Professional Documents
Culture Documents
OLEH
EFFENDI KADIR
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
2008
KATA PENGANTAR
Buku ini disusun untuk pegangan para mahasiswa fakultas teknik dalam rangka
mempelajari
ilmu
pengetahuan
tentang
peralatan-peralatan
mekanis
yang
banyak
dipergunakan dalam rangka mempercepat pembangunan baik di jurusan teknik sipil maupun
teknik pertambangan.
Materi dari buku ini telah disesuaikan dengan silabus yang ada di tiap jurusan teknik
sipil maupun teknik pertambangan, khususnya yang ada mata pelajaran pemindahan tanah
mekanis atau alat-alat berat dan ditambah juga dengan pengalaman penulis baik dari kursus,
pelatihan atau peninjauan langsung dilapangan. Buku ini banyak mengacu kepada buku
pemindahan tanah mekanis yang dikarang oleh Bapak Ir. Partanto Prodjosumarto dan hanya
ada penambahan bab III mengenai manajemen peralatan serta penyempurnaan kata dan
kalimat serta penambahan gambar, sehingga diharapkan buku ini dapat lebih lengkap.
Buku ini memuat teori-teori dasar mengenai peralatan-peralatan mekanis atau alatalat berat, managemen peralatan mekanis dan contoh contoh soal berikut penyelesaiannya.
Semoga dengan keberadaan buku ini dapat memacu kita untuk kebih giat lagi
mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya para mahasiswa dan para praktisi lapangan
guna kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan Negara.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
..
..
..
..
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1. Pengertian/definisi ..
1.2. Ruang Lingkup dan Sasaran Pokok .....................................
1.3. Penggolongan Material/Tanah,Batuan
II. ANALISIS TEMPAT KERJA
2.1. Kondisi Jalan dan Pengangkutan yang ada
2.2. Tumbuh-tumbuhan ...
2.3. Jenis Material dan Faktor Pengembangan
2.4. Iklim
2.5. Morfologi Tempat Kerja
2.6. Ketinggian dari permukaan air laut ..
2.7. Effisiensi Kerja .
2.8. Syarat-syarat Penyelesaian Pekerjaan ..........................
2.9. Syarat-syarat Penimbunan
2.10.Lamanya Pekerjaan
2.11.Biaya Operasi
....
III. MANAGEMEN PERALATAN
3.1. Definisi/Pengertian .
3.2. Ruang Lingkup Managemen Peralatan
3.3. Perencanaan Kebutuhan Peralatan ..
3.4. Perencanaan Pengadaan
3.5. Perencanaan Operasi Peralatan
3.6. Perencanaan Pemeliharaan
Halaman
...............................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian/Definisi
Bagaimana cara perhitungan teoritis dan atau perhitungan praktis. mengenai produksi
dari hasil kerja alat-alat berat tersebut.
Untuk dapat mengetahui teori dalam rangka mempersiapkan diri baik sewaktu kerja
praktek maupun tugas akhir di lapangan atau telah selesai kuliah.
Mensukseskan tujuan dari suatu proyek dimana para pelaksana bertugas sesuai
dengan bidang spesialisasinya.
BAB II
ANALISIS TEMPAT KERJA (JOB CONDITIONS)
Untuk dapat membuat rencana yang rapih dan teratur harus dipelajari dengan teliti
keadaan lapangan kerja (tempat kerja).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :
1.Kondisi jalan dan pengangkutan yang ada (accessibility & transportation)
Adakah cara pengangkutan yang dapat dipakai untuk mengangkut alat
Belum ada jalan ataupun jalan Kereta Api. maka harus dibuat jalan baru (pioneer
road) ke jalan yang terdekat.
2.Tumbuh-tumbuhan (vegetation)
Keadaan tanaman yang tumbuh di tempat kerja perlu diteliti (hutan belukar, semaksemak, rawa-rawa, pohon-pohon besar yang kuat akarnya, dan sebagainya. Sehingga dapat
ditetapkan alat apa yang perlu dipakai, bagaimana cara membersihkannya, berapa lama dan
berapa ongkosnya.
3. Jenis Material dan Faktor Pengembangan (what kind of material and its
change of volume)
Pada dasarnya pemindahan tanah itu merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan suatu
daerah. Maka sebaiknya penggalian sama dengan penimbunan. Kebanyakan tanah akan
bertambah volumenya 30 % kalau digali dan akan berkurang 10 % kalau sudah dipadatkan
ditempat lain. Faktor ini perlu diperhatikan, selain itu perlu dilihat sifat-sifat tanah tersebut,
seperti ; kering atau basah, lengket atau tidak, keras atau lunak, dan sebagainya. Sifat-sifat
tersebut akan mempengaruhi kerja alat-alat yang dipakai dan lamanya pekerjaan yang harus
dilakukan. Tanah yang banyak mengandung khumus harus dipisahkan untuk menutupi tempat
penimbunan agar daerah itu dapat segera ditanami.
4. Iklim (Climate)
Di Indonesia yang menghambat pekerjaan adalah musim hujan, sehingga hari kerja
menjadi pendek. Kalau hujan sangat lebat tanah jadi becek, alat-alat tidak dapat bekerja
dengan baik (terhambat), dan perlu pengeringan (drainase) yang baik. Sebaliknya pada
musim panas, akan timbul banyak debu. Selanjutnya panas atau dingin yang keterlaluan juga
akan mengurangi effisiensi mesin- mesin yang dipergunakan.
5. Morfologi Tempat Kerja
Keadaan jalan akan mempengaruhi daya angkut alat-alat yang dipakai. Bila jalan-jalan
baik, kapasitas angkut dapat lebih besar dan alat-alat dapat bergerak lebih cepat. Kemiringan
dan jarak harus diukur dengan teliti, karena hal itu akan menentukan waktu yang diperlukan
untuk pengangkutan material tersebut (cycle time). Kecerobohan dalam menentukan
kemiringan, jarak dan kondisi jalan (lebar dan kekuatannya) akan menurunkan jumlah tanah
yang dapat diangkut, dan menambah ongkos pengangkutan.
atau rumput. Atau ditempat lain syarat diminta adalah pemasangan pagar atau memberi
kerikil atau pengerasan dengan batu koral.
9. Syarat-syarat penimbunan (fill specifications)
Timbunan mungkin perlu dipadatkan dengan alat-alat khusus dan harus dilakukan
pada kelembaban tertentu. Hal ini akan menambah pekerjaan dan ongkos/biaya, oleh sebab
itu harus pula diperhitungkan. Mungkin juga timbunan itu harus rata dan dapat segera
ditanami, atau harus memiliki kemiringan tertentu.
10. Waktu (time element)
Pekerjaan pemindahan tanah umumnya harus diselesaikan dalam jangka waktu yang
sudah ditetapkan. Oleh karena itu kapasitas produksi harian yang telah ditetapkan haruslah
dipenuhi. Untuk itu perlu pengetahuan yang cukup dalam memperkirakan kemampuan alatalat yang akan dicapai, sehingga jumlahnya cukup dapat memenuhi target produksi harian
yang telah ditetapkan. Kalau pekerjaan pemindahan tanah tersebut dikontrakkan, maka jika
pekerjaan selesai sebelum batas waktu yang telah disetujui, kontraktor berhak menerima
premi. Sebaliknya kalau terlambat, kontraktor harus membayar ganti kerugian (denda).
11. Ongkos-ongkos operasi (operating costs)
Ongkos-ongkos yang harus diperhitungkan adalah :
-
BAB III
MANAJEMEN PERALATAN
MUTU
MANAJEMEN
PERALATAN
WAKTU
BIAYA
PROYEK
PERUSAHAAN
KEUNTUNGAN
DAN
PERFORMANCE
KEBUTUHAN PERALATAN
PENGADAAN
PERENCANAAN
OPERASI PERALATAN
PEMELIHARAAN
PENGHAPUSAN/PENGGANTIAN BARU
TEKNIS
EKONOMI
JADWAL
WAKTU
KEBUTUHAN
PERALATAN
2.PERENCANAAN PENGADAAN
SEWA (RENTAL)
PENGADAAAN
KEUNTUNGAN :
KERUGIAN :
PRINSIP INVESTASI :
INVESTASI ALAT MENANAM MODAL / UANG KEUNTUNGAN
HARUS LEBIH
BESAR DARI
BUNGA BANK.
CARA INVESTASI :
KEUNTUNGAN :
KERUGIAN :
SEWA BELI
(LEASING)
KEUNTUNGAN :
KERUGIAN :
PEMBELIAN PERALATAN
PEMILIHAN
MERK
YANG
DIINGINKAN
BERDASARKAN
PERFORMANCE.
-
OPERASI
BENAR
-
UNSUR
PROYEK
PERALATAN
PENUNJANG
HASIL YANG BAIK
DAN
TEPAT WAKTU
KEUNTUNGAN DAN
CITRA / PERFORMANCE
YANG BAIK BAGI
PERUSAHAAN
PEMELIHARAAN
BAB IV
PENGGUNAAN DANKEMAMPUAN ALAT-ALAT (EQUIPMENT
APPLICATION)
2) Power scrapers
3) Alat-angkut (hauling units) : yang akan dibahas hanya rear, bottom and side
dump trucks
4) Alat muat (loading units) : yang akan dibahas hanya power shovel dan dragline
5) Alat garu (rooter/ripper) : ada dua macam tractor drawn dan integrated type
6) Alat gilas (rollers)
7) Graders,
1. Buldozers
Alat ini merupakan alat gali (excavator) dan alat dorong atau alat gusur (dozer)
yang kuat serta dapat banyak membantu pekerjaan alat-alat muat.
Ditinjau dari segi penggeraknya ada 2 macam bulldozers, yaitu :
a.Bulldozers yang memakai roda-roda karet (rubber tired bulldozers)
Gerakannya lebih gesit dan lincah, tetapi hanya cocok untuk daerah-daerah yang
kering dan landasannya keras. Untuk daerah-daerah yang becek dan landasannya
lunak, maka Bulldozers tipe ini akan kehilangan kekuatannya karena sering selip.
