Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
(2214105004)
(2214105006)
(2214105009)
(2214105014)
(2214105017)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, operasi sistem tenaga listrik modern sedang
menghadapi banyak tantangan dalam kaitannya dengan deregulasi dan restrukturisasi industri
tenaga listrik. Permintaan tenaga listrik terus meningkat seiring bertambahnya pertumbuhan
beban dari tahun ke tahun, sedangkan di sisi lain perluasan pembangkit tenaga listrik dan
pembangunan saluran transmisi baru untuk meningkatkan loadability jaringan listrik sudah
sangat terbatas. Hal ini dikarenakan, untuk pemasangan fasilitas dan peralatan sistem tenaga
listrik yang baru, ditentukan berdasarkan pertimbangan lingkungan dan faktor ekonomi.
Selain biayanya mahal, pembuatan saluran transmisi baru juga membutuhkan waktu yang
cukup lama untuk pembangunannya.
Masalah lain yang harus dihadapi operasi sistem tenaga listrik adalah letak gardu
induk yang berada sangat jauh dari sistem pembangkit sehingga mengakibatkan penurunan
level tegangan yang cukup signifikan. Level tegangan turut berdampak pada kualitas daya
yang dihasilkan. Fenomena tersebut disebabkan kawat saluran mempunyai nilai resistansi,
induktansi dan kapasitansi, sehingga menimbulkan jatuh tegangan sepanjang saluran serta
rugi daya. Jatuh tegangan digunakan untuk menentukan apakah suatu saluran transmisi dan
distribusi memerlukan suatu pengembangan. Pengembangan suatu saluran transmisi dan
distribusi dilakukan jika jatuh tegangan pada saluran tersebut sudah berada di luar standar
PLN yakni 0,95V1,05
[1]
tegangan adalah dengan kompensasi daya reaktif yang mampu menstabilkan level tegangan
serta mengurangi rugi-rugi daya.
Pemasangan kapasitor bank pada suatu saluran transmisi dan distribusi harus
dilakukan dengan seksama agar diperoleh hasil yang optimal. Karakteristik suatu saluran
transmisi dan distribusi seperti kapasitansi dan induktansi sangat berpengaruh dalam
penentuan lokasi penempatan dan ukuran kapasitor yang dipasang.
Studi ini bertujuan untuk menentuan letak dan besar kapasitas optimal kapasitor bank
yang akan dipasang karena adanya jatuh tegangan yang tinggi serta rendahnya power factor
setelah dilakukan pemindahan beban dari trafo TM 4B ke trafo TX 401 akibat minyak pada
trafo TM 4B yang sudah menghitam dan telah saatnya dilakukan penggantian minyak trafo
sehingga perbaikan kualitas daya dapat ditingkatkan (dalam hal ini diperoleh profil tegangan dan
power factor sesuai dengan standar yang diizinkan). Simulasi dan analisis dilakukan pada
sistem kelistrikan 20 kV PT Semen Gresik (Persero) Tbk. Untuk mengoptimalkan letak dan besar
kapasitas kapasitansi kapasitor bank yang akan dipasang untuk perbaikan kualitas daya,
dilakukan analisis sebagai berikut :
- Analisis dan simulasi kondisi awal plant untuk mencari bus kandidat yang akan dipasang
kapasitor bank.
- Analisis dan simulasi untuk menentukan letak dan menghitung besar kapasitas kapasitansi
optimal kapasitor bank.
- Analisis dan simulasi kondisi akhir plant setelah dipasang kapasitor bank.
1.2
Tujuan
Memperbaiki kualitas daya, dalam hal ini diperoleh profil tegangan dan power factor
sesuai dengan standar yang diizinkan yaitu 0.95 1.05 di sistem kelistrikan 20 kV PT Semen
1.3
Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah menentukan letak dan besar
kapasitas optimal kapasitor bank yang akan dipasang setelah dilakukan pemindahan beban dari
trafo TM 4A ke trafo TX 401 akibat minyak pada trafo TM 4B yang sudah menghitam dan
telah saatnya dilakukan penggantian minyak trafo, untuk menyelesaikan permasalahan
kompensasi daya reaktif di sistem kelistrikan 20 kV PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
1.4
Batasan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Permasalahan kualitas daya yang dievaluasi hanyalah daya reaktif yang dikompensasi
dengan menggunakan kapasitor bank.
