You are on page 1of 27

BAB 3.

IKATAN KIMIA
Elektron dalam atom berikatan membentuk susunan kimia tertentu
dengan dua prinsip dasar yakni melalui ikatan ion dan ikatan kovalen.
Ikatan ion dicirikan dengan adanya transfer electron, dimana satu atom
reaktif melepaskan electron sedangkan atom yang lain menangkap
electron tersebut. Dalam ikatan kovalen electron tidak ditransfer tapi
digunakan bersama, dimana ikatan ini tersusun atas pasangan electron
yang berasal dari dua atom. Ikatan kimia ini berkaitan dengan konfigurasi
electron dan sifat kimia unsure sesuai table periodic.
3.1 Ukuran Atom
Ukuran suatu unsur hanya dapat dilihat berdasarkan jari-jari atomnya.
Dalam tabel unsur periodik, dari atas ke bawah pada 1 golongan, jari-jari
atomnya akan semakin membesar. Dari kiri ke kanan pada 1 periode, jarijari atomnya akan semakin mengecil. Ukuran suatu atom dapat berkurang
apabila adanya elektron terlepas dan menimbulkan kenaikan muatan
positif. Efek skrining atau efek perisai adalah efek yang
disebabkan oleh penumpukan lengkap dari orbital dalam f , sekaligus
membuktikan bahwa unsur-unsur setelah lantanida tidak selalu kecil.
3.2 Energi Inonisasi
Energi inonsasi adalah energi terkecil yang dibutuhkan oleh suatu atom
untuk melepaskan 1 elektron. Energi inonisasi diukur dengan satuan volt.
Besarnya energi ionisasi diengaruhi oleh ari-jari atom. Semakin besar jarijari atom maka semakin kecil energi ionisasinya.
Dalam sistem periodik unsur, energi ionisasi unsur dalam satu golongan
bertambah dari bawah ke atas, dan dalam satu periodik energi ionisasinya
akan bertabah dari kiri kekanan.
Besar

Energi ionisasi pada nsur-unsur transisi dalam lebih kostan, maka


shielding efek terjadi jika ada muatan nuklir. Unsur yang sub kulitnya
penuh mempunyaipotensial ionisasi yang lebih tinggi atau memang tinggi
( Be, Mg, Zn, Cd, He)
3.3 Afinitas Elektron
Afinitas Elektron adalah energy yang dilepaskan saat elektron
ditambahkan ke dalam atom yang terisolasi pada ground state nya. Perlu
dicatat bahwa dalam proses ini ion negatif dihasilkan dari sebuah atom
netral, dengan demikian, ini bukan kebalikan dari proses yang
menentukan potensial ionisasi. Dalam penentuan potensial ionisasi dari
Chlorine, energy dibutuhkan dalam proses transformasi elektron.
Cl Cl+ + e_
Sedangkan afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan oleh proses
transformasi elektron.
e_ + Cl ClDengan beberapa pengecualian, atom yang lebih kecil memiliki afinitas
elektron lebih tinggi dibandingkan atom yang lebih besar karena elektron
yang ditambahkan dekat dengan nukleus bermuatan positif dalam atom
kecil dari atom yang besar.
Namun, dampak ini mungkin sebagian dinegasikan oleh tolakan elektron
yang sudah ada di dalam atom. Konsentrasi muatan negatif diperoleh
ketika jumlah elektron yang sama ditempatkan di kulit yang besar. Hal ini
mungkin, sebagian, menjelaskan rendahnya nilai afinitas elektron dari
fluorine.
Afinitas elektron juga tergantung pada konfigurasi elektronik dari unsur.
Unsur dengan konfigurasi elektronik relatif stabil tidak menerima
tambahan elektron dengan mudah, sehingga gas mulia dialokasikan
memiliki afinitas elektron bernilai 0. sehingga dari setiap kelompok VIIA,
rata-rata memiliki afinitas elektron tertinggi.
Jadi afinitas elektron secara kasar meningkat dari kiri ke kanan dalam
periode apapun dan dari bawah ke atas dalam grup manapun. Jika gas
mulia diabaikan, akseptor elektron yang paling aktif seharusnya pada
sudut kanan atas tabel periodik, dan aktivitas ini dalam hal menangkap
elektron seharusnya mengalami penurunan sebagai salah satu bergerak
ke kiri atau ke bawah dalam tabel periodic.

3.4. Ikatan Ion


Dalam ikatan ionic,electron tidak dipakai bersama-sama,namun
ditransferkan secara penuh .
Ion positif disebut kationion negative disebut anion.
Dalam reaksi sodium dan klorin yang merupakan ikatan ionic,total
elektron yang dilepas oleh sodium harus sama dengan total electron yang
diterima klorin.
Energi kisi-kisi atom diukur dengan jumlah energi yang dibutuhkan untuk
memisahkan ion positif dan ion negatif pada suatu kristal.
Perubahan jumlah ion positif harus sama dengan perubahan jumlah ion
negative dalam suatu formula.
Valensi unsure =grup
Misal, calcium di grup 2 memiliki valensi 2+,Hidrogen di grup 1 memiliki
Valensi 1+,
Untuk Oksigen di grup 6 memeiliki valensi 6-8 = 2Golongan 7 memilki valensi 1Golongan 5 meemilki valensi 3Golongan 4 memiliki valensi 4+
Logam adalah unsure yang selalu mempunyai ion positif,(+),artinya selalu
melepaskan electron.
Ionisasi pertama adalah energi yang dibutuhkan untuk
memisahkan/melepaskan electron,semakni banyak electron yang
dilepas,makin besar energinya.
Maka,ionisasi kedua dst lebih besar dibanding ionisasi pertama.
Pseudo noble gas adalah unsur yang stabil,namun bukan golongan gas
mulai melainkan unsur-unsur tertentu yang konfigurasi elektronnya stabil
karena telah terisi penuh semua orbitalnya. (biasanya berakhiran dgn
d10)

Pseudonoble gas ini tidak mungkin punya valensi lebih dari 3+


Unsur pada tansisi dalam biasanya bervalensi 3+.

3.5 Radius ionik


Ion positif selalu lebih kecil daripada ion netralnya dan ion negatif
selalu lebih besar daripada ion asalnya. Dalam tabel unsur periodik, dari
atas ke bawah pada 1 golongan, radius ioniknya akan semakin membesar.
Hal ini dapat terjadi karena ketika elektron ditambahkan sehingga nilai n
menjadi lebih besar dan efek skrining pada eleketron kedalam juga
bertambah. Dari kiri ke kanan pada 1 periode, radius ioniknya akan
semakin mengecil. Hal ini disebabkan oleh pertambahan muatan nuklir.

