You are on page 1of 24

1

PENGANGKUTAN SAMPAH
1. Sistem Pengangkutan Sampah
Pengangkutan dimaksudkan sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari titik
pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampai ke TPA atau TPST pada
pengumpulan dengan pola individual langsung atau dari tempat pemindahan (Transfer
Depo, transfer station), penampungan sementara (TPS, LPS, TPS 3R) atau tempat
penampungan komunal sampai ke tempat pengolahanfpembuangan akhir (TPAfTPST).
Sehubungan dengan hal tersebut, metoda pengangkutan serta peralatan yang akan
dipakai tergantung dari pola pengumpulan yang dipergunakan.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengangkutan sampah adalah sebagai
berikut :
1. Penggunaan waktu kerja yang tidak efisien.
2. Penggunaan kapasitas muat kendaraan yang tidak tepat.
3. Rute pengangkutan yang tidak efisien.
+. Tingkah laku petugas.
S. Aksesbilitas yang kurang baik.
2. Pengelola Sistem Pengangkutan Sampah
Berdasarkan atas operasional pengelolaan sampah, maka pengangkutan ini
merupakan tanggung jawab dari pemerintah kota atau kabupaten. Sedangkan
pelaksana adalah pengelola kebersihan dalam suatu kawasan atau wilayah, badan
usaha dan kemitraan. Sangat tergantung dari struktur organisasi di wilayah yang
bersangkutan. Sebagai contoh misalkan dalam suatu wilayah kota terdapat Dinas
Kebersihan dan Pertamanan, maka tanggung jawab pengelolaan sampah ada dibawah
dinas ini. Khusus untuk pengangkutan sampah ada Seksi Pengangkutan. Sebagai
contoh Seksi Pengangkutan dan Pemanfaatan Sampah di Kota Surabaya mempunyai
fungsi :
a. menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk teknis di
bidang pengangkutan dan pemanfaatan sampah
b. menyiapkan bahan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di
bidang pengangkutan dan pemanfaatan sampah
c. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi
lain di bidang pengangkutan dan pemanfaatan sampah
d. menyiapkan bahan pengawasan dan pengendalian bidang pengangkutan dan
pemanfaatan sampah
e. menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
2
f. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Operasional
Kebersihan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Peraturan Terkait dengan Pengangkutan Sampah
Pengangkutan sampah menurut UU no 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, merupakan bagian dari penanganan sampah. Pengangkutan di definisikan
sebagai dalam bentuk membawa sampah dari sumber danfatau dari tempat
penampungan sampah sementara atau dari TPS 3R menuju ke tempat pengolahan
sampah terpadu atau tempat pemrosesan akhir.
Beberapa acuan normatif juga mencantumkan tentang pengaturan
pengangkutan sampah, antara lain :
1. Pedoman Standar Pelayanan Ninimal Pedoman Penentuan Standar
Pelayanan Ninimal Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman
dan Pekerjaan Umum (Keputusan Nenteri Permukiman Dan Prasarana
Wilayah No. S3+fKPTSfNf2001). Pedoman ini mencakup pelayanan minimal
untuk pengelolaan sampah secara umum dalam wilayah pemukiman
perkotaan dimana 80 dari total jumlah penduduk terlayani terkait dengan
pengelolaan sampah. Khusus untuk pengangkutan dicantumkan bahwa jenis
alat angkut mempengaruhi pelayanan, sebagai berikut:
Truk Sampah dengan kapasitas 6 m
3
dapat melayani pengangkutan untuk
700 KK-1000 kk sedangkan dengan kapasitas 8m
3
untuk 1S00 KK - 2000
kk (jumlah ritasi 2-3fhari)
Arm roll truck dengan kontainer 8 m
3
juga dapat melayani 2000 KK-3000
kk (jumlah ritasi 3-Sfhari)
Compactor truck 8 m
3
mampu melayani 2S00 KK
2. SN! 19-2+S+-2002, Tata cara teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan. SN! ini mengatur tentang pola pengangkutan dan operasional
pengangkutan.
3. SN! 03-32+3-2008, Pengelolaan sampah pemukiman. SN! mengatur tentang
kebutuhan sarana untuk pengangkutan sampah yang dipengaruhi oleh tipe
rumah dan tingkat pelayanan serta jenis alat angkut.
4. Pola Pengangkutan
Pola pengangkutan sampah dapat dilakukan berdasarkan sistem pengumpulan
sampah. Jika pengumpulan dan pengangkutan sampah menggunakan sistem
pemindahan (transfer depo) atau sistem tidak langsung, proses pengangkutannya
dapat menggunakan sistem kontainer angkat (Hauled Kontainer Sistem = HCS)
ataupun sistem kontainer tetap (Stationary Kontainer Sistem = SCS). Sistem kontainer
tetap dapat dilakukan secara mekanis maupun manual. Sistem mekanis menggunakan
truk compactor dan kontainer yang kompatibel dengan jenis truknya, sedangkan
3
POOL
sistem manual menggunakan tenaga kerja dan kontainer dapat berupa bak sampah
atau jenis penampungan lainnya.