1.5
Metodologi
Pengumpulan data
1.6
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. adalah sebuah perusahaan yang pada awal berdirinya
hingga sekarang bergerak dibidang pembuatan semen. PT Semen Gresik (Persero) Tbk. awal
diresmikan pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI I, Ir. Soekarno dengan kapasitas
terpasang 250.000 ton semen per tahun. Awal peresmian PT Semen Gresik (Persero) masih
berstatuskan NV (Naamloze Vennootschap) yang kemudian telah berubah menjadi PN
(Perusahaan Negara) pada tanggal 17 April 1961 dan berlanjut menjadi PT (Perseroan
Terbuka) pada tanggal 24 Oktober 1969. Setelah berkembangnya PT Semen Gresik (Persero)
Tbk. di daerah Gresik, pada tanggal 24 September 1994 telah diresmikan pabrik baru di
daerah Tuban dengan nama Pabrik Tuban I, yang terus berkembang dengan akhirnya
diresmikan kembali Pabrik Tuban II pada tanggal 17 April 1997 dan Pabrik Tuban II pada
tanggal 20 Maret 1998, dengan kapasitas 2,3 juta per tahun pada masing masing pabrik
yang berproduksi di daerah Tuban. Pada kurun waktu tahun 1998 hingga 2006 telah terjadi 2
kali perpindahan saham perusahaan. Pada tanggal 17 September 1998, Pemerintah melepas
14% saham di SGG (Semen Gresik Group) ke Cemex S.A de C.V dan pada tanggal 27 Juli
2006, Cemex S.A de C.V melakukan penjualan saham kepada Blue Valley Holding PTE Ltd.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Jaringan Distribusi
Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan
juga bertegangan tinggi. Dengan transformator tegangan tinggi ini penyaluran daya listrik
dapat dilakukan dalam jarak jauh dan susut daya pada jaringan dapat ditekan. Pada jaringan
distribusi listrik banyak digunakan transformator penurun tegangan, dari tegangan menengah
20 kV menjadi 380 V untuk distribusi ke rumah-rumah dan kantor-kantor pada tegangan 220
V. Transformator daya tersebut merupakan transformator yang bekerja pada frekuensi rendah
(50-60 HZ).
Dalam sistem komunikasi, transformator digunakan pada daerah frekuensi yang lebih
tinggi, untuk berbagai keperluan. Kita mengenal misalnya input transformers, interstage
transformers, output transformers pada rangkaian radio dan televisi. Transformator juga
dimanfaatkan dalam sistem komunikasi untuk penyesuaian impedansi agar tercapai transfer
daya maksimum. Besarnya daya yang disuplai generator meliputi daya real (P) dan daya
reaktif (Q), akan mengalami pengurangan setelah melalui transmisi dikarenakan adanya rugirugi transmisi.
Pada rangkaian listrik terdapat tiga macam daya, yaitu daya kompleks (S), daya nyata
(P), dan daya reaktif (Q). adapun hubungan untuk ketiganya adalah sebagai berikut:
S P jQ
P S cos S cos(v i )
Q S sin S sin(v i )
cos power factor
Power factor merupakan suatu konstanta pengali dengan nilai antara 0 sampai 1, yang
menunjukkan seberapa besar daya nyata dapat diserap oleh beban resistif dari daya kompleks
yang ada pada suatu beban total.
Pengaruh variasi beban pada suatu sistem tenaga listrik berkaitan langsung dengan
drop tegangan pada sisi penerima hal ini dapat dijelaskan dengan diagram di bawah ini.
=
Pada kapasitor arus (i) akan mendahului (leading) terhadap tegangan (V). Hal ini sesuai
dengan persamaan :
iC
VC
jCVC CVC 900
XC
Sedangkan pada induktor, arus (i) akan tertinggal (lagging) terhadap tegangan (V). Hal ini
sesuai dengan persamaan :
iL
VL
V
L 900
j L L
Untuk memperbaiki atau mengkompensasi drop tegangan agar pada tegangan pada sisi
penerima diusahakan tetap maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan seperti :
1. Penggunaan kapasitor bank
2. Transformator tap changing
3. Penambahan eksitasi pada generator
2.2
Group
Compensation
Global
Compensation
Individual
Compensation
PowerStation adalah software untuk power system yang bekerja berdasarkan plant
(proyek). Setiap plant harus menyediakan modelling peralatan dan alat - alat pendukung yang
berhubungan dengan analisa yang akan dilakukan. Misalnya generator, data motor, data kabel
dan lain-lain. Sebuah plant terdiri dari sub-sistem kelistrikan yang membutuhkan sekumpulan
komponen elektris yang khusus dan saling berhubungan. Dalam PowerStation, setiap plant
harus menyediakan data base untuk keperluan itu.
