You are on page 1of 10

MODUL VI

GERAK DAN GAYA: DINAMIKA (bagian 2)


Sampai saat ini kita telah mengabaikan gesekan, tetapi hal ini harus diperhitungkan
pada situasi-situasi praktis. Gesekan ada di antara dua permukaan benda padat
karena permukaan yang paling licin pun sebenarnya sangat kasar dalam skala
mikroskopis. Ketika kita mencoba meluncurkan sebuah benda melintasi permukaan
lain, tonjolan-tonjolan mikroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Sebagai
tambahan, pada tingkat atomik, sebuah tonjolan pada permukaan menyebabkan
atom-atom menjadi sangat dekat dengan atom-atom pada permukaan yang lainnya
sehingga gaya-gaya listrik di antara atom dapat membentuk ikatan-ikatan kimia,
sebagai penyatu kecil di antara kedua permukaan. Peluncuran sebuah benda
melintasi suatu permukaan seringkali tersentak-sentak karena adanya pembentukan
dan pelepasan ikatan-ikatan ini. Bahkan ketika sebuah benda berguling di atas suatu
permukaan, tetap ada gesekan, yang disebut gesekan berguling, walupun biasanya
lebih kecil dari ketika benda meluncur melintasi permukaan tersebut. Kita terutama
akan memperhitungkan gesekan luncuran pada subbab ini, yang biasanya disebut
gesekan kinetik (kinetik berasal dari bahasa unani yang berarti !bergerak"#.
Gambar $% Ketika sebuah benda ditarik dengan sebuah gaya
(F&# sepanjang suatu permukaan, gaya gesekan F'r melawan
gerak. Besar F'r sebanding dengan besar gaya normal (F(#
Ketika sebuah benda bergerak sepanjang permukaan yang kasar, gaya
gesekan kinetik bekerja dengan berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Besar
gaya gesek kinetik bergantung pada jenis kedua permukaan yang bersentuhan.
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I )
F
N
mg
F
A
F
fr
*ntuk suatu permukaan tertentu, eksperimen menunjukkan bahwa gaya gesekan
kira-kira sebanding dengan gaya normal antara kedua permukaan, yang merupakan
gaya yang diberikan benda-benda tersebut satu sama lain, dan tegak lurus terhadap
permukaan sentuhnya (lihat Gambar $#. Gaya gesekan antara permukaan-
permukaan yang keras sangat sedikit bergantung pada daerah kontak permukaan
total+ yaitu, gaya gesekan pada benda tersebut hampir sama apakah diluncurkan
pada sisi lebarnya atau pada pinggirnya, dengan menganggap bahwa permukaan-
permukaan tersebut memiliki kelicinan yang sama. Kita dapat menuliskan
perbandingannya sebagai persamaan dengan memasukkan konstanta pembanding,
k%
F
fr
=
k
F
N
.
,&B-. )
Koe'isien Gesekan
Pe()'kaan
K*e+isien
Gesekan Statik,
S
K*e+isien
Gesekan Kinetik,
k
Kayu pada kayu /,0 /,1
-s pada es /,) /,/2
.ogam pada logam (dilumasi# /,)3 /,/4
Baja pada baja (tidak dilumasi# /,4 /,5
Karet pada beton kering ),/ /,6
Karet pada beton basah /,4 /,3
Karet pada permukaan padat lainnya )-0 )
,e'lon pada te'lon di udara /,/0 /,/0
,e'lon pada baja di udara /,/0 /,/0
Bantalan peluru yang dilumasi 7/,/) 7/,/)
Persendian tungkai (lengan manusia# /,/) /,/)
8umus ini bukan merupakan hukum yang mendasar+ ini merupakan hubungan
eksperimental antara besar gaya gesekan F
fr
yang bekerja sejajar dengan kedua
permukaan, dan besar gaya normal F
N
yang bekerja tegak lurus terhadap
permukaan-permukaan tersebut. 8umus di atas bukan merupakan persamaan 9ektor
karena kedua gaya tegak lurus satu dengan yang lain.
k
disebut koe'isien gesekan
kinetik, dan nilainya bergantung pada jenis kedua permukaan. (ilai-nilai yang terukur
untuk berbagai permukaan diberikan pada ,abel ). Bagaimanapun, nilai-nilai ini
hanya merupakan perkiraan, karena
k
bergantung pada apakah permukaan
tersebut basah atau kering, pada apakah telah digosok atau di-amplas, jika masih
ada bagian kasar, dan 'aktor-'aktor semacam itu. ,etapi
k
secara kasar tidak
bergantung pada laju peluncuran.
&pa yang telah kita bahas sampai saat ini adalah gesekan kinetik, jika satu
benda meluncur terhadap yang lainnya. &da juga gesekan statik, yang mengacu
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I 1
kepada gaya yang sejajar dengan kedua permukaan, dan bisa ada walaupun
permukaan-permukaan tersebut tidak meluncur satu sama lain. :isalkan sebuah
benda seperti meja berada keadaan diam di lantai horisontal. ;ika tidak ada gaya
horisontal yang diberikan pada meja, tidak ada pula gaya gesekan. &nda
memberikan gaya horisontal, tetapi meja tidak bergerak, sehingga pasti ada gaya
lain pada meja yang menahannya tidak bergerak (gaya total adalah nol pada benda
yang tidak bergerak#. <ni adalah gaya gesekan statik yang diberikan oleh lantai pada
meja. ;ika &nda mendorong dengan gaya yang lebih besar tanpa bisa
menggerakkan meja, gaya gesekan statik juga bertambah. ;ika &nda mendorong
cukup kuat, meja pada akhirnya akan mulai bergerak, dan gesekan kinetik
mengambil alih. Pada saat ini, &nda telah melampaui gaya gesekan statik
maksimum, yang dinyatakan dengan F
max
=
S
F
N
, di mana
S
adalah koefisien
gesekan statik (,abel )#. Karena gaya gesekan statik dapat ber9ariasi dari nol
sampai nilai maksimum ini, kita tuliskan
N
F F
S fr

