dan ( b )

q ya = 0
Pada titik b : z = -1

q yb = q ya + 375 zA
= 0 + 375. ( -1 ) ( 1 x 0.1) = - 37.5 lb / in

21

Pada titik o di sumbu x :

qyo = 37.5 + 375 zA


b

= -37.5 + 375 ( -0.5 )( 1 x 0.1) = -56.3 lb / in Pada titik c :


q yc = 56.3 + 375 ( 0.5 ) ( 1 x 0.1 ) = -37.5 lb / in

Pada titik d :
q yd = -37.5 + 375 ( 1 ) ( 1 x 0.1 ) = 0 ( force surface )

Gaya gaya resultan : Qab = 1 x 37.5 / 2 = 18.75 Qbc = 2 x 37.5 + ( 56.3 37.5 ) x 2 x 2/3 = 100 lb Qcd = 1 x 37.5 / 2 = 18.75 lb

F F

= 18.75 18.75 = 0 = 100 100 =0

M M

=0 = P.e 18.75 x 2 = 0 100 . e = 18.72 x 2 e = 0.75 inchi

jadi letak shear centre adalah e = 0.375 in. Bila P diberikan pada shear centre tersebut , batang tidak akan mengalami puntiran. Batang akan mengalami puntiran tambahan bila beban tidak berada pada di e.

22

Arus Geser untuk Penampang Batang Tidak Simetri Persamaan tegangan lentur untuk batang yang dikenai momen lentur adalah :

= (k 3 M z k1 M x )x (k 2 M x k1 M z )z
Maka besar arus geser pada batang yang mendapat gaya lintang Vadalah :

q y = (k3Vx k1Vz ) xA (k 2Vz k1Vx ) zA


Dengan :

k1 =

Ixz Ix Iz I 2xz

k3 =

Ix Ix Iz I 2xz

k2 =
Contoh :

Iz IxIz I2xz

Suatu batang tidak simetri dengan penampang sebagai berikut :

23

Tabel Bagian 1 2 3 4 Area A 0.1 0.14 0.14 0.10 1.45 0.70 -0.45 -0.06525 0.21025 0 0 0 -0.6525 -0.1305 0.06860 0.06860 0.21025 0.5377 0.02025 0 0 0.2025 0.04050 0.00838 0.000117 0.000117 0.00838 0.01690 0.000117 0.02287 0.02287 0.000117 0.04577 z x Axz A2z A2x iz ix

-0.70 0 -1.45 0

ix dan iz adalah momen inersia terhadap sumbu sumbunya sendiri =

1 3 bh 2

Ix = A z 2 Iy = A x 2 Ixz = Axz

+ ix = 0.6035 in4 + iz = 0.0574 in4 = - 0.1305 in4

k1 =

I xz = 7.406 I x I z I 2 xz

k2 =

Iz = 3.257 I x I z I 2 xz

k3 =

Ix = 34.25 I x I z I 2 xy

Dengan menggunakan gaya lintang : V = 10.000 lb

24

Maka : Vx = 10.000 sin 300 = 5000 lb Vy = 10.000 cos 300 = 8667 lb Maka : q = - 2356438 x A 65258 z A shear flow pada titik b : x = -0.45 in , z = 1.45 in A = 1 x 0.1 = 0.1 in2 q b = 1135 lb / in Pada titik c : q c = 1135 q = -5260 lb / in. x = 0 , z = 0.7 , A = 1.4 x 0.1 = 0.14

25

Beam dengan Constant Shear Flow Webs

Beam dengan flange dan web tipis. Shear flow konstan pada web q constant

Bending hanya ditahan oleh flange dan shear konstan ditahan oleh web. Bila q = shear flow pada web ( konstan ) R = resultante system gaya q Maka : R=

+ q2z

Karena q konstan , maka Maka :

=0

R = qz = q. h R = q. h q=
R h

26

Lokasi gaya resultan ( e ) , adalah dicari dari momen. Momen terhadap titik O : R.e=q.L.r R=q.h Jadi : e=

qLr q .h

Lr h

L.r = 2 A

e=

2A h

Contoh :

