You are on page 1of 14

BTS (BASE TRANSCEIVER STATION)

Dimas Setya Aji 6/16/2015

BTS merupakan singkatan dari Base Transceiver Station. BTS adalah sebuah
infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara piranti
komunikasi dan jaringan operator. Piranti komunikasi penerima sinyal BTS bisa
telepon, telepon seluler, dan jaringan nirkabel sementara operator jaringannya
yaitu GSM, CDMA, dan TDMA. BTS mengirimkan dan menerima sinyal radio ke
perangkat mobile dan mengkonversi sinyal-sinyal tersebut menjadi sinyal digital
untuk selanjutnya dikirim ke terminal lainnya untuk proses sirkulasi pesan atau
data dan BTS merupakan suatu elemen dalam jaringan seluler (Cell Network)
yang berperan penting sebagai pemancar dan penerima sinyal dari handphone
(MS/Mobile Station). Nama lain dari BTS adalah Base Station (BS), Radio Base
Station (RBS), atau node B (eNB). Hingga saat ini masyarakat belum bisa
membedakan antara perangkat BTS dan menara BTS padahal menara BTS
bukanlah BTS itu sendiri.

Tower BTS

Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat
atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk
menempatkan antenna dan radio pemancar maupun penerima gelombang
telekomunikasi dan informasi. Tower BTS secara umum berbentuk menara
pemancar dengan ketinggian bervariasi antara 40 - 75 meter, menyesuaikan
kondisi geografis dan luas jangkauan jaringan yang dituju. Selain berbentuk
menara pemancar, ada juga "BTS Roof Top", yaitu antena pemancar yang
umumnya diletakkan di atap gedung bertingkat dengan ketinggian tertentu.
Selain itu, ada lagi BTS yang biasa kita lihat ketika terjadi bencana alam di suatu
daerah, yaitu perangkat Mobile BTS yang digunakan untuk melayani kebutuhan
telekomunikasi di daerah yang tidak tercover BTS konvensional secara
temporary. Tower BTS (Base Transceiver System) berfungsi sebagai sarana
komunikasi dan informatika, berbeda dengan tower SUTET (Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi) Listrik PLN dalam hal konstruksi, maupun resiko yang
ditanggung

penduduk

disekitarnya.

Tower BTS sebagai komunikasi dan informatika memiliki derajat keamanan tinggi
terhadap manusia dan mahluk hidup di bawahnya, karena memiliki radiasi yang
sangat kecil sehingga sangat aman bagi masyarakat di bawah maupun

disekitarnya.
Dalam suatu area BTS, secara umum terdiri atas: menara pemancar segi empat
(ada pula yang berbentuk segitiga atau triangle), antena pemancar, kabel - kabel,
dan sebuah shelter (berbentuk seperti rumah-rumahan di bawah tower). Di dalam
shelter ini terdapat berbagai perangkat utama BTS itu sendiri, yang berbentuk
seperti lemari dengan rak-rak mesin di dalamnya. Biasanya terdapat juga lemari
rectifier (supply power), berbagai perangkat electronik dan mekanikal lainnya.
Suatu area cakupan pemancar dari BTS biasa disebut Cell, secara umum satu
BTS mampu mencakup hingga 8 - 10 km jarak udara jangkauan sinyal dalam
radius 360 derajat. Sementara, Mobile BTS terdiri dari komponen seperti BTS
konvensional hanya saja dalam skala yang lebih kecil dan dapat dipindahkan

Konfigurasi Teknik
Base Transceiver Station disebut sebagai suatu perangkat yang berfungsi
menerima dan memancarkan kembali gelombang frekuensi atau sinyal. Sistem
komunikasi radio GSM menerapkan sistem dupleks penuh (full duplex),
komunikasi dua arah. BTS memancarkan sinyal ke telepon seluler pelanggan.
Sebaliknya telepon sesuler pelanggan juga bisa memancarkan sinyal yang bisa
diterima oleh BTS. Baik BTS maupun telepon seluler pelanggan memancar
dengan kanal frekuensi yang terpisah sehingga tidak terjadi gejala tunda (delay)
atau

gangguan

frekuensi

(interferensi).