ETAP PowerStation dapat melakukan penggambaran single line diagram secara grafis
dan mengadakan beberapa analisa/studi yakni Load Flow (aliran daya), Short Circuit
(hubung singkat), motor starting, harmonics power systems, transient stability,dan protective
device coordination.
ETAP PowerStation juga menyediakan fasilitas Library yang akan mempermudah
desain suatu sistem kelistrikan. Library ini dapat diedit atau dapat ditambahkan dengan
informasi peralatan bila perlu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bekerja dengan
ETAP PowerStation adalah :
Single Line Diagram, menunjukkan hubungan antar komponen/peralatan listrik
sehingga membentuk suatu sistem kelistrikan.
Library, informasi mengenai semua peralatan yang akan dipakai dalam sistem
kelistrikan. Data elektris maupun mekanis dari peralatan yang detail/lengkap dapat
mempermudah dan memperbaiki hasil simulasi/analisa.
Standar yang dipakai, biasanya mengacu pada standar IEC atau ANSI, frekuensi sistem
dan metode-metode yang dipakai.
Study Case, berisikan parameter-parameter yang berhubungan dengan metode studi
yang akan dilakukan dan format hasil analisa.
2.3.1 Simulasi Load Flow Analysis ETAP PowerStation
Analisa aliran daya (Load Flow Analysis) dilakukan untuk mengetahui besarnya
tegangan bus, faktor daya dari cabang, arus dan aliran daya yang terjadi pada saluran dalam
sistem. ETAP PowerStation Load Flow Analysis adalah program simulasi untuk tujuan
analisa aliran daya. Sistem yang dapat dianalisis adalah sistem radial maupun loop.
Studi Aliran Daya (Load Flow Study)
Studi aliran daya adalah studi yang memberikan analisis aliran daya pada suatu sistem
tenaga listrik yang bertujuan untuk :
1. Memeriksa tegangan dan pengaturan tegangan
2. Memeriksa semua peralatan (transformator dan saluran distribusi) apakah mampu untuk
mengalirkan daya yang diinginkan.
3. Memperoleh kondisi awal (eksisting) untuk memperoleh studi studi : operasi
ekonomis, hubung singkat, stabilitas dan perencanaan pengembangan sistem.
Daya listrik akan selalu mengalir ke beban, karenanya dalam hal ini aliran dayanya juga
merupakan aliran beban. Pada dasarnya beban dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu
beban statis dan beban dinamis. Pada setiap simpul atau bus sistem terdapat empat parameter
atau besaran yaitu:
1. Daya nyata (aktif)
2. Daya semu (reaktif)
3. Tegangan
4. Sudut fasa
Dalam menganalisa aliran daya dapat dihitung :
Tegangan tiap bus
Aliran daya di tiap saluran
Aliran daya pada saluran i-j ditentukan sebagai berikut:
Sij =Vi Tij*
V V s
S ij Vi i
Z ij
dimana Zij adalah impedansi saluran ij.
Dalam analisa sistem tenaga (aliran daya) ada tiga klasifikasi bus, yaitu:
1. Load bus (PQ bus) cirinya adalah terhubung dengan beban PQ dari beban diketahui dan
tetap yang dihitung adalah (V) dan sudut fasa.
2. Swing/slack bus (P dan V bus). Bus terhubung dengan generator P dan |V| tetap
(diketahui, sudut fasa besarnya nol. Daya yang dihitung adalah daya aktif dan reaktif.
Berfungsi untuk mencatu rugi-rugi daya dari beban yang tidak dapat dicatu dari
generator lain.
3. Generator bus adalah bus yang terhubung dengan generator P dan |V| diketahui dan
tetap yang dihitung adalah daya aktif dan sudut fasa dari generator.
Untuk menghitung aliran daya ada banyak metode yang digunakan antara lain:
Metode Gauss Seidel
Metode Newton Raphson
BAB III
HASIL DAN ANALISIS
3.1 Kondisi Sistem Kelistrikan 20 kV PT Semen Gresik (Persero) Tbk
PT Semen Gresik (Persero) Tbk. memiliki jaringan kelistrikan dengan tegangan 20
KV untuk menyuplai kegiatan produksi dalam plant seperti pada Lampiran A. Karena minyak
trafo TM-4A sudah tidak layak pakai, maka harus dilakukan pemindahan beban yang
ditanggung trafo TM-4A ke trafo TX-401. Akibat pemindahan beban tersebut, maka terjadi
perubahan tegangan dan faktor daya pada bus bus.
