Professional Documents
Culture Documents
: Pramuji Ramadhani S
NIM
: 125090307111003
Kelompok
:5
Tgl. Praktikum
: 24 November 2014
Nama asisten
: Mastin Fauzah
Pukul
Coordinator
Asisten
()
()
Catatan :
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
Pukul
:
Nilai Sementara
Nilai Akhir
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati pola difraksi pada celah tunggal
dan celah ganda dan untuk membuktikan adanya sifat difraksi dari berkas cahaya sejajar dan
menentukan lebar dari celah tunggal maupun celah ganda.
berlawanan dengan celah dan lebih besar daripada celah. Pita yang berada ditengah diapit
oleh pita gelap dan terang tetapi dengan intensitas yang lebih kecil (Road, 2002).
Sebenarnya peristiwa difraksi adalah beberapa peristiwa interferensi. Interferensi
cahaya adalah perpaduan dari dua gelombang cahaya. Dua gelombang cahaya yang
berinterferensi harus koheren, yakni memiliki amplitudo dan panjang gelombang yang sama,
serta beda fase tetap. Melalui percobaan interferensi cahaya dapat diukur atau ditentukan
panjang gelombang cahaya. Untuk mendapatkan dua sumber cahaya yang koheren, Thomas
Young mengunakan sebuah sumber cahaya yang dilewatkan pada dua celah sempit. Jarak
antara dua celah adalah D. Dibelakang celah, sejauh L diletakkan sebuah layar yang berfungsi
untuk menangkap pola hasil interferensi. Ternyata pada layar muncul pola atau pita terang
dan gelap berselang-seling dengan bagian tengah atau pusat terang (Giancoli, 2001).
Pada pembahasan tentang gerak gelombang, telah diperkenalkan bahwa gelombang
permukaan air yang melewati sebuah penghalang berupa sebuah celah sempit akan
mengalami lenturan. Peristiwa yang sama terjadi ketika cahaya dilewatkan pada celah yang
sempit sehingga gelombang cahaya itu akan mengalami lenturan. Peristiwa lenturan ini
disebut difraksi. Selain disebabkan oleh sebuah celah sempit, peristiwa difraksi juga dapat
disebabkan oleh kisi. Kisi adalah sebuah penghalang yang terdiri atas banyak celah sempit.
Jumlah celah dalam kisi dapat mencapai ribuan pada daerah selebar 1 cm. Pola difraksi yang
disebabkan oleh celah tunggal dapat dijelaskan oleh Christian Huygens (1628-1695). Menurut
Huygens, setiap bagian celah berfungsi sebagai sumber gelombang sehingga cahaya dari satu
bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian celah lainnya (Kamajaya, 2007).
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Peralatan yang dipergunakan dalam percobaan ini antara lain satu buah He-Ne laser,
dua buah kaki statif kecil, dua pasang sekrup, dua socket kaki, satu lensa f = 5 mm, dan 10
mm, satu buah penunjang dengan jepit per, tingkap mata dengan 3 celah tunggal, satu buah
cermin datar, 1 XY-YT DIN A4, satu buah mikrovoltmeter, satu buah plat, satu buah foto
elemen BPY 47, satu buah resistor 10 ohm, satu buah kabel 100 cm, satu buah meteran, pita
lekat dan juga kertas hitam.
2.3 Gambar
BAB III
ANALISA dan PEMBAHASAN
3.1 Data Hasil Percobaan
3.1.1 Hasil Percobaan
Celah
Tunggal B
Tunggal A
Tunggal C
Ganda B
Ganda C
L (cm)
111,2
x (cm)
0,45
0,7
0,95
1,2
1,4
1,6
0,6
0,8
1,19
1,37
0,95
1,45
115,2
175,2
198,1
3
2,05
2,45
1,5
2,25
324,4
= 632,8 nm
d (m)
(m)
1,56 x
2,01 x
2,2 x
2,13 x
2,34 x
2,5 x
7,3 x
9,1 x
8,2 x
1,8 x
2,8 x
3,3 x
3,14 x
3,7 x
4,05 x
1,3 x
1,7 x
1,8 x
1,7 x
2,05 x
1,4 x
1,8 x
1,6x
Celah
L (cm)
Tunggal A
227
Tunggal B
Ganda A
Ganda B
x (cm)
2,13
3,6
8x
1,06
1,4 x
1,8
0,46
0,86
1,26
2,46
3,6
0,33
0,65
1,33
2,13
(m)
6,7 x
7,4 x
227
300
d (m)
270
1,6 x
1,5 x
4,13 x
4,4 x
4,5 x
3,8 x
3,1 x
2,6 x
5,2 x
5,3 x
3,8 x
3,2 x
4,4 x
= 1,56 x
= 2,01 x
= 2,2 x
= 2,34 x
= 2,5 x
= 7,3 x
= 9,1 x
= 8,2 x
= 3,3 x
= 3,7 x
=
=
= 2,8 x
= 1,8 x
= 4,05 x
)
= 3,14 x
=
=
=
=
= 1,3 x
= 1,7 x
= 1,8 x
= 2,05 x
= 1,4 x
= 1,8 x
= 1,6 x
= 6,7 x
=8x
= 7,4 x
= 1,4 x
= 1,6 x
= 1,5 x
= 4,5 x
= 3,1 x
=
=
= 4,4 x
= 4,13 x
= 2,6 x
)
= 3,8 x
= 3,8 x
=
=
= 5,3 x
= 5,2 x
= 3,2 x
)
= 4,4 x
bergantung pada intensitas sinar yang dideteksi oleh photoelement. Alat pelengkap dalam
percobaan ini adalah kabel. Kabel berfungsi untuk menghubungkan alat yang satu ke alat
yang lain dan atau rangkaian yang satu dengan alat yang lain.
demikian cahaya dari fraksi celah yang satu akan bertemu dan berinterferensi dengan bagian
cahaya dari fraksi yang lain. Perbedaan lain yang dapat kita jelaskan dari peristiwa
interferensi dan difraksi adalah pola gelap terang yang ditangkap pada layar. Pola gelap terang
yang timbul pada peristiwa interferensi terpisah dengan baik, yang artinya kita dapat
membedakan pola gelap dan pola terang dengan baik hanyak dengan menggunakan mata
telanjang karena pola gelap dan pola terang yang terbentuk terpisah agak jauh. Hal ini
disebabkan karena celah yang diberikan adalah dua. Namin, pada peristiwa difraksi, pola
gelap dan pola terang sangat berdempetan satu sama lain karena celah yang diberikan
dianggap terdiri dari beberapa celah.