Untuk bekerja didaerah yang banyak terdapat batuan yang tajam juga tidak cocok,
kecuali kalau ban-bannya dibungkus dengan anyaman ratai baja
Ditinjau dari segi pergerak bilahnya (blade control) ada dua macam Bulldozers
yaitu :
Sedangkan bentuk-bentuk bilah (blade) Bulldozers juga bermacam-macam tergantung dari keperluannya contohnya :
a. Universal blade ( U-blade )
Bilah tipe ini sangat effesien untuk memindahkan material dalam jumlah besar
dengan jarak dorong yang panjang, misalnya pada pekerjaan-pekerjaan reklamasi, dan
penggusuran lapisan tanah penutup. Tetapi darat juga untuk pengumpulan material
disekitar tumpukan material (stockpile), dan membantu alat muat dalam pengisian ke
hopper
g.K/G Blade
Bilah tipe ini khusus dipergunakan untuk beberapa pekerjaan pembersihan tanah,
sepertiuntuk membabat semak-semak, menebas pepohonan menimbun pohon-pohon
sisa penebasan, membuat saluran penirisan dan juga mampu untuk memadamkan
kebakaran pada timbunan kayu-kayu kering
h.Landfill blade
Bilah tipe ini dirancang untuk menangani material buangan dan material lapisan
penutup seperti halnya pada pengisian dan penyebaran material. Seperti halnya pada
pengisian dan penyebaran material. Bagian atas bilah tipe ini dilengkapi dengan
saringan untuk melindungi radiator masinnya. Bentuk-bentuknya yang melengkung
menyebabkan material yang didorong akan menyebar secara lebih merata
i.V-Tree Cutter blade
Bilah tipe ini bentuk huruf V dengan ujung pemotong bergerigi menyerupai gergaji
dirancang khusus untuk memotong semak belukar, pepohonan, dan sisa-sisa tunggul
agar rata dengan tanah
j.Rake blade
Bilah tipe ini bentuknya alat garu yang bergerigi rapat dan dipergunakan untuk
memindahkan tunggul-tunggul kecil, memisahkan bongkah-bongkah batuan, dll.
b. Kalau batang itu tidak juga roboh, dapat dipakai sebuah rantai yang
panjang untuk menarik pohon itu dengan sebuah Bulldozers
c. Bila gagal juga baru batang pohon itu digergaji, kemudian
tunggulnya diangkat dengan cara peledakan
4. Bila selain semak-semak terdapat pula bongkah-bongkah batu besar
Bulldozers yang akan menghalangi pekerjaan, maka batu tersebut
sangat besar tidak boleh sekaligus didorong, karena akan melampaui
batas kemampuan dorong Bulldozers. Sebaiknya didorong sedikit demi
sedikit dari sebelah pinggirnya sedemikian rupa sehingga akhirnya
mencapai diluar batas daerah kerja. Jika ada batu didaerah pada suatu
lembap, maka lerengnya prlu digali lebih dahulu agar tidak terlalu
curam, karena Bulldozers dapat terbalik. Kecuali itu lereng yang lebih
pandai tersebut dapat pula dipakai untuk mengambil kecepatan
c. Gali angkut jarak pendek yaitu menggali lalu mendorong tanah galian
itu kesuatu tempat tertentu, misalnya pada pembuatan jalan raya, kanal
atau membersihkan suatu tempat penggalian pada tambang terbuka
agar loading units bisa lebih mudah
iii. Menggali dan menggusur material yang dilakukan dengan dua bilah
Bulldozers yang bergerak berdampingan akan mengurangi atau menghindari
kehilangan material di kiri dan kanan bilah. Cara penggusuran ini disebut
side by side dozing tetapi cara kerja ini membutuhkan operator yang
berpengalaman agarbilah kedua bulldozer itu tidak terlalu sering
bersentuhan
Power scraper
Alat ini dapat menggali muatannya sendiri, mengangkut tempat yang
ditentukan, lalu menyebar dan meratakan muatan tersebut. Dengan operator yang
terlatih dan berpengalaman juga merupakan suatu alat presisi karena dapat
menggali tanah atau menimbuni suatu tempat. Dapat pula memotong lereng
tanggul atau atau lereng bendungan, menggali tanah yang terdapat diantara
bangunan beton, meratakan jalan raya atau lapangan terbang
Sedangkan effisiensinya tidak hanya tergantung dari kedalaman tanah
yang digali, jarak angkut dan macam material yang ditangani, tetapi juga angkut
dan macam material yang ditangani, tetapi juga dari keadaan mesin serta
keterampilan dan pengalaman operatornya.
Ditinjua dari segi penggeraknya ada 2 macam power scrapers, yaitu :
a) Scraper yang ditarik oleh bulldozer (tractor down scraper )
Alat ini adalah power scraper yang kuno, yaitu scraper yang belum
memiliki mesin mengegrak (prima mover) sendiri, sehingga selalu ditarik oleh
sebuah bulldozer atau tractor. Alat ini tentu saja produksinya tak dapat tinggi
karena gerakan bulldozer sebagai penariknya sangat lambat. Sedang jarak
angkutnya yang ekonomis (67 m (200 ft)).
b) Scraper yang memiliki mesin penggerak sendiri (self propelled scrapers)
Alat ini (lihat gambar 11) adalah power scraper yang modenr, yaitu
scraper yang memiliki mesin pengerak khusus, sehingga gerakannya gesit dan
lincah. Dengan sendirinya produksi alat ini dapat tinggi. Untuk pengankutan
jarak sedang (+ 5 m) sudah terbukti dapat menyaingi truk, baik dari produksi
maupun biay aper ton (m3) nya.
Self Propelled power scraper sekarang semakin berkembang
sehingga ada beberapa macam model, antara lain :
i.
mesin ini tak memiliki tenaga tarik (pulling force) yang besar. Oleh sebab
itu agar waktu pengisiannya dapat lebih cepat, maka pada saat menggali
dan mengisi mautannya harus didorong oleh sebuah bulldozer. Cara
pengisian demikian ini disebut pusher loading. Dan dengan cara
pengisian tersebut ternyata conventional power scrapers menjadi mampu
menangani material yang lebih bervariasi keadaannya, misalnya saja
mampu menangani material dari tanah liat yang lunak, apsir berlempung
sampai batu kerikil, batubara yang lunak atau sudah pecah-pecah dan
batuan hasil penggaruan (ripping)
(synchronization)
kecepatan
power
scrapers
dan
iii. Bulldozer terbaru atau yang kondisi mesinnya terbaik dan dijalankan
oleh operator yang terlatih serta berpengalaman harus dipergunakan
untuk pekerjaan pusher loading ini.
b) Downhill Loading
Adalah suatu pola kerja power scraper yang dalam pemuatan atau
pengisiannya selalu diusahakan agar menuju kebagian yang lebih rendah,
sehingga gaya berat (gravitasi) akan membantu power scraper dalam
mengisi muatannya, sehingga waktu pengisian dapat lebih singkat. Tetapi
bila tanahnya banyak mengandung pasir, biasanya akan sukar masuk ke
dalam bowl. Dalam hal ini downhill loading: itu harus dibantu dengan
pumping action, yaitu bowl digerak-gerakkan naik turun selama
proses pengisian. Tetapi hal ini akan mengakibatkan daerah yang digali itu
menjadi tidak rata (undulating). Berdasarkan hasil penelitian ternyata
downhill loading secara umum mampu menambah gaya sebesar 20
lbs/ton/1 % favourable grad.
Contohnya :
Bila berat sebuah power scraper dengan muatannya = 30 ton dan menuruni
lereng bukti yang mempunyai kemirngan (grade) = 10 %, maka pengaruh
gaya gravitasi itu akan menghasilkan suatu drawbar pull yang sesuai
dengan = 20 x 30 x 10 = 6.000 lbs
c) Straddle Loading
Adalah suatu pola pemuatan atau pengisian power scraper dimana
setiap dua kali pengisian ditinggalkan bagian tengahnya kurang lebih
selebar cutting edgenya (+ 5 ft). Bagian yang ditinggalkan itu akan
dipotong atau digali pada perjalanan pengisian yang berikutnya (lihat
gambar 19, 20 dan 21). Cara demikian itu ternyata dapat lebih banyak
memberi hasil galian, karena penggalian bagian-bagian tengah itu akan
mengalami lebih sedikit hambatan (resistance) dari material tersebut.
GAMBAR 24
POLA GERAK UNTUK KE DUA ARAH
Kecuali alat doronnya rusak mempunyai pola gerak yang baik, maka
power scrapernya harus diusahakan sedemikian rupa. Beberapa pola
gerak power scraper yang umum dipergunakan adalah
a. Tiap satu daur terdiri dari menggali, mengangkut, mengosongkan,
membalik, kembali ke tempat penggalian dan berputar. Jadi ada
dua kali gerakan berputar atau membalik pada setiap daurnya (lihat
gambar 25)
b. Kalau material sangat lengket, maka apron perlu dibuka dan ditutup
beberapa kali agar material itu mau keluar dari bowl kemudian pisau
diturunkan sampai setebal penyebaran tanah yang dikehendaki, misalnya 6
8 inchi. Untuk mendorong material yang lengket itu keluar, maka tailgate
kebelakang beberapa kali
c. Penyebaran akan merata kalau kecepatan power scraper disesuaikan
dengan kecepatan keluarnya dari dalam bowl. Pada umumnya kalau
penyebaran dilakukan dengan baik seperti diatas maka waktu yang
diperlukan akan kurang dari 30 sekon
d. Pasir yang mudah sekali mengalir keluar dari dalam bowl dapat disebarkan
dengan kecepatan tinggi, dan biasanya mudah diperoleh material berupa
lapisan-lapisan yang tipis serta merata
Sebagai contoh pemakaian power scraper di daerah penambangan ialah
pada pengupasan atau penggalian tanah penutup pada tambang-tambang
terbuka. Misalnya karena bagian tanah terlampau curam, maka harus
dibantu dengan bulldozer dahulu, sebelum power scraper dapat
dipergunakan. Bila landai bari di gali dengan power scraper dan tanah itu
diangkut ketempat lain
Seandainya tanah penutup itu tebal, maka cara penggaliannya tidak ke
arah tebingnya yang curam, tetapi lebih sejajar dengan tanah tersebut (lihat
gambar 30)
dan
barang-barang
keperluan
mempengaruhikelancaran
operasi
2. Power scraper
3. Conveyor
4. Cable way transportation
5. Lokomotif dan lori (mine cars)
6. Pompa dan pipa
7. Skip
8. Cago
9. Tongkong (barge) dan kapal tunda (tugboat)
10. Kapalcurah (bulk ore ship)
Untuk pengangkutan jarak dekat (kurang dari 5 km) biasanya dipakai truk
dan power scraper. Untuk pengakutan jarak sedang (5 20 km) dapat dipakai truk
yang berukuran besar, belt conveyor dan cable-way. Untuk jarak jauh (lebih dari
20 km)bisa dipergunakan karena api, pompa dan pipa. Tetapi yang akan dibahas
selanjutnya hanya truk jungkit, lokomotif dan lori serta belt conveyor
A. Truk jungkit (Dump Truck)
Alat angkut ini banyak dipakai untuk mengangkut : tanah, endapan
bijih, batuan untuk bangunan, dll. Pada jarak dekat dan sedang. Karena
kecepatannya yang tinggi maka truk memilikiproduksi yang baik sehingga
ongkos angkut per ton material menjadi rendah. Kecuali itu truck juga luwes
(flexible), artinya jahat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam barang
dengan muatan yang bentuk dna jumlahnya braneka ragam pula, dan tidak
terlalu tergantung pada jalur jalan (bandingkan dengan lori atau belt conveyor)
Alat angkut ini dapat digerakkan dengan motor bensin diesel, butane
atau propane. Yang berukuran besar biasanya digerakkan oleh mesin diesel.
Kemiringan jalan atau tanjakan yang dapat dilalui dengan baik berkisar antara
(Four
whell
drive)
sehingga
daya
penggeraknya
adalah
semua
roda-roda
ukuran alat gali terhadap ongkos untuk sasaran produksi tertentu dapat
dicari optimasinya
TABEL I
PENGARUH UKURAN TRUK TERHADAP ONGKOS
MUAT DAN ANGKUT
Ongkos angkut / jam ongkos muat
Satu
Sasaran
Ukuran
Banyaknya produksi
truk
truk
cuyd per
cuyd
jam
3
5
6
6
10
10
15
20
5
6
3
4
2
3
2
2
96
102
97
102
89
102
102
102
Total
3.75
3.75
4.90
4.90
7.05
7.05
10.80
15.20
Satu
truk
$ 18.75 $ 0.09
22.50
0.09
14.70
0.23
19.60
0.23
14.10
0.54
21.15
0.54
21.60
1.26
30.40
2.36
Per
cuyd
$ 0.030
0.030
0.038
0.038
0.054
0.054
0.084
0.118
Ongkos
angkut
tiap
cuyd
$ 0.195
0.221
0.152
0.192
0.159
0.207
0.212
0.299
Jumlah
ongkos
dan
angkut
tiap
cuyd
$ 0.225
0.251
0.190
0.230
0.213
0.261
0.296
0.417
TABEL II
PENGARUH UKURAN ALAT MUAT TERHADAP ONGKOS
ANGKUT DAN GALI
menggunakan
lokomotiv
dan
lori
untuk
sistem
2.