Sistem Kontainer Angkat {Hauled Kontainer Sistem = HCS)
Untuk pengumpulan sampah dengan sistem kontainer angkat (Hauled Kontainer
Sistem = HCS), pola pengangkutan yang digunakan ada tiga cara:
1. Sistem pengosongan kontainer cara 1 dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Pola kontainer angkat 1
Proses pengangkutan:
- Kendaraan dari pool menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut
sampah ke TPA.
- Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.
- Nenuju kontainer isi berikutnya untuk diangkut ke TPA
- Kontainer kosong dikembalikan ke tempat semula.
- Demikian seterusnya sampai rit akhir.
Kosong
C(0)
Kosong
C(1)
!si
C (2)
Kosong
C(2)
!si
C (0)
!si
C (1)
TPA
4
TPA
Kosong
C(0)
!si
C(0)
Kosong
C(1)
!si
C(1)
Kosong
C(2)
!si
C(2)
Pool
2. Sistem pengosongan kontainer cara 2
Gambar 2. Pola kontainer angkat 2
Proses pengangkutan:
- Kendaraan dari poll menuju kontainer isi pertama untuk mengangkut
sampah ke TPA.
- Dari TPA kendaraan tersebut dengan kontainer kosong menuju lokasi
kedua untuk menurunkan kontainer kosong dan membawa kontainer isi
untuk diangkut ke TPA.
- Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
- Pada rit terakhir dengan kontainer kosong dari TPA menuju lokasi
kontainer pertama, kemudian kendaraan tanpa kontainer menuju pool.
5
Kosong
C(0)
!si
C0)
Kosong
C(1)
!si
C(1)
Kosong
C(2)
!si
C(2)
TPA
Dengan
Kontainer
Pool
3. Sistem pengosongan kontainer cara 3
Gambar 3. Pola kontainer angkat 3
Proses pengangkutan:
- Kendaraan dari poll dengan membawa kontainer kosong menuju lokasi
kontainer isi untuk mengganti atau mengambil dan langsung
membawanya ke TPA
- Kendaraan dengan membawa kontainer kosong dari TPA menuju
kontainer isi berikutnya.
- Demikian seterusnya sampai rit terakhir
Sistem Pengakutan dengan Kontainer Tetap {Stationary Kontainer
Sistem = SCS)
Sistem ini biasanya digunakan untuk kontainer kecil serta alat angkut berupa truk
kompaktor secara mekanis (gambar +) atau manual (gambar S)
Pola pengakutan dengan cara mekanis yaitu :
- Kendaraan dari pool menuju kontainer pertama, sampah dituangkan kedalam
truk kompaktor dan meletakkan kembali kontainer yang kosong.
- Kendaraan menuju kontainer berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian
menuju TPA.
- Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
6
!si
C(0)
Kosong
C(0)
!si
C(1)
Kosong
C(1)
!si
C(2)
Kosong
C(n)

Truck
Compactor
POOL
Gambar +. Pengangkutan dengan SCS mekanis.
Gambar S. Pengangkutan dengan SCS manual.
Proses pengangkutan dengan manual adalah:
- Kendaraan dari poll menuju TPS pertama, sampah dimuat ke dalam truk
kompaktor atau truk biasa.
- Kendaraan menuju TPS berikutnya sampai truk penuh untuk kemudian
menuju TPA.
- Demikian seterusnya sampai rit terakhir.
TPS 1
(bakfkontainer)
TPS 2
(bakfkontainer)
TPS 3
(bakfkontainer)
TPS +
(bakfkontainer)
TPA
Truck
Compactor
7
5. Perancangan dan Perhitungan Pengangkutan Sampah
Beberapa istilah penting dan persamaan yang digunakan untuk menghitung
pengangkutan dengan sistem HCS adalah :
- Pickup (P
HCS
): waktu yg diperlukan untuk menuju lokasi kontainer berikutnya
setelah meletakkan kontainer kosong di lokasi sebelumnya, waktu untuk
mengambil kontainer penuh dan waktu untuk mengembalikan kontainer
kosong (Rit).
- Haul (h) : waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut kontainernya
- At-site (s) : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi
- Off-route (W) : nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional : waktu untuk
pemeriksaan pagi dan sore, hal tak terduga, perbaikan dan lain-lain
1. Nenghitung haul time (h)
h = a+ b. x (1)
Dimana :
a = empirical haul time constant, hftrip
b = empirical haul time constant, hftrip
x = jarak rata-rata, mileftrip
Nilai a dan b diperoleh dari data pengumpulan sampah secara actual,
tergantung pada kondisi masing-masing daerah. Faktor yang
mempengaruhi antara lain peraturan lalu lintas, kondisi jalan, jam sibuk dan
lain-lain.
