You are on page 1of 43

Archive for BELAJAR IPA

POLUSI
September 23, 2012 Filed under BELAJAR IPA
Dalam modul ini akan dikaji mengenai limbah. Berdasarkan Peraturan Penerintah (PP) No.
Menurut UU RI no. 23 tahun 1997, pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan tidak dapat berfungsi
sesuai dengan peruntukannya.Modul ini dapat dipelajari secara mandiri, kerja kelompok atau
tutorial. Pada akhir kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. menjelaskan pengertian polusi
2. membedakan pengertian polusi dan limbah
3. menyebutkan bermacam-macam polusi
4. menjelaskan polutan udara dan sumber-sumber sumber polusi udara
5. menjelaskan polutan air dan sumber-sumber sumber polusi air
6. menjelaskan polutan tanah dan sumber-sumber sumber polusi tanah
7. menjelaskan tentang polutan dan polusi di lingkungan kerja
8. menjelaskan indikator fisik polusi udara
9. menjelaskan indikator kimia polusi udara
10. menjelaskan indikator biologi polusi udara
11. menjelaskan indikator fisik polusi air
12. menjelaskan indikator kimia polusi air
13. menjelaskan indikator biologi polusi air
14. menjelaskan indikator fisik polusi tanah
15. menjelaskan indikator kimia polusi tanah
16. menjelaskan indikator biologi polusi tanah
MATERI PEMBELAJARAN
Lingkungan yang mengalami pencemaran akan memberikan dampak negatif bagi makhluk hidup
yang hidup di dalamnya. Pencemar disebut juga polutan. Polutan berbeda dengan limbah.
Limbah atau bahan buangan akan menjadi polutan apabila jumlahnya melebihi jumlah normal,
berada pada tempat yang tidak semestinya, dan berada pada waktu yang tidak tepat. Alam
memiliki kemampuan untuk mengembalikan kondisi lingkungannya yang telah tercemar melalui
proses pemurnian secara alami.
A. MACAM-MACAM POLUSI
Berdasarkan keberadaannya di lingkungan, polusi dapat dibedakan menjadi polusi udara, polusi
air, dan polusi tanah. Polusi yang terjadi di udara, air, maupun tanah, dapat disebabkan oleh
berbagai jenis polutan. Polutan-polutan tersebut dapat dibedakan menjadi berbagai jenis
senyawa, wujud, dan sifat.
1.Polusi Udara

Polusi/pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh polutan dari sumber-sumber alami atau oleh
kegiatan manusia. Polutan udara dapat dibedakan menjadi polutan primer dan polutan sekunder.
Polutan primer ditimbulkan Iangsung dari sumber pencemaran udara, contohnya karbon
monoksida (CO) dan sulfur dioksida (SO2). Polutan sekunder terbentuk dari reaksi polutan
primer di atmosfer, contohnya sulfur trioksida (SO3) dan ozon (O3).
Polutan di Udara
1. Materi Partikulat
Materi partikulat terdiri atas berbagai partikel padat dan cair yang tersuspensi di udara. Partikel
yang berukuran besar tersuspensi di udara dalam jangka waktu relatif pendek sedangkan partikel
berukuran kecil tersuspensi dalam jangka waktu relatif panjang. Materi partikulat berupa partikel
padat biasanya disebut debu sedangkan yang berupa partikel cair biasanya disebut kabutContoh
materi partikulat adalah partikel tanah, serbuk sari, partikel asbes, timbal, besi, timah, tembaga,
dan tetesan asam sulfat (H2SO4).
2. Nitrogen Oksida
Gas nitrogen oksida yang merupakan polutan di udara dalam bentuk senyawa nitrit oksida (NO),
nitrogen dioksida (NO2), dan nitrat oksida (N20). Nitrogen dioksida merupakan gas yang
berwarna cokelat kemerahan dan di atmosfer dapat bereaksi menjadi asam nitrat (HNO3).
3. Sulfur Oksida
Merupakan polutan utama di udara adalah sulfur dioksida (SO2), adalah gas tidak berwarna
dengan bau yang kuat. Sulfur dioksida dapat bereaksi di atmosfer membentuk sulfur trioksida
(SO3). Sulfur trioksida dapat bereaksi dengan air menghasilkan asam sulfat (H2SO4).
4. Gas Karbondioksida
Karbon oksida terdiri atas gas karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO3). Kedua gas
ini tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.
5. Hidrokarbon
Kelompok berbagai senyawa organik yang hanya mengandung hidrogen dan karbon.
Hidrokarbon biasanya mudah menguap (volatile organic compound) . Contoh hidrokarbon
adalah metan (CH4) dan benzena (C6H6). Hidrokarbon di atmosfer dapat mengalami reaksi
fotokimia (reaksi yang dikatalis oleh cahaya matahari) membentuk senyawa-senyawa seperti
formaldehid dan peroksiasetilnitrat (PAN).
6. OZON
Terdapat di lapisan stratosfer merupakan senyawa penting yang melindungi manusia dan
makhluk hidup lain dari bahaya radiasi sinar UV matahari. Ozon di troposfer dapat terbentuk dari
hasil aktivitas manusia dan menjadi polutan. Ozon tersebut terbentuk dari reaksi fotokimia antara
senyawa hidrokarbon dan nitrogen oksida di atmosfer.
7. SUARA
Kebisingan diartikan sebagai suara atau ounyi yang dapat mengganggu dan/atau merusak
pendengaran manusia dan hewan. Ada tiga macam kebisingan yaitu :
a. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang datangnya tidak terus-menerus, misalnya suara
palu ketika orang memaku.
b. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang datangnya secara terus-menerus dalam jangka
waktu yang cukup lama, misalnya suara mesin yang dihidupkan.
c. Kebisingan semi kontinyu, yaitu kebisingan kontinyu yang hanya sekejap, kemudian hilang,

tapi ada kemungkinan akan terulang, misalnya suara kereta api atau pesawat terbang yang lewat.
d. Tingkat kebisingan dapat diukur dengan satuan unit oengukuran desibel (dB). Semakin besar
desibelnya, semakin besar juga resiko kerusakan yang ditimbulkan suara tersebut
Sumber-Sumber Polusi Udara
Polusi udara dapat terjadi di luar ruangan (outdoor pollution) dan di dalam ruangan (indoor
pollution). Polusi udara yang terdapat di luar ruangan dapat bersumber dari kegiatan manusia
atau dari sumber alami, sedangkan polusi udara di dalam ruangan terutama bersumber dari
kegiatan manusia. Contoh sumber-sumber polusi udara yang ada di luar ruangan adalah letusan
gunung berapi, kebakaran hutan, pembakaran bahan bakar fosil (terutama batu bara) oleh industri
(terutama industri kimia, industri metal, dan industri kertas), serta pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor. Contoh sumber-sumber polusi udara yang ada di dalam ruangan adalah
bahan-bahan baku bangunan, senyawasenyawa pembersih, asap rokok, perapian, kompor gas dan
kompor minyak tanah, serta produk-produk perawatan tubuh dan pakaian.
Jenis Polutan

Sulfur oksida(gas dan


partikulat)
Ozon
Timbal dan mangan
Materi partikulat, klorin,
dan kadmium
Nitrogen oksida (NO dan
NO2)
Karbonmonoksida dan
Karbondioksida
Formaldehid
Asbes
Amonia
Hidrokarbon
Trikloroetan
Para-diklorobenzena
Tetrakloroetilen

Sumber Utama
pembakaran bahan bakar industri, proses peleburan logam
Reaksi fotokimia
Kendaraan Bermotor
produk pembakaran berbagai bahan/ zat buangan industri
pembakaran bahan bakar industri, bangunan pembangkit
listrik, kompor gas, perapian, kebakaran hutan, tanah
pertanian yang dipupuk berlebihan
pembakaran bahan bakar industri dan kendaraan bermotor
asap rokok, perabot kayu
ubin, atap
produk-produk pembersih
asap rokok, pembakaran bahan bakar industri, dan
kendaraan bermotor
Semprotan aerosoll
penyegar/pengharum ruangan
Uap drycleaning pada pakaian

Polusi Air
Tanpa air, manusia tidak dapat hidup. Tidak semua air dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia. Air yang diperlukan adalah air yang bersih dan murni. Air dikatakan

tercemar jika terjadi peruhahan pada kualitas baik secara kimia, biologi, atau fisika, yang dapat
rnembahayakan makhluk hidup. Pencemaran air oleh berbagai jenis polutan juga dapat
menurunkan kualitas air sehingga tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya Pencemaran
air dapat terjadi di mata air, sungai, laut, waduk, dainau, ataupun air tanah.
Pencemaran air sebagian besar disebabkan oleh manusia, berupa limbah dari rumah tangga,
kegiatan iustri, maupun kegiatan lainnya.
Polutan di air
Kelompok Polutan Utama air :
1. Agen Penyabab Penyakit : adalah organisme-organisme yang dapat menginfeksi dan
menyebabkan penyakit. Contoh agen penyebab penyakit: bakteri, virus, protozoa, dan
cacing parasit.
2. Limbah yang memerlukan oksigen : Limbah yang memerlukan oksigen terdiri atas
berbagai ,Imbah organik yang dapat diurai oleh bakteri aerob. Contoh jenis limbah ini
adalah kotoran manusia dan hewan, sisa-sisa tumbuhan, dan limbah industri (misalnya
industri pengolahan makanan, kertas, dan minyak).
3. Bahan Kimia Organik : merupakan senyawa kimia yang mengandungatom karbon.
Contoh : pestisida (misalnya DDT, aldrin, dieldrin, heptaklor, dan klordan), rninyak,
gasolin, pEastik (vinil klorida), pelarut pada produk-produk pembersih (misalnya
benzena, karbon tetraklorida, kioroform, dan trikioroetilen), deterjen, dan PCB
(Poliklorinasi biferii]).
4. Bahan Kimia Anorganik : polutan yang mengandung unsur kimia selain karbon, misalnya
berbagai senyawa asam, senyawa garam-garaman, dan logam berat. Contoh logam berat
yang umum mencemari perairan adalah timbal (Pb), arsenik (As), dan merkuri (Hg).
5. Nutrien Tumbuhan : merupakan senyawa-senyawa kimia yang dapat menstimulasi
pertumbuhan tumbuhan dan ganggang (algae). Contoh : nitrat (NO3), fosfat (PO4), dan
amonium (NH4).
6. Sedimen : adalah endapan berbagai partikel padat seperti partikel pasir, lempung, lumpur,
dan batuan di dasar perairan.
7. Bahan Radioaktif : mengandung atom-atom dari senyawa isotop yang tidak stabil
sehingga memancarkan radiasi secara spontan. Contoh : radon, iodin, dan uranium.
8. Panas : disebut polusi termal. Panas dapat menjadi polutan di air apabila berlebihan
sehingga suhu perairan meningkat ter]alu tinggi.
Sumber-Sumber Polusi Air