3. 6 Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan antara unsur non logam dengan non
logam dimana terjadi penggunaan electron bersama oleh atom yang
berikatan, bukan transfer electron. Karena mempunyai potensial ionisasi
tinggi, unsur non logam tidak kehilangan electron pada reaksi kimia.
Reaksi sukses antara 2 atom non logam membutuhkan unsur-unsur yang
bereaksi setidaknya mempunyai gaya tarik yang kecil untuk electron
tambahan (Bagian 3.3). Sehingga dua atom helium tidak saling berikatan,
sehingga helium ada sebagai gas monoatomik.
Tetapi, dua atom hydrogen berikatan membentuk senyawa H2 dengan
symbol yang sering digunakan H : H. Masing-masing atom memberi satu
electron pada ikatan kovalen untuk digunakan bersama, sehingga disebut
ikatan kovalen tunggal. Akibatnya, masing-masing atom hydrogen dapat
dianggap isoelektronik (mempunyai konfigurasi electron yang sama)
dengan gas mulia. Hidrogen dan helium hanya mempunyai kulit n=1,
yang akan terisi penuh oleh 2 elektron (memenuhi aturan duplet). Notasi
yang digunakan untuk menunjukkan ikatan dalam molekul hydrogen

adalah H H, dimana tanda hubung (-) menunjukkan ikatan kovalen


tunggal.
Pada sebuah atom hydrogen, electron secara simetris terletak di
sekeliling inti. Pada molekul hydrogen letaknya berubah sehingga
sebagian besar muatan electron terkonsentrasi di antara kedua inti. Gaya
kuat ikatan berasal dari gaya tarik inti bermuatan positif untuk awan
electron negative. Gaya dorong electron-elektron dan inti-inti lebih banyak
daripada yang diberikan oleh gaya tarik ini.

Gambar 3.7

Rumus H2 menunjukkan kesatuan pasti sebuah molekul dan gas


hydrogen terdiri dari kumpulan molekul. Tidak ada molekul pada senyawa
ionic yang pasti. Rumus Na2Cl2 adalah salah karena rasio Na dan Cl pada
Kristal natrium klorida adalah 1:1; molekul dengan rumus Na2Cl2 tidak
ada. Tetapi untuk senyawa kovalen, rumus seperti H2O2 dimungkinkan
betul; di sini, rumus menjelaskan sebuah molekul mengandung 2 atom
hydrogen dan 2 atom oksigen.
Molekul hydrogen dapat disebut diatomic (mengandung 2 atom).
Unsur lain banyak terdapat dalam bentuk molekul diatomic. Atom dari
golongan VII A mempunyai 7 elektron valensi. Dengan membentuk ikatan
kovalen antara 2 atom, masing-masing atom mencapai konfigurasi octet
dari gas mulia. Gas flourin terdiri dari molekul F2 F:F, hanya electron di
antara 2 atom yang digunakan bersama dan membentuk ikatan kovalen
(walaupun teori orbital molekul memutuskan bahwa semua electron
mempengaruhi ikatan. Bagian 3.14).

Lebih banyak dari ikatan kovalen tunggal mungkin terbentuk dari 2


atom. Atom nitrogen (V A) mempunyai 5 elektron valensi. Molekul
diatomic N2 digambarkan dengan struktur
Disini, 6 elektron digunakan bersama pada 3 ikatan kovalen (biasanya
disebut ikatan kovalen rangkap 3). Dengan rumus ini, masing-masing
atom nitrogen dianggap memenuhi aturan octet.
Unsur non logam yang ada sebagai molekul diatomic adalah H2, F2, Cl2,
Br2, I2, N2, O2 (oksigen secara rinci dijelaskan pada bagian 3.14). Unsurunsur ini selalu ditulis seperti itu pada reaksi kimia.
Senyawa biner adalah senyawa yang terbentuk dari 2 unsur berbeda.
Molekul diatomic mungkin iya atau tidak dihasilkan dari reaksi 2 non
logam. Sehingga reaksi hydrogen dengan klor menghasilkan molekul
diatomic sedangkan reaksi hydrogen dan oksigen menghasilkan molekul
dengan total 3 buah atom. Pembentukan molekul ini sebagai berikut
(walaupun tidak sesuai dengan persamaan kimia bab 4):

Perlu diingat, atom hydrogen mempunyai kulit n=1 sehingga stabil jika
memenuhi aturan duplet sedangkan atom lain memenuhi aturan octet.
Notasi titik-elektron yang digunakan disebut Rumus Bangun Lewis/
Rumus Bangun Ikatan Kovalen untuk menghormati Gilbert N. Lewis yang
mengemukakan teori ikatan kovalen pada tahun 1916. Teori Lewis
menekankan pada pencapaian konfigurasi electron gas mulia dari atom
pada molekul kovalen. Pada dasarnya, diprediksi bahwa unsur non logam
VIIA akan membentuk ikatan kovalen tunggal untuk mencapai kestabilan
octet, golongan VIA ikatan kovalen rangkap 2, golongan VA ikatan kovalen
rangkap tiga, golongan IVA ikatan kovalen rangkap 4.
Metana (CH4), Karbon tetraklorida (CCl4), amoniak (NH3), Fosfor
triklorida (PCl3), Diklor oksida(Cl2O).

Beberapa molekul yang mengandung ikatan rangkap dua dan tiga:


Karbon dioksida (CO2), Etena (C2H4), etuna (C2H2).

3.7.Ikatan Kovalen Koordinat


Teori lewis menggabungkan jenis lain dari ikatan kovalen di mana ke
dua elektronbersama berasal dari tetapi salah satu atom terikat; suatu
ikatan disebut ikatan kovalenatau dativ coordinate. Panah kadangkadang digunakan untuk menunjuk ikatan kovalen koordinat. panahdiposi
sikan jauh dari atom yang memasok pasangan elektron untuk obligasi (do
nor)terhadap atom yang memiliki elektron ikatan tetapi tidak memberikan
kontribusielektron untuk pembentukan ikatan (akseptor)

3.8 Transisi Antara Ikatan Ion dan Iatan Kovalen


Contoh ikatan ion yang paling baik adalah ikatan ion yang terbentuk dari
gabungan antara logam yang memiliki potensial ionisasi yang rendah
yang terletak di kiri bawah pada tabel periodik dengan unsur nonlogam
yang memiliki afinitas elektron yang tinggi yang terletak di kanan atas
pada tabel periodik. Pada gabungan ini, elektron tertransfer secara
menyeluruh.
Ikatan kovalen murni dapat ditemukan di molekul yang terbentuk dari 2
atom yang identik seperti Cl2. Kemampuan menarik elektron atom Cl yang
satu sama dengan kemampuan menarik elektron atom Cl yang lain
sehingga elektron terbagi secara merata pada kedua atom Cl. Ikatan
kovalen yang padat titik lelehnya rendah karena molekulnya tidak
memiliki kemampuan untuk tetap ada fase padat.
Kasimir Fajans pada tahun 1923 mengajukan seperangkat kriteria untuk
memprediksi derajat perubahan bentuk (deformasi) ion pada suatu
senyawa. Fajans mengidentifikasi beberapa faktor dalam perubahan

bentuk ion dan peningkatan kovalensi yang dikenal sebagai Fajans rules
(hukum Fajans). Dibawah ini adalah Fajans rules beserta contohnya
Perubahan bentuk ion terjadi di senyawa yang memiliki :
1. Anion yang besar (elektron mudah terdeformasi)
MgF2; titik leleh = 1396; jari jari ion F- = 1,36
MgI2; titik leleh = 632; jari jari ion I- = 2,16
2. Kation yang kecil (muatan positif yang memiliki konsentrasi tinggi)
BeCl2; titik leleh = 440; jari jari ion Be2+ = 0,31
BaCl2; titik leleh = 962; jari jari ion Ba2+ = 1,35
3. Muatan yang tinggi pada anion (elektron disusun oleh jumlah yang
jauh lebih sedikit daripada proton)
KCl; titik leleh = 776; jari jari ion Cl- = 1,81
K2S; titik leleh = 471; jari jari ion S2- = 1,84
4. Muatan yang tinggi pada kation (muatan positif memiliki konsentrasi
tinggi)
NaCl; titik leleh = 801; jari jari ion Na+ = 0,95
YCl3; titik leleh = 680; jari jari ion Y3+ = 0,92
5. Ion yang tidak isoelektronik dengan gas mulia
NaCl; titik leleh = 801; jari jari ion Na+ = 0,95
CuCl; titik leleh = 422; jari jari ion Cu+ = 0,96

Sn dan Pb adalah golongan IV A yang memilikki karakteristik metalik.