2. Nenghitung P
HCS
P
HCS
= pc + uc + dbc (2)
Dimana :
pc = waktu mengambil kontainer penuh, jftrip
uc = waktu utk meletakkan kontainer kosong, jftrip
dbc = waktu antara lokasi, jftrip
3. Nenghitung waktu per trip
T
HCS
= P
HCS
+ h + s (3)
8
Dimana :
h = waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut
kontainernya
s = waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi
P
HCS
= pick up time
+. Nenghitung jumlah trip per hari :
Nd = [H(1-W) - (t
1
+t
2
)|f T
HCS
(+)
Dimana :
Nd = jumlah trip, tripfhari
H = waktu kerja perhari, jam
t
1
= dari garasi ke lokasi pertama
t
2
= dari lokasi terakhir ke garasi
W = factor off route (nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional)
Beberapa istilah penting dan persamaan yang digunakan untuk menghitung
pengangkutan dengan sistem SCS adalah :
- Pickup (P
sCS
): waktu yg diperlukan utk memuat sampah dari lokasi pertama
sampai lokasi terakhir
- Haul (h) : waktu yg diperlukan menuju TPSfTPA dari lokasi pengumpulan
terakhir
- At-site (s) : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi
- Off-route (W) : nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional : waktu
untuk cheking pagi dan sore, hal tak terduga, perbaikan dan lain-lain
A. Pengumpulan Nekanis
1. Nenghitung haul time (waktu pengangkutan) (h)
h = a+ b. x (S)
Dimana :
a = empirical haul time constant, hftrip
b = empirical haul time constant, hftrip
x = jarak rata-rata, mileftrip
Nilai a dan b diperoleh dari data pengumpulan sampah secara aktual,
tergantung pada kondisi masing-masing daerah. Faktor yang
9
mempengaruhi antara lain peraturan lalu lintas, kondisi jalan, jam sibuk
dan lain-lain.
2. Nenghitung P
sCS
P
SCS
= Ct(uc) + (np -1)(dbc) (6)
Dimana :
Ct = jumlah kontianer dikosongkan pertrip, konftrip
uc = waktu rata-rata utk mengosongkan kontainer, jamfkon
np = jumlah kontainer dikosongkan pertrip, lokftrip
dbc = waktu antar lokasi, jamflok
3. Nenghitung jumlah kontainer yang dapat dikosongkan
Ct = vrfcf (7)
Dimana :
v = vol alat angkut, m
3
ftrip
r = rasio pemadatan
c = volume kontainer, m
3
fkon
f = faktor utilisasi berat kontainer
+. Nenghitung waktu per trip
T
SCS
= P
SCS
+ h + s (8)
Dimana :
h : waktu yg diperlukan menuju lokasi yg akan diangkut kontainernya
s : waktu yg digunakan untuk menunggu di lokasi
P
SCS :
pick up time
S. Jumlah tripfhari
Nd = vdfv.r (9)
Dimana :
v = vol alat angkut, m
3
ftrip
r = rasio pemadatan
vd = jumlah sampah perhari (m
3
fhari)
10
6. Waktu kerja fhari
H = [(t
1+
t
2
) + Nd (T
SCS
)|f(1 - W) (10)
Nd = jumlah trip, tripfhari
H = waktu kerja perhari, jam
t
1
= dari garasi ke lokasi pertama
t
2
= dari lokasi terakhir ke garasi
W = factor off route (nonproduktif pada seluruh kegiatan operasional)
B. Pengumpulan manual:
Np = 60 P
SCS
nftp (11)
Di mana :
Np = jumlah lokasiftrip
60 = konversi jam ke menit, 60 menitfjam
n = jumlah pengumpul
tp = waktu pengambilan per lokasi
tp tergantung : waktu antar lokasi, jumlah kontainer per lokasi, jarak
rumah ke rumah
tp = dbc + k
1
Cn + k
2
(PRH) (12)
di mana :
k
1
= konstanta waktu pengambilan perkontainer, menitfkontainer
k
2
= konstanta waktu pengambilan dari halaman rumah,
menitfkontainer
Cn = jumlah kontainer per lokasi
PRH = rear-house pickup locations, persen
6. Perencanaan Penentuan Sarana Pengangkutan
Peralatan dan perlengkapan untuk sarana pengangkutan sampah dalam skala
kota adalah sebagai berikut :
Persyaratan :
- Sampah harus tertutup selama pengangkutan, agar sampah tidak
berceceran di jalan.
- Tinggi bak maksimum 1,6 meter.
- Sebaiknya ada alat pengungkit.
- Tidak bocor, agar leachate tidak berceceran selama pengangkutan.
- Disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalui.
11
- Disesuaikan dengan kemampuan dana dan teknik pemeliharaan.