Sumber polusi air dapat dibedakan menjadi sumber langsung (point sources) dan sumber tidak
langsung (nonpoint sources). Sumber langsung adalah sumber polusi yang membuang polutan
di lokasi spesifik melalui pipa, selokan, atau saluran pembuangan langsung menuju badan atau
permukaan air. Polusi dari sumber langsung mudah dideteksi karena lokasi pembuangan
polutannya spesifik. Contoh : pabrik, tempat pengolahan limbah, pertambangan, dan tangki
minyak
Sumber tidak Iangsung adalah sumber polusi yang asalnya dari area lahan luas atau dari
partikel-partikel yang terbawa udara, yang mencemari air melalui aliran air atau pengendapan
senyawa dari atmosfer. Polusi dari sumber tidak langsung lebih sulit dideteksi.. Contoh :aliran
atau rembesan senyawa kimia dari lahan pertanian, peternakan, perkotaan, jalan raya, area parkir,
dan tempat p:enebangan hutan.
Tabel Berbagai Polutan dan Sumbernya

Jenis Polutan

Sumber Utama

Agen penyebab penyakit limbah (buangan) rumah tangga,


buangan hewan
Limbah yang memerlukan kotoran hewan dan manusia, Eimbah
Oksigen
industri, aliran buangan dari perkotaan
Bahan kimia Organik
Buangan mesin dan kedaraan
minyak
bermotor, kebocoran pipa,tumpahan
tangki,dan sumur minyak
Pestisida dan herbisida
lahan pertanian dan perkebunan,
program pembasmian nyamuk
PlastikDeterjen Senyawa- rumah tangga dan industri rumah
senyawa
tangga dan industriindustri kertas dan
industri lain yang metakukan proses
pemutihan
berklorin
Bahan kimia anorganik
Senyawa asam

(bleaching), air yang ditambahkan


klorin (sebagai desinfektan)

Garam-garaman
Timbal

pertambangan, limbah industri,


pengendapan asam

Nutrien tumbuhan

irigasi pertanian, pertambangan,


limbah industri, ladang minyak, aliran
buangan dari perkotaan

(fosfat dan nitrat)

bahan bakar yang mengandung timbal,

Merkuri

Sedimen

beberapa pestisida, peleburan timbal

Bahan radioaktif

limbah industri, fungisida

Panas

aliran dari pertanian,


pertambangan, limbah rumah
tangga, limbah industri, air limbah
yang tidak terolah dengan balk,
industri pengolahan makanan,
Fosfat yang terkandung dalam deterjen
erosi tanah, aliran dari pertanian,
pertambangan, hutan, dan kegiatan
pembangunan (konstruksi)
batuan, tambang uranium, pembangkit
tenaga nuklir, pengujian senjata nuklir
air pendingin dari industri dan pusat
pembangkit listrik

3. Polusi Tanah
Polusi tanah mencakup berbagai perubahan fisik dan kimia pada tanah yang memberi dampak
negatif bagi kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup lain yang hidup di tanah. Selair berdampak
negatif secara langsung, polusi tanah juga dapat menyebabkan polusi pada air dan udara karena
polutanpolutan yang mencemari tanah dapat terbawa melalui aliran air ke air permukaan,
merembes menuju air tanah, atau menguap ke udara.
Polutan di Tanah
1. Limbah Padat : Limbah padat meliputi bahan-bahan padatan buangan seperti kertas, plastik,
kayu, metal, kaca, sisa makanan, karet, dan lainnya. Limbah/sampah ini meningkat jumlahnya
setiap tahun dan seringkali menumpuk di lahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
2. Logam berat : kadmium, timbal, kromium, tembaga, besi, dan nikel
3. Pestisida : Pestisida adalah senyawa yang digunakan untuk membunuh makhluk hidup yang
dianggap mengganggu oleh manusia. Pestisida dapat dibagi lagi berdasarkan organisme

targetnya menjadi insektisida (pembunuh serangga), herbisida (pembunuh gulma/tumbuhan


pengganggu), rodentisida (pembunuh hewan pengerat), dan fungisida (pembunuh jamur.
Pestisida sangat berguna untuk membantu meningkatkan jumlah panen atau mengontrol populasi
organisme. Pestisida yang mencemari tanah dapat berdampak negatif secara langsung. hadap
tumbuhan dan biota tanah lainnya atau secara tidak angsung dengan mencemari air. Pestisida
yang berbahaya terrutama dari jenis yang memiliki efek luas dan sulit terurai sehingga
keberadaannya di alam bersifat persistent (ada terus menerus) untuk waktu yang lama.
4. Nitrogen : Nitrogen, fosfat, dan berbagai garam mineral merupakan unsur yang sangat
diperlukan tumbuhan untuk Dertumbuhan.
Sumber-Sumber Polutan Tanah
1. Sumber polutan utama di tanah adalah kegiatan pertanian. kegiatan pertanian
menggunakan sejumlah besar pupuk dan pestisida serta melakukan irigasi untuk
meningkatkan jumlah panen di lahan pertaniannya.
2. Pupuk mengandung nitrogen dan fosfat, pestisida iengandung senyawa berbahaya,
sedangkan air irigasi umumnya mengandung garam-garaman.
4. Polusi dan Polutan di Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja, seperti pertanian, pertambangan, dan industri menghasilkan bahan buangan
yang dapat menjadi polutan di lingkungan. Zat polutan yang dihasilkan dari aktivitas manusia di
lingkungan kerjanya akan mengakibatkan polusi, baik berupa polusi udara, air, maupun tanah.

Jenis Polutan

Sumber

Agrikultur(pertanian/perkebunan Partikel tanah, nitrogen, fosfor, kalium, pestisida (insektisida,


)
fungisida, dan herbisida), ammonia, dan ammonium
Pertambangan
Sianida, arsenik, merkuri, tumpahanminyak, materi radioaktif,
dan sulfur
Industri tekstit
Tetraktoroetiten, metiten ktorida, klorobenzena, toluen, benzena,
NOx (NOS NOS), pewarna pakaian, dan disinfektan seperti
insektisida
Rumah sakit
Sisa obat-obatan, alat kesehatan bekas pakai, dan materi
radioaktif
Industri kertas
Natrium hidroksida, klorin (Cl,), dan klorin dioksida (ClOz)
Perminyakan
Tumpahan minyak, nitrogen oksida, sulfur dioksida, senyawa
organik mudah menguap (volatile), dan logam berat
INDIKATOR POLUSI DI LINGKUNGAN

Tingkat polusi di lingkungan perlu diketahui supaya bias mentukan Iangkah-langkah


penanggulangan dampaknya. Untuk mengetahuinya, dibutuhkan suatu pengukuran terhadap
faktor-faktor fisik, kimia, atau biologi yang menunjukkan adanya degradasi atau kerusakan pada
lingkungan yang tercemar. Faktor-faktor ini disebut dengan indikator polusi.
Indikator Polusi Udara
1. Indikator fisik : sifat-sifat udara yang dapat diamati, udara yang bersih seharusnya tidak
berwarna dan tidak berbau,udanya warna atau bau pada udara menunjukkan adanya
polutan.
2. Indikator kimia : indeks standar pencemar udara (ISPU) memberi informasi tingkat
pencemaran udara yang merupakan hasil pemantauan konsentrasi rata-rata berbagai
polutan udara selama periode 24 jam. Jenis polutan yang dipantau antara lain karbon
monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), ozon (03), damateri
partikulat (debu). Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di udara merupakan
indikator bagi tingkat polusi udara
3. Indikator Biologi : Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi zat polutan
di udara dapat dijadikan indikator biologi. Contoh indikator biologi untuk mengamati
tingkat polusi udara adalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis
antara algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Lumut kerak terdiri atas
beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap
polutan udara. Oleh karena itu, keberadaan kelompok lumut kerak tertentu di suatu
wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah. lumut kerak
Usnea sp. dan Evernia sp. tidak akan dapat bertahan hidup Iiikit konsentrasi sulfur
dioksida di udara terlalu tinggi.
Indikator Polusi Air
Indikator Fisik : kekeruhan, bau, warna, dan suhu, dapat menjadi indikator bagi polusi., Air
yang bersih seharusnya jernih (tidak keruh), tidak berbau, tidak berwarna, dan suhunya relatif
sedang. Kekeruhan air berhubungan dengan konsentrasi partikel padat yang tersusupensi dalam
air. Kekeruhan air dapat diukur secara sederhana menggunakan alat yang disebut cakram Secchi
(secchi disc). Cakram Secchi ditandai dengan warna hitam dan putih. Cakram masih dapat dilihat
dengan jelas menunjukkan tingkat penetrasi cahaya pada perairan tersebut. Bau dan warna atau
perubahan suhu ekstrirr pada air dapat menunjukkan keberadaan senyawa kimia atau polutan
tertentu dalam air.
1. Indikator Kimia : Kandungan senyawa-senyawa kimia dalam air dapat menjad.
indikator terjadinya pencemaran/polusi air. Contohnya :
Kandungan Nutrisi : Nutrisi yang terlarut di air seperti unsur nitrogen, fosfor, dan karbon
dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme fotosintetik di perairan.