27

Suatu struktur mendapat shear flow constant sebesar 10 lb / in melewati titik A , B , C , dan D , E. Hitung : resultan force dan letak shear centre. R = q . h = 10 x 20 = 200 lb Untuk mencari e , misal dibuat momen terhadap titik O : A = 5 x 10 + 5 x 10 + 0.5 x 52 + 10 x 5 = 189.3 in2 e =
2 A 2 x189.3 = = 18.93in h 20

28

BAB IV
Shear flow in Closed Thin Walled Section
Struktur sayap , fuselage dan ekor pesawat secara umum merupakan sel tunggal atau ganda yang harus menerima gaya geser internal. Bab ini akan menerangkan distribusi gaya geser tersebut. Contoh :

Ix = 62.5 in4 Karena simetri terhadap sb.x. Sb.x terletak terlalu tinggi.

Untuk menghitung shear flow , anggap gaya lintang berada di shear centre , sehingga shear flow diberikan oleh persamaan :

qy =

Vz Ix

zA

Untuk menjalankan persamaan diatas , ada dua hal yang perlu diperhatikan : 1. Gaya lintang bekerja di shear centre : penampang melentur tanpa twist 2. Berlaku untuk penampang terbuka asumsi : Md = 0 100 x = 120 x 10 + 106.67 x 20
x = 33.33 in

: dimulai dari titik q = 0

Apabila tidak ditambahkan apa apa , maka gaya P harus berada pada luar centre dengan

29

Karena itu gaya P harus bergerak ke kanan sepanjang x 33.33 in , bila distribusi tegangan pada Gb ( a ) berlaku. Bila P berada pada tempat semula , maka harus ada gaya torsi seperti berikut : Jadi misalkan titik O terpotong Maka q0 = 0 dan Maka :

V z 100 = = 1.6 I x 62.5

qao = 1.6 zA = -1.6 x 2.5 x 5 x 0.1


o

= -2 lb / in

q ba = q ao 1.6 zA
a

= -2 1.6

zA = - 2 1.6 x 5 x 20 x 0.5
a

= -10 lb / in

q o 'b = 11 lb / in q co ' = 10 lb / in q cd = -2 q od = 0 lb / in lb / in

Gaya resultan adalah :


2 + 10 Q ab = x 20 2

= 120 lb = 6.67 lb = 106.67 lb

Qda Qbc

2 x5x2 3

= 10 x 10 + 0.667 x 1 x 10

30

Keseimbangan gaya dan momen :

F F

= 100 ( external ) + 6.67 106.67 = 0 ( check )

= 120 120 = 0 ( check ).

External momen : Misalkan momen terhadap d : Md = 100 x 0 + 120 x 10 + 106.7 x 20 = 3344 lb . in Karena itu harus ada momen yang menyeimbangkan momen tersebut . Momen tersebut berharga 3344 lb . in. Momen tersebut akan menghasilkan shear flow dipermukaan penampang sebesar : q=
T 3344 = - 8.34 lb / in = 2 A 2 x 200

Momen teresebut harus ditambahkan pada distribusi shear flow diatas dan hasilnya adalah :

31

Single cell 2 Flange Beam Constant Shear Flow Webs

Disini terdapat 2 yang tidak diketahui , q1 dan q2. Maka dari hukum statika: MA =0

6 4T 7 qA 4 4=2 4 8 100 x 100 q 2 . (2 x 80 . 52 )

=0

q 2 = 6.21 lb / in
FA = 0 - 100 -

10 x 64 = 10 q 1 = 0 1 .3 42 21
F = q .L

q1

16.21 lb / in

32

Shear Centre of Single Cell Two Flange Beam Misalkan ingin dicari shear centre pada beam seperti terlihat di atas. Distribusi shear flow tersebut yang mendapat beban V = 100 lb adalah sbb :

Distribusi shear flow pada Gb.a akan menyebabkan twist. Karenanya harus ditambahkan suatu shear flow konstan sebesar q agar twist = 0. Hasil distribusi shear flow gabungan tersebut akan menentukan letak shear centre. Besar twist adalah :

= 2 AG = =

qL =0 t

( q c.w adalah positif )

16.21x10 6.21x 24.28 10q 24.28q + + 0.04 0.025 0.04 0.025

q = 8.26 lb / in.