Sistem kerjanya adalah pertama-tama telepon seluler harus meminta akses


kepada BTS untuk memulai percakapan. Selanjutnya akan diproses oleh BTS
dengan menyediakan satu jalur khusus percakapan buat pelanggan yang
meminta akses percakapan tadi. Jalur frekuensi yang dipakai oleh BTS untuk
berkomunikasi dengan telepon seluler disebut dengan kanal fekuensi downlink.
Jalur frekuensi yang dipakai oleh telepon seluler disebut kanal frekuensi uplink.
Dengan adanya permintaan percakapan maka terjadi tiga akses yang berbeda:
1.
2.

Broadcast
Permintaan

ke

(dari
BTS

BTS

supaya

ke

disediakan

akses

telepon

seluler).

kanal

percakapan.

3. Akses kanal percakapan buat telepon seluler yang disediakan oleh BTS
setelah

melakukan

permintaan.

Dengan menggunakan teknologi digital, satu kanal frekuensi bisa dibagi menjadi
beberapa sub kanal, bisanya 8 sub kanal. Sub kanal ini disebut time slot (TS).
Jadi permintaan dan proses di atas dapat dipenuhi hanya dengan menggunakan
satu kanal frekuensi. Jika dalam satu waktu hanya terdapat satu permintaan
maka masih terdapat beberapa sub kanal lagi untuk melayani permintaan
percapan

dari

pelanggan

lainnya.

Dengan mengasumsikan satu kanal frekuensi dibagi menjadi 8 sub kanal maka
satu kanal frekuensi itu dapat melayani 6 permintaan percakapan. Satu sub kanal
digunakan untuk broadcast, satu sub kanal untuk memproses permintaan dan 6
sub kanal untuk percakapan.

BTS merupakan suatu elemen dari topologi core network GSM dan CDMA. BTS
termasuk dalam subkomponen dari BSS (Base Station Subsystem), yang terdiri
juga dari BSC (Base Station Controller). Secara umum beberapa BTS dikontrol
oleh satu BSC, yang kemudian seluruh alur telekomunikasi disalurkan ke MSC
(Mobile

Switching

Center).

BTS berhubungan dengan MS (Mobile Station) melalui air-interface dan


berhubungan dengan BSC dengan menggunakan A-bis interface. BTS berfungsi
sebagai pengirim dan penerima (transceiver - receiver) sinyal komunikasi dari
atau ke MS (Mobile Station) serta menghubungkan MS (Mobile Station) dengan
network element lain dalam jaringan GSM (BSC, MSC, SMS, IN, dsb) dengan
menggunakan radio interface. Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC,

dalam hal ini sebuah BSC akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada di
bawahnya. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk fisik sebuah BTS
pada umumnya berupa tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver, dan
perangkatnya. Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management,
yaitu

melakukan

fungsi-fungsi

yang

terkait

dengan:

1. Assigning channel ke MS (Mobile Station) pada saat MS (Mobile Station) akan


melakukan

panggilan

telepon.

2. Menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan atau
menerima

sinyal

menggunakan
3.

Mengontrol

dengan

frekuensi

satu
power

yang

berbeda-beda

antena
yang

di

dengan

yang
transmisikan

hanya
sama.

ke

MS.

4. Ikut mengontrol proses handover, yaitu proses perpindahan panggilan (MS


sedang

mobile)

dari

satu

sektor

ke

sektor

lainnya.

BTS mempunyai peranan yang sangat besar dalam topologi jaringan provider
telekomunikasi. Oleh karena itu, tidak heran jika provider mengeluarkan dana
yang tidak sedikit untuk membuat, mengelola dan memperbaiki satu BTS.
BTS sendiri sebenarnya terdiri dari tiga bagian utama. Yakni, tower, shelter dan
feeder. Dari ketiga komponen utama itu, towerlah yang paling jelas terlihat. Di
bawah tower, biasanya ada sebuah bangunan yang biasanya berukuran 3 x 3
meter. Inilah yang disebut shelter. Di dalam terdapat berbagai combiner, module
per carrier, core module (module, power supply, fan (kipas) pendingin, dan AC /
DC converter).

Seluruh perangkat dalam shelter BTS seperti rak-rak besi, atau malah lebih mirip
lemari pendingin. Rak besi ini disebut juga sebagai BTS equipment (BTSE).
Untuk mentenagai perangkat tadi rata-rata diperlukan range antara 500 sampai
1500

watt,

tergantung

module

dan

hardware

yang

digunakan.