Kandungan Logam berat : timbal, merkuri, sanida, dan kadmium, menunjukkan telah terjadi
polusi air.
Oksigen Terlarut (dissolved oxygen/DO) : Pengukuran oksigen terlarut akan menunjukkan
volume oksigen yang terlarut di air. Masuknya zat polutan, seperti buangan pupuk atau sampah
organik, dapat menurunkan volume oksigen terlarut. Jumlah oksigen terlarut di air sebaiknya
antara 4,0 hingga 12,0 rng/L.
Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/ BOD) : BOD berhubungan
dengan DO, Semakin rendah kadar oksigen terlarut DO) dalam air, semakin tinggi kadar BOD
dalam air tersebut.pengukuran terhadap BOD secara tidak langsung menunjukkan kadar DO.
pH/ tingkat keasaman : pH air yang normal adalah antara 6,5 hingga 9,0. Masuknya polutan
yang bersifat asam dapat menurunkan nilai pH air dengan ekstrim (sangat asam atau sangat
basa).
3. Indikator Biologi : Jumlah dan susunan organisme dalam air sangat berhubungan
dengan tingkat polusi air. Beberapa fitoplankton, seperti diatom dan dinoflagelata, dan
zooplankton dari kelompok rotifera, rentan terhadap polutan sehingga keberadaannya di
perairan mengindikasikan kondisi air yang cukup bersih. Sebaliknya keberadaan protozoa
parasit dan bakteri koliform dalam air mengindikasikan telah terjadi polusi air. Tingginya
jumlah bakteri koliform pada perairan menunjukkan bahwa perairan tersebut telah
tercemar kotoran/ tinja manusia dan hewan. Keberadaan bakteri koliform pada perairan
dapat mengindikasikan adanya mikroorganisme patogen, seperti protozoa parasit, bakteri
patogen, dan virus, yang juga biasa terdapat pada manusia dan hewan.
Indikator Polusi Tanah
1. Indikator fisik : Contoh indikator fisik yang menunjukkan kualitas tanah, antara lain
warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah,
dan endapan pada tanah.
2. Indikator Kimia : pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen,
logam berat, dan radioaktif merupakan contoh indikatekimia bagi tingkat polusi tanah
3. Indikator Biologi : Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran
tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi
pada tanah yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh
kondisi tanah habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan
tekstur tanah.
Leave a comment

KEHATI (KEANEKARAGAMAN HAYATI) KELAS X


September 9, 2012 Filed under BELAJAR IPA

Kata keanekaragaman untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu benda, yang


dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah.
Sedangkan kata Hayati menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati
menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman hayati disebut juga Biodiversitas. Keanekaragaman atau keberagaman dari
makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah,
tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Sedangkan keanekaragaman dari makhluk hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri
antara makhluk hidup. Untuk memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup
pergilah Anda ke halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai
bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu, maka
Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem, mangga,
beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe, tomat, melati, mawar dan lainlainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar,
tetapi ada pula yang berdaun kecil, serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan
menemukan tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip
atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau terbuka, mahkota
bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain. Begitu pula pada hewan-hewan yang Anda temukan,
terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil
seperti semut
serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki
banyak seperti lipan dan luwing. Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap.
Di samping itu, Anda juga akan menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele,
ikan gurame. Dan hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain. Ada
hewan yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik seperti ikan gurame,
ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan lain-lain.
Kehati memiliki tiga tingkatan yaitu :
1. kehati tingkat gen
2. kehati tingkat jenis/species
3. kehati tingkat ekosistem
1.

Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Apa yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk menemukan jawaban ini,
cobalah amati tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat
berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat Anda
temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.

Demikian juga pada hewan. Anda dapat membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras,
dan ayam lainnya. Anda akan melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran
tubuh, warna bulu dan bentuk pial (jengger).
Keanekaragaman warna bunga pada tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga,
serta keanekaragaman sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh
pengaruh perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu
spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian
kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang bersifat diturunkan dari
induk/orang tua kepada keturunannya.
Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya
berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang
menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies atau yang menjadi penyebab
terjadinya kehati tingkat gen.
Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara
lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna
mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Cobalah perhatikan diri
Anda sendiri! Ciri atau sifat apa yang Anda miliki? Sesuaikan dengan uraian di atas?
Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis
Dapatkah Anda membedakan antara tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau
membedakan jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan
kacang hijau? Atau Anda dapat membedakan kelompok hewan antara kucing,harimau, singa dan
citah? Jika hal ini dapat Anda bedakan dengan benar, maka paling tidak sedikitnya anda telah
mengetahui tentang keanekaragaman jenis.
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat
mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan
hidup dan lain-lain.
Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau
dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah
membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara ciri satu dengan
yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan pendek); kebiasaan hidup
(tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya
yang berbeda.
Contoh lain, keanekaragaman pada keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati
hewan harimau, singa, citah dan kucing.
Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara
mereka terdapat perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu,
tipe lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.

Demikian pula pada kelompok tumbuhan yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah akan
memperlihatkan perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya
kelapa, aren, pinang, dan lontar.
Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Di lingkungan manapun Anda di muka bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk hidup
lain selain Anda. Semua makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan
tempat hidupnya.
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi
berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai makhluk hidup bersel
banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim,
cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada
faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral.
Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena
itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun
bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan
hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya
atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam
suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat ekosistem?
Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan berbagai bentuk
ekosistem.
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan
terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya
penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis
lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim
sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini adalah
tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan
fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan
fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka
terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk,
penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan
keanekaragaman hayati.

Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat


jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena
didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas
unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu bila ada
komponen-komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan
perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat
merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh
gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan perburuan
hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara
perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat
ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan
ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya
dengan bencana tsunami.
KEHATI DI INDONESIA
Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga Negara yang memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi? Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Tetapi
dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya
adalah disamping memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal tipe
Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya. Selain itu di Indonesia
terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan dan tumbuhan endemik (penyebaran
terbatas).
Indonesia terletak di daerah tropik sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi
dibandingkan dengan daerah subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya
keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di
Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput,
ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut, ekosistem savanna, dan
lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki keaneragaman hayati tersendiri.
Tumbuhan (flora) di Indonesia merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora
Indo-Malaya meliputi tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia,
dan Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut sebagai
kelompok flora Malesiana.
Hutan di daerah flora Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi,
didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji
bersayap. Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan.
Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing ( Dipterocarpus sp),
Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan Kayu kapur (Drybalanops
aromatica).

Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan
kanopi yang rapat dan banyak tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan.
Tumbuhan khas Indonesia seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan
Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi.
Sebagai negara yang memiliki flora Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki
jenis tumbuhan seperti yang dimiliki oleh Indonesia? Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat
tumbuhan durian, mangga, dan sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat tumbuhan
endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan pemanjat sejenis anggur
liar, yaitu Tetrastigma.
Bagaimana dengan wilayah Indonesia bagian timur? Apakah jenis tumbuhannya sama? Indonesia
bagian timur, tipe hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua)
terdapat hutan nonDipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya
beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tumbuhan endemik di
Irian.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia memiliki
tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta
peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa, dan
Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak.
Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
2. Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
3. Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang),
monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
4. Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau.
Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa,
murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
Hewan-hewan yang terdapat di Kawasan Indonesia Timur menyerupai hewan-hewan di Australia
maka disebut tipe Australia. Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku,
Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah:
1. Mamalia berukuran kecil
2. Banyak hewan berkantung
3. Tidak terdapat species kera
4. Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam dan menarik

Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus
ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yang
paling terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama di
pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).
Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang terbentang dari
Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus),
maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).
NILAI DAN MANFAAT KEHATI
A. Nilai Keanekaragaman Hayati
1. Nilai ekonomi
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan (dapat mendatangkan devisa
untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri, rempah-rempah, dan perkebunan. Bahanbahan industri misalnya: kayu gaharu dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan
untuk meubel, teh dan kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri
makanan, dan ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili,
cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.
2. Nilai Biologis
Keanekaragaman hayati memiliki nilai biologis atau penunjang kehidupan bagi makhluk hidup
termasuk manusia. Tumbuhan menghasilkan gas oksigen (O2) pada proses fotosintesis yang
diperlukan oleh makhluk hidup untuk pernafasan, menghasilkan zat organik misalnya biji, buah,
umbi sebagai bahan makanan makhluk hidup lain. Hewan dapat dijadikan makanan dan sandang
oleh manusia. Jasad renik diperlukan untuk mengubah bahan organik menjadi bahan anorganik,
untuk membuat tempe, oncom, kecap, dan lain-lain. Nilai biologis lain yang penting adalah
hutan seb
3. Nilai Ekologis
Keanekaragaman hayati merupakan komponen ekosistem yang sangat penting, misalnya hutan
hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi
bumi, antara lain: a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat
menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi
pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca. b. Dapat menjaga kestabilan iklim
global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara.agai gudang plasma nutfah (plasma
benih).
4. Nilai Sosial
Budaya Keanekaragaman hayati dapat dikembangkan sebagai tempat rekreasi atau pariwisata, di
samping untuk mempertahankan tradisi.
B. Manfaat Keanekaragaman Hayati