33

Penjelasan distribusi shear flow ( a ) dan ( b ) akan memberikan distribusi shear flow akhir seperti pada Gb.c. Jadi : 1. Bila V bekerja pada jarak 10 '' dari titik B , akan didapat distribusi shear flow pada Gb.b , sedang 2. Bila V bekerja pada shear centre , akan didapat distribusi shear flow pada Gb.c. Shear Centre of Single Cell Three Flange Beam.

Untuk mendapatkan qac , ambil momen terhadap titik B : MB = 100 x 5 qac ( 128.54 + 2 ) = 0

q ac = 1.945 lb / in.
FX = - 15 x 1.945 + 15 qbc = 0

q bc = 1.945 lb / in.
FZ = 0 100 100 x 1.945 10 qab = 0

q ab = 8.055 lb / in.

34

Hasil q positif , berarti arah shear flow benar ! Agar twist = 0 , perlu ditambah shear flow konstan sebesar q. Artinya twist yang dihasilkan oleh Gb.a dan q harus saling menghilangkan :
qL 1.945 x 20.71 1.945 x15 8.055 x10 20.17 q 10q 15q = + + + + =0 0.03 0.025 0.04 0.03 0.04 0.025 t
q = 0.322 lb / in. dengan arah seperti di Gb.b

Penjumlahan dari kedua shear flow di atas akan menghasilkan shear flow final seperti pada Gb.c. Untuk mencari letak shear centre , misalnya momen terhadap titik B. 100 e = 1.623 x ( 128.54 x 2 ) e = 4.17 in dari garis AB.

35

BAB V
SINGLE CELL MULTIPLE FLANGE

Untuk memecahkan masalah di atas , misalnya web antara a h dipotong sehingga menjadi penampang terbuka.

Sehingga dapat digunakan persamaan sbb :

qy =

Vx Ix

zA

= Maka :

100 zA = 2.5 zA 40

q ab = qba = 1.25 lb / in
qbc = qba 2.5 zA
= -1.25 2.5 x 5 x 0.4 = - 6.25 lb / in 36

qcd = qcb 2.5 zA


= - 6.25 2.5 z A = - 6.25 2.5 . ( -05 x 0.4 ) = - 1.25 q de = 0
q ef = 1.25 q fg = 3.75 q gh = 1.25

Arah arahnya dicek dari keseimbangan gaya: Fz = 0 Fx = 0

Cek : Fz = 0 = 100 6.25 x 10 3.75 x 10 = 0 Fx = 0 = ( 1.25 1.25 + 1.25 1.25 ) x 5 = 0 Juga Agar My = 0 : misalkan terhadap titik c ( c.c.w negatif ) Mc = -100 x 7.5 + 10 x 3.75 x 15 12.5 x 5 x 10 + 1.25 x 5 x 10 = -187.5 lb . in Mc = 0 , harus ada torsi tambahan sebesar 187.5 lb . in ( c. w ) ( benar )

37

Torsi tambahan ini akan menimbulkan arus geser konstan sebesar :


q= M 187.5 = 0.62 ( c.w ) = zA 2 x10 x15

Shear flow ini kemudian ditambahkan pada shear flow. Solusi cut sehingga menjadi :

Contoh :

Ix = 81.81 Iy = 153.58 Iz = -21.33

Vz = 6000 lb Misalkan dipotong web a b ; Maka dari persamaan :

Vx = - 1600 lb

38

q y = (k3Vx k1Vz ) xA (k 2Vz kVx ) zA

k1 =

Ixz Ix Iz I 2xz

k2 =
k3 =

Iz IxIz I2xz
Ix Ix Iz I 2xz

Maka :

qy =

0.16 x A 73.91 z A

q ac = - 449.78 lb / in
q cd = - 449.78 + 0.16 x 0.8 x ( q db = 75.80
q ba
= 0 - 5.333 ) 73.91 x 0.8 ( -5.926 ) = -100.05.

Check : Fx = 0 Fz = 0

39

Md = 0

( c . w positif )

Md = 6000 x 8 1600 x 8 449.78 x 12 x 16 = -51160 lb . in. Maka akan ada teori sebesar 51160 lb . in untuk menghilangkan momen tersebut. Torsi tersebut berupa arus geser sebesar :
q= M 51160 = = 159.88 lb . in zA 2 x160

Maka bilangan adalah :

Secara umum :

40

You might also like