&nda mungkin telah memperhatikan bahwa seringkali lebih mudah untuk menjaga
agar sebuah benda yang berat tetap bergerak, seperti mendorong sebuah meja,
daripada membuatnya mulai bergerak. =al ini konsisten dengan kenyataan (lihat
,abel )# bahwa
S
biasanya lebih besar dari
k
. (,idak akan lebih kecil. :engapa>#
?ontoh %
8. Kotak misteri )/ kg kita berada dalam keadaan diam di lantai horisontal.
Koe'isien gesek statik adalah
S
= 0,4 dan koe'isien gesek kinetik adalah
k
=
0,3. ,entukan gaya gesekan, F'r, yang bekerja pada kotak jika eksternal
horisontal F
A
diberikan dengan besar% (a) 0, (b) 10 N, (c) 20 N, (d) 38 N, dan
(e) 40 N.
;awab %
@iagram benda-bebas kotak ditunjukkan pada Gambar $. ,idak ada gerak
pada arah 9ertikal, sehingga

= = 0
y y
ma F
menghasilkan
0 = mg F
N
.
@engan demikian, gaya normal untuk semua kasus adalah
98 8 , 9 10 = = = mg F
N
(.
(a# Karena tidak ada gaya yang diberikan pada kasus pertama ini, kotak tidak
bergerak, dan
0 =
fr
F
.
(b# Gaya gesekan statik akan melawan gaya yang diberikan sampai
maksimum
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I 2
39 98 4 , 0 = =
N
F
S