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebelum terjadi pemindahan beban, bus 529 dan bus
533 mengalami undervoltage dengan tegangan dibawah standar yang telah ditetapkan oleh
pihak PLN yakni 0,95V1,05. Setelah pemindahan beban, bus yang tegangannya dibawah
standar PLN bertambah menjadi Bus 529, Bus 533, Bus TX-4B.1, Bus TX-4B.2. Selain itu,
terjadi overload pada kabel TM-4B cable LV1.
Untuk mengatasi permasalahan overload, maka dilakukan penggantian kabel dengan
luas penampang yang lebih besar, agar daya yang dapat melalui kabel naik. Hal ini sesuai
dengan rumus :
= x
= x
= 2
Dimana
x
=
Sementara untuk mengatasi undervoltage yang terjadi pada Bus 529, Bus 533, Bus
TX-4B.1, Bus TX-4B.2, dilakukan tap changing pada trafo yang berada tepat di atas keempat
bus tersebut. Yakni trafo TM-901,TM-902, TX-4A, TX-4B, dimana masing-masing trafo
diubah tap bagian primer sebesar -2.5% dengan asumsi bahwa trafo-trafo tersebut ideal,
sesuai dengan rumus :
Pemasangan kapasitor paralel dengan trafo yang letaknya berdekatan dengan beban,
hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa faktor daya pada bus beban telah memenuhi
standar PLN, sedangkan faktor daya pada bus di atas trafo hingga bus sumber tidak
memenuhi standar PLN. Oleh karena itu kapasitor diparalel (shunt) dengan trafo TM901,TM-902, TX-4A, TX-4B, dengan perhitungan sebagai berikut :
Untuk Bus Trafo TX-4B:
Q kompensator
= P tan (cos-1 lama - cos-1 baru)
= 364000 tan (cos-1 0.848 - cos-1 0.9)
= 364000 tan ( 32 - 25.84 )
= 39285.95 kVAR
Untuk Bus Trafo TX-4A :
Q kompensator
= P tan (cos-1 lama - cos-1 baru)
= 444000 tan (cos-1 0.848 - cos-1 0.9)
= 444000 tan ( 32 - 25.84 )
= 47920.23 kVAR
Untuk Bus Trafo TM-902:
Q kompensator
= P tan (cos-1 lama - cos-1 baru)
= 756000 tan (cos-1 0.839 - cos-1 0.9)
= 756000 tan ( 32.965 - 25.84 )
= 94499.78 kVAR
Untuk Bus Trafo TM-901 :
Q kompensator
= P tan (cos-1 lama - cos-1 baru)
= 764000 tan (cos-1 0.838 - cos-1 0.9)
= 764000 tan ( 33.070 - 25.84 )
= 96922.08 kVAR
Tabel 2 Perbandingan Sebelum dan Setelah Pemasangan Kapasitor Bank
Setelah dilakukan pemasangan kapasitor bank pada ke-empat bus tersebut, dapat
dilihat perbedaan ditinjau dari tegangan, arus, dan power factor nya. Selain bus TX-4B.1,
TX-4B-2, Bus 529 dan Bus 533, terjadi peningkatan power factor. Hal ini dikarenakan
kapasitor bank berguna untuk meningkatkan power factor pada bus yang terletak di atas
penempatan kapasitor bank tersebut. Nilai power factor tersebut telah sesuai dengan standar
yang ditentukan oleh PLN yakni 0.85 untuk batas terendah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Edris Abdel, Series Compensation Schemes Reducing the Potential of Sub synchronous
Resonance, IEEE Trans. On power systems, vol. 5 No. 1. Feb1990. Pp. 219-226.
[2] M. Baran, F.F. Wu, Optimal Capacitor Placement on Radial Distribution Systems,
IEEE Trans. on Power Delivery, V01.4, No.1, Jan. 1989, pp.725-734
[3] J. J. Grainger, and S. H. Lee, Optimum Size and Location of Shunt Capacitors for
Reduction of Losses on Distribution FeedersIEEE Trans. on PAS, Vol.100, Mar.1981,
pp.1105-1118.
[4] Saadat, Hadi. 1999.Power System Analysis. McGraw Hill, Inc, Singapore.
