You are on page 1of 6

Pasir Kuarsa

1. PENDAHULUAN
Pasir kuarsa merupakan salah satu bahan galian yang cukup melimpah di Indonesia. Hal ini
dimungkinkan akibat kondisi Indonesia yang hampir setengahnya berupa batuan beku asam
sebagai sumber pembentuk bahan galian tersebut. Pasir kuarsa banyak ditemukan pada
daerah pesisir sungai, danau, pantai dan sebagian pada lautan yang dangkal. Mineral ini
memegang peranan cukup penting bagi industri, baik sebagai bahan baku utama maupun
sebagai bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, pasir kuarsa dimanfaatkan oleh industri
manufaktur untuk menghasilkan produk yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen terutama
untuk bahan bangunan dan bahan utama pada disain interior/eksterior serta bahan untuk
kebutuhan rumah tangga. Sementara sebagai bahan ikutan, pasir kuarsa dimanfaatkan untuk
bahan cetakan pada pengecoran logam, bahan refraktori dan sebagai bahan pengisi pada
industri pertambangan dan perminyakan terutama saat melakukan kegiatan pengeboran.
Seiring dengan keadaan kondisi ekonomi Indonesia saat ini, perkembangan pasir kuarsa
dalam tiga tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, yaitu dalam kurun
1998-2001, sehingga terjadi penurunan pemakaian. Namun demikian karena peran yang
cukup penting dalam industri, pada semester I, tahun 2002 ini, produksi dan konsumsi pasir
kuarsa mulai merangkak naik.

2. GEOLOGI

2.1. Mula Jadi
Pasir kuarsa (quartz sands) merupakan pelapukan dari batuan beku asam seperti batu granit,
gneiss atau batu beku lainnya yang mengandung mineral utama kuarsa. Hasil pelapukan ini
kemudian mengalami proses sedimentasi, terbawa air atau angin kemudian diendapkan di
tepi-tepi sungai, danau atau pantai. Karena jumlahnya yang cukup besar dan terlihat memutih
di sepanjang tepi sungai, danau atau pantai tersebut, maka di Indonesia lebih dikenal dengan
nama pasir putih.
Kualitas pasir kuarsa di Indonesia cukup bervariasi, tergantung pada proses genesa dan
pengaruh mineral pengotor yang ikut terbentuk saat proses sedimentasi. Material pengotor
ini bersifat sebagai pemberi warna pada pasir kuarsa, dan dari warna tersebut prosentase
derajat kemurnian dapat diperkirakan. Butiran yang mengandung banyak senyawa oksida
besi akan terlihat berwarna kuning, kandungan unsur aluminium dan titan secara visual akan
lebih jernih, dan kandungan unsur kalsium, magnesium dan kalium cenderung membentuk
warna kemerahan.
Di Alam, pasir kuarsa ditemukan dengan ukuran butir, mulai fraksi yang halus (< 0,06 mm)
apabila terdapat jauh dari batuan induk, sedangkan ukuran kasar (> 2mm) terletak tidak jauh
dari batuan induk.

2.2. Mineralogi
Mineral pembentuk pasir kuarsa secara dominan tersusun oleh kristal-kristal silika (SiO2)
yang membentuk pola heksagonal serta beberapa mineral pengotor yang bersenyawa dengan
mineral tersebut. Komposisi kimia pasir kuarsa secara umum terdiri dari unsur-unsur :
Tabel 1.
SiO2 55,30 - 99,87%,
Fe2O3 0,01 - 9,14%,
Al2O3 0,01 - 18,00%,
TiO2 0,01 - 0,49%,
CaO 0,01 - 3,24%,
MgO 0,01 - 0,26%
K2O 0,01 - 17.00%.
Secara lengkap komposisi kimia dari beberapa daerah yang telah diteliti dapat ditampilkan
pada Tabel 1.
Sifat fisik pasir kuarsa mempunyai ciri yang khas, yaitu warna putih bening atau warna lain
tergantung kepada senyawa pengotornya, kekerasan berkisar antara 7 (skala Mohs), berat
jenis antara 2,50 - 2,70, titik lebur antara 1715 oC, bentuk kristal hexagonal, panas spesifik
0,185 dan konduktivitas panas antara 12-100o C.