3.
4.
5.
6.
dengan
mengeluarkan
bahan
gas-gas
bakar
sebagai
bensin.
Lokomotif
sisa
pembakaran,
ini
juga
sehingga
Kerugiannya adalah :
a. Udara didalam tambang bawah tanah menjadi panas
b. Menghasilkan gas-gas sisa pembakaran yang berbahaya
(4). Lokomotif udara bertekanan tinggi (compressed air lokomotives)
Tenaga lokomotif ini diperoleh dari udara yang bertekanan
tinggi
Komperesor-komperesor menekan udara bebas menjadi
udara bertekanan tinggi antara 800 psi sampai 1.000 psi yang
kemudian dikurangi menjadi 250 psi di dalam suatu silinder
bertekanan tinggi. Selanjutnya dialirkan ke atmospheric reheater
dan akhirnya ke silinder bertekanan rendah, yaitu yang bertekanan
antara 1,5 psi sampai 2,0 psi.
Untuk operasinya lokomotif jenis ini memerlukan :
a. Komperesor untuk menyediakan udara bertekanan tinggi
b. Tangki-tangki persediaan udara bertekanan tinggi ditempatkan
di dekat komperesor
c. Stasiun-stasiun pengisian yang harus ditempatkan sedemikian
rupa, sehingga lokomotif selalu memperoleh kebutuhan udara
bertekanan tinggi pada saat yang tepat
Lokomotif jenis ini memberikan keuntungan-keuntungan
sebagai berikut :
a. Dapat membantu ventilasi karena mengeluarkan udara bersih,
sehingga dapat dipergunakan di tambang-tambang bawah tanah
yang ventilasinya kurang baik
operatornya
lokomotif
jenis
ini
terasa
lebih
menyenangkan
Kerugiannya adalah :
a. Perlu pembuatan stasiun-stasiun pengisian udara bertekanan
tinggi, komperesor dan pipa-pipa penyalur
b. Lokomotif harus berhenti untukpengisian udara bertekanan
tinggi atau mengganti tabung-tabungnya
c. Udara didalam tambang dapat berkabut, karena udara yang
keluar dari lokomotif lebih dingin
Kecepatan lokomotif ini biasanya antara 12 16 km per jam,
dan untuk mengganti bahan udara bertekanan tinggi memerlukan
waktu antara 1,0 sampai 1,5 menit
(5). Lokomotif listrik (electric trolley locomotives)
Tenaga listrik searah yang diperlukan oleh motor-motor
listrik yang dipasang pada lokomotif diperoleh dari jaringan listrik
yang kemudian diubah menjadi tenaga mekanis dan dipergunakan
untuk menarik beban yang ada didalam lori-lori
Lokomotif listrik menggunakan arus searah karena arus
searah lebih ekonomis dan bahaya yang ditimbulkan lebih kecil
bila dibandingkan dengan arus bolak balik dengan tgangan listik
yang sama. Pada umunya tegangan yang digunakan adalah 250 volt
tetapi ada juga yang cenderung menggunakan tegangan 500 volt,
Kerugiannya adalah :
a. Biaya investasi awal besar terutama untuk instalasi listriknya,
tetapi masa pakainya yang ekonomis pada umumnya hanya
lima tahun
b. Bahaya yang dapat timbul karena adanya prcikan api listrik
c. Tinggi ruangan jalan kereta api paling rendah harus 9 ft
Lori
Berdasarkan pada cara pengosongan muatannya, maka lori dapat
dibagi menjadi empat macam, yaitu :
(1) Pengosongan muatan kearah belakang (rear dumper)
Contoh lori jenis ini hinged body mine car (lihat gambar 35)
dan scoop mine can (lihat gambar 36). Kontruksi lori ini adalah
sebagai berikut : bak lori dilengkapi dengan kunci jungkit
dibagian sisi depan dan engsel dibagian sisi belakang. Bak lori
bertumpu pada kerangka baja (chasis) yang dipasang pada lori.
Penumpahan atau pengosongan muatan dapat dilakukan dengan
cara membuka kunci jungkit pada sisi depan, maka lori akan
Gambar 35
Hinged Body Mine Car
(2) Pengosongan muatan kearah bawah (bottom dumper)
Contoh lori dengan pengosongan muatan ke arah bawah adalah
Grangsbergs car system (lihat gambar 37) dan Stanford Day
Automatic drop Bottom mine car (lihat Gambar 38)
yang
berguna
dalam
menumpahkan
material.
sheave
yang
dipasang
pada
kerangka
tempat
bertumpunya lori.
Contoh lain lori jenis ini adalah v body atau rocker mine car
(lihat gambar 40. Prinsip kerjanya hampir sama dengan yang di
atas. Tetapi untuk lori jenis ini cara menumpahkan muatannya
dilakukan dengan tenaga manusia, yaitu dengan jalan
melepaskan kunci penahan bak lori, sehingga bak lori dapat
didorong ke smaping untuk menumpahkan muatannya.
B. Conveyor
Conveyor merupakan salah satu alat angkut yang dapat bekerja secara
berkesinambungan (continous transportation) baik pada keadaan miring, tegak
maupun mendatar.
Dari berbagai ragam penggunaannya conveyor dapat terbuat dari karet atau
logam. Sedangkan macam-macam conveyor yang dikenal sekarang adalah :
1. Belt conveyor , ada yang memberikan istilah
Chain conveyor pemadam ban berjalan
Shaking conveyor konveyor sabuk atau sabuk berjalan
2. Apron conveyor
3. Flight conveyor
4. V-bucket, pivoted bucket and swing tray conveyor
5. Overhead conveyor
6. Load propelling conveyor
7. Car or plaform conveyor
8. Bucket, arm and swing tray conveyor
9. Screw conveyor
Keterangan :
A : standar type
Keterangan :
A : standar type
2) Idler : gunanya untuk menahan atau menyangga belt. Jaraknya tergantung dari
fungsi idlor. Menurut letak dna fungsinya, maka idler dibagi menjadi (lihat
gambar 44)
a. Idler atas atau idler pengangkut atau idler pembawa (carrying idler) yaitu
yang dipergunakan untuk menahan belt bermuatan. Ada dua macam yaitu :
`
(i) Throughing idler untuk belt yang melengkung
(ii) Flat idler untuk belt yang datar
Susunan roller-roller
7) Pengumpan (ffeder) adalh alat untuk pemuatan material ke atas belt dnegan
kecepatan yang teratur. Dari pengumpan dapat langsung ke belt atau melalui
corongan untuk mengurangi benturan pada wkatu material jatuh ke atas belt.
Macam-macam pengumpan yang pernah dipakai adalah (lihat gambar 46)
-
Appron feeder
Reciprocating feeder
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
Dimana :
T : produksi, ton/jam (lihat tabel V)
A : tuas penampang material yang diangkut, ft2 (lihat tabel IV)
E : kecepatan belt, ft/jam (lihat tabel VI)
D : perapatan material, lb/ft
Luas penampang melintang material di atas belt parameter tergantung dari
lebar, sudut roller/idler terpapar terang datar angle of surcharge material dan
yang terisi material (lihat gambar 48)
GAMBAR 48
PENAMPANG MELINTANG MATERIAL DI ATAS BELT CONVEYOR
TABEL III
HUBUNGAN ANGLE OF REPOSE DAN ANGLE OF SURCHARGE
Tabel V
PROPDUKSI TROUNGED BELT CONVEYOR DALAM TON/JAM UNTUK
KECEPATAN 100 PPN
Konstanta
100 ....................................
0,98
150 ....................................
0,96
200 ....................................
0,94
250 ....................................
0,91
TABEL VI
KECEPATAN MAXIMUM BELT-CONVEYOR, FPM
Macam dan Kondisi Material
Unsized coal, Gravel,
300 300 350 350 400 450 500 550 600 600 600
250 250 250 300 300 350 350 400 400 400 400
400 400 500 600 600 700 800 800 800 800 800
250 250 300 400 400 500 500 500 500 500 500
.....
.....
.....
.....
kemampuan
untuk
diangkut
pada
belt-conveyor
dengan
kemiringan yang agak tinggi, tetapi bila kandungan air terlalu banyak sehingga
menyerupai lumpur, maka material tersebut akan mudah meluncur.
e. Sifat material ; material-material yang mempunyai sifat tertentu, misalnya
mudah dipengaruhi oleh air, terlalu kering, atau bersifat seperti cairan (fluida)
akan memperkecil kemirijngan maximum belt-conveyor.
TABEL VII
SUDUT KEMIRINGAN MAXIMUM UNTUK BERBAGAI MATERIAL PADA
TROUGHED BELT-CONVEYOR
Tenaga
dituliskan dalam bentuk tabel kalau beberapa data telah dimasukkan kepersamaan (5)
misalnya data panjang belt, muatan yang diangkut oleh belt dan diameter idler yang
dipakai (lihat tabel XI)
c. Tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan ke ata spada belt conveyor yang miring
tenaga yang diperlukan terdiri dari dua macam, yaitu :
(i)
(ii)
Tenaga untuk mengangkut muatan secara miring, ini ditentukan sebagai berikut
:
Bila H = jarak angkut tegak atau perbedaan tinggi ujung-ujung belt, ft
T = berat material yang diangkut, ton/jam
Maka P =
100TH
TH
........................................................... (6)
3x33.000 990
Jika
tenaganya diambil dari motor penggerak. Tetapi jika muatan diangkut ke bawah,
maka muatan membantu tenaga motor penggerak, olh sebab itu diperlukan suatu alat
untuk mengerem atau menyerap tenaga berlebih yang timbul tersebut.
Jika data mengenai tinggi pengangkatan muatan dan besarnya muatan yang
diangkut oleh belt dimasukkan ke dalam persamaan (6), maka dapat dibuat tabel
untuk menentukan besarnya HP yang diperlukan untuk berbagai keadaan tertentu
(lihat Tabel XII)
d. Tenaga untuk memutar pulleys
tenaga yang diperlukan untuk memutar pulleys, head drive dan babbited
bearing
tergantung dari : tegangan belt, berat pulley dan porosnya, serta jenis
benring. Besarnya tenaga tersebut dinyatakan dalam persen dari tenaga belt conveyor
yang diperlukan untuk mengatasi gesekan pulleys, head drive dan babbited bearing
(lihat Tabel XIII)
e.
akan tetapi jika diperlukan tenaga yang lebih besar, maka dapat dipergunakan lebih
dari satu pulleys, yaitu dengan cara tandem untuk menambah luas daerah kontak
dengan belt. Tenaga dari motor dipindahkan ke pulley melalui transmisi, misalnya
gear, rantai atau v-belt. Kehilangan tenaga pada transmisi ini kira-kira berkisar antara
5-10% atau lebih yang tergantung dari jenis transmisinya.