1. Sumber karbohidrat: padi, jagung, singkong, kentang, dan lain-lain.


Sumber protein: kedelai, kecipir, ikan, daging, dan lain-lain.
Sumber lemak: ikan, daging, telur, kelapa, alpukat, durian, dan lain-lain.
Sumber vitamin: jambu biji, jeruk, apel, tomat, dan lain-lain.
Sumber mineral: sayur-sayuran.
2. Sebagai sumber pendapatan/devisa
a. Bahan baku industri kerajinan: kayu, rotan, karet
b. Bahan baku industri kosmetik: cendana, rumput laut
3. Sebagai sumber plasma nutfah, Misalnya hutan Di hutan masih terdapat tumbuhan dan hewan
yang mempunyai sifat unggul, karena itu hutan dikatakan sebagai sumber plasma nutfah/sumber
gen.
4. Manfaat ekologi
Selain berfungsi untuk menunjang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan
dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.
5. Manfaat keilmuan
Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan pengembangan ilmu yang sangat
berguna untuk kehidupan manusia
6. Manfaat keindahan
Bermacam-macam tumbuhan dan hewan dapat memperindah lingkungan.
PELESTARIAN KEHATI
Adapun usaha-usaha (upaya-upaya) pemerintah Indonesia dalam pelestarian (konservasi)
keanekaragaman hayati antara lain sebagai berikut:
1. Taman Nasional, merupakan kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik di
darat maupun di perairan.
2. Cagar Alam, kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan, satwa dan
ekosistem, yang perkembangannya diserahkan pada alam.
3. Hutan Wisata, kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya perlu dibina dan
dipertahankan sebagai hutan, yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan pendidikan,
konservasi alam, dan rekreasi. Contoh hutan wisata yaitu hutan wisata Pangandaran.
4. Taman laut, merupakan wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa ke-indahan
alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam, yang diperuntukkan guna
melindungi plasma nutfah lautan. Contoh: Bunaken di Sulawesi Utara.

5. Hutan lindung, kawasan hutan alam yang biasanya terletak di daerah pe-gunungan yang
dikonservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi dan untuk mengatur
tata air. Contoh: Gunung Gede Pangrango.
6. Kebun Raya, adalah kumpulan tumbuh-tumbuhan di suatu tempat, dan tum-buhtumbuhan tersebut berasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi ex
situ, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, contoh: Kebun Raya Bogor, Kebun Raya
Purwodadi.
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
Pengetahuan keanekaragaman hayati akan membantu mempelajari klasifikasi keanekaragaman
hayati.
1. Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Jika Anda pergi ke supermarket atau pasar, Anda akan melihat deretan buah yang disusun rapi.
Buah jeruk dikelompokkan dalam satu tempat. Demikian pula buah mangga, buah pisang, buah
apel, buah papaya dan lain-lainnya dikelompokkan dan diletakkan di tempat tersendiri. Melalui
pengelompokan ini, pengunjung atau pembeli akan lebih mudah mencari buah yang
diinginkannya. Apa yang terjadi jika buah-buahan tersebut bercampur di tempat yang sama?
Demikian pula dengan makhluk-makhluk hidup yang lain. Untuk menyederhanakan begitu
banyaknya jenis makhluk hidup sehingga mudah dipelajari, maka dikembangkan cabang Biologi
khusus yang disebut Taksonomi. Taksonomi merupakan ilmu tentang identifikasi tatanama dan
klasifikasi makhluk hidup berdasarkan aturan tertentu.
Klasifikasi yang dilakukan oleh para ahli Biologi bertujuan untuk:
1. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis, agar mudah
dikenal;
2. mengelompokkan makhluk hidup berdassarkan ciri-cirinya;
3. mengetahui hibungan kekerabatan antar makhluk hidup;dan
4. mengetahui evolusi makhluk hidup atas dasar kekerabatannya.
Sedangkan klasifikasi memiliki manfaat penting yang dapat langsung diterapkan bagi
kepentingan manusia, yaitu:
1. Pengelompokan memudahkan kita mempelajari organisme yang beraneka ragam.
2. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan kekerabatan antar makhluk hidup
yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh : harimau memiliki hubungan kekerabatan
yang lebih dekat dengan kucing daripada dengan komodo, karena harimau dan kucing

memiliki banyak persamaan ciri-ciri, misalnya: harimau dan kucing sama-sama


menyusui, bertulang belakang, berkaki empat, karnivor dan berambut. Sedangkan
komodo bertelur, berkaki empat, kulit bersisik dan melata.
1. 3.

Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

2. Kegiatan klasifikasi tidak lain adalah pembentukan kelompok-kelompok makhluk hidup


dengan cara mencari keseragaman ciri atau sifat di dalam keanekaragaman ciri yang ada
pada makhluk hidup tersebut.
3. Telah Anda ketahui bahwa makhluk hidup sangat banyak jumlahnya dan sangat
beranekaragam ciri dan sifatnya. Tentunya sangat sulit mempelajari makhluk hidup yang
sangat beranekaragam tersebut. Untuk itu perlu dicari cara yang paling baik, yaitu dengan
melakukan pengelompokan atau klasifikasi makhluk hidup. Jadi tujuan klasifikasi
makhluk hidup adalah menyederhanakan obyek kajian, sekaligus mempermudah dalam
mengenali keanekaragaman makhluk hidup.
4. Bagaimanakah cara klasifikasi makhluk hidup? Sejak zaman prasejarah manusia sudah
melakukan pengelompokan makhluk hidup. Ada kelompok hewan berbisa dan tidak
berbisa, kelompok hewan pemangsa dan yang dimangsa, serta hewan yang berguna dan
merugikan bagi manusia. Demikian juga tumbuhan, ada tumbuhan obat-obatan, dan
tumbuhan penghasil pangan. Selain itu ada pula tumbuhan sayur-sayuran dan buahbuahan serta umbi-umbian.
5. Anda dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup seperti di atas. Melalui
pengamatan di lingkungan sekitar, Anda dapat mengelompokkan hewan berkaki dua dan
berkaki empat, serta hewan pemakan rumput dan pemakan daging. Demikian pula pada
tumbuhan, ada kelompok tumbuhan buah-buahan, sayur-sayuran dan sebagainya.
6. Pengelompokan makhluk hidup dapat pula kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, di pasar ada kelompok sayuran, buah-buahan, hewan ternak dan lain-lain. Hal
ini dilakukan untuk memudahkan kita memperolehnya serta memanfaatkannya.
7. Berdasarkan contoh-contoh di atas, maka pengelompokan atau klasifikasi makhluk hidup
pada zaman prasejarah, antara lain berdasarkan manfaat bagi manusia.
8. Perkembangan selanjutnya, para ilmuwan telah mengembangkan cara pengelompokan
makhluk hidup yang lebih baik dan lebih maju dibandingkan dengan cara-cara
pengelompokan pada zaman prasejarah. Contoh; Aristoteles (384 322 SM),
mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kelompok, yaitu tumbuhan dan hewan.
Tumbuhan dikelompokkan menjadi herba, semak dan pohon. Sedangkan hewan
digolongkan menjadi vertebrata dan avertebrata. John Ray (1627 1708), merintis
pengelompokkan makhluk hidup kearah grup-grup kecil. Ia telah melahirkan konsep
tentang jenis dan spesies. Carolus Linnaeus (1707 1778), mengelompokkan makhluk
hidup berdasarkan pada kesamaan struktur. Ia juga mengenalkan pada system tata nama
makhluk hidup yang dikenal dengan binomial nomenklatur. Pada tahun 1969 R.H

Whittaker mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kingdom/kerajaan, yaitu


Monera (bakteri dan ganggang biru); Protista (ganggang dan protozoa); Fungi (jamur);
Plantae (tumbuhan); dan Animalia (hewan).
Masing-masing kingdom/kerajaan makhluk hidup dibagi-bagi menjadi Divisio/Divisi untuk
tumbuhan dan Phylum/Filum untuk hewan. Setiap Divisi atau Filum terbagi menjadi kelompokkelompok yang lebih kecil. Demikian dan seterusnya.
Setiap kelompok yang terbentuk dari hasil klasifikasi makhluk hidup, disebut Takson. Lahirlah
istilah taksonomi (takson = kelompok, nomos = hokum), atau juga disebut sistematika (susunan
dalam suatu system). Berdasarkan uraian diatas dapat ditafsirkan, bahwa para ilmuwan
mengelompokan makhluk hidup beerdasarkan banyaknya persamaan dan perbedaan baik
morfologi, fisiologi, dan anatominya. Makin banyak persamaan, dikatakan makin dekat
hubungan kekerabatannya.
Makin sedikit persamaannya, makin jauh kekerabatannya. Makhluk hidup yang memiliki banyak
persamaan ciri, dapat saling kawin dan menghasilkan keturunan yang fertile (subur), maka
makhluk ini dimasukkan ke dalam suatu kelompok (takson) yang disebut spesies atau jenis.
Contohnya: Spesies kucing (Felis domestica)
Spesies harimau (Felis tigris)
Beberapa spesies atau jenis yang berkerabat dekat dapat dikelompokkan de dalam takson Familia
(suku). Familia yang berkerabat dekat membentuk Ordo (bangsa), dan Ordo-ordo yang
berkerabat dekat dikelompokkan ke dalan Classis (kelas). Kelas-kelas yang berkerabat
dikelompokkan ke dalam Phylum (Filum) untuk hewan, pada tumbuhan disebut Divisio atau
Divisi. Semua Filum dan atau Divisi yang berkerabat membentuk Kingdom atau kerajaan.
Dengan cara demikian maka terbentuklah tingkatan klasifikasi atau tingkatan takson. Semakin
tinggi kedudukan suatu takson maka semakin sedikit persamaan ciri tetapi semakin banyak
jumlah anggotanya. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan takson, semakin banyak persamaan
ciri, tetapi jumlah anggotanya sedikit.
Bagaimanakah penempatan takson pada penulisan klasifikasi? Untuk mendapat gambaran
susunan takson dalam penulisan sistem klasifikasi, Anda dapat mengamati contoh berikut:
Klasifikasi hewan kucing
Kerajaan (Kingdom)