N.
Gaya yang diberikan adalah F
A
= 10 N. @engan demikian kotak tidak akan
bergerak+ karena

= = 0
r X
F F F
f A
sehingga 10 =
r
F
f
N.
(c# Gaya yang diberikan sebesar 20 N, juga tidak cukup untuk menggerakkan
kotak. @engan demikian 20 =
r
F
f
N untuk mengimbangi gaya yang
diberikan.
(d# Gaya 38 N masih belum cukup besar untuk menggerakkan kotak+
sehingga gaya gesekan sekarang bertambah sampai 38 N untuk
mempertahankan kotak dalam keadaan diam.
(e# Gaya sebesar 0/ ( akan mulai menggerakkan kotak karena melampaui
gaya gesek statik maksimum,
39 98 4 , 0 = =
N
F
S

N. Sekarang kita tidak


mempunyai gesekan statik, melainkan gesekan kinetik, dan besarnya adalah
29 98 3 , 0 = = =
N f
F F
k r

N.
Sekarang ada gaya total (horisontal# pada kotak dengan besar
11 29 40 = = F N, sehingga kotak akan dipercepat dengan
1 , 1 10 11 = = =

m F a
x
m/s
2
.
Selama gaya yang diberikan sebesar 0/ (. Gambar )/ menunjukkan gra'ik
yang merangkum contoh ini.
Gambar )/% Besar gaya gesekan sebagai 'ungsi gaya
eksternal yang diberikan kepada sebuah benda yang pada
awalnya dalam keadaan diam. Sementara gaya yang
diberikan dinaikkan besarnya, gaya gesek statik bertambah
secara linier untuk mengimbanginya, sampai gaya yang
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I 0
10 20 30 40 50 60 70
10
20
30
40
50
Gesekan
sa!k
Gesekan
k!ne!k
F
fr
=
S
F
N
Ga"a "an# $!%er!kan, F
A

S
F
N
!$ak
%er#erak
me&'n('r
G
a
"
a

#
e
s
e
k
a
n

F
f
r
diberikan sama dengan
S
F
N
. ;ika gaya yang diberikan
dinaikkan terus, benda tersebut akan mulai bergerak, dan
gaya gesekan berkurang menjadi suatu nilai konstan yang
merupakan karakteristik dari gesekan kinetik.
Sekarang kita lihat beberapa contoh yang melibatkan gesekan kinetik dalam
berbagai situasi. Perhatikan bahwa baik gaya normal maupun gaya gesekan adalah
gaya-gaya yang diberikan satu permukaan terhadap yang lainnya+ yang satu tegak
lurus terhadap permukaan kontak (gaya normal#, dan yang lainnya sejajar (gaya
gesekan#.
-*nt*. :
9. Pada Gambar 11, dua kotak dihubungkan dengan tali yang dihubungkan
melalui sebuah katrol. Koe'isien gesekan kinetik di antara kotak ) dan meja
adalah 0,2. Kita abaikan massa tali dan katrol dan gesekan katrol, yang
berarti kita dapat menganggap gaya yang diberikan pada satu ujung tali akan
memiliki besar yang sama dengan ujung yang lain. Kita ingin mencari
percepatan, a, dari sistem, yang akan mempunyai besar yang sama untuk
kedua kotak dengan menganggap tali tidak meregang. Sementara kotak ))
bergerak ke bawah, kotak ) bergerak ke kanan.
(a#
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I 3
2 k#
5 k#
)
))
)
F
N
F
*
F
fr
m
)
g
(b)
m
))
g
F
*
(c)
Gambar ))% ?ontoh $.
;awab %
@iagram benda-bebas ditunjukkan untuk setiap kotak pada Gambar ))b dan
c. Kotak ) tidak bergerak pada arah 9ertikal, sehingga gaya normal hanya
mengimbangi berat,
49 8 , 9 50
1
= = = g m F
N
N.
Pada arah horisontal, ada dua gaya pada kotak ) (Gambar $b#% F
*
, tegagnan
pada tali (yang besarnya tidak kita ketahui#, dan gaya gesekan
8 , 9 49 2 , 0 = = =
N f
F F
k r