Elemen ini membentuk ion 2+ dan 4+. Senyawa yang memiliki ion 4+
buanlah ionik melainkan kovalen.
Dua atom yang sama yang membentuk ikatan kovalen murni, elektronnya
terbagi secara merata. Namun ketika dua atom yang berbeda membentuk
ikatan kovalen, elektron dalam ikatan tersebut tidak terbagi secara
merata walaupun kedua atom tersebut mirip. Terdapat beberapa
perbedaan dalam kemempuan menarik elektronnya.
Contohnya adalah ikatan kovalen pada Cl dan Br, pada ikatan ini, Cl
memiliki kemampuan menarik elektron lebih besar sehingga elektron
dalam ikatan ini tidak terbagi secara merata melainkan lebih dominan ke
Cl. Ikatan Br-Cl disebut sebagai ikatan kovalen polar. Polaritas terbentuk
dari pembagian elektron yang tidak merata. Disimpulkan bahwa semakin
besar perbedaan kemempuan menarik elektron diantara kedua
atom, maka semakin polar juga ikatan tersebut.
Banyak sifat fisik dari suatu ikatan kovalen yang mencerminkan
polaritas ikatan tersebut, seperti titik leleh, tensi permukaan, energi
ikatan dan momen dipole. Molekul dengan pusat bermuatan positif dan
negatif disebut dipole, dan momen dipole molekul tersebut dapat
didefinisikan sebagai hasil dari muatan dikalikan jarak antara pusat positif
dan negatif.
Momen dipole dari molekul nonpolar seperti H2, Cl2, dan Br2 adalah
0. Semakin polar suatu ikatan molekul diatomik, maka semakin
besar pula momen dipole dari molekul tersebut. Linus Pauling
menggunakan momen dipole dari suatu senyawa untuk menghitung
karakter ionik sebagian dari ikatan kovalennya. Momen dipole () adalah
hasil dari jarak dari kedua unsur dan besarnya muatan. Contohnya HCl
bermuatan 1,60 x 10-19 coloumb dan memiliki jarak antara H dan Cl yaitu
1,27 , memiliki momen dipole sebesar :
= (1,60 x 10-19 coloumb)(1,27 x 10-8 cm)

= 2,03 x 10-27 coloumb cm


= 6,10 D
Momen dipole biasanya ditulis menggunakan satuan D (Debye);
dimana 1 D = 3,33 x 10-28 coloumb cm. Momen dipol berdasarkan
percobaan adalah 1,03 D, dan untuk menentukan ke-ionik-an ikatan
tersebut, dihitung = 0,17. Maka disimpulkan HCl 17% ionik.Ikatan yang
memiliki karakter ionik sebagian lebih dari 50% diklasifikasikan sebagai
ionik.

3.9 Elektronegatifitas
Elektronegatif adalah kemampuan sebuah atom pada molekul untuk
mengambil elektron dirinya sendiri .Polaritas HCL muncul dari perbedaan
antara elektronegatif dari hidrogen dan klorin. Setiap klorin mempunyai
lebih elektronegatifan daripada hidrogen . Pada elektronegatifan dari
elemen dihubungkan dengan atom yang sama sebagai parameter sebagai
potensial ionization . Kecenderungan pada elektronegatifitas mungkin
paralel pada potensial ionization itu.
Tidak seperti potensial ionization , akan tetapi elektronegatifan tidak
dapat dibagi oleh kepastian , kelangsungan dan pengukuran . Beberapa
elektronegatifitas diskala telah diterima dari jari-jari atom dan konfigurasi
elektron . Elektronegatifan dibagi berdasarkan moment dipole . Data yang
sama dapat digunakan sebagai pembagian ion parsial karakteristik dari
ikatan HCl .
Elektronegatifan bernilai ditinjau ketika atom mempunyai potensial
ionization tinggi ( lemah kecenderungan dalam melepas elektron ) dan
tinggi elektron afinitas tinggi ( besar kecenderungan dalam mengikat
elektron ) .Elektronegatifitas diskala oleh pemikiran Pauling.dan
didasarkan berdasarkan percobaan berasal dari nilai energi ikatan .Energi

ikatan dari ikatan Cl Cl seperti contoh adalah eneri ntuk memisahkan Cl2
menjadi 2 atom chlorin .Energi ini berhubungan dengan ikatan kovalen
murni yang elektronnya saling digunakan bersama dan tidak ada polaritas
.
Penjumlahan dari nilai didasarkan pada besarnya penggunaan elektron
bersama .Energi harus dapat dikelurakan menjadi elektron pada ikatan
kovalen ketika elektron elektron berasosiasi dengan salah satu ikatan
atom lebih besar daripada yang dibutuhkan ketika ikatan elektron saling
digunakan bersama .Untuk sebuah ikatan berpolar ,Ikatan energi
percobaan selalu lebih besar dari jumlah energi ikatan .dan perbedaan
jarak . , bergantung pada perbandingan kepolaran dari sebuah ikatan
.Untuk ikatan polar yang tinggi menghasilkan atom yang besar dengan
kemampuan mengambil elektron . yang besar .Elektronegatifan yang
terdapat perbedaan dari 2 ikatan atom yang tidak proposional .Pada
umumnya ,elektronegatifitas meningkat dari kiri ke kanan pada
periode dan meningkat dari bawah ke atas pada golongan
.Elektronegatifitas terbesar pada elemen pojok kanan atas ( F )
dan elektronegatifitas terkecil pada pojok kiri bawah ( Fr )
.Ionisasi potensial dengan keelektronegatifitas besarnya saling
paralel .
Senyawa logam umumnya mempunyai elektronegatifitas rendah ,
kecuali pada Gas mulia .Senyawa nonlogam menpunyai
elektronegatifitas tinggi . Elektronegatifitas dapat digunakan
untuk menghitung reaktifitas logam dan nonlogam .Dan posisi dari
elemen pada tabel periodik dapat memprediksi reaktifitas kimia.
Elektronegatifitas dapat digunakan untuk memprediksi tipe ikatan yang
ditemukan pada ikatan .Ketika 2 elemen saling berkombinasi dan sebuah
senyawa ionik dihasilkan . Ikatan kovalen terjadi diantara senyawa
nonlogam dimana elektronegatifitasnya tidak begitu besar .Pada keadaan
tertentu , Elektronegatifitas memberikan indikasi perbandingan polaritas
dari ikatan kovalen .Perbedaan elektronegatifitas yang lebih besar .Kutub

yang yang lebih besar adalah ikatan kovalen .Ikatan berpolarisasi pada
arah atim yang lebih besar Elektronegatifitas .Tipe ikatan yang terjadi
diantara 2 logam ( ikatan logam ) memnpunyai elektronegatifitas yang
relatif kecil .