: Animalia

Filum (Phylum)
Kelas (Classis)

: Chordata
: Mamalia

Bangsa (Ordo)
Suku (Familia)

: Carnivora
: Felidae Marga

Genus
Jenis (Spesies)

: Felis
: Felis catus (kucing)

Klasifikasi tumbuhan padi


Kerajaan (Kingdom)
:Plantae
Divisi (Divisio)
:Spermatophyta
Anak Divisi (Sub Divisio) :Angiospermae
Kelas (Classis)
:Monocotyledoncae
Bangsa (Ordo)
:Poales
Suku (Familia)
:Poaceae
Marga (Genus)
:Oryza
Jenis (Spesies)
:Oryza Sativa (padi)
Sesuai dengan perkembangan klasifikasi, maka pengelompokkan atau klasifikasi makhluk hidup
tidak lagi berdasarkan manfaatnya tetapi sudah berdasarkan ciri-ciri morfologi,anatomi dan
fisiologinya.
3. Sistem-sistem Klasifikasi
Telah dijelaskan pada uraian materi di atas, bahwa untuk klasifikasi makhluk hidup
menggunakan dasar atau kriteria tertentu, yaitu persamaan ciri atau sifat morfologi, fisiologi, dan
anatomi yang terdapat pada makhluk hidup.
Sistem klasifikasi makhluk hidup terus berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya Taksonomi. Saat ini diketahui terdapat 3 (tiga) system klasifikasi
makhluk hidup, yaitu Sistem Artifisial (Buatan), Sistem Alami, dan Sistem Filogenetik.
Sistem Artifisial atau Buatan
Sistem Artifisial adalah klasifikasi yang menggunakan satu atau dua ciri pada makhluk hidup.
Sistem ini disusun dengan menggunakan ciri-ciri atau sifat-sifat yang sesuai dengan kehendak
manusia, atau sifat lainnya. Misalnya klasifikasi tumbuhan dapat menggunakan dasar habitat
(tempat hidup), habitus atau berdasarkan perawakan (berupa pohon, perdu, semak, ternak dan
memanjat).
Tokoh sistem Artifisial antara lain Aristoteles yang membagi makhluk hidup menjadi dua
kelompok, yaitu tumbuhan (plantae) dan hewan (animalia). Ia pun membagi tumbuhan menjadi
kelompok pohon, perdu, semak, terna serta memanjat. Tokoh lainnya adalah Carolus Linnaeus
yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan alat reproduksinya.
Sistem Alami
Klasifikasi sistem alami dirintis oleh Michael Adams dan Jean Baptiste de Lamarck. Sistem ini
menghendaki terbentuknya kelompok-kelompok takson yang alami. Artinya anggota-anggota
yang membentuk unit takson terjadi secara alamiah atau sewajarnya seperti yang dikehendaki
oleh alam.

Klasifikasi sistem alami menggunakan dasar persamaan dan perbedaan morfologi (bentuk luar
tubuh) secara alami atau wajar. Contoh, hewan berkaki dua, berkaki empat, tidak berkaki, hewan
bersayap, hewan bersirip, hewan berbulu, bersisik, berambut dan lain-lain. Sedangkan pada
tumbuhan, ada kelompok tumbuhan berkeping biji satu, berkeping biji dua.
Sistem Filogenetik
Klasifikasi sistem filogenetik muncul setelah teori evolusi dikemukakan oleh para ahli biologi.
Pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Menurut Darwin, terdapat
hubungan antara klasifikasi dengan evolusi.
Sistem filogenetik disususn berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan antara takson yang satu
dengan yang lainnya. Selain mencerminkan persamaan dan perbedaan sifat morfologi dan
anatomi maupun fisiologinya, sistem ini pun menjelaskan mengapa makhluk hidup semuanya
memiliki kesamaan molekul dan bio kimia, tetapi berbeda-beda dalam bentuk susunan dan
fungsinya pada setiap makhluk hidup.
Jadi pada dasarnya, klasifikasi sistem filogenetik disusun berdasarkan persamaan fenotip yang
mengacu pada sifat-sifat bentuk luar, faal, tingkah laku yang dapat diamati, dan pewarisan
keturunan yang mengacu pada hubungan evolusioner sejak jenis nenek moyang hingga cabangcabang keturunannya.
Perhatikan gambar atau diagram pohon filogenetik hewan dan filogenetik tumbuhan berikut ini
yang menunjukkan urutan evolusi pada hewan dan pada tumbuhan.
Tata Nama Makhluk Hidup
Dalam kehidupan Anda, mungkin sering menemukan suatu jenis makhluk hidup, misalnya
tanaman mangga dalam bahasa Indonesia memiliki nama yang berbeda-beda. Misalnya orang
Jawa Tengah menyebutnya pelem, paoh bagi orang Jawa Timur, sedangkan di Sumatera Barat
disebut pauh. Contoh lain, pisang dalam bahasa Indonesia, di Jawa Barat disebut cau, sedangkan
di Jawa Tengah dinamakan gedang. Nama mangga dan pisang dapat berbeda-beda menurut
daerah masing-masing, dan hanya dimengerti oleh penduduk setempat.
Agar nama-nama tersebut dimengerti oleh semua orang, maka setiap jenis makhluk hidup perlu
diberi nama ilmiah dengan menggunakan nama latin, sesuai dengan kode Internasional Tata
Nama Tumbuhan dan Hewan. Nama ilmiah makhluk hidup digunakan sebagai alat komunikasi
ilmiah di seluruh dunia. Walaupun kadang-kadang sulit di eja atau diingat, tetapi diharapkan
suatu organisme hanya memiliki satu nama yang benar. Upaya memberi nama ilmiah makhluk
hidup yang dirintis oleh para ilmuwan, akhirnya melahirkan sistem tata nama binomial
nomenklatur (tata nama biner) yang meliputi ketentuan pemberian nama takson jenis.
Nama Jenis
Nama jenis untuk hewan maupun tumbuhan harus terdiri atas dua kata tunggal (mufrad) yang
sudah dilatinkan. Misalnya, tanaman jagung nama spesiesnya (jenis) Zea Mays. Burung merpati
nama spesiesnya Columbia livia. Kata pertama merupakan nama marga (genus), sedangkan kata
kedua, merupakan petunjuk spesies atau petunjuk jenis. Dalam penulisan nama marga, huruf

pertama dimulai dengan huruf besar, sedangkan nama petunjuk jenis, seluruhnya menggunakan
huruf kecil. Selanjutnya setiap nama jenis (spesies) makhluk hidup ditulis dengan huruf cetak
miring atau digaris-bawahi agar dapat dibedakan dengan nama atau istilah lain.
Nama Marga (Genus)
Nama marga tumbuhan maupun hewan terdiri atas suku kata yang merupakan kata benda
berbentuk tunggal (mufrad). Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contoh, marga
tumbuhan Solanum (terong-terongan), marga hewan Felis (kucing), dan sebagainya.
Nama Suku (Familia)
Nama-nama suku pada umumnya merupakan suku kata sifat yang dijadikan sebagai kata benda
berbentuk jamak. Biasanya berasal dari nama marga makhluk hidup yang bersangkutan. Bila
tumbuhan, maka ditambahkan akhiran aceae. Contoh, nama suku Solanaceae, berasal dari kata
Solanum + aceae. Tetapi bila hewan ditambahkan dengan idea. Contoh, nama suku Felidae,
berasal dari kata Felis + idea.
Leave a comment

ENERGI DALAM EKOSISTEM (Kelas XII IPA)


September 8, 2012 Filed under BELAJAR IPA
Menurut nicianya/jabatannya makhluk hidup dibedakan menjadi produsen, Konsumen, dan
Pengurai
1. Produsen berperan sebagai pengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik
melalui proses fotosintesis. Produsen biasanya adalah organisme berklorofil seperti
tanaman hijau dan ganggang/ algae. Karena mampu menyusun makanan sendiri maka
produsen disebut juga organisme autotrof.
2. Konsumen berperan sebagai pengubah senyawa organik menjadi senyawa organik yang
lain dalam peristiwa makan dimakan. Konsumen terdiri dari :
Herbivora : pemekan tumbuhan
Karnivora : pemakan daging
Omnivora : pemakan segala
Detritivora / detritus/ pemakan sisa organisme. Sisa organisme : kotoran , sampah, dan bangkai)
Karena tergantung organisme lain maka konsumen disebut organisme heterotrof.
3. Pengurai/ Dekomposer berperan sebagai pengubah senyawa organik menjadi anorganik dan
dikembalikan ke alam (tanah, air, dan udara) untuk dimanfaatkan oleh produsen. Yang termasuk
pengurai adalah bakteri, protozoa, dan jamur.