BTS hanyalah salah satu bagian dari seluruh rangkaian proses pengiriman
sinyal, yang sebenarnya juga terdiri dari tiga komponen utama. yakni BSS, SSS
dan intelligent network. BTS sendiri termasuk dalam komponen BSS (Base
Station Subsystem). Selain BTS, dalam BSS juga dikenal BSC (Base Station
Controler), dimana dalam alur sistem, beberapa BTS ditangai oleh satu BSC
pada

umumnya

satu

BSC

menangani

sekitar

200

BTS.

Adapun komponen SSS (Switching Subsystem), mencakup kombinasi berbagai


perangkat seperti MSC (mobile service Switching Center), HLR (Home Location
Register), dan VLR (Visitor Location Register).

Alur Sistem Jaringan BTS


Alur jaringan dapat diilustrasikan sebagai berikut: Pertama terpancar data atau
sinyal dari ponsel yang diterima oleh antena (cell), dimana data atau sinyal
tersebut dipancarkan lewat udara dalam area converage cell BTS. Kedua data
atau sinyal yang diterima antena disampaikan melalui feeder (kabel antena), dan
ketiga adalah pengolahan dalam modul-modul hardware dan software BTS.
Setelah itu tercipta output data yang diteruskan ke rangkaian luar BTS, yakni
BSC. Untuk menghubungkan transmisi antara BTS dan BSC dipergunakan
microwave.
Microwave dipergunakan untuk menggantikan perang fungsi kabel, seperti PCM
(Pulse Code Modulation) cable, seperti PCM (Pulse Code Modulation) cable atau
fiber optic. Namun baik microwave dan fiber optic memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Kelebihan microwave ialah infrastruktur yang
dibangun lebih murah. Sedang kekurangan microwave kapasitas lebih rendah,
kualitas bisa lebih buruk jika terjadi gangguan di udara. Lalu alternatif lain fiber
optic, dengan kelebihan kapasitas lebih besar (fisik lebih kecil) ditunjang kualitas
data
D.

lebih
Jenis

dan

baik.
Kelas

BTS

Dalam istilah BTS juga dikenal berbagai pembagian kelas. Semisal untuk
penempatan BTS, dibagi kedalam kelas indoor dan outdoor. BTS indoor
mempunyai spesifikasi desain yang lebih ramping atau simpel, dan relatif lebih
awet karena ditempatkan di dalam ruangan. Namun BTS indoor juga memiliki
kelemahan pada penempatan ruangan tersendiri yang harus dilengkapi AC (Air
Conditioner) sebagai pendingin. Rentang suhu yang dapat diterima komponen
BTS antara -5 hingga 55 derajat celcius. Umumnya perangkat BTS ini yang
terdapat

di

dalam

shelter

dan

mall-mall.

Selain itu terdapat BTS outdoor yang mempunyai spesifikasi tidak memerlukan
ruangan khusus. Dapat ditempatkan pada dinding (wall mounted), terowongan,
dan pinggir jalan. Sifatnya yang lebih fleksibel, tapi punya kelemahan desain
yang lebih besar dan berat. Perbedaan biasanya hanya pada rack, tapi isi
module-nya

hampir

sama

dengan

BTS

indoor.

Menurut Hendarmin, kemampuan BTS juga dipengaruhi kapasitas yang tersedia.


Kapasitas dalam hal ini menyangkut daya tampung Trx (Tranceiver) atau
frekuensi. Biasanya dalam satu tower BTS terdiri dari 3 cell. Jika 1 cell memiliki 3
Trx, dimana 1 Trx tersebut memiliki 8 time slot. Artinya time slot inilah yang
digunakan oleh pelanggan untuk melakukan komunikasi selular. Dari 8 time slot,
1 time slot khusus digunakan untuk signaling yang berfungsi untuk membawa
informasi tentang parameter cell. Sisanya tujuh time slot biasa digunakan untuk
komunikasi voice dan GPRS. Jadi satu cell yang memiliki tiga Trx (3 x 8 slot)
pada 1 time slot, artinya terdapat 23 time slot yang bisa digunakan komunikasi
oleh 23 pelanggan secara bersamaan. Singkatnya 69 percakapan suara dapat di
cover bersamaan oleh 1 tower BTS dengan 3 cell yang ada.