3.10 Karakteristik Ikatan Ion dan Kovalen


Karakteristik ikatan ion berdasarkan struktur dasar Kristal
ion antara lain
1. Memiliki kristal ionik yang keras keras karena gaya elektrostatik
antar ion ion kuat.
2. Memiliki titik lebur yang tinggi karena dibutuhkan energi kalor yang
besar dalam proses peleburan untuk melawan gaya elektrostatik
antar ion.
3. Memiliki titik didih tinggi, karena penguapan zat ionic cair
tergantung kuatnya gaya elektrostatik yang menahan molekul nya
menjadi uap.
4. Ion ion dalam Kristal nya disusun dalam pola geometri tertentu
dimana gaya tarik menarik antara ion positif dan negatif nya
melawan gaya tolak menolak yang berasal dari ion sejenis.
5. Kristal ion bersifat brittle (rapuh) karena kestabilitasan Kristal nya
tergantung pemeliharaan pola geometrinya.
6. Merupakan konduktor listrik yang baik ketika berwujud lelehan atau
larutan tetapi tidak dalam wujud padatan dimana ion ion nya tidak
dapat bergerak bebas.
7. Sangat larut dalam pelarut polar.

Karakteristik ikatan Kovalen Non Polar


1. Molekul disusun dalam lattice Kristal oleh gaya van der waals, yakni
gaya sangat lemah yang disebabkan dari adanya pergerakan
electron atau disebut fluktuasi dipole.

2. Memiliki Kristal yang lunak karena lemahnya gaya antar molekul .


3. Memiliki titik lebur yang rendah karena hanya dibutuhkan sedikit
energi kalorr untuk melawan gaya van der waals.
4. Memiliki titik didih yang rendah sehingga pada kondisi normal
berada dalam wujud gas.
5. Wujud cair nya sangat volatile
6. Tidak menghantarkan listrik meskipun dalam wujud cairan ataupun
larutan karena tidak adanya partikel bermuatan untuk merespon
medan listrik.
7. Pelarut yang buruk untuk senyawa ionic.

Karakteristik ikatan kovalen Polar


Senyawa non polar memiliki sifat-sifat pertengahan antara
sifat sifat senyawa ion dan kovalen nonpolar.
1. Molekul disusun dalam lattice Kristal dengan arah dipole dipole
nya, yakni ujung negatif dari suatu molekul menarik ujung positif
molekul yang lain dengan gaya yang tidak terlalu kuat seperti pada
ikatan ion.
2. Memiliki Kristal molekul yang lebih keras dari material non polar
meskipun tidaksekeras senyawa ion.
3. Memiliki titik lebur dan titik didih yang lebih tinggi daripada material
nonpolar karena adanya gaya tarik menarik antar dipole.
4. Kurang volatile dibandingkan senyawa kovalen non polar.
5. Bukan konduktor listrik yang baik, karena muatan negatif dan positif
dipole nya berada dalam partikel yang sama dan partikel ini ditarik
terhadap dua kutub medan listrik sama kuat.
6. Pelarut terbaik untuk senyawa ionic.
Derajat polaritas suatu molekul atom dapat diperkirakan
berdasarkan rata-rata keelektronegatifannya. Namun untuk molekul yang
mengandung dua atau lebih atom sangat penting untuk

memperhitungkan geometri nya. Untuk molekul dengan tipe A2B terdapat


dua susunan geometri yang mungkin, yakni geometri linier yang
membentuk senyawa non polar seperti CO 2 dan geometri angular yang
mengkasilkan senyawa polar seperti H2O dan SO2. Molekul yang lebih rumit
dapat dianalisa dengan cara yang sama. Misalnya BF3 bersifat non polar
karena memiliki struktur planar meskipun perbedaan keelektronegatifan B
dan F sangat besar. Sebaliknya, NF3 yang perbedaan
keelektronegatifannya kecil justru bersifat polar karena memiliki struktur
trigonal piramida.
Network adalah Kristal yang lattice nya ditempati oleh atom-atom
yang digabungkan oleh ikatan kovalen. Contohnya pada atom-atom yang
menyusun Intan. Dalam hal ini sangat sulit membedakan ion dan molekul
karena seluruh Kristal divisualisasikan sebagai satu molekulraksasa.
Kristal material ini memiliki titiklebur dan titik didih yang tinggi, volatilitas
rendah, dan sangat keras karena banyaknya ikatan kovalen yang harus
diputuskan untuk menghancurkan struktur Kristal. Material ini juga
termasuk konduktor listrik.

3. 11 Resonansi
Pada beberapa contoh, eksperimen dari sebuah molekul tidak sesuai
dengan representasi rumus Lewis yang didasarkan pada prinsip-prinsip
yang telah dijelaskan. Sehingga diagram yang memenuhi prinsip octet
dimana ikatan kovalen rangkap dua dan ikatan kovalen koordinat tidak
sesuai dengan karakter sebenarnya dari ikatan pada molekul SO2.
Diketahui bahwa molekul ini angular dan kedua penghubung sulfur
dengan oksigen secara sempurna ekuivalen dalam semua aspek termasuk
jarak ikatan. Diagram yang kami gambarkan mengindikasikan dua jarak
ikatan yang berbeda (secara karakteristik, ikatan tunggal lebih panjang
daripada ikatan rangkap dua).
Pada kasus ini, dua atau lebih struktur ikatan kovalen biasanya dapat
digunakan pada kombinasi untuk menjelaskan molekul. Molekul dikatakan
hibrid resonansi dari struktur electron. Untuk SO2,Hanya ada satu bentuk
dari SO2, notasi di atas tidak mengandung arti bahwa senyawa ini adalah
campuran dari 2 tipe molekul, satu dintujukkan oleh struktur resonansi I
dan lainnya oleh II. Simbol ini tidak menunjukkan bahwa bentuk molekul
berubah-ubah dari bentuk I ke bentuk II. Simbol (<->) tidak menunjukkan
gerakan. Tidak kedua struktur resonansi sendiri cukup mewakili molekul,

tetapi satu struktur tunggal dari molekul SO2 dapat dibayangkan ke dalam
kedua struktur resonansi. Sehingga kedua ikatan SO2 berada di
pertengahan antara ikatan tunggal dan rangkap dua.
Masalahnya adalah satu dari representasi di dalam kerangka pendekatan
ikatan valensi klasik dan masalah muncul karena pendekatan terbatas,
bukan karena keanehan pada bagian molekul yang beresonansi.
Bagaimana dapat menggambar ikatan dari arah sangat kecil? Notasi
Lewis, bahkan dengan ketidakcukupannya, dipertahankan karena
kecocokannya.
Resonansi juga dapat digunakan untuk menjelaskan distribusi
muatan pada molekul dan ion. Contohnya ion karbonat (CO32-) adalah
anion dengan muatan 2- (2 elektron didapat dari kation) dan dengan
ikatan kovalen yang mengikat karbon dan oksigen. Ion berbentuk planar,
semua ikatan sama dan semua atom oksigen negative. Bentuk
resonansinya adalah