RANTAI MAKANAN
Proses perpindahan materi dan energi melalui proses makan dimakan disebut rantai makanan.
Komponen rantai makanan meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. Rantai makanan
dibedakan menjadi 2 tipe yaitu :
1. Tipe herbivora/ tipe perumput yang diawali dengan produsen
2. Tipe detritivora/ detritus yang dimulai dari sisa organisme (kotoran, sampak , bangkai)
PIRAMIDA EKOLOGI
Hubungan antara organisme dalam ekosistem secara kuantitatif dinyatakan dalam bentuk
diagram piramida ekologi. Hubungan antara organisme tersebut didasarkan pada tingkatan
trofik / tingkatan makanan. Contoh :
Gambar Rantai makanan :
Rumput > ulat > burung -> kucing
Produsen Konsumen I

Konsumen II

Tingkat trofik I Tingkat trofik II Tingkat trofik III


Piramida makanan: Gb

Piramida Ekologi ada tiga macam :


1. Piramida jumlah
2. Piramida biomassa
3. Piramida Energi

Konsumen III
Tingkat trofik IV

Piramida Jumlah : didasarkan pada jumlah organisme pada tiap tingkatan tofik. Dalam
perhitungan biasanya produsen jumlahnya paling banyak dan menurun jumlahnya pada
Konsumen I, Konsumen II, dan Konsumen selanjutnya.
Contoh rantai makanan:
Padi ->ayam ->ular
1000

Gb. Piramida jumlah

Kelemahan piramida jumlah adalah bahwa jumlah organisme pada tiap tingkatan trofik tidak
menggambarkan besarnya energi.
Piramida Biomassa :
Kelemahan piramida jumlah dapat diatasi dengan piramida biomassa (piramida berat). Massa/
berat organisme tiap tingkatan trofi ditaksir. Idealnya yang digunakan adalah berat kering. Massa
organisme diperoleh dari tiap taraf trofik per satuan luas areal atau volum. Biasanya biomassa
menurun pada tiap taraf trofi.
Contoh Gambar Piramida biomass.

Piramida biomass memiliki kelemahan karena selalu berubah-ubah tergantung perubahan iklim.

Piramida Energi
Merupakan piramida yang paling ideal untuk menggambarkan kondisi lingkungan karena
beberapa keuntungan :
1. Memperhitungkan kecepatan produksi dan tidak bersifat sesaat
2. Berat dua species yang sama tidak selalu harus memeiliki besar energi yang sama
3. Dapat digunakan untuk membandingkan berbagai ekosistem
ALIRAN ENERGI DAN DAUR MATERI
Setiap kelompok organisme yang memiliki sumber makanan tertentu disebut dengan tingkatan
trofik.
Aliran energi/arus energi adalah jalur satu arah dari perubahan energi pada suatu ekosistem.
Proses aliran ini melalui peristiwa makan dimakan. Aliran energi tergambar sebagai berikut.
Gambar Aliran energi :

Melalui rantai makanan terjadi daur materi/ siklus materi yang dimulai dari produsen, konsumen,
dan pengurai. Materi mengalami perputaran dan tidak hilang. Karena perputaran materi melalui
makhluk hidup dan komponen abiotik di alam maka sering disebut juga daur biogeokimia. Daur
materi/ daur mineral dibagi dalam dua golongan :
1. Daur materi senyawa, selama perpindahan dalam daur terjadi perubahan
wujud/bentuk/fasa namun susunan molekulnya masih sama. Contoh daur air/ hidrologi
2. Daur materi unsur, selama proses perpindahan melibatkan perubahan bentuk dan ikatan
molekul, seperti daur karbon, Nitrogen, Sulfur, dan Phospor.

DAUR BIOGEOKIMIA
Disebut daur biogeokimia karena melibatkan komponen kimia, fisika, dan biologi
Daur Air / Hidrologi/ H2O
Meliputi proses evaporasi (penguapan yang terjadi selain pada makhluk hidup), transpirasi
(penguapan yang terjadi pada makhluk hidup), kondensasi ( terbentuknya awan dan mendung),
dan presipitasi (proses kembalinya air ke bumi berwujud air maupun salju),
Gambar Daur Air

Daur Nitrogen (N)


Atmosfer mengandung 79% gas Nitrogen bebas. Nitrogen digunakan untuk membentuk asam
amino dan protein. Hanya saja tidak setiap makhluk hidup dapat mengambil nitrogen bebas,
hanya beberapa organisme yang dapat mengikat/ menfiksasi gas N2 (Nitrogen bebas) yang di
atmosfer diantaranya adalah bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan
, ganggang biru seperti Anabaena yang bersimbiosis dengan paku air Azolla pinata dan dengan
pakis haji Cycas rumpii. Oleh karenanya banyak organisme tergantung makhluk hidup lain untuk
mendapatkan nitrogen. Organisme heterotrof mengambil nitrogen dalam bentuk makanan yang
mengandung protein sementara tumbuhan hijau mengambil nitrogen dalam bentuk nitrat. Protein
terbentuk melalui proses fotosintesis.
Gambar Daur Nitrogen

Daur Belerang / Sulfur (S)


Sulfur terdapat di kerak bumi dan diambil oleh tumbuhan dalam bentuk sulfat. Sulfur merupakan
bahan penting untuk membentuk protein. Hewan dan manusia tergantung pada organisme lain
untuk mendapatkan sulfur dalam makanan yang mengandung protein.
Gambar daur Sulfur

Daur Posfor/P
Posfor merupakan unsur yang penting untuk membentuk asam nukleat, protein, ATP(Adenosin
Tri Posfat). Tanaman mengambil posfor dalam bentuk posfat sedangkan hewan dan manusia

mengambil posfor dalam bentuk makanan yang mengandung protein. Daur posfor adalah satusatunya daur unsur yang tidak melewati udara, atau tidak dalam bentuk gas.
Gambar daur posfor

Daur Karbon (C) dan daur Oksigen (O)


Dua unsur yang berada dalam satu siklus adalah karbon dan oksigen. Oksigen merupakan gas
yang penting sebagai bahan untuk respirasi. Sementara karbondioksida merupakan gas yang
penting untuk fotosintesis dan merupakan hasil respirasi. Tanaman mengambil karbon dalam
bentuk gas karbondioksida, sedangkan hewan dan manusia mengambil karbon dalam bentuk
makanan yang mengandung Karbohidrat, Lemak, dan Protein.
Gambar daur karbon dan Oksigen

Comments (4)

LIMBAH
Agustus 9, 2012 Filed under BELAJAR IPA

Dalam modul ini akan dikaji mengenai limbah. Berdasarkan Peraturan Penerintah (PP) No.
18/1999 Jo.PP/85/1999, Limbah didefinisikan sebagai sisa/ buangan dari suatu usaha dan/atau
kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah.
Modul ini dapat dipelajari secara mandiri, kerja kelompok atau tutorial. Pada akhir kegiatan

pembelajaran diharapkan siswa dapat:


1. menjelaskan pengertian limbah
2. menjelaskan pengertian baku mutu lingkungan
3. menjelaskan pengelompokan limbah berdasarkan wujudnya
4. Pengelompokkan limbah berdasarkan jenis senyawa
5. Menjelaskan pengelompokan limbah berdasarkan sumbernya
6. menjelaskan pengertian limbah B3
7. mengelompokkan limbah yang termasuk B3
8. menjelaskan cara memperlakukan limbah B3
9. menjelaskan cara menanggulangi bahaya limbah B3
MATERI PEMBELAJARAN
Limbah tersebut seringkali dibuang manusia ke lingkungan. Jumlah limbah terus naik seiring
pertambahan jumlah penduduk, kemajuan teknologi, dan perekonomian. Ketika mencapai jumlah
atau konsentrasi tertentu, limbah yang dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan dampak
negative bagi lingkungan.
1. PENGERTIAN BAKU MUTU LINGKUNGAN
Limbah dapat menimbulkan dampak negative apabila jumlah atau konsentrasi di lingkungan
melebihi baku mutu.
UU RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup mendefinisikan baku mutu
lingkungan sebagai ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada
atau harus ada dan/ atau unsure pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber
daya tertentu sebagai unsure lingkungan hidup. Baku mutu lingkungan adalah ambang batas /
batas kadar maksimum suatu zat atau komponen yang diperbolehkan berada di lingkungan agar
tidak menimbulkan dampak negative. Jenis limbah yang berbeda dapat memiliki baku mutu yang
berbeda di lingkungan.
Contoh baku mutu beberapa jenis limbah anorganik dalam air yang diperuntukkan
sebagai air minum.

JENIS LIMBAH

SATUAN

KADAR MAKSIMUM

YANG DIPERBOLEHKAN
Air raksa
Mg/liter

0.001

Mg/liter

0,01

Mg/liter

0,3

Mg/liter

0,003

Mg/liter

Mg/liter

0,07

Mg/liter

1,5

Mg/liter

0,01

Mg/liter

0,02

Mg/liter

50

Arsenik

Boron

Kadmium

Tembaga

Sianida

Fluorida

Timah

Nikel

Nitrat (sebagai NO3)

Dampak negative limbah dapat menyebabkan penyakit baik yang infeksius dan non infeksius.
Penyakit infeksius adalah penyakit akibat pencemaran limbah industri yang mengandung logamlogam berat. Penyakit infeksius diakibatkan pencemaran limbah rumah tangga yang mengandung
mikroorganisme seperti bakteri, virus dan parasit.
Pembuangan limbah dan emisi gas dari kegiatan industri yang tidak terkendali dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Untuk menanggulangi pencemaran lingkungan perlu menetpkan baku mutu
lingkungan yang mencakup baku mutu limbah padat, baku mutu air laut, baku mutu udara emisi,
baku mutu udara ambient, baku mutu limbah cair, dan baku mutu air pada sumber air.