10.7 A
83.2% PF 150 kV
10.7 A
83.2% PF
Main SUB 150KV
42 MVA
V
12 k
19.4
82.4 A
83.6% PF
CableSSIV1
0 kVln Vd
HS 401 SS IV1
20 kV
V
11 k
19.4
54.3 A
82.8% PF
28.3 A
84.4% PF
Cable161-5
R
TM-4A Cable357
TM-4B CableTX1
HF18-5
High-Pass/U
TM-4A
5 MVA
0 kVln Vd
TX-401
7.5 MVA
0 kVln Vd
TM-4A CableTX2
BUS 1 TM-4A
6.3 kV
TM-4B CableLV1
172.6 A
83.8% PF
86.8 A
83.8% PF
1 kV
6.01
85.8 A
83.8% PF
0 kVln Vd
BUS 2 TM-4B
6.3 kV
90 A
84.8% PF
49.5 A
84.8% PF
6 kV
6.07
0.002 kVln Vd
40.6 A
84.8% PF
I>
TX-4B.2 Cable359
TX-4B.1 CableTMIVA1
TM-901 CableTM1
page 1
4000 MVAsc
TM-902 CableTM2
0.001
TX-4A
kVln Vd
5 MVA
0 kVln Vd
TM-901
2 MVA
TM-902
2 MVA
Bus TX-4B.1
Bus533
0.4 kV
Bus529
0.4 kV
1367 A
85.0% PF
1367 A
85.0% PF
0 kVln
TX-4B
Vd
5 MVA
0.003 kVln Vd
kV
.375
5 kV
0.37
1352.4 A
85.0% PF
1352.4 A
85.0% PF
5 kV
0.37
5 kV
0.37
0.4 kV
5 kV
779.8 A
85.0% PF
Bus TX-4B.2
0.4 kV
V
4 k
.38
779.8 A 0
85.0% PF
638.8 A
85.0% PF
4 kV
5 kV
0.38
ER#16.1
0.91 MVA
13:47:30
ER#16.4
0.9 MVA
Load 4A
0.527 MVA
0.38
638.8 A
85.0% PF
0.38
Load 4B
0.432 MVA
10.8 A
82.8% PF 150 kV
10.8 A
82.8% PF
Main SUB 150KV
42 MVA
1 kV
19.4
82.8 A
83.2% PF
CableSSIV1
0 kVln Vd
HS 401 SS IV1
20 kV
V
09 k
19.4
83 A
83.0% PF
Open
Cable161-5
R
TM-4A Cable357
TM-4B CableTX1
HF18-5
High-Pass/U
TM-4A
5 MVA
TX-401
7.5 MVA
0 kVln Vd
Open
TM-4A CableTX2
TM-4B CableLV1
BUS 1 TM-4A
6.3 kV
8 kV
5.99
86.9 A
83.8% PF
86 A
83.8% PF
BUS 2 TM-4B
6.3 kV
263.7 A
84.1% PF
172.9 A
83.8% PF
49.9 A
84.8% PF
8 kV
5.99
0.007 kVln Vd
40.9 A
84.8% PF
I>
TX-4B.2 Cable359
TX-4B.1 CableTMIVA1
TM-901 CableTM1
page 1
4000 MVAsc
TM-902 CableTM2
0.001
TX-4A
kVln Vd
5 MVA
0 kVln Vd
TM-901
2 MVA
TM-902
2 MVA
Bus TX-4B.1
Bus533
0.4 kV
Bus529
1354.3 A
85.0% PF
0.437kV
4 kV
0.