Hubungan Antara Cell dan Converage


Cell dalam BTS mempunyai kaitan erat dengan converage (area layanan). Besar
kecilnya cell tentu berpengaruh pada performa jaringan yang diterima oleh
pelanggan. Penyediaan cell pun tidak terlepas dari faktor kontur permukaan
bumi. Seperti tanah lapang, pegunungan dan daerah gedung bertingkat
mempunyai pengaruh tersendiri dalam pemasangan cell BTS. Berikut ini
dijelaskan beberapa tipe cell, dan luas converage yang mampu dicakup.

Macro cell pada jenis ini yang paling gampang dilihat, sebab ditempatkan di atas
gedung tinggi atau tower dengan ketinggian sekitar 50 meter. Ciri macro cell
yakni memiliki transmit power yang lebih tinggi, dan converage lebih luas.
Umumnya macro cell banyak ditempatkan di daerah pinggiran kota yang
mempunyai kepadatan rendah (low traffic) dan sesuai bagi pelanggan yang
membutuhkan mobilitas tinggi. Jarak jangkauan bisa berbeda antar operator,
tergantung desain yang dibutuhkan. Maksimum macro cell mempunyai
jangkauan hingga 35 km, pada realitanya macro cell hanya beroperasi hingga 20
km saja. Ini disebabkan adanya halangan yang mengganggu penetrasi signal.
Macro cell pada jenis ini biasanya ditempatkan di pinggiran jalan atau di sela-sela
pojok gedung. Macro cell dirancang bagi komunikasi pelanggan dengan
kepadatan tinggi, namun bermobilitas rendah. Ciri micro cell yakni converage nya
kecil namun kapasitas besar dengan transmit power yang rendah. Biasanya
antenanya cukup dipasang di plafon atau langit-langit suatu ruangan, ada juga
tanpa antena alias ditempel pada dinding. Micro cell sendiri dibagi ke dalam
micro cell standar, pico cell, dan nano cell. Maksimum micro cell mempunyai
jangkauan antara 500 meter hingga 1 km.

Informasi yang dikirimkan BTS


Setiap BTS menyimpan data-data internal yang terkait satu sama lain yang
membuat suatu BTS beroperasi. Data-data ini dapat berfungsi sebagai identitas
dan profil sebuah BTS, atau elemen yang membantu kinerja BTS. Data tersebut
adalah:
1. Data situs, Sebuah data yang berisi tentang ID situs, jenis kunci situs, nama
penjaga situs, tipe menara, dan tinggi menara. Data ini hanya sebagai data
administrasi yang tidak berdampak langsung terhadap beroperasinya sebuah
BTS.
2. Data PLN, Data ini berisi tentang nomor pelanggan PLN, Daya dan phase
yang digunakan dalam site tersebut, Area layanan, nomor telpon PLN dan tipe
rectifier. Data ini berfungsi sebagai pertolongan utama apabila ada masalah yang
berhubungan

dengan

sumber

tenaga

listrik

BTS.

3. Data perangkat BTS, Di dalam data perangkat BTS berisi tentang nama BSC
dimana BTS tersebut berada, frekuensi BTS atau BTSBand, tipe dari BTS,
Konfigurasi BTS, Tipe dari TRX, Jumlah dari TRX, tipe combiner, dan jumlah

combiner. Data data tersebut berfungsi dalam proses penyelesaian masalah


yang

berhubungan

dengan

perangkat

keras

BTS.

4. Data perangkat transmisi, Data ini berisi tentang tipe perangkat microwave,
kapasitas perangkat microwave, dan facing dengan situs BTS yang lain. Hal ini
berfungsi untuk membantu proses penyelesaian masalah perangkat transmisi itu
sendiri.
5. Data rute link transmisi, Di dalam data rute link transmisi berisi tentang rute
perjalanan data transmisi antar BTS sampai ke BSC. Rute ini merupakan alur
transmisi

antara

BSC

dengan

BTS

nodul

maupun

BTS

end

point.

Seiring dengan terus berkembangnya teknologi jaringan komunikasi khususnya


pada telepon seluler, diperlukan adanya pemahaman bagi pengguna mengenai
jaringan yang mereka gunakan. Hal yang demikian akan bermanfaat terutama
dalam perkembangannya. Pengguna yang memahami dengan baik cara kerja
jaringan yang mereka gunakan akan mampu menggunakan fasilitas yang tepat di
setiap kondisi dan kebutuhan yang berbeda. Dalam hal ini, kita mengenal ada
dua macam jaringan yang digunakan, yaitu GSM dan CDMA.