Baku mutu air yaitu batas kadar yang diperbolehkan untuk suatu zat atau bahan pencemar
terdapat di dalam air, tetapi ir tetap dapat digunakan sesuai kriterianya. Menurut kegunaannya air
digolongkan menjadi :

Golongan A : air yang dapat digunakan sebagai air minum tanpa harus diolah terlebih
dahulu

Golongan B : air dapat digunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan
keperluan rumah tangga

Golongan C : air dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan

Golongan D : air dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan
untuk keusaha perkotaan, industri, dan listrik tenaga air.
2. PENGELOMPOKAN LIMBAH
1. Pengelompokan Berdasarkan Jenis senyawa
1. Limbah Organik
Berdasarkan pengertian secara kimiawi limbah organic merupakan segala limbah yang
mengandung unsure karbon (C) , sehingga meliputi limbah dari makhluk hidup misalnya kotoran
hewan dan manusia, sisa makanan, sisa-sisa tumbuhan mati), kertas,plastic, dan karet. Secara
teknis limbah organic adalah limbah yang hanya berasal dari makhluk hidup (alami) dan sifatnya
mudah membusuk. Artinya bahan-bahan organic alami namun sulit membusuk/terurai, seperti
kertas, dan bahan-bahan organik sintetik (buatan) yang juga sulit membusuk/ terurai, seperti
plastic dan karet, tidak termasuk limbah organic.
Limbah organik yang berasal dari makhluk hidup mudah membusuk karena pada makhluk hidup
terdapat unsur karbon . (C) dalam bentuk gula (karbohidrat) yang rantai kimianya relative
sederhana sehingga dapat dijadikan sumber nutrisi bagi mikroorganisme, seperti bakteri dan
jamur. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan subur pada limbah organic dengan
demikian limbah dapat menjadi sumber penyakit jika yang berkembang biak mikroba pathogen
(penyebab penyakit ). Hasil pembusukan limbah organic oleh mikroorganisme sebagian besar
adalah berupa gas metan (CH4) yang dapat menimbulkan permasalahan lingkungan
Limbah organik yang mudah membusuk dapat dimanfaatkan kembali dengan cara dijadikan
kompos. Kompos dapat menyuburkan tanaman.
b. Limbah Anorganik
Menurut pengertian kimiawi, limbah anorganik meliputi limbah-limbah yang tidak mengandung
unsure karbon, seperti logam (Misalnya besi dari mobil bekas atau perkakas, dan aluminium dari
kaleng bekas atau peralatan rumah tangga), kaca, dan pupuk anorganik (misalnya yang
mengandung nitrogen dan fosfor Karena tak memiliki unsure karbon, limbah ini tidak mudah

terurai di alam. Secara teknis limbah anorganik didefinisikan sebagai limbah yang tidak dapat
terurai/ membusuk oleh mikroorganisme. Bahan plastic dan karet dikelompokkan juga sebagai
limbah anorganik karena sulit diuraikan oleh mikroorganisme karena unsure karbonnya
membentuk rantai kimia yang kompleks dan panjang (polimer) Limbah dengan sifat anorganik
dapat dimanfaatkan kembali dengan proses daur ulang. Perlu bagi masyarakat untuk dapat
memilah limbah sehingga lebih mudak penanganannya baik yang akan dikomposkan maupun
didaur ulang.
3. LIMBAH B3 ( BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)
Definisi :
Limbah B3 menurut PP RI No . 18 / 1999 tentang pengelolaan limbah B3
Isi : Sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun, yang karena sifat dan
atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak langsung.
Limbah dikelompokkan menjadi B3 jika mengandung satu atau lebih sifat-sifat berikut :
1. mudah meledak ( explosive)
2. pengoksidasi (oxidizing)
3. amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
4. sangat mudah terbakar (highly flammable)
5. mudah terbakar (flammable)
6. amat sangat beracun (extremely toxic)
7. sangat beracun (highly toxic)
8. beracun ( moderately toxic)
9. berbahaya (harmful)
10. korosif (corrosive)
11. bersifat mengiritasi (irritant)
12. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
13. karsinogenik (carcinogenic) dapat menyebabkan kanker
14. teratogenik (teratogenic) dapat menimbulkan kecacatan janin

15. mutagenik (mutagenic) dapat menyebabkan mutasi.


Zat/ bahan dapat diklasifikasikan sebagai limbah B3 karena memiliki sifat-sifat :
1. Mudah meledak, yaitu limbah B3 yang mengandung bahan-bahan yang mudah meledak
pada suhu dan tekanan standart (25oC, 760 mm Hg).
2. Mudah terbakar
3. Bersifat reaktif
4. Beracun berdasarkan TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure)
5. Bersifat korosi
6. Menyebabkan infeksi
Uji karakteristik limbah B3 diatur dalam PP RI No 55/ 1999
KAJI ULANG / SOAL LATIHAN
Soal Uraian :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan limbah !
2. Jelaskan yang dimaksud dengan baku mutu lingkungan!
3. Bagaimana hubungan antara limbah dengan baku mutu lingkungan ? Jelaskan jawabanmu
!
Leave a comment

KOMPONEN DAN MACAM EKOSISTEM


Agustus 9, 2012 Filed under BELAJAR IPA Tagged proses fotosintesis

Dalam modul ini akan dikaji mengenai komponen dan Macam Ekosistem. Ekosistem merupakan
interaksi dari keseluruhan keanekragamanhayati dengan lingkungannya termasuk faktor biotik
maupun faktor biotik..Modul ini dapat dipelajari secara mandiri, kerja kelompok atau tutorial.
Pada akhir kegiatan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. menjelaskan menjelaskan macam-macam komponen ekosistem
2. menjelaskan interaksi dalam ekosistem
3. menjelaskan berbagai macam ekosistem
MATERI PEMBELAJARAN
A. KOMPONEN EKOSISTEM
Berdasarkan nicianya komponen ekosistem dapat dibedakan menjadi :
1. Produsen yaitu penghasil makanan dengan cara berfotosintesis maupun kemosintesis
Macam :
1. Fotoautotrof : yaitu organisme yang dapat menyusun makanan sendiri dengan bantuan
cahaya dengn proses fotosintesis dalam klorofil
2. Kemoautotrof yaitu organisme yang dapat menyusun makanan sendiri dengan energi
kimia. Contoh bakteri belerang
Produsen mampu mengubah senyawa anorganik yang bebs di alam menjadi senyawa organik
( seperti karbohidrat, lemak, dan protein)
1. Konsumen yaitu pemakai atau pengguna dari hasil produsen maupun konsumen di
tingkat yang lebih rendah. Konsumen mampu mengubah senyawa organik menjadi
organik yang lain.

Macam :
1. Konsumen I adalah pemakan produsen yang disebut herbivora
2. Konsumen II memakan konsumen I disebut karnivora
3. Konsumen III dan seterusnya disebut juga karnivora.
4. Konsumen pemakan segala disebut herbivora
Dekomposer/Pengurai
Yaitu organisme yang mampu merombak/menguraikan sisa organisme yang sifatnya organik
diubah menjadi senyawa anorganik dan dikembalikan ke alam bebas.
Contoh dekomposer adalah : Jamur, bakteri, dan protozoa
Detritivora/detritus
Adalah hewan pemakan sisa organisme atau konsumen dengan makanan khusus berupa sisa
organisme. Detritus mampu mengubah senyawa organik menjadi organik yang lain.
Contoh detritus :
1. Cacing
2. Keluwing
3. Siput
4. Lele
5. Belatung
Berdasarkan sifatnya komponen ekosistem dapat dibedakan menjadi komponen yang bersifat
biotik dan bersifat abiotik. Yang bersifat abiotik terdiri dari abiotik fisis dan abiotik khemis.
Komponen abiotik fisis dapat berupa benda-benda, sinar matahari, suhu, tekanan udara.
Komponen abiotik kemis/kimia dapat berupa salinitas/kadar garam, keasaman, ataupun
senyawa-senyawa kimia.
Udara

Udara yang dapat bergerak disebut angin, terjadi karena perbedaan tekanan udara. Udara
mengalir dari tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah. Udara mengandung gasgas yang penting seperti oksigen, karbondioksida, hidrogen, dan nitrogen.
Nitrogen
Jumlahnya paling besar dar semua gas yang ada, sekitar 75% berupa gas nitrogen bebas.
Nitrogen merupakan unsur penting untuk membentuk protein. Tumbuhan dapat memanfaatkan
nitrogen dalam bentuk nitrat. Hewan dan manusia membutuhkan nitrogen dari makanan yang
mengandung protein. Gas nitroen bebas supaya dapat dimanfaatkan harus diikat/difiksasi ,
melalui proses nitrifikasi, maupun proses nitratasi.
Karbondioksida dan Oksigen
Kedua gas terlibat dalam proses respirasi dan fotosintesis. Fungsi Oksigen untuk pembakaran /
pemecahan senyawa organik kompleks seperti karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi
siap pakai (ATP/Adenosin Tri Phospat). Oksigen diambil dalam bentuk O2. Karbon oleh
tumbhan diambil dalam bentuk CO2. Manusia dan hewan membutuhkan karbon dalam bentuk
makanan yang mengandung karbohidrat, lemak dan protein.
Suhu dan Tekanan Udara
Setiap makhluk hidup mempunyai kisaran tekanan dan suhu udara. Proses metabolisme dalam
tubuh makhluk hidup akan berjalan secara optimal pada suhu dan tekanan yang sesuai. Dengan
demikian dalam tiap ekosistem pasti akan memiliki vegetasi (tanaman) yang berbeda-beda yang
disesuaikan dengan suhu setempat.
Kadar kandungan air di udara kadang kelihatan secra fisik membentuk kabut. Kadar uap air
udara sangat mempengaruhi kehidupan. Kelembaban yang rendah sementara terus-menerus
terjadi transpirasi mengakibatkan terjadinya dehidrasi.