2.3. Potensi dan Cadangan
Dari laporan penyelidikan terdahulu cadangan pasir kuarsa Indonesia terdapat di Indonesia
bagian barat, karena kemungkinan batuan di daerah ini bersifat asam. Berdasarkan laporan
penelitian terdahulu serta hasil kajian Madiadipoera, dkk, jumlah cadangan pasir kuarsa
diperkirakan sekitar 4,55 milyar ton, dengan perincian 78,6 juta ton cadangan terukur, 12,4
juta ton terindikasi, 21,3 juta ton tereka dan 4,4 milyar cadangan hipotetik. Cadangan pasir
kuarsa yang terbesar terdapat di Sumatera Barat, yaitu sekitar 82,5% dari cadangan yang ada
di Indonesia. Berikutnya adalah Kalimantan Barat, Jawa Barat, Sumatera Selatan.
Kualitas pasir kuarsa yang terbaik terdapat di daerah Kalimantan Selatan dengan kadar silika
(SiO2) berkisar antara 98,7 - 99,9%, kemudian pasir kuarsa yang berasal dari Bangka dan
Belitung dengan kadar SiO2 antara 97,6 - 98,53%.

3. PERTAMBANGAN

3.1. Eksplorasi
Untuk mengetahui potensi serta kualitas cadangan pasir kuarsa dilakukan kegiatan eksplorasi
yang meliputi proses pemetaan udara, pemetaan topografi, pemetaan geologi, penyelidikan
geofisika serta dilanjutkan dengan pemboran atau dengan sumur uji. Metode geofisika yang
tepat untuk endapan pasir kuarsa ini umumnya menggunakan cara tahanan jenis, karena
kondisi endapan pasir kuarsa relatif homogen dan cenderung sejajar dengan permukaan.
Kualitas dan cadangan didasarkan kepada pengambilan contoh pasir kuarsa melalui
pemboran atau dengan sumur uji. Bila sudah diketahui tebal dan luas cadangan pasir kuarsa
ini, maka akan dapat diprediksi besar potensi cadangannya. Proses perhitungan cadangan ini
dapat dilakukan dengan metode Inverse Distance Square (IDS) atau dengan dihitung secara
kasar dengan mengalikan luas dengan tebal lapisan.
Pada saat ini perangkat lunak untuk perhitungan tersebut cukup banyak ditemukan di pasaran
seperti menggunakan perangkat lunak Surfer, Surpac, Datamine atau micromine.
Setelah diketahui besarnya cadangan, maka dilanjutkan dengan uji laboratorium untuk
mengetahui kualitas pasir kuarsa pada daerah tersebut. Bila sudah tahu informasi semuanya,
maka dapat dilakukan perhitungan dan analisis untuk mengetahui prospek dan pemanfaatan
yang sesuai dari cadangan tersebut.

3.2. Penambangan
Secara umum, penambangan pasir kuarsa, yaitu dengan cara tambang terbuka dengan cara
kering dan cara basah menggunakan monitor (hydraulic mine). Pemilihan metode bergantung
kepada proses pengolahan, dan letak sebaran endapan.
Tahap kegiatan penambangan meliputi pengupasan lapisan tanah penutup (land clearing)
dilanjutkan dengan kegiatan penggalian pasir kuarsa, pemuatan.
a. Pengupasan (Stripping)
Tujuan pengupasan lapisan tanah penutup adalah untuk mengurangi kotoran (dilution), ketika
akan dilakukan proses penambangan. Biasanya lapisan tanah penutup terdiri dari semak
belukar dan lapisan lempung (soil).
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini berupa pembersihan terhadap semak belukar
dengan menggunakan alat manual (cangkul, singkup, belincong, dan lain-lain), ataupun alat
mekanis (bulldoser yang dilengkapi garu tunggal/ ganda, penggaruan (scrapper), shovel, dan
lain-lain). Pemilihan alat tergantung kepada kondisi lapangan dan tingkat produksi
penambangan.
Peralatan yang dipakai dengan peralatan mekanis meliputi proses penggaruan, pendorongan
dan pengumpulan material tanah penutup yang akan dimanfaatkan pada saat proses back
filling (reklamasi) untuk menutup kembali lahan yang telah ditambang.
a. Pengambilan pasir kuarsa
Karena bahan galian ini bersifat material lepas, maka sistem penambangan yang dipakai
dapat dengan cara kering maupun basah. Pengambilan dengan cara kering yaitu
menggunakan buldoser atau power shovel, kemudian ditimbun dan diangkut memakai
dumptruck.
Pengambilan pasir kuarsa dengan cara basah dilakukan penyemprotan dengan monitor.
Campuran air dan pasir kuarsa (slurry) dipompakan ke penampungan (stockpile) lalu
diangkut ke instalasi pengolahan atau langsung dijual ke pasaran.
b. Pemuatan dan Pengangkutan
Pengangkutan hasil tambang dari area tambang ke unit pengolahan atau penampungan
menggunakan alat muat excavator (back hoe), power shovel atau wheel loader. Alat angkut
yang digunakan adalah dump truck, atau dengan cara slurry dipompakan melalui pipa paralon
langsung ke kapal.

