You are on page 1of 9

ANALISIS FOURIER

1. Pendahuluan Pada kuliah Rangkaian Listrik I dan II, kita telah membahas respon rangkaian linier dengan sumber dc dan ac (sinusoida). Juga kita telah mengetahui respon lengkap terhadap fungsi pemaksa (forcing function) sebarang dibentuk dari jumlah respon paksaan (forced response) dan respon alami (natural response). Meskipun kita baru membahas respon alami hanya untuk rangkaian seri atau paralel RL, RC dan RLC sederhana. Untuk respon paksaan , kita dapat mencari respon paksaan di dalam setiap rangkaian linier penahan murni dengan mudah, tak peduli bagaimana sifat fungsi pemaksa, tetapi menjadi lain halnya jika berhadapan dengan induktor dan kapasitor. Untuk yang terakhir ini kita menggunakan konsep impedansi, yakni bila fungsi pemaksa (sumber) tersebut adalah arus searah, bentuk sinus, eksponensial atau bentuk sinus teredam. Didalam bab ini kita akan bahas fungsi pemaksa (sumber) periodik dan non periodik . Diawal bab ini terlebih dahulu akan dibahas fungsi pemaksa periodik, baru kemudian diakhir bab kita akan membahas fungsi pemaksa non periodik. Untuk fungsi periodik Fourier manggunakan konsep deret Fourier sedangkan unutk fungsi non periodi Fourier menggunakan konsep transformasi Fourier. Menurut Fourier setiap fungsi periodik dapat dinyatakan sebagai jumlah fungsi sinus dan cosinus yang tak berhingga jumlahnya dan dihubungkan secara harmonis. Maka, karena respons paksaan terhadap setiap bentuk sinusoida/cosinusoida dapat ditentukan dengan mudah dengan konsep fasor, maka respons dari rangkaian linier terhadap fungsi pemaksa periodik yang umum bisa didapat dengan mensuperposisikan respons-respons parsial. Pernyataan sebuah fungsi periodik dapat diwakili dengan fungsi sinus dan fungsi cosinus yang banyaknya tak berhingga dapat diperoleh dengan meninjau sebuah contoh sederhana. Mula-mula kita anggap ada sebuah fungsi cosinus yang mempunyai frekuensi radian 0 , v1(t) = 2 cos 0t dengan dan perioda 0 = 2 f0

T=

1 2 = f0 0

Meskipun T biasanya tidak diberi indeks nol, tapi yang dimaksud adalah perioda dari frekuensi dasar. Harmonik dari bentuk sinus ini mempunyai frekuensi n 0, dengan 0

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT.

SINYAL DAN SISTEM

adalah frekuensi dasar dan n = 1,2,3, . Frekuensi harmonik pertama adalah frekuensi dasar atau fundamental. Selanjutnya kita pilih tegangan harmonik ke tiga : v3a(t) = cos 3 0t v1(t) yang fundamental, harmonik ke tiga v3a(t) dan jumlah kedua gelombang ini diperlihatkan sebagai fungsi waktu dalam gambar 1a. Perlu diperhatikan jumlahan kedua gelombang tersebut adalah periodik dengan perioda T = 2/ 0, atau sama dengan perioda gelombang fundamentalnya. Gambar 1 Beberapa di antara bentuk gelombang berbeda yang banyaknya tak

berhingga yang dapat dengan mengkombinasikan sebuah fundamental dan sebuah harmonik ketiga. Fundamental v1 = 2 cos 0(t) dan harmonik ketiga adalah (a) v3a = cos 3 0(t) ; (b) v3b = 1,5 cos 3 0(t) ; (c) v3c = sin 3 0(t) Bentuk fungsi periodik resultan berubah begitu fase dan/atau amplituda harmonik ketiga berubah. Pada gambar 1b memperlihatkan pengaruh dari kombinasi v1(t) dan harmonik ketiga yang amplitudanya sedikit lebih besar, v3b(t) = 1,5 cos 3 0t Dan dengan menggeser fase harmonik ketiga, maka : v3c(t) = sin 3 0t jumlahnya diperlihatkan pada gambar 1c, bentuk resultannya terlihat berbeda dengan sebelumnya. Akan tetapi yang dapat diambil kesimpulan dari semua ini adalah perioda bentuk gelombang resultan adalah sama seperti bentuk gelombang fundamentalnya. 2. Bentuk Trigonometris dari Deret Fourier Mula-mula kita tinjau sebuah fungsi periodik f(t) yang didefinisikan sebagai : f(t) = f(t + T) dengan T adalah peroda. Selanjutnya kita anggap bahwa fungsi f(t) memenuhi sifatsifat berikut : 1. f(t) berharga tunggal dimana-mana, yakni f(t) memenuhi definisi matematis dari sebuah fungsi.
t o +T

2. Integral

to

f (t ) dt ada (yakni, tidak tak berhingga) untuk setiap pemilihan to

3. f(t) mempunyai diskontinuitas yang terbatas banyaknya didalam setiap perioda 4. f(t) mempunyai maksimum dan minimum yang terbatas banyaknya didalam setiap perioda.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT.