N.
&dalah percepatan horisontal yang kita cari+ kita gunakan hukum (ewton
kedua pada arah x, +F
),
= m
1
a
,
, yang menjadi (dengan mengambil arah
positi' ke kanan dan menentukan a
),
= a#%

= = a m F F F
r x 1 f T I
Akotak ))B
APerhatikan di sini bahwa jika a - 0, maka F
*
tidak sama dengan m
))#
.B Kita
mempunyai dua hal yang tidak diketahui, a dan F
*
, dan kita juga mempunyai
dua persamaan. Kita selesaikan persamaan kotak < untuk F
*
.
a m F F
r T 1
+ =
f
,
dan mensubstitusikan persamaan ini ke persamaan untuk kotak ))/
a m a m F g m
r II f II
=
1
.
Sekarang kita selesaikan untuk a dan masukkan nilai-nilainya%
4 , 1
2 5
8 , 9 6 , 19
=
+

=
+

=
II I
f II
m m
F g m
a
r
m/s
2
,
yang merupakan percepatan kotak ) ke kanan, dan kotak )) ke bawah. ;ika
kita ingin, kita bisa menghitung F
*
dengan menggunakan persamaan
pertama%
17 4 , 1 5 8 , 9
1
= + = + = a m F F
fr T N.
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I 5
Kita sekarang membahas beberapa contoh benda yang bergerak pada
bidang miring seperti bukit atau jalan yang landai. Penyelesaian masalah biasanya
lebih mudah jika kita pilih sistem koordinat xy sedemikian sehingga sumbu x
menunjuk sepanjang bidang miring (apakah ke atas atau ke bawah bidang#, dan
sumbu y tegak lurus terhadap bidang miring tersebut, seperti ditunjukkan pada
Gambar )/. =al ini cukup membantu karena dengan demikian a hanya memiliki satu
komponen, dan jika ada gesekan, dua dari gaya-gaya yang terlibat hanya
mempunyai satu komponen% F'r sepanjang bidang, berlawanan dengan kecepatan
benda, dan F( yang tidak 9ertikal tetapi tegak lurus terhadap bidang.
Gambar )1% Gaya-gaya pada sebuah benda yang meluncur
ke bawah pada bidang miring.
-*nt*. :
10. Pemain ski pada Gambar )2a baru mulai menuruni lereng dengan kemiringan
2/0. @engan menganggap koe'isien gesekan kinetik 0,1, (a# Gambar diagram
benda-bebas, kemudian hitung (b# percepatannya dan (c# laju yang ia capai
setelah 0 detik.
;awab %
(a# @iagram benda-bebas pada Gambar 13% menunjukkan semua gaya yang
berkerja pada pemain ski% beratnya (F
G
= mg) ke bawah, dan kedua gaya
yang diberikan oleh salju pada ski1gaya normal yang tegak lurus terhadap
permukaan salju, dan gaya gesekan yang sejajar dengan permukaan. &gar
mudah, ketiga gaya ini digambarkan bekerja pada satu titik pada Gambar
13%. ;uga agar lebih mudah, kita pilih sumbu x sejajar dengan permukaan
salju dengan arah positi' ke bawah bukit, dan sumbu y tegak lurus
permukaan.
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I 4
F
N
y
F
f
F
G
= m#
x
Gerak
Gambar )2% ?ontoh )/. Pemain ski yang menuruni lereng.
@engan pilihan ini, kita hanya harus menguraikan satu 9ektor menjadi
komponen-komponen, yaitu berat. Komponen-komponen berat digambarkan
sebagai garis terputus-putus pada Gambar )2c. Komponen-komponen
tersebut dinyatakan dengan
s!n mg F
Gx
=
,
(2s mg F
Gy
=
,
di mana kita tetap bersi'at umum dengan menggunakan , dan bukan 300.
(b# *ntuk menghitung percepatannya ke kaki bukit, a
x
, kita pakai hukum
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I 6
300
(a)
300
3y
3x
F
fr
(F
fr
=
k
F
N
)
F
G
F
N
(b)