Tegangan effektif, yaitu tegangan pulley untuk menggerakkan belt beserta
muatannya dapat dihitung dengan rumus :
Te = T1 T2 ............................................................................... (7)
Dimana : Te = tegangan efektif, lb
DTe N
............................................................................ (8)
33.000
33.000 P
................................................................................ (9)
DN
muat adalah besarnya produksi yang dapat dicapai oleh alat tersebut. Oleh sebab itu
usaha dan upaya untuk dapat mencapai produksi yang tinggi selalu menjadi perhatian
yang khusus (serious)
Untuk pengambilan dan pemuatan material ke atas alat-angkut (lori, truk dan
sebagainya) dipergunakan alat-alat muat yang sangat banyak macam-macamnya,
karena keadaan lapangan kerjanyapun sangat bermacam-macam. Yang sudah dikenal
sampai saat ini adalah :
1. Power shovel
2. dragline
3. back hoe
4. wheel loader
5. track loader/shovel loader
6. hydraulic shovel
7. bucket wheel excavator (BWE)
8. clamshell/grab bucket
9. overhead shovel loader
10. continous loader
Tetapi yang akan dibahas berikut ini hanya power shovel, dragline dan bucket
wheel excavator (BWE) saja.
5. Power Shovel
Merupakan sekop besar mekansi yang digerakkan oleh mesin-uap, atau mesin
bensin, mesin diesel atau dapat juga dengan motor listrik.
Ukuran ala tini ditentukan oleh besar sekop (dipper) nya yang dapat
digerakkan baik horisontal maupun vertikal. Power Shovel kecilukuran sekopnya
berkisar antara (1/2) - 2 cu yd ; dan yang ukuran sedang berkisar antara 2 8 cu yd;
yang berukuran besar berkisar antara 8 35 cu yd atau lebih.
Pada umumnya msekain keras batuan yang akan digali, semakin kecilukuran
sekopnya, tetapi gigi-gigi pada sekop itu harus terbuat dari baja mangan (manganesesteel. Cara penggaliannya tergantung dari cara mengegrakkan lengan sekop (dipper
stick) nya (lihat gambar 50).
Produksi powel shovel tergantung dari :
a) Keadaan material, apakah keras atau lunak
b) Keadaan lapangan atau tempat kerja, misalnya tinggi lereng atau jenjang (bench)
yang digali)
c) Effisiensi alat muat dan alat-angkut, serta keserasian ukuran kedua alat tersebut
d) Pengalaman para operatornya.
Tetapi sebagai gambaran mengenai kemampuan alat ini dapat dikatakan
bahwa :
Sekop (dipper) berukuran :
B. Dragline
Alat ini hanya dipakai untuk batuan-batuan yang relatif lunak atau sudah
lepas (loose material), jadi tidak untuk batuan keras dan kompak. Dipakai untuk
menggali materual yang berada di bawah tempat alat tersebut berdiri (lihat gambar
52).
Seperti power shovel, maka dragline juga dapat digerakkan oleh mesin
uap, motor bensin, mesin diesel, atau motor listrik.
Ukuran dragline ditentukan oleh besarnya mangkuk (bucket)nya. Yang
berukuran kecil memiliki mangkuk : - 2 cu yd ; yang berukuran sedang : 2 8
cu yd, dan yang berukuran besar : 8 35 cu yd atau lebih.
Mangkuk dengan ukuran yang sama mungkin mempunyai berat yang
berlainan. Hal ini tergantung dari kondisi fisik yang berlainan. Hal ini tergantung
dari kondisi fisik bauan yang digali. Pada umumnya semakin keras batuan atau
tanah yang digali, semakin berat pula mangkuknya. Dan beratnya itu diletakkan di
dekat gigi-gigi atau bagian depan mangkuk. Contohnya mangkok berukuran 3
cu yd yang mungkin memiliki berat 6000 1bs, 7100 1bs, atau 8000 1bs.
Mangkuk tersebut biasanya terbuat dari baja mangan (manganese steel),
kecuali untuk bagian atas dan belakangnya. Bentuknya kira-kira menyerupai
keranjang (lihat gambar 53).
Produksi dragline dipengaruhi oleh empat faktor seperti pada power
shovel, yaitu :
a) Keadaan material, apakah keras atau lunak
b) Keadaan lapangan atau tempat kerjanya, misalnya :
-
c) Effisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran kedua alat
tersebut.
d) Pengalaman para operatornya
Beberapa contoh produksi dragline untuk berbagai galian tanah misalnya
5 cu yd, produksi rata-ratanya
: 2.200 cu yd/shift
: 3.000 cy yd/shift
: 3.600 cu yd/shift
b) Jika daerah yang akan digali masih berupa lapangan yang datar, maka dragline
harus membuat sendiri lereng tempat kerjanya.
Panjang dan pendeknya boom tergantung dari macam kerja yang harus
dilakukan. Boom pendek dipakai untuk mengangkat dan mengisi alat-alat
angktu seperti truk, lori, dll. Sedangkan boom yang panjang umumnya
dipergunakan untu kpekerjaan-pekerjaan penggalian dan pengupasan (stripping)
pada tambang-tambang alluvial, batubara, mineral industri (industrial minerals)
dll.
lempung, pasir maupun serpih lunak dimana tidak terdapat formasi batuan yang
keras.
BWE merupakan salah satu alat gali secara berkesinambungan atau
menerus (continuous digging machien). Umumnya ala tini dapat dipergunakan
baik di atas, dibawah maupun pada lantai kerjanya, kemudian hasil penggaliannya
ditumpahkan ke belt-conveyor.
Penggaliannya dilakukan oleh sebuah boom yang pada ujungnya
terdapat roda besar dimana di sekelilingnya dipasang mangkuk-mangkuk
(buckets; lihat gambar 55). Boom beserta mangkuk-mangkuknya yang berputar
pada rodanya ditekan ke arah materual yang digali. Setelah mangkuk-mangkuk
tersebut terisi penuh, selanjutnya ditumpahkan dengan cara yang khas (lihat
gambar 56) ke belt-conveyor yang sudah terpasang sebagai alat angkut.
Oleh karena jumlah mangkuknya banyak, yaitu 6 12 buah, maka
penggalian dengan BWE dapat dilakukan secara terus menerus (continuous).
Disamping itu karena hasil penggaliannya langsung dimuat ke alat-angkut yang
biasanya berupa rangkaian belt-conveyor, maka BWE juga berfungsi sebagai alat
muat.
Pada umumnya cara penggalian mangkuk-mangkuk BWE dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu :
1) Terrace Cut, suatu cara penggalian dengan memotong permukaan kerja
(front) ke arah depan sehingga terbentuk jenjang-jenjang pada lereng
penggaliannya (lihat gambar 57).
2) Dropping cut, suatu cara penggalian dengan memotong permuka kerja ke
arah abwah (lihat gamabr 57)
biasanya dirancang khusus yaitu memiliki boom yang lebih panjang, dan
mempunyai produksi yang lebih kecil dibandingkan dengan produksi BWE
yang dipergunakan untuk pola penggalian ke arah atas atau samping.
Perbandingan produksinya adalah 1 : 3 maksimum atau umumnya sekitar 1 : 2.
Hal ini disebabkan karena kedalaman penggaliannya adalah terbatas, yaitu
boom akan cepat menyentuh tanah jika penggaliannya terlalu ke bawah.
b) Batubara
c) Pasir minyak (oil sand)
d) Serpih minyak (oil shale)
e) Seprih uranium (uranium shale)
f) Bauksit
Untuk kesempurnaan hasil kerjanya, maka BWE biasnya dilengkapi
dengan peralatan bantu, sebagai berikut :
1) Belt
Wagon
yang
berguna
untuk
memperpanjang
jangkauan
D. Wheel Loader
Wheel Loader adalah salah satu alat muat yang kini banyak
dipergunakan karena gerakannya yang lincah dan gesit (lihat gambar 62). Tetapi
bila dipergunakan untuk menangani di daerah yang berlumpur atau di daerah yang
berbatu tajam, misalnya di kuari (quarry) batu andesit, maka sebaiknya roda-roda
karetnya dilindungi dengan rantai baja (steel beads).
Sebuah mangkuk (bucket) dipergunakan untuk menggali, mengangkat dan
mengangkut kesuatu tempat yang tak jauh atau langsung dimuatkan ke alat angkut
yang letaknya sama tinggi dengan tempat wheel loader beekrja. Daya jangkau
mangkuknya sangat terbatas, jaraknya tidak terlalu tinggi.
Untuk menggerakkan mangkuknya (bucket) wheel loader yang modern
mempergunakan tenaga hydraulic. Tenaga gali pada keadaan horisontal, yaitu
mangkuk tidak diangkat didapat dari gerakan maju primenovernya, sehingga
lengan-lengan mangkuk yang digerakkan dengan tenaga hydraulic hanya
mempunyai fungsi untuk menggerakkan ke atas dan ke bawah saja.
Untuk menggali, maka mangkuk harus didorong kearah permukaan kerja.
Jika mangkuk telah penuh primenover mundur dan mangkuk diangkat ke atas
untuk selanjutnya material diangktu kesuatu tempat penimbunan atau dimuatkan
ke atas alat angkut. Bila gerakan pemuatan itu merupakan huruf V, maka cara
pemuatan itu disebut V-shape loading (lihat gambar 63). Cara pemuatan yang
lain disebut cross loading, yaitu bila gerakan wheel loader hanya maju mundur,
sedangkan gerakan truknya juga maju-mundur tetapi memotong arah gerak wheel
loader.
2. Wheel loader dieprgunakan dengan maksud agar lebih berdaya guna dalam
masalah pembersihan lapangan, karena bulldozer hanya dapat mendorong
material dan kelebihan materialnya akan tercecer ke sisi=sisi bilahnya.
3. Dibandingkan dengan power shovel, maka wheel loader mempunyai kelebihan
dalam memuat material hasil peledakan, karena boom yang panjang
mengakibatkan power shovel sulit untu kbergerak ditempat-tempat yang
kurang lebar.
4. Dibandingkan dengan track loader, maka wheel loader lebih lincah dan gesit
dan dapat melakukan olah gerak dengan lebih baik pada kondisi lapangan
kerja yang sama.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
diperhatikan :
1) Kalau mungkin, artinya bila keadaan lapangan mengizinkan, tancapkan seluruh
gigi sedalm mungkin dengan memakai seluruh kekuatan yang dimiliki bulldozer
penarik.
2) Jika yang diperlukan hanya dua gigi garu saja, maka gigi yang ditengah yang
diambil dahulu. Bila hanya satu gigi saja yang dupakai, maka kedua gigi yang
disamping yang harus diambil, sehingga letak gigi garu itu selalu simetris.
3) Pada waktu menggali dan merobek bagian-bagian yang keras harus diambil jalan
yanglurus, dan pada saat akan membelok giginya harus diangkat dahulu untuk
menghindari gigi-giginya terpuntir dan mungkin jadi rusak atau patah ; atau kalau
gigi-giginya cukup kuat, mungkin bagian lain yanga kan terpuntir, misalnya
kerangka (body) nya.
4) Jika sekitarnya terkait pada benda yang keras, sehingga bulldozer penariknya
berhenti, maka gigi-gigi garu itu diangkat dahulu, kemudian diperiksa apakah
yang menyebabkan kemacetan tadi.