SINYAL DAN SISTEM

Meskipun mungkin ada fungsi matematik tertentu tidak memenuhi keempat syarat tersebut, akan tetapikita akan menganggap bahwa keempat syarat tersebut selalu dipenuhi. Dengan adanya fungsi periodik f(t) seperti itu, maka teorema Fourier mengatakan bahwa f(t) dapat dinyatakan dengan deret tak berhingga : f(t) = a0 + a1 cos 0t + a2 cos 2 0t + + b1 cos 0t + b2 cos 2 0t = a0 +

(a
n =1

cos n 0 t + bn sin n 0 t )

(1)

dengan frekuensi fundamental 0 dihubungkan dengan perioda T oleh

0 =

2 T

dengan a0,an dan bn adalah konstanta yang tergantung pada n dan f(t), konstanta ini kita namakan konstanta Fourier. Persamaan (1) adalah bentuk trigonometris dari deret Fourier untuk f(t). Harga a0,an dan bn dalam deret Fourier pada persamaan (1) adalah:

1 a0 = T 2 an = T bn = 2 T

f (t ) dt
0 T

(2)

f (t ) cos n t dt
0 0 0

(3)

f (t ) sin n t dt
0

(4)

Perlu diketahui untuk mendapatkan hasil integrasi dengan batas antara 0

sampai dengan T (

f (t ) dt ), kita tidak harus mengintegrasi dari 0 sampai T, tapi


0

+T

yang penting jaraknya sejauh T, jadi integral tersebut dapat diganti dengan .

f (t ) dt

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT.

SINYAL DAN SISTEM

Contoh soal : Tulislah deret Forier dari gelombang tegangan dibawah ini v 1 t (s) -1 0 1 2 3 4 (V)

Jawab : Perioda bentuk gelombang tegangan diatas adalah 2 detik, persamaan v(t) dalam satu perioda adalah : 1 v(t) = 0 1 <t<2 0<t<1

0 =

2 2 = = T 2

Maka harga a0,an dan bn dapat kita hitung dengan persamaan (2), (3) dan (4)

a0 =

1 T

f (t ) dt
0

= =
a0 = 0

1 2 1 1 dt + 1 dt 2 0 1

1 1 1 2 t 0 t 1 = [ (1 0) (2 1)] = 0 2 2
T

2 an = T =

f (t ) cos n t dt
0 0

1 2 2 cos nt dt + cos nt dt 2 0 1

sin nt 1 sin nt 2 = n 1 n 0 (sin n sin 0) (sin 2n sin n ) = =0 n n

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT.

SINYAL DAN SISTEM

an = 0

2 bn = T =

f (t ) sin n t dt
0 0

1 2 2 sin nt dt + sin nt dt 2 0 1

cos nt 1 cos nt 2 = + n 1 n 0 ( cos n + cos 0) (cos 2n cos n ) = + n n 2 2 cos n = n


n ganjil

4 2 (2) bn = = n n 2 2 bn = =0 n

n genap

maka persamaan v(t) dalam bentuk deret Fourier adalah :

v (t ) =

4 1 1 1 (sin nt + sin 3nt + sin 5nt + sin 7 nt + . . ) V 3 5 7

Soal latihan : Tulislah deret Fourier untuk dua grlombang tegangan dibawah ini : 1. v 1 t (s) -1 0 1 2 3 4 (V)

Jawab : v (t ) =

4 1 1 1 (cos nt cos 3nt + cos 5nt cos 7 nt + . . ) V 3 5 7

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT.

SINYAL DAN SISTEM

2, v 1 -1 -1 0 1 2 3 t (s) (V)