3y
3x
F
fr
(F
fr
=
k
F
N
)
F
G
F
N
(c)
F
G"
F
Gx

(ewton kedua pada arah x%


x k
x x
ma F mg
ma F
=
=

N
s!n
dengan kedua gaya tersebut adalah komponen gaya gra9itasi (atah 3x# dan
gaya gesekan (arah Cx#. Kita ingin mencari nilai aD, tetapi kita belum
mengetahui F
N
pada persamaan di atas. :ari kita lihat apakah kita bisa
mendapatkan F
N
dari komponen y hukum (ewton kedua%
0 (2s = =
=

y
y y
ma mg F
ma F

N
kita tentukan a
"
= 0 karena tidak ada gerak pada arah y (tegak lurus dengan
lereng#. @engan demikian kita bisa menyelesaikan untuk F
N
/
(2s mg F =
N
dan kita substitusikan persamaan ini ke persamaan sebelumnya untuk maD%
x
ma mg k mg = ) (2s ( s!n
.
&da m pada setiap suku, sehingga bisa dihilangkan. @engan demikian
(dengan memasukkan 4 = 300 dan
k
= 0,1#%
g g g g g a
k x
41 , 0 866 , 0 1 , 0 5 , 0 30 (2s 30 s!n = = =
.
Percepatan pemain ski itu adalah /,0) kali percepatan gra9itasi, yang jika
dihitung adalah
4 8 , 9 41 , 0 = = a
m/s
2
. :enarik sekali bahwa massa bisa
dihilangkan, sehingga kita sampai pada kesimpulan yang berguna bahwa
percepatan tidak bergantung pada massa. Kenyataan bahwa penghilangan
seperti itu kadang-kadang terjadi, sehingga kita bisa mendapatkan
kesimpulan yang berguna selain menghemat perhitungan, merupakan
keuntungan besar dalam mengangani persamaan-persamaan aljabar dan
memasukkan nilai-nilai hanya pada langkah terakhir.
(c# .aju setelah 0 detik dicari dengan menggunakan persamaan 1-)/a%
16 4 4 0
0
= + = + = at
m/s,
dengan anggapan pemain ski itu mulai dari keadaan diam.
11. :isalkan salju pada contoh )/ menjadi cair dan pemain ski meluncur pada
kemiringan 2/0 tersebut dengan laju konstan. &pa yang bisa &nda katakan
mengenai koe'isien gesek, k>
;awab %
Sekarang pemain ski menuruni lereng tersebut dengan laju konstan, dan kita
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I $
ingin mencari k. @iagram benda-bebas dan persamaan
=ma F
untuk
komponen-komponen x dan y akan sama dengan di atas, kecuali bahwa
sekarang kita ketahui a
x
= 0. @engan demikian

= = =
= = =
0 s!n
0 (2s
x x
y y
ma F mg F
ma mg F F
N k
N

@ari persamaan pertama, kita dapat


(2s mg F =
N
+ kita substitusikan pada
persamaan kedua%
0 ) (2s ( s!n = mg mg
k
.
Sekarang kita selesaikan untuk k%

an
(2s
s!n
(2s
s!n
= = =
mg
mg
k
yang untuk 4 = 300 adalah
58 , 0 30 an an = = =
k
Perhatikan bahwa kita dapat menggunakan persamaan
an =
k
untuk menentukan k dalam berbagai kondisi. ang harus kita lakukan
hanyalah meneliti dengan sudut kemiringan berapa pemain ski bergerak
dengan laju konstan. <ni merupakan alasan lain untuk menjelaskan mengapa
pemasukan angka pada langkah terakhir seringkali berguna% kita juga
mendapatkan hasil umum yang juga berguna untuk situasi lain.
PUSA PENGEM!ANGAN !A"AN A#AR$UM! Dian %i&iast'ti
FISIKA I )/

You might also like