GSM & CDMA


a. Global System For Mobile Communications (GSM)

GSM (Global System for Mobile Communications) adalah salah satu standar
sistem komunikasi nirkabel (wireless) yang bersifat terbuka. Ada pun pengertian
lain dari Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sebuah
teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak
diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Teknologi ini

memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan


waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM
dijadikan standar global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi
selular yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.
GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun
1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telpon bergerak selular di
Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900MHz. GSM berbeda banyak
dengan teknologi sebelumnya dalam pensinyalan dan channel pembicaraan
adalah digital, yang berarti ia dipandang sebagai sistem telepon genggam
generasi kedua (2G). GSM merupakan sebuah standar terbuka yang sekarang
ini

dikembangkan

oleh

3GPP.

Dari sudut pandang konsumen, keuntungan kunci dari sistem GSM adalah
kualitas suara digital yang lebih tinggi dan alternatif biaya rendah untuk menelpon
dan juga pesan teks. Keuntungan bagi operator jaringan adalah kemampuannya
menerapkan peralatan dari vendor yang berbeda karena standar terbuka
membuat inter-operasi menjadi mudah. Juga, standar ini telah mengizinkan
operator jaringan untuk menawarkan jasa roaming yang berarti pengguna dapat
menggunakan

telepon

Cara

mereka

di

seluruh

dunia.

Kerja

GSM

GSM atau Global System for Mobile Communications merupakan teknologi


digital yang bekerja dengan mengirimkan paket data berdasarkan waktu, atau
yang lebih dikenal dengan istilah timeslot. GSM sendiri merupakan turunan dari
teknologi

Time

Division

Multiple Access

(TDMA).

Teknologi TDMA ini

mengirimkan data berdasarkan satuan yang terbagi atas waktu, artinya sebuah
paket

data

GSM

akan

dibagi

menjadi

beberapa

time

slot.

Timeslot inilah yang akan digunakan oleh pengguna jaringan GSM secara
ternporer (sementara). Maksud dan digunakannya timeslot secara temporer
adalah timeslot tersebut akan dimonopoli oleh pengguna selama mereka
gunakan, terlepas dan mereka sedang aktif berbicara atau sedang idle (diam).
Gambaran yang lebih mudah untuk memahami prinsip kerja GSM. Analoginya

seperti ini andaikan sebuah armada taksi (dalam kasus ini berperan sebagai
operator) yang memiliki 100 armada taksi (armada sebagai time slot). Armada
taksi (timeslot) tersebut disewa oleh penumpang (pengguna). Secara otomatis,
armada taksi tersebut tidak bisa digunakan oleh pengguna lain, walaupun bisa
jadi pengguna tadi sedang tidak berada di dalam taksi (seperti sedang menunggu
atau sedang bertamu ke suatu tempat sedangkan taksinya disuruh menunggu).
Dalam posisi seperti ini, sudah jelas bahwa taksi itu sudah di-booking oleh
pengguna pertama dan tidak mungkin melayani penumpang lain. Taksi tersebut
baru bisa digunakan oleh penumpang lain ketika pengguna pertama sudah
selesai menggunakan taksi tersebut (sudah sampai tujuan dan sudah dibayar).
Inilah

yang

disebut

prinsip

monopoli

temporer

pada

jaringan

GSM.

Dari gambaran tersebut terlihat jelas bahwa sistem GSM tidak mengizinkan
penggunaan ponsel jika sistemnya sudah penuh (saat seluruh armada taksi
sudah disewa, maka tidak ada lagi taksi kosong untuk disewa penumpang baru).
Inilah yang membuat pengguna akan mendengar nada sibuk dari ponselnya saat
hendak melakukan panggilan keluar (outgoing call). Namun, prinsip yang
digunakan oleh GSM juga memiliki kelebihan. Teorinya, timeslot dedicated yang
disediakan ini menjamin penggunanya bisa mendapatkan kualitas layanan
komunikasi

yang

lebih

konstan,

tidak

naik

turun.