5) Agar gigi-gigi garu dapat masuk lebih dalam, dapatdiberi pemberat pada badan
alat garu untuk membantu tenaga hidrolik yang ada pada bulldozer penarik.
6) Gigi-gigi garu yang telah aus dan tumpul akan :
-
Mengurangi hasul galian karean gigi garu itu tak dapat menancap cukup dalam
Oleh sebab itu gigi-gigi garu yang telah aus harus segera diganti atau dipertajam
kembali.
7) Jika harus bekerjasama dengan power scraper atau grader perlu diusahakan agar
gerakan-gerakan kedua alat tersebut jangan sampai saling menganggu.
Pada umumnya batuan sedimen lebih besar kemungkinannya untuk digaru
dari pada batuan beku atau batuan malihan (metamorphic rock). Tetapi disamping
sifat umum tersebut keadaan batuannya juga sangat berpengaruh, antara lain
keadaan sebagai berikut :
1. Adanya retak-retak rekahan, batas stratifikasi dan bidang-bidang lemah
lainnya.
2. Tingkat pelapukannya
3. Kekuatan kompresi (compresive strength)nya
4. Sifat mudah pecah (brittleness)
Disamping itu skearnag diketahui bahwa ada hubungan antara sifat mudah
digaru dengan kecepatan rambat gelombang seismik. Pada umumnya bila batuan
memiliki kecepatan rambat gelombang seismik dibawah 200 m/sekon, maka
batuan tersebut dapat digaru (lihat tabel XV).
7.
Jika ditinjau dari segi penempatan atau pengaturan letak rodanya, mesin
penggilas jenis ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1) Three Wheel Roller
Alat ini disebut juga dengan nama Maeadam Roller. Untuk menambah
bobot alat ini, maka roda silinder bajanya yang kosong diisi dengan zat cair
(minyak atau air) kadang-kadang juga diisi dengan pasir. Berat mesin
penggilas ini umumnya berkisar antara 6 - 12 ton (lihat gambar 66).
2) Tandem Roller
Mesin penggilas ini terdiri dari jenis yang berporos dua (two-axle roller) dan
berporas tiga (three-axle roller). Beratnya berkisar antara 8 14 ton (lihat
gambar 67)
permukaan, dan pemadatannya tidak bisa rata, karena roda penggilas berbentuk
anyaman. Alat ini dapat memberikan hasil yang memuaskan jiak dipergunakan
untuk menggilas lapisan material yang berbutir kasar atau yang relatif tidak
lengket.
e) Segment Roller
Mesin penggilas jenis ini dilengkapi dengan roda-roda yang tersusun dari
lempengan-lempengan (lihat gamabr 70). Seperti halnya dengan mesh-grid
roller alat ini juga memberikan effek beserta lempengannya ke dalam tanah tidak
begitu dalam. Disamping itu alat ini juga membantu menekan kelebihan air yang
terdapat pada lapisan tanah yang sedang dipadatkan, sehingga kepadatan
maksimal dapat tercapai.
f) Pneumatic-Tired Rollers
Alat ini sering disebut jgua dengan universa; comapctor. Roda-roda
penggilas alat ini terdiri dari roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic).
Roda-roda tersebut kecuali bergerak maju dapat pula digetarkan atau digerakkan
naik turun untuk memberikan dampak (impact) yang kuat. Alat ini yang beratnya
80 ton mampu memadatkan material timbunan sedalam +24 inci sekali jalan atau
lintasan. Susunan dari roda muka dan roda belakang adalah berselang-seling,
sehingga bagian muka akan tergilas oleh roda bagian belakang. Jumlah seluruh
roda pada alat ini biasanya berkisar antara 9 19 buah. Jika jumlah roda 9 buah,
maka bagian depan terdiri dari 4 roda dan belakang dan belakang 5 roda ; jika
jumlahnya 11 buah, maka yang dimuka terdiri dari 5 buah dan yang dibelakagn 6
buah, dst. (Lihat gambar 71).
8.
Grader
Grader adalah alat yang biasa dipergunakan untuk meratakan tanah
timbunan atau memelihara jalanan yang tidak diperkeras. Bagian utama alat ini terdiri
dari bilah (blade) yang dihubungkan kepada suatu cincin baja (circle) sehingga dapat
digerakkan dalam arah mendatar dan vertiakl. Bilah tersebtu dapat pula diputar 1800
sehingga pada waktu grader mundur pun dapat meratakan tempat galian atau tempat
kerjanya.
1.
2.
tenag apenggerak sendiri. Jenis ini dapat dibedakan pula menjadi tiga tipe (lihat
gambar 74) yaitu :
1) Straight Motor Grader
Alat ini adalah tipe paling sederhana dimana kerangka (body) bagian depan
menjadi satu dengan kerangka bagian belakang, sehingga gerakan-gerakan
dalam operasinya tidak luwes (flexible)
9.
dan ke kanan. Beban yang akan dipindahkan diangkat dengan menggunakan takel
(lihat gambar 75).
Keistiemewaannya adalah bahwa pemindahan atau pengangkatan beban
dapat dilakukan ke arah tiga dimensi di dalam suatu pabrik maupun gudanggudang besar.
2) Keran Kolom Putar
Keran jernih ini putarannya berusmbu pada suatu kolom yang
ditumpuhkan pada dua titik. Sumbu-sumbu putaran ditumpu oleh bantalan rol
radial untuk menahan gaya yang tegak lurus poros, sedangkan bantalan tumpuan
untuk menahan gaya-gaya yang sejajar poros. Pada kolom tersebut ditemaptkan
lengan untuk mengangkat dan memindahkan beban ke arah yang diinginkan (lihat
gambar 76).
4) Keran Portal
Keran jenis ini terdiri dari suatu portal berkaki atau beroda empat yang
berjalan di atas dua rel. Portal tersebut mempunyai takel yang fungsinya sebagai
pengangkat. Takel mengangkat dan memindahkan beban serta berjalan sepanjang
gelagar dari portal tadi (lihat gambar 78).
Keistimewaannya adalah dapat dioperasikan diluar atau didepan pintu
gedung atau gudang di daerah yang terbuka danluas.
5) Keran Menara
Pada keran ini ada tiga sistem gerakan, yaitu :
-
Beban
yang ada pada lengan ditarik oleh takel, kemudian takel tersebtu
Keistimewaannya adalah dapat digunakan untuk pembangunan gedunggedung bertingkat tinggi, karena dapat memindahkan dan mengangkat beban
dengan jarak yang besar.
6) Keran Kabel
Tempat barang atau manusia digantungkan pada kabel, kemudian tempat
tersebut bergerak melalui lintasan kabel. Lintasan ini menghubungkan dua stasiun
(lihat Gambar 80), dan diantaranya kadang-kadang ditempatkan stasiun perantara
Keistimewaannya adalah dapat mengangkat dan memindahkan barang atau
manusia pada lintasan yang panjang.
7) Keran Putar yang dapat berpindah atau Mobil keran
Keran jenis ini menjadi bagian dari sebuah kendaraan yang dapat
berpindah (Lihat gamabr 81 dan 82). Perlengkapan keran yang berupa lengan dan
takel dapat mengangkat dan memindahkan atau memendekkan lengan secara
hidrolis. Dapat juga denhan menggunakan kabel yang digerakkan oleh motor
dipakai untuk mengangkat memindahkan bebannya,
BAB V
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ALAT-ALAT
Salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk mengetahui baik buruknya
hasil kerja (keberhasilan) suatu alat pemindahan tanah mekanis adalah besarnya
produksi yang dapat dicpaai oleh alat tersebut. Oleh sebab itu usaha dan upaya untuk
dapat mencapai produksi yang tinggi selalu menjadi perhatian yang khusus (serius).
Untuk memperkirakan dengan lebih teliti produksi alat-alat yang sudah
dibicarakan di depan, perlu dipelajari faktor-faktor yang langsung mempengaruhi
hasil kerja alat-alat tersebut. Faktor-faktor yang akan ditinjau tersebut adalah :
1. Tahanan Gali (Digging Resistance)
Yaitu tahanan yang dialami oleh alat gali pada waktu melakukan penggalian
tanah. Tahanan ini disebabkan oleh :
a) Gesekan antara alat gali dan tanah. Pada umumnay semakin besar kelembaban dan
kekascaran butiran tanah, semakin besar pula gesekan yang terjadi.
b) Kekerasan tanah yang umumnya bersifat menahan masuknya alat gali ke dalam
tanah.
c) Kekerasan (roughness) dan ukuran butiran tanah
d) Adanya adhesi antara tanah dengan alat-gali, dan kohesi antara butiran-butiran
tanah itu sendiri.
e) Berat jenis tanah ; hal ini terutama sangat berpengaruh terhadap alat-gali yang
juga berfungsi sebagai alat muat (power shovel, clam-shell, dragline).
Besarnya tahanan gali tersebtu snagat sukar ditentukan angka rata-ratanya,
oleh sebab itu sebaiknya ditentukan langusng di tempat kerjanya.
Tahanan gulir ini tergantung dari banyak hal, diantaranya yang terpenting
adalah :
a) Keadaan jalan, yaitu kekerasan dan kemulusan permukaannya ; semakin keras dan
mulus atau rata jalan tersebut, semakin kecil tahanan gulirnya. Macamnya tanah
atau material yang dipergunakan untuk membuat jalan terlalu berpengaruh.
b) Keadaan bagian kendaraan yang bersangkutan dengan permukaan jalur jalan :
-
Kalau memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah : ukuran ban, tekanan
dan keadaan permukaan bannya : apakah masih abru atau sudah gundul, dan
macam kembangkan pada ban tersebut.
Jika memakai crawler tarck, maka keadaan dan macam track kurang
berpengaruh, tetapi yang lebih berpengaruh adalah keadaan jalan.
Besarnya tahanan gulir dinyatakan dalam pounds (lbs) dari tractive pull
yang diperlukan untuk mengegrakkan tiap gross ton berat kendaraan beserta isinya
pada jalur jalan mendatar dengan kondisi jalur jalan tertentu.