Resonansi menggambarkan kesamaan sempurna dari semua karbon


ke penghubung oksigen pada ion, masing-masing dapat dianggap
memiliki jumlah sifat ikatan rangkap dua yang sama. Lebih lanjut, masingmasing atom oksigen mempunyai jumlah ion muatan 2- yang sama.
Seperti yang dijelaskan oleh resonansi , muatan dipindahkan; itu mustahil
untuk menempatkan pada posisi yang tepat dari dua electron ekstra
yang member ion bermuatan negative.
Itu juga mungkin, walaupun biasanya tidak perlu untuk
menggunakan konsep resonansi untuk menandakan distribusi muatan
molekul polar. Struktur asam klorida dapat digambarkan dengan:

Perhitungan dari pengukuran momen dipole menunjukkan HCl


memiliki bagian 17% berupa sifat ionic. Kita menyimpulkan bahwa
struktur I dan II berkontribusi untuk hybrid resonansi pada rasio 83 hingga
17%. Struktur resonansi dari SO2 berkontribusi sama untuk hybrid karena
merupakan struktur ekuivalen. Ini juga benar dari bentuk resonansi ion
karbonat, tetapi tidak selalu.
Hibrid resonansi selalu lebih stabil daripada representasi ikatan
kovalen tunggal dari sebuah molekul. Sehingga energy yang dibutuhkan
untuk memecah ikatan H Cl lebih banyak daripada yang telah dihitung
untuk sebuah struktur dimana electron-elektron yang berikatan digunakan
bersama. Perbedaan ini disebut energy resonansi.

3.12. Sifat Directional Ikatan Kovalen


Ion-ion yang tidak meiliki konfigurasi konfigurasi seperti dalam gas
mulia belum stabil. Atom-atom ini membentuk konfigurasi prinsip octet.
Molekul-molekul yang memiliki nomor ganjil pada electron valensi akan
didistribusikan diantara konstituen electron. Hal ini sanagt tidak mungkin
jika membagi angka ganjil dalam mendistribusikan setiap atom pada
konfigurasi pada delapan electron. Dapat digunakan jenis resonansi untuk
molekul dengan tipe ini, tetapi deskripsi orbital molekul merupakan hal
penting. Tidak banyak electron ganjil yang stabil, biasanya electron ganjil
sangat reaktif,konsekuen dan berumur pendek.
Yang lebih penting adalah ketika molekul yang memiliki nomor genap
pada electron valensi tetapi memiliki atom dengan kulit valensi kurang
atau lebih dari delapan.
formasi ikatan kovalen merujuk pada pemusatan electron pada electron
yang berpasangan dari pada membentuk ikatan octet.
Jumlah dari energy potensial dari dua hydrogen menunjuk berlawanan
jarak internuclear. Hal ini digambarkan ketika atom dari formasi ikatan
kovalen yang dipengaruhi oleh energy potensial menurun bersama-sama.
Formasi pada ikatan kovalen membutuhlan orbit konstituen yang overlap
dan ikatan yang paling stabil terjadi ketika orbit yang overlap terjadi

secara maksimum bersamaan dengan limit oleh tolakan mundur oleh


internuclear. Ini berarti tidak hanya atom yang harus berdekatan satu
sama lainnya tetapi juga bahwa orbital harus berkelompok.
Ikatan ionic terdiri dari hubungan mutual dari ion negative dan positif.
Gaya pada ion-ion yang terjadi berupa konsekuen, ikatan ionic tidak
memiliki arah yang pasti, terjadi pada jarak besar termasuk tidak adanya
pasangan pada ion.
Pada formasi ikatan kovalen, orbital harus dapat mengakomodasi
pasangan electron yang yang melawan arah putaran.
Orbital adalah posisi dimana probabilitas menemukan sepasang electron
tinggi, jika ada sebuah posisi dalam suatu atom, ikatan kovalen akan
terbentuk, meski[pun secara parsial diisi oleh atom atau tidak.
Orbital biasanya digunakan dalam ikatan s,p,dan d orbital di luar kulit, dan
dalam berbagai kasus, orbital d kedua dari kulit terluar. Dengan
pengecualian dari inner d orbitals, electron dari inner orbitals biasanya
memiliki ikatan yang sangat kuat dalam formasi ikatan kovalen.

Gambar ikatan kovalen (*


mengindikasikan hibirdisasi
orbital)
Hibridisasi orbital adalah total
electron yang terexitasi atom
karbon yang mengandung satu
elekton di 2s orbital, dan 1
elektron di tiap orbital 2p dibagi
menjadi 4 porsi yang sama dan
orbital hybrid terbentuk.
Boron trichloride adalah triangular
planar molekul dengan sp2
hibridisasi
Sulfur hexafluoride molekul sp3d2
hibridisasi dan octahedral
Molekul PF5 adalah sp3d dan
trigonal bipiramidal

3.13 Pasangan elektron Repulsion dan Geometri Molekul


Orientasi bahwa satu set atom mengasumsikan dalam pembentukan
sebuah molekul tertentu dapat dijelaskan secara kualitatif berdasarkan
electrostastic tolakan antar pasangan elektron. Dalam appliacation konsep
ini, perhatian diarahkan ke tingkat valensi dari atom pusat molekul, dan
diagram untuk contoh yang mengikuti hanya menampilkan elektron dari
tingkat atom pusat.
Air raksa memiliki dua elektron pada tingkat valensi nya (6s2), ini
digunakan untuk membentuk dua ikatan kovalen dengan dua atom klorin
dalam molekul klorin merkuri, HgCl2. Molekul ini Linear.
CI: Hg: CI
Geometri dari molekul HgCl2 sedemikian rupa sehingga ikatan dua
pasangan elektron terpisah selebar mungkin , dan dengan demikian
tolakan elektrostatik antara mereka diminimalkan.
Molekul dari tipe B: A: B selalu linear: bentuk molekul berylium, seng,
kadmium, dan merkuri tersebut yang dapat dikatakan menunjukkan
hibridisasi sp.

Molekul boron trifluorida adalah segitiga dan planar.