1354.3 A
V
k
85.0% PF
.374
1368.9 A
85.0% PF
1368.9 A
85.0% PF
0 kVln
TX-4B
Vd
5 MVA
0.003 kVln Vd
4 kV
0.37
4 kV
0.37
0.4 kV
786.2 A
85.0% PF
9
0.37
Bus TX-4B.2
kV
0.4 kV
786.2 A
85.0% PF
644 A
85.0% PF
644 A
85.0% PF
9 kV
0.37
ER#16.1
0.91 MVA
13:38:04
ER#16.4
0.9 MVA
Load 4A
0.527 MVA
0.38
0.38
Load 4B
0.432 MVA
kV
kV
4000 MVAsc
Bus541
150 kV
2823 kVA
82.8% PF 150 kV
2823 kVA
82.8% PF
Main SUB 150KV
42 MVA
V
09 k
19.4
2808 kVA
83.2% PF
CableSSIV1
0 kVln Vd
HS 401 SS IV1
20 kV
V
08 k
19.4
2816 kVA
83.0% PF
Open
Cable161-5
R
TM-4A Cable357
TM-4B CableTX1
HF18-5
High-Pass/U
TM-4A
5 MVA
TX-401
7.5 MVA
0 kVln Vd
Open
TM-4A CableTX2
TM-4B CableLV1
BUS 1 TM-4A
6.3 kV
6 kV
911 kVA
83.8% PF
901 kVA
83.9% PF
BUS 2 TM-4B
6.3 kV
6 kV
2764 kVA
84.2% PF
1812 kVA
83.8% PF
523 kVA
84.8% PF
0.005 kVln Vd
429 kVA
84.8% PF
TX-4B.2 Cable359
I>
TM-902 CableTM2
TX-4B.1 CableTMIVA1
TM-901 CableTM1
page 1
0.001 kVln Vd
TX-4A
5 MVA
0 kVln Vd
0.003 kVln Vd
TM-902
2 MVA
TM-901
2 MVA
CAP8
50 kvar
Bus529
0.4 kV
896 kVA
85.0% PF
896 kVA
85.0% PF
TX-4B
5 MVA
0 kVln Vd
CAP7
50 kvar
Bus TX-4B.1
Bus533
0.4 kV
CAP5
50 kvar
CAP6
50 kvar
4 kV
0.38
4 kV
0.38
886 kVA
85.0% PF
886 kVA
85.0% PF
4 kV
0.38
4 kV
0.38
0.4 kV
521 kVA
85.0% PF
9
0.38
Bus TX-4B.2
kV
0.4 kV
521 kVA
85.0% PF
428 kVA
85.0% PF
428 kVA
85.0% PF
9 kV
0.38
ER#16.1
0.91 MVA
09:59:56
ER#16.4
0.9 MVA
Load 4A
0.527 MVA
0.39
0.39
Load 4B
0.432 MVA
kV
kV
4000 MVAsc
2686 kVA
10.3 A
87.1% PF 150 kV
2686 kVA
10.3 A
87.1% PF
Bus541
150 kV
V
26 k
19.4
2674 kVA
79.5 A
87.4% PF
CableSSIV1
0 kVln Vd
HS 401 SS IV1
20 kV
V
25 k
19.4
0.0% PF
2681 kVA
79.7 A
87.2% PF
Open
Cable161-5
R
TM-4A Cable357
TM-4B CableTX1
HF18-5
High-Pass/U
0.0% PF
TM-4A
5 MVA
TX-401
7.5 MVA
0 kVln Vd
Open
TM-4A CableTX2
BUS 1 TM-4A
6.3 kV
2 kV
6.02
867 kVA
83.1 A
88.2% PF
858 kVA
82.3 A
88.2% PF
TM-4B CableLV1
2639 kVA
253 A
88.3% PF
BUS 2 TM-4B
6.3 kV
1725 kVA
165.4 A
88.2% PF
502 kVA
48.1 A
88.5% PF
0.005 kVln Vd
2 kV
6.02
412 kVA
39.5 A
88.5% PF
TX-4B.2 Cable359
I>
TM-902 CableTM2
TX-4B.1 CableTMIVA1
TM-901 CableTM1
page 1
89 kVA
8.5 A
2 kV
0.0% PF 6.02 0 kVln Vd
CAP8
96.922 kvar
Bus533
0.4 kV
86 kVA
8.3 A
7 kV
0.0% PF 6.01 0.002 kVln Vd
TM-902
2 MVA
CAP7
94.499 kvar
TM-901
2 MVA
897 kVA
1343.1 A
85.0% PF
897 kVA
1343.1 A
85.0% PF
ER#16.1
0.91 MVA
10:15:47
Bus529
0.4 kV
6 kV
0.38
6 kV
0.38
887 kVA
1328.8 A
85.0% PF
887 kVA
1328.8 A
85.0% PF
ER#16.4
0.9 MVA
Bus TX-4B.1
5 kV
0.38
5 kV
0.38
.022
44 kVA
0.001 kVln Vd
9 kV
4.2 A6.01
TX-4A
0.0% PF
5 MVA
CAP6
47.921 kvar
0.4 kV
522 kVA
771.9 A
85.0% PF
0.39
522 kVA
771.9 A
85.0% PF
0.39
Load 4A
0.527 MVA
36 kVA 6
3.4 A
0.0% PF
CAP5
39.286 kvar
Bus TX-4B.2
0.4 kV
kV
kV
TX-4B
5 MVA
0 kVln Vd
1 kV
428 kVA
632.3 A
85.0% PF
0.39
428 kVA
632.3 A
85.0% PF
kV
1 kV
0.39
Load 4B
0.432 MVA