Contohnya : suatu jalan yang terbuat dari tanah biasa yang dilewati kendaraan beroda
ban karet dengan tekanan 35 50 lbs diperkirakan memiliki tahanan gulir (=RR)
sebesar 100 lbs/ton. Kalau berat kendaraan tersebut 20 ton, maka rimpull (=RP)
atau tractive pull (TP) atau tractive effort (TE) atau draw bar pull (BP ; akan
dijelaskan lagi nanti) yang diperlukan untuk mengusahakan agar kecepatan gerak
kendraan tersebut tetap (constant) adalah sebesar :
RP / TP / TE / DBP
= Berat kendaraan x RR
= 20 ton x 100 lbs/ton = 2.000 lbs
Dimana :
RR
P
dengan persentase berat kendaraan yang beratnya dinyatakan dalam satuan pound
(lbs ; lihat Tabel XVIII)
Contoh :
Sebuah kendaraan dengan berat 40.000 lbs bergerak di atas jalur jalan datar dengan
tahanan gulir = 5 %, maka rimpull yang dibutuhkan untuk mengatasi tahanan gulir
tersebut adalah sebesar :
RR / TR / TE / DBP = Berat kendaraan x RR
= 40.000 lbs x 5 %
= 2.000 lbs
TABEL XVI
ANGKA-ANGKA TAHANAN GULIR UNTUK BERBAGAI MACAM JALAN
Macam Jalan
smooth concrete
good aspalt
hard earth, smooth, well
maintained
drit road, average
construction road, little
maintenance
dirt road, soft, rutted,
poorly maintained
earth, muddy, rutted, no
maintenance
loose sand and gravel
earth, very muddy & soft
Bank karet *)
Tek. Ban
Rata-rata
rendah
45
40
50-60
45-60
Crawler
Tupe
lb/ton
55
60-70
Tek. Ban
Tinggi
35
40-65
60-80
40-70
50-70
45-70
70-100
90-100
80-100
85-100
80-110
100-140
70-100
85-120
140-180
160-200
200-240
180-220
260-290
300-400
150-220
220-260
280-340
165-210
240-275
290-370
TABEL XVII
ANGKA RATA-RATA TAHANAN GULIR UNTUK BERBAGAI MACAM
JALAN
RR untuk ban karet *)
(lb/ton)
hard, smooth surface, well maintained
40
firm but flexible surface, well maintained
65
dirt road, average construction road, little maintenance
100
dirt road, soft or rutted
150
deep, muddy surface, or loose sand
250-400
*) Kalau memakai traktor, maka yang mengalami tahanan gulir bukan hanya
Macam Jalan
TABEL XVIII
ANGKA-ANGKA TAHANAN GULIR DINYATAKAN DALAM PERSEN
Macam Jalan
concrete, rough and dry
compacted dirt and gravel, well maintained,
no tire penetration
dry dirt, fairly compacted, slight tire
penetration
tirm, rutted dirt, tire penetration apprex. 2
soft dirt fills, tire penetration approx. 4
llose sand and gravel
depply rutted dirt, spongly base, tire
penetration approx. 8
3%
5%
8%
10%
2%
4%
5%
16^
7%
RP/TP/TE/DBP
= 2.000 lbs
= 2.000 lbs
Jumlah RP/TE/TP/DBP
= 4.000 lbs
GR lb/ton
20,0
40,0
60,0
80,0
100,0
119,8
139,8
159,2
Kemiringan
%
9
10
11
12
13
14
15
GR lb/ton
179,2
199,0
218,0
238,4
257,8
277,4
296,6
Kemiringan
%
20
25
30
35
40
45
50
GR lb/ton
392,3
485,2
574,7
660,6
742,8
820,8
894,4
Akan tetapi perlu diingat bahwa alat-alat pemindahan tanah itu jarang-jaang
yang dapat mengatasi kemiringan lebih besar dari 15 %. Jadi kalau dipakai tahanan
kemiringan = 20 lb/ton/%, maka angka-angkanya tidaklah terlalu menyimpang sampai
kemiringan 15 %.
Cara menentukan tahanan kemiringan tiu dapat dengan memakai teori
mekanika (ilmu pesawat) yang sederhana.
Perlu diingat pula bahwa kemiringan negatif itu selalu membantu mengurangi
rimpull kendaraan itu. Maka sedapat mungkin harus diusahakan agar pada waktu alat
itu mengangkut muatan melalui jalur jalan yang menurun, sedangkan pada wkatu
kosong menaiki atau mendaki jalur jalan itu. Sehingga dengan demikian pada waktu
berisi mautan dapat bergerak lebih cepat dan membawa muatan lebih banyak karena
rimpull yang diperlukan sudah dikurangi dengan kemiringan negatif yang membantu.
Ini berarti bahwa dengan kemiringan negatif yang membantu. Ini berarti bahwa
sepdaat mungkin temapt penimbunan atau tempat membuang material harus
dipilihkan yang letaknya lebih rendah dari pada tempat penggaliannya sendiri.
4. Coefficient Of Traction atau Tractive Coeficient
Adalah suatu faktor yang menunjukkan beberapa bagian dari seluruh berat
kendaraan itu pada ban atau track yang dapat dipakai untuk menarik atau
mendorong. Atau, coefficient of traction (=CT) adalah suatu faktor dimana jumlah
berat kendaraan pada ban atau track penggerak (driving tires or track itu harus
dikalikan untuk menunjukkan rimpull maksimum antara ban atau track dengan
permukaan jalur jalan tepat sebelum roda selip. Misalnya jumlah berat yang diterima
pada roda penggerak suatu kendaraan adalah 8.00 lbs. Dari percobaan percobaan
ternyata bahwa bila hanya tersedia rimpull sebesar 4.800 lbs, maka roda tersebut akan
selip, maka dikatakan :
CT-nya =
Jadi CT itu terutama tergantung dari :
a) Keadaan ban, yaitu keadaan dan macany abentuk kembangan ban tersebut. Untuk
crawler track tergantung dari keadaan dan bentuk track-nya
b) Keadaan permukaan jalur jalan ; basah atau kering, keras atau lunak,
bergelombang atau rata, dst.
c) Berat kendaraan yang diterima roda penggeraknya
Variabel dari keadaan-keadaan ban dan permukaan jalur jalan itu sedemikian
besar sehingga suka runtuk memberinya angka yang pasti untuk coefficient of traction
pada masing-masing kendaraan.
Untuk memberikan gamabran mengenai besarnya coefficient of traction pada
bermacam-macam keadaan jalur jalan telah dikumpulkan angka-angka berdasarkan
pengalaman yang cukup baik untuk angka perkiraan (lihat tabel XX).
TABEL XX
COEFFICIENT OF TRACTION UNTUK BERMACAM-MCAM
KEADAAN JALUR JALAN
Macam Jalan
dry, rough concrete
dry, clay loam
wet, clay loam
wet sand and gravel
loose, dry sand
Ban Karet
0,80-1,00
0,50-0,70
0,40-0,50
0,30-0,40
0,20-0,30
%
80-100
50-70
40-50
30-40
20-30
Crawler Track
%
0,45
45
0,90
90
0,70
70
0,35
35
0,30
30
Contoh perhitungan 1 :
Sebuah kendaraan mempunyai jumlah berat sebesar 40.000 lbs (=20 ton) yang
seluruhnya diterima oleh roda pengegraknya, dan akan bergerak pada jalur jalan yang
terbuat dari tanah liat yang kering dengan CT = 0,50 (50Z), RR = 100 lb/ton dan
kemiringan 5 %, maka rimpull yang dapat diberikan olehmesin kendaraan pada
macam jalan seperti di atas sebelum selip bila beban yang diterimaroda penggerka
100 % adalah sebesar = 40.000 x 0,50 = 20.00 lbs. Sedangkan rimpull yang
diperlukan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir hanya 4.000 lbs
(lihat contoh terdahulu), maka kendaraan itu pada keadaan jalur jalan tersebut tidak
akan selip.
Contoh perhitungan 2 :
Kendaraan yang sama seperti tersebtu diatas, tetapi roda penggeraknya hanya
menerima 50 % dari berat seluruhnya, bergerak pada jalur jalan yang sma pula. Maka
besarnya rimpull yang diberikan olehkendaraan hanya = 40.000 x 50 % x 0.50 =
10.000 lbs. Tetapi karena rimpull yang dipergunakan untuk mengatasi tahanan
kemiringan dan tahanan gulir hanya 4.000 lbs, maka kendaraan itu juga tidak selip.
Contoh perhitungan 3 :
Seandainya kendaraan yang sama itu bergerak pada suatu jalur jalan yang
terbuat dari pasir lepas dengan RR = 250 lbs/ton dan CT = 0,20 serta kemiringan 5 %,
sedangkan berat kendaraan yang diterima oleh roda penggerak 50 %, maka :
RP / TE
RP / TE
= 5.000 lbs
= 7.000 lbs
Sedangkan rimpull yang dapat diterima oleh kendaraan hanya = 40.000 x 0,20 x 50 %
= 4.000 lbs, maka kendaraan tersebtu tidak akan dapat bergerak atau selip.
=
Dimana
: RR
HP
375
Istilah rimpull itu hanya dipakai untuk kendaraan-kendaraan yang broda ban
karet. Untuk yang memakai roda rantai (crawler track), maka istilah yang dipakai
ialah draw bar pull (=DBP), juga lokomotif disebut memiliki DBP. Tetapi harus
diingat bahwa tractor itu mempunyai tahanan gulir dan tahanan kemiringan yang
harus diatasi, disampign harus mengatasi tahanan gulri dan tahanan kemiringan alat
yang ditariknya. Jadi disini ada dua macam tahanan gulir dan tahanan kemiringan
yang harus diatasi oleh DBP dari tractor tersebut.
Contohnya :
Sebuah tractor bulldozer
sebesar 28.019 lbs pada gigi-1 (first gear) yang bergerak di atas suatu jalur jalan yang
mempunyai RR = 100 lb/ton dan kemiringan 5 %. Maka DBP yang dapat dipakai
untuk meanrik muatan atau kendaraan lainnya dapat dihitung sbb :
DBP maximum
= 28.019 lbs
= 1.500
= 3.000 lbs
= 25.019 lbs
Rimpull atau draw bar pull suatu alat tergantung pada HP dan kecepatan
bergeraknya, artinya terpengaruh oleh gear ratio. Untuk tiap kendaraan rimpull atau
draw bar pull yang dihasilkan pada suatu gear ratio berlainan besarnya. Biasanya
pabrik memberikan pedoman berapa besar kecepatan maximum dan rimpull atau draw
bar pull yang dapat dihasilkan pada tiap-tiap gear ratio (lihat tabel XXI).
Untuk kendaraan yang beroda ban karet tersebut, yaitu dengan HP = 140,
kecepatan maximum pada gigi (gear)-1 = 3.250 mph dan effisiensi = 0,85, maka :
Rimpull =
= 13,730 lbs
TABEL XXI
KECEPATAN MAXIMUM PADA TIAP-TIAP GIGI (GEAR)
Percepatan (Acceleration)
Adalah waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan dengan
memakai kelebihan rimpull yang tidak dipergunakan untuk menggerakkan kendaraan
pada keadaan jalur jalan tertentu. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk
mempercepat kendaraan tergantung dari beberapa faktor, yaitu :
a) Berat kendaraan ; semakin berat, semakin lama waktu yang idbutuhkan untuk
mempercepat kendaraan.
b) Kelebihan rimpull yang ada semakin besar rimpullyang berlebihan, semakin cepat
kendaraan itu dapat dipercepat. Jadi kalaukelebihan rimpull itu tidak ada, maka
percepatanpun tidak akan timbul, artinya kendaraan tersebut tidak dapat
dipercepat.
Untuk menghitung percepatan itu secara tepat memang sulit. Tetapi dapat
diperkirakan dengan rumus Newton sbb :
F=
Dimana
:F
Contohnya :
Katakan kelebihan rimpull dari suatu kendaraan adalah 10 lbs, dan akan
dipergunakan untuk mempercepat kendaraan tersebut yang beratnya 1 ton (2000 lbs).
Percepatan yang diperoleh adalah :
a=
Jadi dalam waktu satu menit kecepatan akan bertambah = 60 x 0,11 = 6,6
mph. Dapat diberikan suatu contoh bagaimana cara menghitung jumlah waktu yang
diperlukan oleh sebuah truk untuk mencapai kecepatan maximumnya untuk kondisikondisi jalur jalan tertentu (lihat tabel XXII).
Ada cara lain untukmeentukan percpatan, yaitu dengan memakai garfik atau
monogram unjuk kerja (performance chart). Pada grafik itu tertera berat kendaraan,
tahanan gulir dan tahanan kemiringan, rimpull yang dimiliki kendaraan, kecepatan,
jarak yangditempuh, waktu yang diperlukan, dll (lihat Lampiran D).