Jenis peralatan dapat berupa :
1. Dump truck
Nerupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk
mengangkat bak dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masih
tetap secara manual dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yang
bervariasi yaitu 6m
3
, 8m
3
, 10m
3
, 1+m
3
. Dalam pengangkutan sampah,
efisiensi penggunaan Dump truck dapat dicapai apabila memenuhi
beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 3 dan jumlah
crew maksimum 3 orang. Agar tidak mengganggu lingkungan selama
perjalanan ke TPA, Dump truck sebaiknya dilengkapi dengan tutup terpal.
2. Arm roll truck
Nerupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk
mengangkat bak dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masih
tetap secara manual dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yang
bervariasi yaitu 6m
3
, 8m
3
, dan 10m
3
. Dalam pengangkutan sampah,
efisiensi penggunaan arm roll truck dapat dicapai apabila memenuhi
beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum S dan jumlah
crew maksimum 1 orang.
Agar tidak mengganggu lingkungan selama perjalanan ke TPA, kontainer
sebaiknya memiliki tutup dan tidak rembes sehingga leachate tidak mudah
tercecer. Kontainer yang tidak memiliki tutup sebaiknya dilengkapi dengan
tutup terpal selama pengangkutan.
3. Compactor Truck
Nerupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem hidrolis untuk
memadatkan dan membongkar muatannya. Pengisian muatan masih tetap
secara manual dengan tenaga kerja. Truk ini memiliki kapasitas yang
bervariasi yaitu 6m
3
, 8m
3
, dan 10m
3
. Dalam pengangkutan sampah,
efisiensi penggunaan compactor truck dapat dicapai apabila memenuhi
beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau ritasi perhari minimum 3 dan jumlah
crew maksimum 2 orang.
+. Trailer Truck
Nerupakan kendaraan angkut berdaya besar sehingga mampu mengangkut
sampah dalam jumlah besar hingga 30 ton. Trailer truck terdiri atas prime
over dan kontainer beroda. Kontainer dilengkapi sistem hidrolis untuk
membongkar muatannya. Pengisian muatan dilakukan secara hidrolis
dengan kepadatan tinggi di transfer station. Trailer memiliki kapasitas antar
20-30 ton. Dalam pengangkutan sampah, efisiensi penggunaan trailer truck
dapat dicapai apabila memenuhi beberapa kriteria yaitu jumlah trip atau
ritasi perhari minimum S dan jumlah crew maksimum 2 orang.
12
a) Dump truck b) Arm roll truck
c) Compactor Truck d) Trailer Truck
Gambar 6. Alat angkut sampah
Pemilihan jenis peralatan atau sarana yang digunakan dalam proses
pengangkutan sampah antara dengan mempertimbangkan faktor-faktor
sebagai berikut:
Umur teknis peralatan S - 7 tahun.
Kondisi jalan daerah operasi.
Jarak tempuh.
Karakteristik sampah.
Tingkat persyaratan sanitasi yang dibutuhkan.
Daya dukung pemeliharaan.
13
Pemilihan pemakaian peralatan tersebut tidak terlepas dari memperhatikan segi
kemudahan, pembiayaan, kesehatan, estetika, serta kondisi setempat :
Dari segi kemudahan, peralatan tersebut harus dapat dioperasikan dengan
mudah dan cepat, sehingga biaya operasional jadi murah.
Dari segi pembiayaan, peralatan tersebut harus kuat dan tahan lama serta
volume yang optimum, sehingga biaya insvestasi semurah-murahnya.
Dari segi kesehatan dan estetika, peralatan tersebut harus dapat mencegah
timbulnya lalat, tikus atau binatang-binatang lain dan tersebarnya bau
busuk serta kelihatan indah atau bersih.
Penentuan kebutuhan jumlah alat angkut sangat ditentukan pemilihan jenis alat
angkut yang akan digunakan. Data yang representatif yang dapat digunakan
untuk menghitung jumlah kebutuhan alat angkut dan pekerja dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria penentuan jumlah alat angkut dan pekerja
Sumber : Tchobanoglous et al., 1993
Jenis Alat
Angkut
Netoda
bongkar-
muat
Faktor
pemadatan
(r)
Waktu untuk
mengangkat,
mengosongkan
dan
meletakkan
kontainer
(jamftrip)
Waktu untuk
mengosongk
an kontainer
(jamftrip)
Waktu di
lokasi
(jamftrip)
HCS
- Hoist truck
- Tilt-frame
- Tilt-frame
SCS
- Compactor
- Compactor
Nekanis
Nekanis
Nekanis
Nekanis
Nanual
-
-
2,0 - +,0
2,0 - 2,S
2,0 - 2,S
0,067
0,+0
0,+0
0,008 - 0,0S
0,0S3
0,127
0,133
0,1
0,1
14
Contoh-contoh perhitungan pengangkutan sampah dan penentuan
sarana yang dibutuhkan serta beban kerja personil.