Jawab :

v (t ) =

8 1 1 1 (sin nt sin 3nt + sin 5nt sin 7 nt + . . ) V 2 9 25 49

3. Penggunaan Simetri Ada bebarapa simetri yang dapat membantu kita untuk menghitung konstanta Forier ao, an dan bn. Ada dua jenis simetri yang mudah dikenal, yaitu simetri fungsi genap dan simetri fungsi ganjil, atau singkatnya simetri genap dan simetri ganjil. Kita katakan bahwa f(t) simetri genap, jika dan hanya jika : f(t) = f(-t) Contoh : t2, cos 5t, ln (cos t), sin2 7t, t sin t dan konstanta C, semua fungsi tersebut simetri genap sebab penggantian t dengan ( - t ) tidak mengubah nilai fungsi-fungsi tersebut. Jenis simetri seperti ini dapat juga dikenal secara grafis, karena jika f(t)=f(t) maka terdapat simetri cermin pada sumbu f(t)/sumbu Y, fungsi pada soal latihan no. 1 adalah simetri genap. Kita definisikan bahwa f(t) simetri ganjil, jika dan hanya jika : f(t) = - f(-t) Dengan kata lain , jika t diganti dengan ( - t ), maka akan didapatkan negatif dari fungsi yang diketahui, contohnya : t, sin t, t cos 35t, t 1 + t 2 . Karakteristik grafis dari simetri ganjil adalah jelas, yaitu jika kita bergerak dari t = 0 sejauh a kearah kanan ( sumbu t positif) dan bergerak dari t = 0 sejauh a juga kearah kiri ( sumbu t negatif) , maka nilai f(t) berlawanan tanda, fungsi pada contoh soal dan soal latihan no2 adalah simetri ganjil. Dalam matematika/kalkulus kita kenal beberapa sifat fungsi simetri genap dan ganjil, yaitu : 1. Perkalian dua fungsi simetri yang sama (genap dengan genap atau ganjil dengan ganjil) menghasilkan simetri genap

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT.

SINYAL DAN SISTEM

2. 3. 4.

Perkalian dua fungsi simetri yang berbeda (genap dengan ganjil atau ganjil dengan genap) menghasilkan simetri ganjil Perkalian fungsi simetri dengan konstanta, tidak mengubah fungsi simetri Penjumlahan dua fungsi simetri atau lebih, jika seluruhnya fungsi simetri yang sama (semuanya genap atau semuanya ganjil), hasilnya akan tetap fungsi simetri sebelumnya

5.

Penjumlahan dua fungsi simetri atau lebih, jika salah satu atau lebih berbeda simetrinya , hasilnya bukan fungsi simetri lagi

Dari sifat keempat dan kelima dapat disimpulkan :

1. Fungsi periodik simetri genap tidak mungkin mengandung komponen sinus


(sebab fungsi sinus adalah simetri ganjil), dengan kata lain konstanta bn = 0

2. Fungsi periodik simetri ganjil tidak mungkin mengandung komponen cosinus


(sebab fungsi cosinus adalah simetri genap), dengan kata lain konstanta an = 0 Secara matematis dapat dituliskan persamaan untuk menghitung konstanta an dan bn untuk fungsi simetri genap dan simetri ganjil. Simetri Genap :
T /2

4 an = T
bn = 0 Simetri Ganjil : an = 0

f (t ) cos n t dt
0 0

(5)

bn =

4 T

T /2

f (t ) sin n t dt
0 0

(6)

Deret Fourier untuk setiap gelombang siku-siku (square wave) mempunyai unik dan menarik, yaitu tidak mengandung harmonisa genap (harga an dan bn berharga nol untuk n genap), artinya komponenfrekuensi yang terdapat dalam deret Fourier hanya mempunyai frekuensi yang merupakan kelipatan ganjil dari frekuensi fundamentalnya. Hal ini disebabkan oleh jenis simetri lain, yang dinamai simetri gelombang setengah (half wave symmetry). Kita definisikan bahwa f(t) memiliki simetri gelombang setengah , jika dan hanya jika :

1 f (t ) = f (t T ) 2

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT.

SINYAL DAN SISTEM

Contoh lain dari fungsi simetri gelombang setengah adalah fungsi segi tiga (gigi gergaji) atau fungsi tegangan pada contoh soal dan dan kedua fungsi pada soal latihan diatas. Persamaan matematis untuk menghitung an dan bn untuk fungsi simetri gelombang seterngah : Simetri gelombang setengah :
T /2

an =

4 T

f (t ) cos n t dt
0 0

n ganjil n genap

an = 0

4 bn = T
bn = 0

T /2

f (t ) sin n t dt
0 0

n ganjil n genap

(7)

Untuk fungsi simetri genap + selombang setengah dan simetri ganjil + gelombang setengah perhitungan an dan bn menjadi lebih sederhana lagi seperti terlihat dibawah ini : Simetri genap +gelombang setengah :

8 an = T
an = 0 bn = 0

T /4

f (t ) cos n t dt
0 0

n ganjil n genap semua n (8)

Simetri ganjil +gelombang setengah : an = 0 semua n


T /4

bn =

8 T

f (t ) sin n t dt
0 0

n ganjil n genap

(9)

bn = 0

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT.

SINYAL DAN SISTEM

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Said Attamimi MT.

SINYAL DAN SISTEM

10

You might also like