Setiap sudut ikatan dari molekul adalah 120 derajat, dan pengaturan ini
memberikan kemungkinan terbesar pemisahan antara tiga pasang
elektron.
Dalam molekul metana, CH4, karbon (atom pusat) memiliki empat pasang
elektron pada ikatan. tolakan electrostatis antara pasangan ikatan ini
adalah minimal ketika ikatan diarahkan menuju sudut tetrahedron teratur
(Gambar 3.18), dalam konfigurasi ini, seluruh ikatan tersebut berjarak
sama dari satu sama lain, setiap sudut ikatan HCH adalah 109 derajat 20
', yang disebut sudut tetrahedral. geometri molekul ini yang umum
ditemui.
Struktur Amonia juga dapat berhubungan dengan tetrahedron (Gambar
3.18). Nitrogen memiliki tiga pasangan elektron terlibat dalam ikatan dan
sepasang keempat, yang disebut pasangan elektron. molekul NF3
memiliki struktur mirip dengan NH3.
Molekul air memiliki pasangan ikatan dua dan dua pasangan mandiri.
Empat pasangan elektron tersebut diatur secara tetrahedral (Gambar
3.18) sehingga atom molekul memiliki konfigurasi berbentuk V. Sudut
ikatan molekul air (104.5 derajat) lebih rendah dari sudut ikatan NH3 yaitu
H-N-H.
Kekuatan penurunan tolakan umumnya: pasangan-pasangan elektron
bebas mandiri (L-L)> pasangan-pasangan bebas ikatan (L-B)> ikatanikatan pasangan pasangan (B-B).
Oleh karena itu, dua pasangan elektron mandiri dari molekul AIR,
kekuatan ikatan OH nya bersama-sama lebih erat daripada ikatan NH dari
molekul NH3, yang dipengaruhi oleh hanya satu pasangan bebas.
Ketika atom pusat molekul memiliki enam ikatan pasangan elektron
(misalnya di SF6), geometri yang diadopsi adalah octahedron (Gambar
3.19a) di mana ikatan berjarak sama dan semua posisi setara. Dalam
konfigurasi ini, tolakan elektrostatik kecil, dan semua sudut ikatannya 90
derajat.

pasangan elektron dari beberapa spesies seperti IF5 dan BrF5 yang
memiliki pasangan ikatan lima dan satu pasangan bebas, juga diarahkan
ke octahedron. Karena semua posisi octahedron yang setara, atom dari
molekul tersebut diatur dalam suatu persegi piramida (Gambar 3.19b),

yang mungkin akan sedikit disimpangkan.


Analisis spesies dengan lima pasangan elektron pada atom pusat kurang
jelas. Konfigurasi yang meminimalkan tolakan pasangan elektron adalah
bipyramid trigonal (Gambar 3.20a), ini adalah pengaturan diasumsikan
oleh molekul PCL5. atom Equatorial adalah co planar, dan setiap sudut
tubuh dibentuk oleh dua atom khatulistiwa dan bidang ekuator, setiap
sudut ikatan yang didefinisikan oleh sebuah atom kutub, atom pusat, dan
sebuah atom khatulistiwa adalah 90 derajat.

3.14.Orbital Molekuler
Struktur molekul sejauh ini digambarkan oleh bentuk-bentuk yang
berhubungan kembali ke konfigurasi elektronik dari atom konstituen.
Metode orbital molekul adalah sebuah pendekatan alternatif. Dalam
metode ini, orbital berhubungan dengan molekul secara keseluruhan, dan
konfigurasi molekul diperoleh dengan memasukkan elektron ke dalam
orbital molekul dalam urutan aufbau analog dengan yang digunakan
dalam pengisian orbital atom. Sesuai dengan praktek yang menunjukkan
orbital atom dengan huruf; s, p, dan d. orbital molekul ditugaskan huruf
Yunani yang sama, penunjukan (sigma), (pi), dan (delta).
Dalam kasus molekul diatomik yang sangat sederhana, konsep atom
bersatu dapat digunakan untuk menurunkan orbital molekul. Jadi jika dua
atom hidrogen dibawa bersama-sama, atom bersatu yang dihasilkan akan
memiliki dua proton dan dua elektron. Elektron ini dapat ditempatkan
pada orbital 1s. Pemisahan dua inti untuk membentuk molekul H2
kemudian memberikan ikatan .
Jika ini konsep atom bersatu digunakan untuk molekul He2 hipotetis,
empat elektron dari atom helium gabungan tidak dapat diakomodasi
dalam 1s orbital -dua dari empat elektron harus dipromosikan ke orbital
yang lebih tinggi. Elektron akan dipromosikan dalam keadaan gembira
dan akan bertindak sebagai pengaruh yang mengganggu dalam molekul mereka disebut antibonding elektron, elektron pasangan dalam orbital
ikatan- disebut ikatan electron (bonding electron ). Kepadatan elektron
orbital antibonding rendah di wilayah internuclear. Satu-setengah selisih
antara jumlah elektron ikatan dan jumlah ikatan kovalen dalam molekul.
Jadi untuk He2: (1 / 2) (2-2) = 0, dan efek bersih tidak berikatan.
Notasi untuk kedua contoh adalah:
2H (1s1) H2 [(1s) 2]
2 He (1s2) He2 [(1s)2 ( * 1s) 2]
Dalam notasi, superscript berdiri untuk jumlah elektron dalam setiap

orbital; bintang menunjukkan orbital antibonding.


awan Elektron orbital molekul dari orbital atom dan dari mana
mereka berasal yang digambarkan di Gambar 3.21. Jika diagram orbital
ikatan 1s adalah ditumpangkan pada diagram 1s * antibonding orbital,
tidak ada akumulasi besar muatan listrik ditunjukkan di daerah ikatan
antara inti atom. Oleh karena itu, untuk molekul He2 hipotetis, distribusi
elektron kira-kira sama dengan dua atom helium.
Tingkat diagram energi kualitatif untuk pembentukan 1s dan * 1s
orbital molekul dari orbital 1s atom dari dua atom ditunjukkan pada
Gambar 3.22. Energi dari orbital -ikatan lebih rendah daripada orbital
atom baik dari yang dapat dianggap telah diturunkan (lihat juga gambar
3.15), sedangkan energi orbital * antibonding lebih tinggi. Hal ini selalu
benar. Ketika dua orbital atom digabungkan, orbital molekul ikatan yang
dihasilkan merupakan penurunan energi, dan orbital molekul antibonding
merupakan penambahan energi; s orbital atom dari setiap tingkat
kuantum menimbulkan dan orbital molekul *.
pengobatan matematika Exact elektron dalam orbital molekul, di
bawah pengaruh lebih dari satu inti, biasanya tidak mungkin. Perkiraan
kepadatan probabilitas elektron dalam orbital molekul dapat diperoleh
dari deskripsi gelombang orbital atom dari atom konstituen. Diagram
orbital molekul pada Gambar 3.21 dengan demikian berasal. Dalam
allustration ini, obligasi yang dibentuk oleh elektron p harus ditafsirkan
sebagai telah dibentuk sepanjang sumbu x. Jadi elektron px bergabung
untuk membentuk ikatan p (subskrip x biasanya dihilangkan karena ini
adalah satu-satunya jenis elektron p yang dapat membentuk ikatan ).
Elektron py-bersatu dalam cara yang berbeda untuk membentuk ikatan ,
yang mungkin khusus ditunjuk py tapi pada sudut kanan itu (lihat
gambar 3.24). Antibonding orbital * juga ditunjukkan pada Gambar 3.21.
Jika sumbu x adalah diambil sebagai acuan untuk pembentukan
ikatan, urutan aufbau untuk molekul diatomik sederhana adalah
1s * * 2s 1s 2s 2p {2py, 2px} { * 2py, *} * 2px 2p
Setiap orbital dapat menampung dua elektron. Agar ini bisa berasal dari
pemeriksaan dari angka 3,23. Tiga 2p orbital dari atom isolasi merosot
(energi sama). degenerasi ini terbagi dalam pembentukan orbital molekul,
orbital -ikatan (berasal dari orbital atom px) memiliki energi lebih rendah
daripada salah satu dari dua degenerate orbital -ikatan (berasal dari py
dan orbital atom px). Dalam molekul diatomik yang terbentuk dari atom
dengan lebih dari satu shell elektronik, kerang batin tidak lumayan
mempengaruhi ikatan, elektron tersebut disebut nonbonding elektron.
Notasi untuk molekul F2 adalah
2
2F (1s 2s2 2p5) F2 [KK (2s) 2 (2s *) 2 (2p) 2 (2p) 4 ( * 2p) 4]
Simbol KK menunjukkan elektron nonbonding, dan subskrip x, y, dan z

telah diabaikan. Jumlah obligasi sini diwakili adalah (1 / 2) (8 - 6) atau 1.