Contoh 1 : Analisis konstanta a dan b
Sebelum menghitung kebutuhan tripfhari yang berarti kebutuhan jumlah alat
angkut, terlebih dahulu ditentukan beberapa konstanta dengan menggunakan
data sebenarnya di lapangan. Hasil pengamatan menunjukkan data sebagai
berikut:
Jarak rute pulang-
pergi {kmJtrip)
Kecepatan rata-rata
{kmJjam)
Jumlah waktu {h =
xJy) {jam)
2
S
8
12
16
20
2S
17
28
32
36
+0
+2
+S
0.12
0.18
0.2S
0.33
0.+0
0.+8
0.S6
Rumus dasar kecepatan adalah rectangular hyperbola :
x
y = --------- (13)
a + bx
bentuk linier dari persamaan tersebut adalah :
xfy = h = a + bx (1+)
Jawab:
- Plot xfy yaitu jumlah waktu yang diperlukan pertrip vs jarak pertrip seperti
gambar 7 di bawah ini
15
- Tentukan konstanta waktu pengangkutan a dan b. Nilai a = nilai intersep
dan b = kemiringan garis (slope).
Gambar 7. Hasil Plot xfy yaitu jumlah waktu yang diperlukan pertrip vs jarak
pertrip
- Dari grafik di atas diperoleh nilai a = 0,08 dan b = 0,02.
- Jika jarak tempuh alat angkut 22 km pulang pergi, maka waktu yang
dibutuhkan adalah:
H = 0,08 jamftip + (0,02 jamfkm)(22 kmftrip)
= 0,S2 jamftrip.
Contoh 2 : Analisis HCS
Sampah dari suatu kawasan dikumpulkan dalam kontainer besar. Waktu yang
dibutuhkan dari garasi menuju kawasan (t
1
) dan dari TPS terakhir menuju
garasi (t
2
) adalah 1S menit dan 20 menit. Jika waktu yang diperlukan dari satu
lokasi TPS ke TPS lainnya 6 menit dan jarak sekali jalan ke TPA 1S,S km,
tentukan berapa jumlah kontainer yang dapat dikosongkan perhari,
berdasarkan 8 jam kerja per hari. Asumsikan w = 0,1S.
Jawab:
Tentukan waktu pengangkatanfpenurunan :
P
HCS
= pc + uc + dbc
16
Gunakan pc + uc = 0,+ jamftrip (lihat Tabel 1)
dbc = 0,1 jamftrip (diketahui)
P
HCS
= 0,+ + 0,1 = 0,S jamftrip
Tentukan waktu pengangkutan pertrip:
T
HCS
= P
HCS
+ a + bx + s
= 0,S + 0,133 + 0,08 + 0,02 (31) jamftrip
= 1,333 jamftrip
Jumlah trip perhari:
Nd = [H(1-W) - (t
1
+t
2
)|f T
HCS
= [7 (1 - 0,1S) - 0,S8|f1,333
= (S,9S - 0,S8)f1,333
= +,02 tripfhari
Contoh 3 : Analisis SCS secara mekanis
Jumlah timbulan sampah suatu kawasan komersial 100 m
3
fminggu. Data yang
diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut:
- Kapasitas kontainer = 3 m
3
flokasi
- Faktor penggunaan kontainer = 0,67
- Kapasitas alat angkut = 10 m
3
ftrip
- Faktor kompaksi truk = 2
- Waktu bongkar muatan = 0,0S jamfkontainer
- Konstanta waktu angkut : a = 0,022 jamftrip dan b = 0,022 jamfmil
- Waktu di lokasi s = 0,1 jamftrip
- Jarak rata-rata antar kontainer = 0,1 km
- Konstanta waktu angkut antar lokasi kontainer : a' = 0,06 jamftrip dan b'
= 0,067 jamfkm
Jawab:
Tentukan jumlah kontainer yang dikosongkan pertrip:
Ct = vrfcf
= (10 x 2)f(3 x 0,67)
= 10 kontainerftrip
Tentukan waktu pengangkatan:
P
SCS
= Ct(uc) + (np -1)(dbc)
= Ct(uc) + (np -1)(a' + b'x')
= 10 (0,0S) + (10 - 1)(0,06 + 0.067 x 0,1)
= 0,S + 0,6 = 1,1 jamftrip
17
Jumlah trip perminggu:
Nw = vwfvr
= 100f(10 x 2)
= S tripfminggu
7. Rute Pengangkutan
Rute pengangkutan dibuat agar pekerja dan peralatan dapat digunakan secara
efektif. Pada umumnya rute pengumpulan dicoba-coba, karena rute tidak dapat
digunakan pada semua kondisi.