3.3. Pengolahan
Proses pengolahan pasir kuarsa tergantung kepada kegunaan serta persyaratan yang
dibutuhkan baik sebagai bahan baku maupun untuk langsung digunakan. Untuk mem-peroleh
spesifikasi yang dibutuhkan dilakukan upaya pencucian untuk menghilangkan senyawa
pengotor.
Untuk beberapa penggunaan kadang pasir kuarsa dilakukan pengolahan untuk membentuk
butiran pasir menjadi bundar. Selain itu, untuk mendapatkan ukuran yang halus diperlukan
penggilingan, misal untuk industri gelas.

4. KEGUNAAN DAN SPESIFIKASI
4.1. Kegunaan
Dalam kegiatan industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik langsung
sebagai bahan baku utama maupun bahan ikutan. Sebagai bahan baku utama, misalnya
digunakan dalam industri gelas kaca, semen, tegel, mosaik keramik, bahan baku fero silikon,
silikon carbide bahan abrasit (ampelas dan sand blasting). Sedangkan sebagai bahan ikutan,
misal dalam industri cor, industri perminyakan dan per-tambangan, bata tahan api
(refraktori), dan lain sebagainya.

4.1.1 Industri Pertambangan dan Perminyakan
Pemanfaatan pasir kuarsa pada industri pertambangan dan perminyakan (pemboran) adalah
sebagai filter yang lebih dikenal dengan istilah gravel pack sand (GPS). Ukuran kekuatan
pasir kuarsa ditentukan oleh uji resistansi parameter kekuatan yang ditentukan berdasarkan
kedalaman pemboran dan tekanan yang akan diderita oleh pasirkuarsa tersebut. Persyaratan
ukuran pasir kuarsa yang memenuhi standar untuk dipakai sebagai GPS.
Persyaratan lain yang dibutuhkan untuk GPS adalah Sphericity dan Roundnes. Secara umum,
apabila bentuk butir pasir kuarsa mendekati bulat dan tidak memiliki sudut harga pasir kuarsa
tersebut semakin tinggi. GPS pada Industri Penambangan dan Perminyakan dimanfaatkan
sebagai penahan material-material yang dapat menyumbat alat saring yang dipasang pada
selubung atau pipa pemboran.
Disamping itu, GPS berfungsi untuk memperbesar permeabelitas formasi, sehingga aliran air
atau minyak dari formasi yang semula berbentuk radial bertekanan tinggi menjadi linier yang
bertekanan rendah . GPS ini ditempatkan antara alat saring dengan dinding sumu.

4.1.2Industri Semen
Pasir kuarsa pada pembuatan semen berfungsi sebagai pelengkap kandungan silika dalam
semen yang dihasilkan. Kandungan silika untuk pabrik semen berkisar 21,3% SiO2. Apabila
komposisi SiO2 belum tercapai ditambahkan pasir kuarsa. Pemakain pasir kuarsa di industri
ini bervariasi tergantung kandungan silika bahan baku lainnya, biasanya berkisar antara 6 - 7
%.