Notasi untuk O2 adalah
2
2O (1s 2s2 2p4) O2 [KK (2s) 2 (2s *) 2 (2p) 2 (2p) 4 ( * 2p) 2]
Jumlah angka ikatan (1 / 2) (8 - 4) = 2. Struktur Lewis untuk O2,: O:: O:,
menggambarkan ikatan ganda tetapi tidak menunjukkan oksigen yang
paramagnetik (dua elektron tidak berpasangan). Istilah terakhir dari
penunjukan orbital molekul, ( 2px * dan * 2py), dua elektron tidak
berpasangan tetapi menduduki orbital ini sendiri-sendiri sesuai dengan
aturan Hund (gambar 3.23).
Notasi untuk N2 (gambar 3.24), yang menunjukkan ikatan tiga,
adalah
2N (1s2 2s2 2p3) N2 [KK (2s) 2 (2s *) 2 (2p) 2 (2p) 4]
Kami telah mengatakan bahwa tidak mungkin untuk diagram
struktur ikatan valensi menggunakan aturan oktet untuk molekul dengan
jumlah elektron valensi ganjil. Nitrogen oksida, NO, adalah suatu molekul
(molekul elektron aneh); sejak lima elektron valensi disumbangkan oleh
atom nitrogen dan enam elektron valensi dengan atom oksigen, jumlah
elektron valensi untuk molekul adalah sebelas. Metode orbital molekul
memberikan deskripsi berikut ikatan molekul NO.
N (1s2 2s2 2p3) + O (1s2 2s2 2p4) NO [KK (2s) 2 (2s *) 2 (2p) 2 (2p) 4 (
* 2p) 1]
Jadi (1 / 2) (8 - 3) atau 2,5 , ikatan terindikasi.
Dalam beberapa molekul dan ion, multicenter, atau delocalized,
ikatan ada di mana beberapa elektron ikatan berfungsi untuk obligasi
lebih dari dua atom bersama-sama. Deskripsi spesies dengan pendekatan
ikatan valensi memerlukan penggunaan struktur resonansi. Contoh dari
ikatan multicenter adalah ion karbonat (gambar 3.25). ion ini segitiga dan
planar, masing-masing O-C O membentuk sudut ikatan 1200. Atom
karbon bergabung untuk setiap atom oksigen dengan ikatan , dan di
samping itu, setiap atom ap orbital kontribusi terhadap pembentukan
sistem multicenter -ikatan yang meliputi semua atom ion. Sebuah sistem
ikatan serupa ditemukan dalam ion nitrat, NO3-, dan molekul SO3 (bagian
3.11); contoh lain dari ikatan multicenter akan ditemui di bab berikutnya.
Pada kenyataannya, deskripsi seperti yang sebelumnya untuk ion
karbonat menggabungkan sisi baik dari ikatan valensi dan orbital molekul.

3.15. Ikatan Logam

Ikatan logam adalah gaya tarik menarik yang membuat atom-atom dari
dua atau lebih logam bergabung dalam sebuah alloy atau gaya yang
mengikat atom-atom dari sebuah logam murni bergabung dalam sebuah
Kristal. Karakteristik ikatan logam antara lain
1. Memiliki potensial ionisasi dan elektronegatifan yang rendah.
2. Kristal logam disusun atas ion-ion positif logam dan pergerakan
electron dalam arah tertentu sehingga membuat seluruh Kristal
bersifat netral.
3. Hanya electron yang paling bebas dan umumnya berasal dari kulit
terluar yang menyusun lautan electron bersifat mobile, karena
electron dari orbitaldalam diikat dengan kuat.
4. Kristal logam memiliki struktur close-packed, sehingga mampu
membentuk ikatan kovalen untuk mengikat menjadi suatu susunan
atom bersama.
5. Memiliki kerapatan dan titik lebur yang tinggi akibat gaya tarik
menarik yang kuat antar atom.
6. Tidak seperti ikatan kovalen yang bersifat directional, ikatan logam
bersifat nondirectional seperti halnya ikatan ion.
7. Tidak seperti ikatan ion, posisi ion positif dalam ikatan logam dapat
diubah tanpa merusak Kristal karena distribusi muatannya yang
seragam.
8. Dapat dideformasi dengan mudah, dapat ditempa (maleable), dan
mampu dipintal menjadi kawat(ductile).
Ikatan logam dikenal sebagai jenis yang ekstrim dari ikatan
nonlocalized yang mencakup seluruh atom Kristal dan hibridisasi
resonansi. Dalam hal ini, lebih dari satu orbital valensi yang harus
dilibatkan dalam ikatan logam. Contohnya pada logam Lithium dengan
konfigurasi electron 1s2 2s1 menggunakan orbital kosong 2p yang tidak
jauh untuk melepaskan energi dari 2s, orbital ini disebut orbital metallic.
Kristal logam juga dapatb dianalisa denganmetode mekanika kuantum.
Namun cara ini lebih rumit karena orbital dari sejumlah besar atom
mencakup seluruh atom dalam Kristal harus diperhitungkan.
Ikatan logam secara umum meningkat dari interaksi orbital orbital kulit
terluarnya. Jarak antar atom dari Kristal logam ditentukan oleh overlap