Pedoman yg dapat digunakan dalam membuat rute sangat tergantung dari
beberapa faktor yaitu :
1. Peraturan lalu lintas yang ada
2. Pekerja, ukuran dan tipe alat angkut
3. Jika memungkinkan, rute dibuat mulai dan berakhir di dekat jalan utama,
gunakan topografi dan kondisi fisik daerah sebagai batas rute
+. Pada daerah berbukit, usahakan rute dimulai dari atas dan berakhir di
bawah
S. Rute dibuat agar kontainerfTPS terakhir yang akan diangkut yang terdekat
ke TPA
6. Timbulan sampah pada daerah sibukflalu lintas padat diangkut sepagi
mungkin
7. Daerah yang menghasilkan timbulan sampah terbanyak, diangkut lebih
dahulu
8. Daerah yang menghasilkan timbulan sampah sedikit, diusahakan terangkut
dalam hari yang sama
Pada langkah awal pembuatan rute maka ada beberapa langkah yang
harus diikuti agar rute yang direncanakan menjadi lebih effisien, yaitu :
1. Penyiapan peta yang menunujukkan lokasi-lokasi dengan jumlah timbulan
sampah
2. Analisis data diplot ke peta daerah pemukiman, perdagangan, industri
dan untuk masing-masing area, diplot lokasi, frekwensi pengumpulan dan
jumlah kontainer.
3. Layout rute awal
+. Evaluasi layout rute awal dan membuat rute lebih seimbang dengan cara
dicoba-coba
Setelah langkah awal ini dilakukan maka langkah selanjutnya adalah
pembuatan rute dan sangat dipengaruhi oleh sistem pengangkutan yang
digunakan yaitu sistem HSC atau SCS.
18
Untuk sistem HCS langkah yang dilakukan adalah :
1. Langkah 2:
Pada tabel buat kolom sebagai berikut: frekwensi pengumpulan, jumlah
lokasi pengumpulanfTPS, jumlah kontainer dan kolom untuk setiap hari
pengumpulan. Kemudian tandai lokasi yang memerlukan pengambilan
beberapa kali dalam seminggu (Senin - Jumat atau Senin, Selasa, Jumat).
Pengangkutan dimulai dari frek S x seminggu. Distribusikan jumlah
kontainer yang memerlukan pengangkutan 1 x seminggu, sehingga jumlah
kontainer yang harus diangkut seimbang setiap hari.
2. Langkah 3:
Nulai dari Garasi. rute harus mengangkut semua kontainer yang harus
dilayani. Langkah selanjutnya, modifikasi rute untuk mengangkut kontainer
tambahan. Rute dimulai dari TPS terdekat dan berkahir pada TPS terdekat
dengan garasi.
3. Langkah 4:
Setelah rute awal digunakan, hitung jarak rata-rata antar kontainer. Jika
rute tidak seimbang (>1S), rute harus dirancang kembali. Beban kerja
pekerja harus seimbang.
Untuk sistem SCS (with mechanically loaded collection vehicles)
1. Langkah 2:
Pada tabel buat kolom sebagai berikut: frekwensi pengumpulan, jumlah
lokasi pengumpulanfTPS, jumlah timbulan sampah dan kolom untuk setiap
hari pengumpulan. Kemudian tandai lokasi yang memerlukan pengambilan
beberapa kali dalam seminggu (Senin - Jumat atau Senin, Selasa, Jumat).
Pengangkutan dimulai dari frek. S x seminggu. Gunakan volume efektif alat
angkut (vol. x faktor pemadatan), hitung berapa jumlah sampah yang
dapat ditambah dari lokasi yang frekwensinya sekali seminggu.
Distribusikan jumlah sampah yang memerlukan pengangkutan 1 x
seminggu, sehingga jumlah sampah yang harus diangkut seimbang setiap
hari.
2. Langkah 3:
Buat rute pengumpulan sehari. Nodifikasi dibuat jika ada tambahan sampah
yang harus diangkut.
19
3. Langkah 4:
Setelah rute awal digunakan, hitung jarak rata-rata rute pengumpulan dan
jumlah sampah yang diangkut. Jika rute tidak balance (>1S), rute harus
dirancang kembali. Beban kerja pekerja harus seimbang. Setelah rute
seimbang, cantumkan dalam peta rute pengumpulan
S. Operasional Pengangkutan
Pengaturan rute pengangkutan sangat penting dalam penganganan sampah di
pemukiman karena terkait dengan penyimpanan sampah di TPS. Jika pengangkutan
mengalami kendala dan tidak dapat mengangkut sampah sesuai dengan jadwal
pengangkutan, maka akan terjadi penumpukan sampah di TPS dan secara langsung
akan mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar TPS.