4.1.3. lndustri Keramik
Pada industri keramik, pasir kuarsa merupakan pembentuk badan keramik bersama dengan
bahan baku lain, seperti kaolin, lempung, felspar, dan bahan pewarna. Pasir kuarsa ini
umumnya pembentuk sifat glazur pada badan keramik, sehingga berbentuk licin dan mudah
untuk dibersihkan. Selain itu, pasir kuarsa mempunyai sifat sebagai bahan pengurus yang
dapat mempermudah proses pengeringan, pengontrolan, penyusutan, dan memberi kerangka
pada badan keramik. Bahan keramik terdiri atas bahan anorganik bukan logam berfasa
kristalin dan campuran logam yang proses produksinya memerlukan adanya pemanasan suhu
tinggi. Berdasarkan fungsi dan strukturnya, keramik yang dihasilkan dibagi menjadi dua tipe,
yaitu cara konvensional dan modern.
Secara umum, cara konvensional menggunakan bahan-bahan alam dari fasa amorf setelah
pengolahan dan ada juga tanpa pengolahan. Ada dua golongan industri yang termasuk
keramik konvensional, yaitu lndustri keramik berat yang terdiri atas industri semen, mortar,
refraktori, abrasif, dan industri khusus dan lndustri keramik halus, yaitu gerabah/keramik
hias, ubin lantai dan dinding, saniter, peralatan makan-minum (table ware), isolator listrik,
alat dapur, keramik teknik, lampu pijar, botol dan gelas.
Industri keramik maju biasanya menggunakan bahan baku artifisial murni yang mempunyai
fasa kristalin. Produk keramik maju yang dipasarkan di dunia, antara lain jenis zirkonia dan
sialon di industri otomotif (blok mesin, gear), mata pisau dan gunting, barium titanat pada
industri elek-tronika (kapasitor, resistor), keramik nir-oksida (zirkon nitrida, magnesium
nitrida, silikon karbida, silikon nitrida) digunakan untuk high technology kiln furniture,
cutting tools, komponen mesin, alat ekstraksi dan pengolahan logam dan fibre optic di
industri telekomunikasi, gedung pencakar langit, penerangan, dan tenaga surya.
Secara umum, bagian badan keramik terdiri atas dua bagian, yaitu badan yang memberi
bentuk kekuatan, dan sebagai penutup badan (glazuur) sehingga tampak lebih indah dan,
menarik, serta mudah dibersihkan. Pasir kuarsa merupakan bagian yang membentuk glazuur.
Persentase penggunaan pasir kuarsa dalam keramik tergantung dari jenis dan kegunaan
produktannya. Pasir kuarsa memiliki peran penting sebagai pembentuk badan keramik karena
mempunyai fungsi sebagai pengontrol pada saat proses sebelum dan sesudah pembakaran.
Sebagai fungsi kontrol, pasir kuarsa harus memenuhi persyaratan standar.

Bahan Persentase Pasir Kuarsa (%)
Semi Porselin 10 - 20
Bone China 3 - 14
Porselin Pemakai Lokal Hotel Barang Tahan Panas 20,7 - 32,2 19,6 - 27,0 12,3 - 23,0
Saniter Eropa Amerika 30 25
Stone Ware Eropa Amerika 30 25
Sumber : Kajian Keramik, PPTM, 1994