dari orbital valensi, dimana orbital dalam tidak begitu berperan terhadap
jarak ini. Akibatnyab ands diturunkan dari orbital dalam yang secara
lengkap telah terpenuhi dan menjadi semakin sempit. Dalam sebuah
Kristal tidak ada electron yang memiliki energi yang nilainya tidak berada
diantara batas-batas band, sehingga wilayah dari sebuah diagram tingkat
energi antara band-band tersebut disebut daerah forbidden energy .
Dalam sebuah Kristal logam, electron yang berasal dari atom Kristal
dipindahkan antar tingkatan band hanya dengan tambahan sedikit energi.
Sehingga logam dapat melepaskan elektronnya menyerap cahaya dari
berbagai panjang gelombang dan kemudian meradiasikannya. Hali ini
menyebabkan timbulnya kilap logam.
Konduktivitas listrik yang tinggi pada logam disebabkan oleh pergerakan
electron valensi dalam konduktor. Pergerakan ini pula yang menjelaskan
konduktivitas panas dalam logam, dalam hal ini electron mengambil kalor
sebagai energi kinetic dan mentransfernya secara cepat ke seluruh
bagian. Pada material lain proses ini berlangsung sangat lambat karena
melibatkan pergerakan ion atau molekul.
Diagram tingkat energi untuk insulator, konduktor , dan semikonduktor
mempelihatkan bahwa dalam insulator conduction band dipisahkan dari
valence band oleh forbidden band yang luas. Contohnya pada Kristal
intan. Semikonduktor adalah material yang memiliki konduktivitas rendah,
pertengahan antara konduktor dan insulator. Konduktivitas ini akan
meningkat dengan peningkatan suhu. Pada semikonduktor, forbidden
energy zone antara valence band dan conduction band relative sempit
sehingga electron dapat berpindah dari valence band ke conduction band
dengan proses eksistasi termal. Kekosongan orbital yang disebabkan
electron ini membuat electron pada valence band sebaik pada electron di
konduktor. Pengotor dapat mempersempit forbidden energy zone pada zat
tertentu sehingga sering disebut sebagai pengotor semikonduktor.
Logam yang paling aktif adalah unsur yang terletak paling kiri pada table
periodik unsur. Unsur logam ini memiliki potensial ionisasi yang rendah
dan electron valensi yang paling bebas. Semakin ke kanan pada table
periodic sifat-sifat logam unsur akan semakin luntur.

3.16. NomenklaturSenyawa Biner

Senyawa ion biner di beri nama dg logam pertama dan kedua non
logam; binary biasany bernama kovalen dg unsure yang kurang
elektronegatif yang pertama..
Metode yang lebih sistematis dari sebelumnya adalah untuk menunjukkan
electrovalence logam dalam angka Romawi setelah bahasa
inggris nama logam
3.17. Senyawa ternary
Kebanyakan dari senyawa diketahui dalam ikatan elektrovalen dan
kovalen. Dan biasanya senyawa tersebut adalah senyawa
ternary(senyawa yang terdiri atas 3 unsur) dengan oksigen sebagai salah
satu unsurnya.
Contohnya adalah senyawa Na2SO4 , kristalnya terdiri atas ion Natrium
Na+ dan ion sulfat SO42- , yang tersusun dalam kisi kristal dengan
stoikiometri baik dan rasio antara 2 hingga 1. Ketika senyawa ini larut
dalam air, ion ion akan terpisahkan dari kristal dan bergerak dengan
bebas dalam larutan. Ion sulfat, namun ion ion sulfat akan saling
berikatan dengan ion sulfat yang lain dengan bentuk ikatan kovalen, tidak
terpisahkan antara satu dengan yang lainya meski dalam larutan air.
Untuk poliatomik, anionnya biasanya berikatan kovalen, namun hanya
beberapa kation poliatomik yang penting, contohnya adalah ion amonia
Nh4+ dan bismut BiO+
Dalam larutan aquades, masing masing ion akan berasosiasi dengan
beberapa molekul air. Faktanya formasi dari ion hidrat akan cenderung
kedalam proses larutan dengan senyawa ionik dalam air. Aquades / hidrat
ini , ion biasanya disimbolkan dengan (aq). Yang diletakan setelah rumus
senyawa. Jumlah dari molekul air berasosiasi dengan sebuah ion saja yang
diberikan tidak disimbolkannya .
Senyawa hidrogen , dengan ikatan kovalen murni terlarutkan dalam air
menghasilkan larutan yang terdiri ats ion ion. Dengan reaksi sebb,
HNO3+H2OH3O+NO3HNO3H+(aq)+NO3-(aq)
Senyawa tersebut berdisosiasi dalam larutan air untuk menghasilkan H3O+
atau H+(aq), Ion tersebut disebut Acid /asam.

Karena bentuknya yang kecil, proton yang tidak berasosiasi (H+) tidak
muncul /terlihat dalam sistem kimia tertentu, dalam asam murni atom
hidrogen berikatan kovalen dengan sisa molekul, sedangkan dalam
larutan aquades proton akan berhidrasi. Proton yang berikatan dengan
molekul air yang berarti sebuah pasangan elektron atom oksigen untuk
membentuk ion H3O+, yang disebut ion hidronium. 3 atom hidrogen dari
H3O+ adalah ekuivalen. Dan ion dalam bentuk trigonal piramid dengan
atom oksigen sebagai puncak piramid.
Ion hidronium tersebut diasumsikan menyerupai ion amonia NH4+, yang
mana memiliki 4 atom hidrogen yang ekuivalen dan tersusun dalam
bentuk tetrahedral yang berada di sekitar atom nitrogen.
H++H2OH3O+
H+NH3NH4+
Ion hidronium diketahui membentuk kristal hidrat asam, seperti H 3O+,
ClO4-,H3O+. Konduktor termal dan listrik mengindikasikan bahwa ion H 3O+
berasosiasi dengan 3 molekul air. Dalam larutan air dan sebuah ion
piramidal H9O4- telah terpostulasi. Banyak tipe spesies hidrat muncul
secara serempak dalam bentuk larutan.
Alkali adalah senyawa yang terdiri atas sebuah kation logam dan ion
hidroksida OH-. Alkali dan asam bereaksi dalam air dengan reaksi
netralisasi.
H+(aq)+OH-(aq)H2O
Garam terdiri atas kation alkali dan anion asam yang dihasilkan oleh
evaporasi larutan dari hasil reaksi netralisasi.
Asam ternary biasa diperoleh dari oksigenase anion yang diberi nama
sesuai dengan nama unsur pusatnya(unsur lain selain oksigen) dengan
akhiran ic. Biasanya ada 2 asam ternary yang tersusun atas unsur yang
sama. Maka untuk membedakanya bisa menggunakan akhiran ous. HNO3
adalah nitric acid sedangkan HNO2 adalah Nitrous acid.
Ada beberapa jenis asam tidak cukup hanya dengan 2 penamaan saja.
Awalan per- dapat digunakan untuk menandakan satu penambahan
oksigen, awalan hypo- untuk menandakan satu pengurangan oksigen.
Contohnya, HCIO4 adalah perklorik acid karena memilki satu tambahan
satu oksigen dari klorik acid HClO3, sedang kan HClO2 disebut hypoklorik

acid karena memiliki satu oksigen lebih sedikit dibandingkan dengan


klorik acid.
Nama nama anion poliatomik diperoleh dari nama asam/acid dengan
mengubah akhiran ic menjadi ate dan akhiran ous menjadi
ite .contohnya NO3-, nitrate ion, diperoleh dari HNO3 nitric acid. Dan ClOhypoklorite ion, diperoleh dari HClO hypoklorous acid. Untuk garam,
penamaanya diperoleh dari kombinasi nama kation dan anion, contoh
NaNO2 adalah Natrium nitrite.
Beberapa senyawa binari berfungsi sebagai asam/acid dalam larutan air.
Kombinasi awalan Hydro- dan akhiran ic digunakan untuk
mengindikasikan larutan air asam binary. Contohnya adalah, sebuah
larutan air hydrogen klorid, HCl disebut Hydrokloric acid. Nama garam
binari biasanya menggunakan akhiran ide.

You might also like