Terkait dengan permasalahan rute pengangkutan maka perlu adanya upaya
untuk membuat rute secara efisien. Selain itu operasional pengangkutan juga akan
mempengaruhi waktu pengangkutan sampah. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi operasional pengangkutan yaitu :
1. Pola pengangkutan yang digunakan.
2. Alat angkut yang digunakan
3. Jumlah personil
+. Lokasi TPS atau TPST
Operasional untuk sistem kontainer angkat (HCS) tipe 1
Arm roll truck disiapkan sesuai ketentuan
Arm roll (truck chasis) menuju ke lokasi kontainer 1 sesuai rencana
Arm roll mengangkat kontainer 1 dan membawanya ke TPA untuk
dibongkar
Arm roll truck mengembalikan kontainer ke lokasi semula setelah
sebelumnya dicuci terlebih dahulu
Arm roll truck berpindah ke lokasi kontainer 2 dan mengangkatnya ke TPA.
Demikian seterusnya sampai seluruh rute diselesaikan dan arm roll truck
kembali ke pool setelah dicuci.
Operasional untuk sistem kontainer angkat (HCS) tipe 2 dan 3
Arm roll truck disiapkan sesuai ketentuan
Arm roll dengan membawa kontainer kosong menuju ke lokasi kontainer 1
sesuai rencana
Arm roll meletakkan kontainer kosong dan mengangkat kontainer 1 yang
penuh dan membawanya ke TPA untuk dibongkar
20
Arm roll truck membawa kontainer kosong dan meletakkan di lokasi 2 lalu
mengangkat kontainer 2 yang penuh. Demikian seterusnya sampai seluruh
rute yang direncanakan diselesaikan.
Pada akhir operasi, kontainer yang kosong dibawa kembali ke pool setelah
sebelumnya dicuci terlebih dahulu untuk tipe 3 sedangkan untuk tipe 2 dari
TPA kontainer diangkut ke lokasi 1 dan kemudian truk menuju ke pool
tanpa membawa kontainer.
Operasional untuk sistem kontainer tetap SCS :
Pola ini berkaitan dengan pengumpulan tidak langsung baik individual maupun
komunal
Petugas menyiapkan kendaraan sesuai ketentuan
Petugas mendatangi lokasi TPS atau transfer depo 1, menerima muatan
sampah dari gerobak pengumpul sampai penuh
Truck menuju TPSTfTPA untuk membongkar sampahnya
Truck menuju ke lokasi TPS atau transfer depo berikutnya sesuai rute
yang direncanakan dan melanjutkan operasinya
Setelah seluruh rute diselesaikan, truck dicuci dan kembali ke pool
Pola transfer station
Pola ini muncul karena jarak dari TPS menuju TPA sangat jauh, sehingga untuk
membantu pola pengangkutan dari TPS menuju ke transfer station kemudian baru
menuju TPA. Truk untuk mengangkut menuju ke TPS yang mempunyai ukuran
kontainer lebih kecil antara 6-10 m
3
kemudian di Transfer station truk trailer dengan
kapasitas 80-100 m
3
digunakan untuk mengangkut sampah ke TPA. Operasional pola
ini adalah :
Trailer bergerak menuju ke lokasi transfer station
Trailer menerima muatan sampah berupa kontainer kapasitas besar
Trailer membawa kontainer ke TPA untuk dibongkar
Trailer kembali ke lokasi transfer, demikian seterusnya sampai rencana
pengangkutan diselesaikan
9. Aspek Pembiayaan Pangangkutan Sampah
Pembiayaan untuk pengelolaan sampah dapat dibedakan atas biaya investasi dan
biaya operasifpemeliharaan.
Komponen biaya pengelolaan yang dibahas dalam pedoman ini meliputi :
a. Biaya Operasi; yang terdiri atas :
- Biaya upah
- Biaya bahanfmaterial
21
- Biaya administrasi
b. Biaya Pemeliharaan; yang terdiri atas :
- Biaya penggantian pelumas
- Biaya penggantian komponen
- Biaya perbaikan peralatan
Komponen biaya ini harus disediakan oleh Pemerintah KotafKabupaten agar
sampah dalam wilayahnya dapat dikelola secara bertanggung jawab dan sesedikit
mungkin menimbulkan masalah bagi lingkungan. Perhitungan biaya satuan
pengelolaan sampah dilakukan untuk setiap komponen pembiayaan yang meliputi :
a. Biaya Pengumpulan
b. Biaya Pengolahan
c. Biaya Pemindahan
d. Biaya Pengangkutan
e. Biaya Pemrosesan Akhir
Perhitungan satuan biaya operasifpemeliharaan sarana dan prasarana
pengelolaan sampah diperhitungkan untuk setiap ton kapasitas. Besarnya biaya dalam
perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan biaya satuan pekerjaan yang berlaku
di wilayah setempat.
Khusus untuk biaya penangkutan maka pembiayaan terdiri atas :
Biaya investasi : sarana yang dibutuhkan untuk pengangkutan seperti truk sampah
yang digunakan.
Biaya operasional : operasi dan pemeliharaan pengangkutan sampah.