Kemudian ada lagi yang mementingkan segi kesederhanaan, yaitu bahwa
berdasarkan pengalaman dilapangan apabila ada kelebihan rimpull sebesar 20 lb per
ton pada tiap gigi, maka rata-rata diperlukan waktu satu menti untuk penggantian tiap
gigi dan mencapai kecepatan maximum pada gigi tersebut. Jadi kalau ada 5 gigi ,
maka akan diperlukan 5 menit untuk mencapai kecepatan maximumnya pada gigi
terakhir.
Masih ada cara lain untuk secara tak langsung menghitung percepatan, yaitu
hanya dengan menghitung kecepatan rata-ratanya.
Rumus sederhana yang dipakai adalah :
Kecepatan rata rata = kecepatan max x faktor kecepatan
TABEL XXIII
FAKTOR KECEPATAN
Contohnya :
Sebuah kendaraan bergerak di atas suatu jalur jalan sehingga memiliki
kecepatan maximum 12,48 mph pada gigi ketiga. Bila jarak yang ditempuh adalah
1.250 ft, berarti faktor kecepatannya = 0,70 (lihat tabel XXI), maka kecepatan rataratanya = 12,48 x 0,70 x = 8,74 mph.
= 100
= 27 -
= 73
Untuk yang 2 tak ternyata kemerosotan itu lebih kecil, yaitu sebesar +1 % dari
HP di pemrukaan air-laut untuk setiap kenaikan tinggi 1000 ft, kecuali 1000 ft yang
pertama.
Contohnya :
Sebuah mesin 2-tak dengan 100 hp dipakai pada ketinggian 10.000 ft, maka
hanya akan memiliki HP.
Hp pada permukaan air laut
= 100
9-
= 91
Akan tetapi semakin tinggi letak tempat itu, maka temperaturnya semakin
rendah, dan hal ini akan membantu mesin menaikkan hasil kerja mesin-mesin bakar
(mesin diesel dan bensin). Untuk menghitung pengaruh temperatur ini biasanya
dihitung dengan suatu rumus dimana sudah diperhitungkan pengaruh tekananannya
pula, yaitu :
Dimana :
Hc = Ho
Hc
Ho
Ps
Po
Ts
To
TABEL XXIV
TEKANAN BAROMETER PADA KETINGGIAN TERTENTU
Ketinggian dari Permukaan Air Laut Ft
0
1000
2000
3000
4000
50000
6000
7000
8000
9000
10000
Tekanan Barometer in Hg
29,92
28,86
27,82
26,80
25,82
24,87
23,95
23,07
22,21
21,36
20,55
Contohnya :
Sebuah mesin 4 tak memiliki HP = 130 pada permukaan air laut dengan
kondisi baku, yaitu 600F dan 29,92 inci Hp. Kalau dipakai pada ketinggian 3000 ft
dengan temperatur 700F, maka diperoleh HP efektif sebesar :
Hc = Ho
Contohnya :
Untuk meisn-mesin 4 tak cara lain yang lebih sederhana dalam nenentukan HP
effektif pada suatu ketinggian tertentu, yaitu HP pada keadaan baku dikalikan dengan
faktor koreksi (correction factor). Besarnya faktor koreksi tersebut dipengaruhi oleh
ketinggian dari permukaan air laut dan temperatur (Lihat Tabel XXV).
Contohnya :
Sebuah mesin 4 tak mempunyai HP = 130 pada keadaan baku. Bila
dipergunakan pada suatu tempat dengan ketinggian 3000 ft dan temperatur 700F,
maka HP effektifnya =
130 x 0,888 = 115 HP (bandingkan dengan contoh diatas)
110
0,954
0,920
0,837
0,885
0,825
0,795
0,767
0,738
0,712
0,686
0,675
90
0,971
0,937
0,994
0,872
0,840
0,809
0,781
0,752
0,725
0,699
0,682
70
0,991
0,955
0,921
0,888
0,856
0,825
0,795
0,767
0,739
0,713
0,687
Temperatur (suhu) 0F
60
50
40
1,000 1,008 1,018
0,964 0,974 0,984
0,930 0,938 0,948
0,896 0,905 0,914
0,865 0,873 0,882
0,833 0,842 0,849
0,803 0,811 0,820
0,775 0,782 0,790
0,746 0,754 0,762
0,720 0,727 0,734
0,699 0,707 0,717
20
1,039
1,003
0,968
0,933
0,859
0,867
0,836
0,806
0,776
0,748
0,722
0
1,062
1,025
0,988
0,952
0,918
0,885
0,863
0,823
0,793
0,764
0,727
-20
1,085
1,048
1,010
0,974
0,938
0904
0,872
0,840
0,811
0,782
0,752
selama 50 menit dalam satu jam, ini berarti effisiensinya adalah 83% (lihat Tabel
XXVI), maka hal itu dianggap baik sekali jika alatnya berban karet.
Jadi
di
Macam Alat
Crawler tractor
Vervab Karet
Eff. Sedang
92 % = 55 min/jam
83 % = 50 min/jam
83 % = 50 min/jam
75 % = 45 min/jam
yang dalam kondisi dapat dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini
meliputi pula tiap hambatan (delay time) yang ada. Termasuk dalam
Standby hours atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapat
dipergunakan pada hal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap
beroperasi.
W+R+S = Scheduled hours atau jumlah seluruh jam jalan dimana alat
dijadwalkan untuk beroperasi
Physical availability pada umumnya selalu lebih besar daripada availability
index. Tingkat effisiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka physical
availability mendekati angka availability index.
3) Use Of Availability
Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat
untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available)
Persamaannya adalah :
U.A =
Dimana
Contoh-contoh :
1. Dari pengoperasian sebuah power sebulan dapat dicatat data sbb :
Jumlah jam kerja (working hours)
= W = 300
= T = 600
E.U. =
2. Dalam keadan lainnya adalah sbb :
W
= 450
= 150
W + R + S = 600
Maka :
A.I. =
P.A =
U.A. =
E.U. =
Terlihat bahwa operasi alat pada contoh kedua lebih effisien dari pada
operasi alat pada contoh pertama.
yard atau voluem aslinya di alam. Sedangkan apa yang harus diangkut adalah
material yang telah mengembang karena digali. Dan alat angkut itu sanggup
membawa materual tersebut sebesar kapasitas munjung (hepaed capacity)nya. Jadi
kalau kapasitas mujung dikalikan dengan faktor pengembangan material yang
diangkutnya akan diperoleh pay yard capacity nya.
Contohnya :
Sebuah power scraper yang memiliki kapasitas munjung 15 cu yd akan
mengangkut tanah liat basah dengan faktor pengembangan 80 %, maka alat itu
sebenarnya hanya mengakut = 80 % x 15 cu yd = 12 cu pay yard atau bank cubic
yard atau insitu cu yd.
Sebaliknya bila bank yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain
dengan alat-alat gilas (roller) mungkin volumenya berkurang, karean betul-betul padat
sehingga menjadi kurang dari 1,00 cu yd ; tanah sesudah dipadatkan hanya memiliki
volume 0,90 cu yd, ini berarti susut 10 %, dan dikatakan shrinkage factor-nya 10 %.
Untuk menghitung faktor-faktor tersebut di atas dipakai rumus-rumus :
Kalau angak untuk shrinkage factor tidak ada, biasanya dianggap sama
dengan percent swell.
Kalau ingin mendapat angka-angka yang lebih tepat, maka dapat melakukan
percobaan langsung pada tanah yang akan diteliti. Tetapi untuk perhitungan perkiraan
(estimation) cukup dipakai angka rata-ratnya saja (lihat Tabel XXIV).
Disamping itu ada beberapa istilah lain yang ada sangkut pautnya dengan
kemampuan penggalian, yaitu :
a) Faktor bilah (blade factor), yaitu perbandingan antara volume materual yang
mampu ditampung oleh bilah terhadap kemampuan tampung bilah secara teoritis.
b) Faktor mangkuk (bucket factor), yaitu perbandingan antara volume material yang
dapat ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan tampung mangkuk secara
teoritis.
c) Faktor mautan (payload factor), yaitu perbandingan antara volume materual yang
dapat ditampung oleh bak alat angkut terhadap kemampuan bak alat angkut
menurut spesialisasi tekniknya.
TABEL XXVIII
BOBOT ISI DAN FAKTOR PENGEMBANGAN DARI BERBAGAI
MATERIAL
Bobot isi
Swell factor
Macam Material
(density lb/cu yd
(in-bank
insitu)
corection factor)
Bauksit
2700-4325
0,075
Tanah liat, kering
2300
0,85
Tanah liat, basah
2800-3000
0,82-0,80
Antrasit (anthracite)
2200
0,74
Batubara bituminus (bituminous coal)
1900
0,74
Bijih tembaga (copper ore)
3800
0,74
Tanah biasa, kering
2800
0,85
Tanah biasa, basah
3370
0,85
Tanah biasa, bercampur pasir dan
Kerikil (gravel)
3100
0,90
Kerikil kering
3250
0,89
Kerikil basah
3600
0,88
Granit, pecah-pecah
4500
0,67-0,56
Hematit, pecah-pecah
6500-8700
0,45
Bijih besi (iron ore), pecah-pecah
3600-5500
(0,45)
Batu kapur, pecah-pecah
2500-4200
0,60-0,57
Lumpur
2160-2970
0,83
Lumpur, sudah ditekan (packed)
2970-3510
0,83
Pasir, kering
2200-3250
0,89
Pasir, basah
3300-3600
0,88
Serpih (shale)
3000
0,75
Batu sabak (slate)
4590-4860
0,77
BAB VI
MEMPERKIRAKAN PRODUKSI DAN ONGKOS ALAT-ALAT
A. Memperkirakan Produksi
Produksi alat-alat pemindahan tanah mekanis dapat dihitung dengan beberapa
cara, yaitu tergantung dari ketelitian yang dikehendaki. Yang umum dipergunakan
adalah :
1) Perhitungan langsung (direct computation), yaitu suatu cara perhitungan dengan
memperhatikan tiap-tiap faktor yang mempengaruhi produksi untuk menentukan
volume asli (pay load) atau ton yang dapat dihasilkan oleh masing-masing alat
yang dipergunakan. Cara ini ternyata yang paling teliti dari yang lain-lainnya,
karena semua kondisi yang mungkin akan dihadapi sudah diperhitungkan
berdasarkan data lapangan yang tersedia.
2) tabular Method, adalah suatu cara perhitungan dengan mempergunakan
keterangan-keterangan dan data yang berbentuk tabel-tabel yang khas untuk
masing-masing alat, dan diambil dari pengalaman-pengalaman sebelumnya yang
memiliki sifat pekerjaan kira-kira serupa. Kadang-kadang juga dilengkapi dengan
data berupa grafik dan diagram yang diperoleh dari hasil percobaan yang
dilakukan oleh pabrik pembuat alat-alat tersebut. Pada cara ini semua pekerjaan
sifatnya disama ratakan, sehingga variables yang selalu dimiliki oleh tiap
proyek yang jarang-jarang dapat disamakan dengan keadaan di tempat lain
dianggap kira-kira serupa. Sebenarnya hal itu tidak benar, oleh sebab itu cara ini
menjadi kurang teliti, meskipun cara perhitungan lebih sederhana.