4.1.4 Industri Gelas dan Kaca
Proses akhir pengolahan pasir kuarsa menjadi gelas dan kaca, yaitu dengan jalan
meleburkannya bersama bahan-bahan lain seperti soda dan kapur dalam tungku peleburan.
Sebagai bahan pembentuk gelas kontribusi silica (SiO2) sangat dominan. Unsur lain seperti
soda (Na2O) dimanfaatkan dalam proses pencairan, sedangkan kapur (CaO dan MgO)
berfungsi sebagai stabilisator ketika proses pencairan dan pembentukan kembali gelas dan
kaca tersebut. Biasanya, pada saat pengolahan ditambahkan belerang untuk membantu
pelunakan gelas ketika dicairkan. Untuk proses pembuatan gelas yang berkualitas tinggi perlu
ditambahkan aluminium oksida (Al2O3) dan B2O3 untuk menambah ketahanan gelas.
Sebagai bahan pewarna, pada saat pengolahan ditambahkan juga dengan oksida-oksida lain
seperti besi, kobal, khrom, tembaga dan nikel.
Persyaratan pasir kuarsa untuk industri gelas dan kaca mutlak diperlukan terutama komposisi
kimia dan distribusi ukuran butir. Komposisi kimia tersebut tergantung dari jenis gelas yang
akan dibuat serta harus dapat menjamin syarat kemurnian minimum, juga pembatasan pada
pengotor yang mempengaruhi kandungan pasir kuarsa yang akan dipakai, karena pengotor
yang tidak diinginkan akan mengganggu proses pengolahannya. misalnya ketika yang
diinginkan adalah kaca atau gelas yang bening, maka besarnya oksida besi akan mengganggu
terbentuknya warna bening dari hasil produksinya. Oleh karena itu untuk mendapatkan kaca
putih dan bening, dibutuhkan kandungan oksida logam yang rendah dan kemurnian silika
yang tinggi.
Persyaratan dan standar umum yang biasa digunakan perusahaan gelas dan kaca untuk
membeli pasir kuarsa diperlihatkan.
Beberapa perusahaan industri gelas membuat klasifikasi pasir kuarsa menjadi dua jenis
komposisi yaitu pasir putih dan pasir kuning dengan komposisi.
Proses peleburan pasir kuarsa merupakan proses perubahan berbagai bahan baku menjadi
adonan cair yang homogen, sehingga ukuran fraksi menjadi sangat penting. Persyaratan
British Standard Screens untuk pasir putih adalah mesh +28 maksimal 2%, +35 maksimal
10% dan -150 maksimal 1%. Sementara pasir kuning adalah mesh +25 maksimal 2%, +36
maksimal 10% dan -150 maksimal 1%.
Khusus bidang arsitektur bangunan, penggunaan kaca sebagai pelengkap utama dalam
menata disain interior dan eksterior sudah sangat meluas, yaitu kaca bangunan, kaca balok,
kaca gelombang, keperluan kombinasi sinar laser dan difusi, gelas fiber pengatur sound
systems pada gedung pertunjukan, binokuler (melihat jelas objek pandang), kaca mata dan
lain sebagainya. Untuk menghasilkan kaca berkualitas diperlukan pengolahan yang
berteknologi tinggi.
Berdasarkan bentuk dan kegunaan, kaca lembaran dibedakan menjadi dua jenis, yaitu jenis
polos atau bening dan jenis berpola.
Sekarang, kedua jenis ini sudah dikembangkan dengan teknologi maju karena banyak
permintaan di pasaran. Jenis kaca polos dilakukan dengan proses pengambangan cairan kaca
di atas cairan logam. Sifat istimewa kaca polos memiliki permukaan yang rata di dua sisi,
sejajar sempurna, dan bebas distorsi, baik untuk bayangan langsung maupun pantul, benda
yang ada dibalik kaca akan terlihat terang dan jernih karena kaca ini bersifat transparansi dan
transmitansi tinggi, permukaan lebih berkilau daripada kaca plat poles karena dipoles dengan
api, tebal kaca dapat sampai 19 mm dengan dimensi lebih besar sehingga memudahkan
perencanaan dinding kaca yang besar. Biasanya, kaca polos dipakai dalam pekerjaan disain
interior dan eksterior rumah, pusat perbelanjaan, perkantoran, etalase took dan lain
sebagainya.
Kaca berpola merupakan kaca yang proses pembuatannya dilakukan dengan membubuhkan
zat warna berupa senyawa oksida logam ke dalam cairan kaca yang sedang diproses.
Keuntungan penggunaan kaca berpola ini dapat mengurangi panas dan cahaya yang
menyilaukan, serta mempunyai daya tembus pandang rendah sekali yang memberi rasa
nyaman bagi yang ada di dalam ruangan. Kaca jenis ini sangat bermanfaat untuk disain
interior dan eksterior rumah, perkantoran, pusat perbelanjaan dan lain sebagainya.
Selain itu, beberapa jenis kaca dibuat secara khusus, seperti kaca tanpa pantul yang bisanya
digunakan untuk industri optikal dan laboratorium, kaca tahan kimia untuk industri kemasan
botol dan obat-obatan, dan berbagai jenis kaca yang diproses berteknologi tinggi seperti
untuk industri pesawat terbang, pemotongan optis dan lain sebagainya.
Industri Pengecoran dan Bata Tahan Api
Pemanfaatan pasir kuarsa dalam industri pengecoran, karena memiliki titik leleh lebih tinggi
dari logam. Fungsi pasir kuarsa di industri ini adalah sebagai pasir cetak dan foundry.
Kondisi pasir kuarsa untuk pasir cetak perlu kriteria khusus, seperti penyebaran dan
kehalusan butir, bentuk butir, bulk density, base permeability dan titik mensinter, kadar
lempung, tempering water, kuat tekan, kuat geser, dan permeabilitas.
Pasir kuarsa pada industri bata tahan api dipakai untuk pembentuk konstruksi bata.
lndustri manufaktur Lainnya
Pemakaian pasir kuarsa pada industri lainnya, yaitu sebagai bahan pengeras pada pengolahan
karet, bahan pengisi (industri cat), bahan ampelas (industri gerinda), bahan penghilang karat
(industri logam), bahan penyaring (industri penjernihan air), bahan baku dalam pembuatan
ferro silicon carbide, dan lainnya, seperti dalam indutri microchip (elektronika).

You might also like