Perhitungan biaya pengangkutan dengan langkah-langkah:
1. Tentukan terlebih dahulu berdasarkan harga HSPK setempat
2. Hitung kebutuhan alat angkut dan sarana lain penunjang
3. Hitung operasi dan pemeliharaan juga gaji tenaga kerja
22
Contoh HSPK untuk pengangkutan dengan Dump truck
PENGUMPULAN DENGAN DUMP TRUCK {KOMUNAL)
SAMPAH
volume Dump truck : 6 m
3
Ritasi : 3 kalifhari
Densitas : 0,3 tonfm
3
Hari kerja : 2S harifbulan
Terkumpul : 18 m
3
fhari
: S,+ tonfhari
: 13S tonfbulan
: 1.620 tonftahun
BIAYA
Operasional
Tenaga sopir : 1 orangfmobil
Tenaga crew : + orangfmobil
Upah sopir : 2.S00.000 Rpforang.bulan *)
Upah crew : 1.S00.000 Rpforang.bulan *)
Jumlah Upah : 8.S00.000 Rpfbulan
: 102.000.000 Rpftahun
BBN
Jarak tempuh pp : 30 kmfrit *)
: 90 kmfhari
Konsumsi BBN : 7 mkfL *)
: 12,86 Lfhari
: 3,8S7 Lftahun
Harga BBN : S.S00 RpfL
Biaya BBN : 21.21+.286 Rpftahun
Pemeliharaan
Dump truck : 20.000.000 Rpftahun *)
JUMLAH BIAYA OP : 1+3.21+.286 Rpftahun
SATUAN BIAYA OP : 88.+0+ Rpfton
Harga alat : 300.000.000 Rpfunit *)
Umur Pakai : 7 tahun
Depresiasi : +2.8S7.1+3 Rpftahun
SATUAN B!AYA !Nv : 26.+SS Rpfton
SATUAN BIAYA TOTAL : 11+.8S9 Rpfton
23
PENGUMPULAN DENGAN ARM ROLL TRUCK {KOMUNAL)
SAMPAH
volume Arm Roll Truck : 6 m
3
Ritasi : S kalifhari
Densitas : 0,3 tonfm
3
Hari kerja : 2S harifbulan
Terkumpul : 30 m
3
fhari
: 9 tonfhari
: 22S tonfbulan
: 2.700 tonftahun
BIAYA
Operasional
Tenaga sopir : 1 orangfmobil
Tenaga crew : 1 orangfmobil
Upah sopir : 2.S00.000 Rpforang.bulan *)
Upah crew : 1.S00.000 Rpforang.bulan *)
Jumlah Upah : +.000.000 Rpfbulan
: +8.000.000 Rpftahun
BBN
Jarak tempuh pp : 30 kmfrit *)
: 1S0 kmfhari
Konsumsi BBN : 7 mkfL *)
: 21,+3 Lfhari
: 6.+29 Lftahun
Harga BBN : S.S00 RpfL
Biaya BBN : 3S.3S7.1+3 Rpftahun
Pemeliharaan
Arm Roll Truck : 30.000.000 Rpftahun *)
JUMLAH BIAYA OP : 113.3S7.1+3 Rpftahun
SATUAN BIAYA OP : +1.98+ Rpfton
Harga alat : +S0.000.000 Rpfunit *)
Umur Pakai : 7 tahun
Depresiasi : 6+.28S.71+ Rpftahun
SATUAN B!AYA !Nv : 23.810 Rpfton
SATUAN BIAYA TOTAL : 6S.79+ Rpfton
24
Contoh perhitungan biaya
Jika suatu wilayah diketahui bahwa sampah residu yang harus diangkut adalah 1++
tonfhari dengan menggunakan :
- Dump truck indvidual
- Dump truck komunal
- Arm roll komunal
- Kompaktor komunal.
Tentukan Biaya pengangkutan yang dibutuhkan.
POLA PENGANGKUTAN
KAPAS!TAS Biaya
Satuan
tanpa
Depresiasi
(Rpfton)
Biaya
(Rpftahun)
Asumsi
()
(tonfhari
)
Pengangkutan !ndividual dengan
Dump truck
Pengangkutan komunal dengan
Dump truck
Pengangkutan komunal dengan
kontainer
Pengangkutan komunal dengan
kompaktor
1S
30
+S
10
22
+3
6S
1+
9S.833
88.+0+
+1.98+
82.870
7S7.382.813
1.397.333.82
9
99S.+17.+11
+36.623.26+
100 1++ 3.S86.7S7.31
6
Biaya ini tanpa depresiasi alat dan hanya merupakan biaya operasi dan pemeliharaan
tanpa adanya biaya investasi untuk membeli peralatan.
Sumber : Nateri Pelatihan Berbasis Kompetensi Bidang Persampahan (Balai Teknik Air
Ninum dan Sanitasi Wilayah 2, Wiyung - Surabaya, 2010)

You might also like