Kekurangannya adalah ketika jaringan GSM sudah penuh, maka pemilik ponsel
biasanya akan mengalami kesulitan untuk melakukan panggilan atau bahkan
menerima panggilan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya timeslot kosong yang
bisa digunakan. Kembali ke analogi di awal pembahasan: jika semua armada
taksi

sudah

disewa,

Anda

tidak

Contoh Operator GSM di Indonesia:

akan

mendapatkan

taksi

kosong.

b. Code Division Multiple Access (CDMA)

Code Division Multiple Access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan


(bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara
bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA)
atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data
dengan sebuah kode khusus yangdiasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan
menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk
melakukan pemultipleksan. Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi
telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G).
Cara

Kerja

CDMA

Berbeda dengan teknologi GSM, teknologi CDMA tidak menggunakan satuan


waktu, melainkan menggunakan sistem kode (coding). Prinsip ini sesuai dengan
singkatan CDMA itu sendiri, yaitu Code Division Multiple Access. Jadi, sistem
CDMA menggunakan kode-kode tertentu yang unik untuk mengatur setiap
panggilan yang berlangsung. Kode yang unik ini juga akan mengeliminir
kemungkinan

terjadinya

komunikasi

silang

atau

bocor.

Seperti sudah dibahas di awal, CDMA tidak menggunakan satuan waktu seperti
layaknya GSM/TDMA. ini menjadikan CDMA memiliki kapasitas jaringan yang
lebih besar dibandingkan dengan jaringan GSM. Namun, hal ini tidak berarti
jaringan CDMA akan lebih baik daripada jaringan GSM karena tetap ada
batasan-batasan tertentu untuk kapasitas jaringan yang dimiliki oleh CDMA.
Seperti jaringan GSM, analogi yang sederhana untuk memudahkan Anda
memahami prinsip kerja jaringan CDMA. Analoginya seperti ini jika jaringan GSM

diumpamakan sebagai armada taksi, maka jaringan CDMA bisa diumpamakan


sebagai sebuah bus. Sebuah bus (diumpamakan sebagai frekuensi) bisa
menangani banyak penumpang bus (pengguna yang melakukan panggilan). Hal
ini dimungkinkan karena setiap penumpang menggunakan kode tertentu yang
unik. Hal ini juga yang memungkinkan tidak terjadinya komunikasi silang atau
bocor. Setiap penumpang bisa berbicara dan menentukan tujuannya tanpa takut
terganggu

ataupun

mengganggu

penumpang

lain.

Bus ini juga tidak akan dimonopoli oleh satu orang saja, sehingga setiap orang
bisa menggunakan bus tersebut untuk mengantarkan mereka ke tempat
tujuannya

masing-masing.

Namun, seperti layaknya sebuah bus, jika sudah terlalu banyak penumpang
maka jalannya semakin berat dan kenyamanan penumpang akan terganggu (isi
dalam bus akan semakin sesak). Hal yang sama juga terjadi di jaringan CDMA
yaitu jika jaringan sudah terlalu penuh, maka yang terjadi adalah penyusutan
coverage area (ruang lingkup atau jangkauan) dan jaringan CDMA itu sendiri.
Jika diumpamakan, semakin sesak isi bus maka ruang gerak setiap penumpang
juga akan menyempit. Tidak jarang pula kualitas suara menjadi korban dan
penuhnya

jaringan

CDMA.

Contoh Operator CDMA di Indonesia:

Sistem telepon selular berbasis digital, baik itu GSM maupun CDMA memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk area yang lebih padat
penggunaannya, teknologi CDMA tampaknya lebih unggul untuk melayani
banyak sambungan secara bersamaan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dan
jaringan CDMA itu sendiri. Dengan menggunakan jaringan CDMA, sebuah
daerah yang padat penggunaannya akan memiliki kemungkinan koneksi yang
lebih tinggi, walaupun bisa jadi terjadi penurunan coverage area dan kualitas
suara jika beban jaringan terlalu tinggi. Teknologi GSM pada intinya lebih sesuai

untuk daerah yang tidak terlalu padat, namun sangat membutuhkan coverage
area yang konstan. Selain itu, area perkotaan sekarang memiliki banyak gedung
bertingkat. Karakter geografis seperti ini sangat berpotensi memperlemah sinyal
sehingga coverage area semakin kecil.

You might also like