3) Slide rule method , ialah cara perhitungan dengan memakai manufactures
carthmoving calculators, dan itu tidak lain dari slide rule khusus yang dibuat
= 0,758 menit
= 0,327 menit
= 1.405 menit
35.4
Maka diperlukan =
Dibutuhkan =
P = PMT x FK
b.
PMT = KB x T
c.
T=
d.
Ct =
FK = faktur koreksi
KB = kapasitas bilah (blade capasity), m3
T = lintasan per jam
Ct = waktu daur (cycle time), menit
J
= jarak kerja, m
Contohnya :
Sebuah bulldozer Komatsu D 355 A yang dilengkapi dengan alat garu
dipergunakan untuk tugas penggaruan dan sekaligus juga untuk kegiatan
penggusuran dengan jarak garu dan gusur rata-rata 30 m. Material yang digaru dan
digusur adalah tanah yang kompak dan kering. Data teknis yang lain :
-
Maka :
= panjang x (tinggi) 2 x faktor bilah
KB
= 4,32 x (1,68)2 x 0,90 = 10,90 LCM (lease cubie meter) atau = 10,90
x 0,80 = 8,72 jam
FK = eff. Waktu x eff. Kerja x eff. Operator
= 0,83 x 0,75 x 0,85 = 0,53
J
= 30 m
P=
=
Bila bulldozer melakukan pembabatan (clearing), maka pepohonan yang
= 295 x 10.000/640 m2
= 4064 m2
B = Waktu untuk menjelajahi lapangan seluas 1 acre tanpa merobohkan
pepohonan, menit
M
tertentu
D
Kapasitas munjung
(heaped capasity)
: 15 cu yd
Berat kosong : 34.000 lbs ; 60% dari beratnya diterima oleh roda
penggerak ; bila berisi muatan 50% dari beratnya diterima
oleh roda penggerak
----------------- bermuatan
Cara menghitungnya :
(1)
Waktu tetap (fixed time) yang terdiri dari wkatu menggali dan
mengisi (digging and loading time), mengosongkan (dumping time),
membelok (terulang) dan mencapai kecepatan maximum.
Diketahui pula lebar galian = 8 ft, kedalamannya = 4 inchi, sedang tebal
tanah isian 9 inci tiap pengosongan power scraper.
Kapasitas muatan sebenarnya =
15 cu yd x 80% =
12 cu pay yd (BCM)
Berat muatan sebenarnya
= 12 x 2.300 lb
= 27.600 lbs
Panjang galian agar scraper penuh =
= 122 ft
Panjang pengggosongan =
- Waktu pengisian (loading time) =
= 0,405 min
- Waktu pengosongan (spreading & dumping) =
= 0,223 min
- Waktu untuk membelok = 2 x 0,300
= 0,600 min
= 0,972 min
= 2,200 min
Mengangkut muatan
Berat kendaraan + muatan = 34.000 + 27.600 = 61.600 lb = 31 ton
= 2.790 lb
min
= 2.790 lb
min
= 2.790 lb
RP yang diperlukan untuk mengatasi GR = 20 x 6% x 31
= 3.720 lb
Jumlah RP yang diperlukan
= 6.510 lb
RP yang tersedia pada gigi 3 hanya = 4.700 lb, sedang pada gigi-2
= 8.200 lb. Jadi dapat bergerak pada gigi 2 dengan kecepatan
maximum = 7.25 mph
Waktu yang dibutuhkan =
Jumlah waktu untuk mengangkut muatan
= 1.440 + 0,454 + 0.940 min
= 2.834 min
(3)
Kembali Kosong
Berat kendaraan kosong = 34.000 lb = 17 ton
Roda penggerak sanggup menerima RP = 34.000 x 60% x 60% =
12.240 lb. Sedangkan RP maximum yang tersedia pada gigi-1 adalah
17.400 lb, maka roda penggerak akan selip kalau mulai bergerak dengan
gigi-1. Oleh karena itu sebaiknya mulai bergerak dengan gigi-2 yang
RP. Maksimumnya adalah 8.200 lbs
(a) Jalur DC : jarak 600 ft, kemiringan -6%
RP yang diperlukan untuk mengatasi RR = 70 x 17 = 1.190 lb
RP yang diperlukan untuk percepatan = 20 x 17 = 340 lb
RP yang membantu karena kemiringan = - 20 x 6 x 17 = -2.040 lb
Jumlah RP yang diperlukan
= -510 lb
min
= 4.590 lb
min
cu yd
= 5.250 menit
= 0.200 menit
= 0,990 menit
= 2.834 menit
= 2.027 menit
Waktu edar
= 11.861 menit
= 50,59 cu yd / jam
Terlihat dari contoh di atas bahwa aktu edar menjadi besar, karena waktu
pengisian (loading time)-nya terlalu tinggi. Ini adalah akibat kurang besarnya
ukuran power shovel yang dipakai untuk mengisi truk tersebut. Memang agak
sukar menentukan begitu saja, tampa menggunakan perhitungan-perhitungan,
berapa ukuran power shovel yang sesuai dengan ukuran truk yang dipakai untuk
mengangkut muatan. Tetapi sebagai pegangan (rule og thumb) biasanya dipakai
ketentuan bahwa : kapasitas truk itu paling tidak 4 atau 5 kali dari kapasitas alat
x 21 sekon = 84 sekon
7,4
5,3 buah, dibulatkan
1,4
= 6 buah
Karena pembulatan itu, maka salah satu truk harus menunggu beberapa saat
sebelum sempat diisi oleh power shovel. Untuk mengisi ke-6 trik itu diperlukan
waktu = 6 x 1,4 = 8,4 menit, artinya salah satu truk harus menunggu kira-kira =
8,4 7,4 = 1,0 menitjadi rata-rata efesiensi kerja truk
Karena menunggu saja
7,4
x 100 % 88 %
8,4
6
x 21 sekon = 2,8 menit
3/ 4
8,8
3,15 buah, maka
2,3
8,4
x 100% 95,5%
8,8
8,8
x 100% 78,6%
11,2
Jadi bila melihat kedua data diatas, maka lebih baik diambil 3 truk saja meskipun
power shovelnya sedikit menganggur
Pada dasarnya kombinasi efesiensi kerja truk dan power shovel yang tertinggi
dipilih untuk dipakai. Pada contoh-contoh perhitungan di atas sebenarnya
mencapai sasaran produksi yang sama, tetapi loading time nya lebih lama dengan
menggunakan cu yd power shovel ternyata yang paling baik (ekonomis) adalah
dengan memakai 3 truk berukuran 6 cu yd
Untuk menyatakan keserasian (synch onization) kerja antara alat muat dengan alat
angkut dapat juga dengan cara menghitung faktor keserasian (match factor)-nya,
yaitu sebagai berikut :
Faktor keserasian (match factor) =
Dimana :
Na = jumlah alat angkut, buah
Na x Ctm
Nm x Cta
Nm
a.
Faktor keserasian < 1 maka alat muat akan sering menganggur atau
berhenti
b.
c.
7,5
x 100% 83%
9,0
500
4,75 buah dibulatkan = 5 buah
105
Cara lain untuk menghitung produksi power shovel yaitu dengan rumus
P=Ex
IxH
C
Dimana :
E = Efektif working time atau efesiensi kerja dinyatakan dalam menit
I
P=
126,12 x 1.934
2000
= 121,96 ton/jam
Memperkirakan produksi bucket whell excavator (BWE)
Secara teoritis produksi BWE dapat dihitung dengan persamaan berikut ini
:
Qth =
I S 60 f
27
Dimana :
Qth
I
Qth =
I Z Vc 3600 F
D 27
Dimana :
Z
= diameter roda ft
Vc
Vc
=S
60
D
Z
Vs
60
Tinggi setiap penggalian (h) tergantung pada diameter roda (d), biasanya
diperkirakan sebesar 0,5 0,7 dari diameter rodanya. Kedalam penggaliannya
tergantung pada kekerasan material dan ukuran dari mangkuknya. Sedangkan
lebar lapisan penggaliannya tergantung pada kecepatan ayunan boom
Pada umumnya untuk menghitung produksi BWE secara teoritis
berdasarkan data perusahaan adalah dengan menggunakan persamaan sbb :
Qth =
W Z I 60 ft
27
Dimana :
W = kecepatan putar roda, RPM
Z = jumlah mangkuk pada roda
I
WZ
P=
Dimana :
P = jumlah tanah yang dipadatkan cu yd/ jam
mph
Namun di atas memberikan produksi ideal. Bila efesiensi kerja < 100 % maka
produksi diatas harus dikoreksi. Begitu pula pada waktu membelok tidak dapat
dilakukan pemadatan tanah. Karenanya pada umunya terjadi pengurangan
produksi antara 7 12 % diambil rata-rata 100 %
Contohnya :
Sebuah sheep foot yang lebarnya 10 ft dengan gigigigi yang panjangnya 6
inci ditarik oleh traktor dengan kecepatan tetap 2,5 mph. Jumlah lintasan 12 kali.
Tanah yang dipadatkan mempunyai faktor pemadatan (shrinkage factor) 80 %.
Pengurangan produksi efesiensi kerja 83 %. Pengurangan produksi karena
membelok 10 %. Maka produksi idealnya adalah :
P=
P x 27 x 12
12 x 27 x 12
= 162,96 cu yd / jam
Produksinya sebenarnya
Produksi ideal x efesiensi kerja x pengurangan karena membelok
= 162,96 x 83% x 0,90 = 121,73 cu yd / jam
Kalau tanah yang harus dipadatkan ada 500 cu yd / jam maka diperlukan
mesin pemadat dari ukuran ini sebanyak :
500
4,11 buah, dibulatkan 4 buah
121,73
b.
Bunga pajak, asuransi dan sewa gudang diambil 10% bunga pajak 2%
dan asuransi serta ongkos gudang 2% dari penanaman modal tahunan yang
dapat dihitung dari rumus :
Penamanam modal tahunan =
Ongkos bunga, pajak dsb
(1 n) x 100
% h arg alat
2n
2.
Ongkos pengertian ban, yaitu harga ban baru dibagi dengan umurnya
b.
c.
Ongkos revarasi umum, termasuk harga suku cadang (spare part) dan
ongkos pasang ongkos perawatan
d.
e.
100 100
x
83
80
100 100
x
83
80
Dimana :
q
HP = kekuatan mesin HP
c
Contohnya :
Sebuah mesin berkekuatan 100 jam, maka pemakaian minyak pelumas tiap
jam adalah :
q=
g.
Ongkos pemilikan
a.
Depresiasi
Harga pembelian (purchuse price)
U$ 125.000,-
160,-
340,125.500,-
4.000,-
121.500,-
$ 121.500
$ 12,15 / jam
5 x 2.000
(1 5) x 100 5%
60%
2x5
$ 3,76 / jam
Jumlah ownership cost $ 12.15 + $ 3,76
$ 15, 91 / jam
2.
Operating cost
a. Ongkos penggantian ban =
$ 4.000
x $ 1,00 / jam
4.000
100 100
x
x 7,44 10,55 gal / jam
83
80
Ongkosnya = 10,55 gal / jam x 15 c/gallon = 1,58 / jam
e. Ongkos minyak pelumas
q=
HP x 0,6 x 0,006 c
7,4
t
q=
0,096 0,060
7,4
100
= $ 15.91 + 18,05
= $ 33,96 / jam
= S 203.76
= $ 15.91
= $ 219.67
$ 219.67
$ 219.67
$ 219.67
$ 219.67