Pada percobaan ini telah kita dapatkan beberapa grafik yang digambar oleh perekam
XY-TY berdasarkan intensitas sinar dari laser. Pola grafik yang diberikan berupa beberapa
puncak yang menginterpretasikan intensitas sinar. Bila kita perhatikan, terdapat satu atau dua
puncak yang sangat tinggi (puncak tertinggi) yang menggambarkan terang ke -0 atau terang
pusat. Lalu puncak sebelah kiri dan sebelah kanan nya menurun yang menunjukkan
penurunan intensitas sinar seiring dengan pertambahan orde. Jika kita memperhatikan grafik
dari celah tunggal B, maka dapat diamati bahwa kita dapat mendeteksi terdapat 5 orde yang
dapat kita amati. Selanjutnya orde-orde yang lain tidak dapat kita amati karena intensitasnya
yang sangat kecil. Sedangkan pada grafik celah tunggal A, kita dapat mengamati hanya
sampai pada dua orde karena intensitas sinar dengan orde lebih tinggi sangat kecil. Kemudian
pada celah tunggal C kita dapat mengamati sampai 5 orde karena perbedaan intensitas sinar
yang terjadi cukup jelas pada masing-masing orde. Pada grafik celah ganda B terdapat lebih
banyak pola yang dapat ditangkap namun yang dapat teramati hanya sampai pada orde ke
empat karena orde kelima dan seterusnya sudah tidak bisa dibedakan lagi. Pada grafik terakhir
yaitu grafik celah ganda C bahkan juga tertangkap banyak pola namun kita hanya dapat
membedakan sampai orde kedua. Secara umum jumlah pola (yang diwakili oleh orde) lebih
banyak pada celah tunggal daripada celah ganda.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan lebar dari celah tunggal yang
diberikan dan jarak antar celah pada celah ganda. Untuk itu telah dilakukan perhitungan pada
bagian sebelumnya untuk menentukan harga d. Pada perhitungan lebar celah tunggal B
didapatkan harga d yang bervariasi dari yang terendah sebesar 1,56 x
sampai yang
tertinggi sebesar sebesar 2,5 x
. Harga lebar celah berdasarkan orde-orde yang
dideteksi dari orde pertama hingga orde kelima berturut-turut adalah 1,56 x
, 2,01 x
, 2,2 x
, 2,34 x
, dan 2,5 x
. Harga rata-rata dari sejumlah harga
d ini adalah sebesar 2,13 x
. Kemudian pada perhitungan celah tunggal A hanya
didapatkan dua orde sehinga hanya diperoleh dua harga d yaitu 7,3 x
dan 9,1 x
yang nilai rata-ratanya adalah 8,2 x
. Pada celah tunggal C didapatkan 5 orde
yang memberikan harga d sebesar 1,8 x
, 2,8 x
, 3,3 x
, 3,7 x
,
dan 4,05 x
. Jangkauan data ini (jarak data terbesar dan terkecil) adalah sebesar 2,25 x
yang tentu terbilang sangat besar jika dibandingkan dengan hasil-hasil yang
diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi banyak kesalahan dalam proses
pengambilan data. Kesalahan yang paling mungkin adalah adanya intensitas cahaya luar yang
ikut terdeteksi oleh photoelement dan mempengaruhi grafik yang digambar oleh perekam
XY-TY. Atau kesalahan lain yang dapat terjadi adalah cara pembacaan skala pada meteran
yang tidak dilakukan secara tegak lurus. Kemudian pada perhitungan jarak antar celahuntuk
celah ganda B terdapat 5 orde sehingga kita mendapatkan 5 data d. Data terkecil dari harga d
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pada percobaan ini telah dilakukan percobaan difraksi untuk menentukan jarak antar
celah dan lebar celah. Pola difraksi yang terjadi berupa puncak-puncak yang semakin
menurun pada posisi tertentu yang menunjukkan orde-orde dari pola difraksi. Lebar celah
tunggal B, A, dan C yang telah dirata-rata adalah sebesar (berturut-turut) 2,13 x
, 8,2 x
, dan 3,14 x
. Jarak antar cela pada celah ganda B dan celah ganda C setelah
dirata-rata berturut-turut adalah sebesar 1,7 x
dan 1,6 x
.
4.2 Saran
Untuk percobaan difraksi selanjutnya, agar didapatkan data yang lebih baik maka
ruang tempat percobaan harus benar-benar diisolasi sehingga tidak ada intensitas cahaya luar
yang terukur oleh alat.
DAFTAR PUSTAKA
Born, M., Wolf, Emil. 1999. Principles of Optics. London: Press Syndicate of
University of Cambridge
Giancoli, D. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga.
Kamajaya, 2007. Cerdas Belajar Fisika. Bandung: Grafindo Media Pratama
Muncaster, R. 1993. A Level Physics. London: Nelson Thomes
Road, R. Daryananj. 2002. Comprehensive Physics. New Delhi: Laxmi
Publications