Angin
Berupa udara yang bergerak. Pergerakannya dipengaruhi oleh suhu dan tekanan udara. Angin
akan berpengaruh pada proses penguapan. Semakin kencang angin maka penguapan semakin
cepat.
Air
Di samudra tertutup sekitar 75% air. Air juga terkandung dalam udara, tanah maupun organisme.
Pergerakan air sering disebut siklus air. Dalam kehidupan air berguna sebagai bahan dasar
metabolisme (prekusor), pelarut umum, pengatur suhu, bersifat elektrolit lemah.
Tanah

Tanah menjadi media pertumbuhan dan tempat hidup organisme

B. TIPE-TIPE EKOSISTEM

Beberapa tipe ekosistem :


1. Ekosistem bahari/ laut
2. Ekosistem darat/ teresterial
3. Ekosistem monsun
4. Ekosistem suksesi/
5. Ekosistem buatan
C. BERBAGAI INTERAKSI DALAM EKOSISTEM
Di dalam ekosistem selalu terjadi interaksi antar komponen ekositem. Dalaminteraksi bisa terjadi
saling menguntungkan, merugikan bahkan netral.
Macam-macam interaksi :
1. Netralisme : hubungan dua atau lebih organisme yang di antara mereka tidak saling
menguntungkan atau merugikan. Contoh populasitanaman sawo, mangga, palem, anggrek
di lahan yang cukup luas.
Kompetisi
Hubungan dua atau lebih organisme yang bersaing untuk mendapatkan daya dukung lingkungan
yang sama. Kompetisi dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Kompetisiintraspesifik, persaingan antar individu dalam satu species. Contoh kambing
jantan denan kambin jantan bersaing untuk mendapatkan kambing betina.
2. Kompetisi antar spesifik, persaingan antara individu yang berbeda speciesnya. Contoh :
Kambing, kerbau, kelinci bersaing untuk mendapatkan rumput di padang penggembalaan
yang tidak terlalu luas.
Predasi :
Adalah peristiwa makan dimakan

Pemakan disebut predator, yang dimakan disebut prey. Predator yang memangsa predator disebut
hiperpredator. Kanibalisme merupakan peristiwa pemangsa yang memakan sesamanya.
Simbiosis:
Interaksi antara dua species yang berbeda. Simbiosis dibagi menjadi tiga :
1. Mutualisme : hubungan yang saling menguntungkan Contoh : Kumbang dengan bunga,
kerbau dengan burung jalak
2. Komensalisme : hubungan antar species yang satu diuntungkan yang lain tidak merasa
dirugikan. Contoh anggrek dan inangnya, tanaman paku dan inangnya
3. Parasitisme : hubungan dua species yang satu dirugikan yang lain diuntngkan. Contoh
cacing perut dengan manusia, benalu dengan inangnya.
Antibiosa
Adalah hubungan dua species yang satu menghambat pertumbuhan yang lainnya karena
mengeluarkan zat antibiotik. Contoh bakteri coli dengan jamur Penicillium.
Alelopatisme
Adalah hubungan dua species yang satu menghambat pertumbuhan yang lainnya karena
mengeluarkan zat alelopati. Contoh : tanaman alang-alang dengan rumput teki di sekitarnya.
(Christin)

KAJI ULANG / SOAL LATIHAN


Soal Uraian :
Jelaskan yang dimaksud dengan ekosistem!
1. Apa perbedaan habitat dengan nicia?
2. Jelaskan peranan produsen, konsumen, dekomposer, dan detritus!
3. Apa yang dimaksud dengan mutualisme, komensalisme, dan parasitisme ?
4. Tuliskan ciri-ciri hutan hujan tropis !
Lengkapi tabel berikut !
No
Interaksi
1

Tanaman sawo dan mangga di tempat

Macam interaksi

keterangan

2
3
4
5
6
7
8
9
10

sempit
Kucing jantan dan kucing jantan
Anjing dan kucing di perumahan
Kucing dan tikus
Bunga dan kupu-kupu
Anggrek dan inangnya
Cacing pita dengan babi
Jamur Penicillium dengan bakteri Coli
Alang-alang dan rumput teki
Tanaman paku dengn inangnya

Comments (2)

BELAJAR IPA
Agustus 7, 2012 Filed under BELAJAR IPA, Uncategorized
BAB I
METODE ILMIAH

Dalam modul ini akan dikaji tentang metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan metode yang
digunakan untuk memecahkan berbagai masalah secara ilmiah. Materi pembahasan akan
difokuskan pada hal-hal tentang pengertian metode ilmiah dan langkah-langkah metode ilmiah.
Modul ini dapat dipelajari secara mandiri, kerja kelompok atau tutorial. Pada akhir kegiatan
pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. memahami pengertian metode ilmiah.
2. menerapkan langkah-langkah metode ilmiah.
3. mampu mengidentifikasi objek secara terencana dan sistematis untuk memperoleh informasi
gejala alam biotik.

A. Materi Pembelajaran
Metode ilmiah adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan
menggunakan langkah ilmiah yang teratur, sistematis dan terkontrol.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Rumusan langkah-langkah metode ilmiah yang biasa dilakukan para ilmuwan dalam
memecahkan masalah adalah:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap lingkungan sekitar untuk menentukan objek yang paling
tepat untuk penelitian.
b. Menentukan dan Merumuskan Masalah
Perumusan masalah dilakukan setelah melakukan observasi. Perumusan masalah
digunakan untuk membatasi objek penelitian yang akan dilaksanakan. Rumusan masalah
diwakili oleh pertanyaan-pertanyaan tentang objek penelitian.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah-masalah yang sudah dirumuskan.
d. Merancang Eksperimen
Eksperimen adalah percobaan yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang ada. Sebelum
eksperimen dilakukan, terlebih dahulu harus ada perencanaan/rancangan penelitian. Dalam
perencanaan penelitian meliputi metode eksperimen yang akan digunakan, alat, bahan, teknik
analisis data yang akan digunakan dalam eksperimen hingga mendapatkan hasil yang akurat.
e. Pelaksanaan Eksperimen
Pelaksanaan eksperimen dapat berjalan baik, bila perancangan eksperimen sudah matang.
Pelaksanaan eksperimen adalah proses penelitian yang akan menghasilkan data-data eksperimen
yang akan dianalisis untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang sudah dirumuskan.
f. Pelaporan Penelitian
Di akhir penelitian akan dirumuskan suatu kesimpulan yang menjadi konsep/teori. Secara
keseluruhan pelaporan penelitian berisi tentang rumusan masalah hingga hasil akhir
(kesimpulan) dari proses penelitian. Pengkomunikasian hasil penelitian dapat dilakukan secara
tertulis dan lisan, dalam bentuk penyampaian data-data hasil penelitian, analisis hasil penelitian
dan kesimpulan yang dirumuskan untuk menjawab rumusan masalah yang ada.

1. Sikap Ilmiah
Seorang ilmuwan (sainstis) harus memiliki sikap ilmiah dalam melakukan kerja ilmiah
menggunakan metode ilmiah. Beberapa sikap ilmiah yang harus dimiliki sainstis adalah:
a. Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu merupakan awal atau sebagai dasar untuk melakukan penelitian-penelitian demi
mendapatkan sesuatu yang baru.
b. Jujur
Dalam melakukan penelitian, seorang sainstis harus bersikap jujur, artinya selalu menerima
kenyataan dari hasil penelitiannya dan tidak mengada-ada serta tidak boleh mengubah data hasil
penelitiannya.
c. Tekun
Tekun berarti tidak mudah putus asa. Dalam melakukan penelitian terhadap suatu masalah tidak
boleh mudah putus asa. Seringkali dalam membuktikan suatu masalah, penelitian harus diulangulang untuk mendapatkan data yang akurat. Dengan data yang akurat maka kesimpulan yang
didapat juga lebih akurat.
d. Teliti
Teliti artinya bertindak hati-hati, tidak ceroboh. Dengan tindakan yang teliti dalam melakukan
penelitian, akan mengurangi kesalahan-kesalahan sehingga menghasilkan data yang baik.
e. Objektif
Objektif artinya sesuai dengan fakta yang ada. Artinya, hasil penelitian tidak boleh dipengaruhi
perasaan pribadi. Semua yang dikemukakan harus berdasarkan fakta yang diperoleh. Sikap
objektif didukung dengan sikap terbuka artinya mau menerima pendapat yang benar dari orang
lain.
f. Terbuka Menerima Pendapat yang Benar
Artinya bahwa kita tidak boleh mengklaim diri kita yang paling benar atau paling hebat. Kalau
ada pendapat lain yang lebih benar/tepat, kita harus menerimanya.
2. Kegunaan Metode Ilmiah
Dengan adanya sikap ilmiah dan metode ilmiah akan menghasilkan penemuan-penemuan yang
berkualitas tinggi dan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan manusia. Beberapa
kegunaan metode ilmiah dalam kehidupan manusia antara lain:

a. Membantu memecahkan permasalahan dengan penalaran dan pembuktian yang memuaskan.


b. Menguji hasil penelitian orang lain sehingga diperoleh kebenaran yang objektif.
c. Memecahkan atau menemukan jawaban rahasia alam yang sebelumnya masih menjadi teka
teki.
3. Kerja Ilmiah
Dalam mengembangkan metode ilmiah, para ilmuwan bekerja berlandaskan teori, hipotesis dan
sistematis. Diawali dengan adanya masalah yang dihadapi, para ilmuwan berusaha mencari cara
pemecahannya. Dalam mencari pemecahan, ilmuwan berusaha mencari keterangan melalui
berbagai proses, misalnya membaca buku jurnal, maupun mengadakan observasi. Dari
keterangan akan disusun sebuah hipotesis. Kebenaran hipotesis akan diuji melalui eksperimen.
Dari eksperimen akan diperoleh data. Selanjutnya data akan diolah dan diperoleh kesimpulan.
Untuk meyakinkan kebenaran dari kesimpulan hasil eksperimen, dilakukan eksperimen ulang.
Setelah dilakukan eksperimen berulang-ulang hasilnya tetap sama maka kesimpulan tadi dapat
diterima kebenarannya dandianggap sebagai teori atau hukum. Cara kerja ilmuwan dengan
menerapkan langkah-langkah metode ilmiah, dikenal dengan kerja ilmiah. Di lingkungan
sekolah, pengembangan metode ilmiah dilakukan melalui kerja ilmiah. Dalam kerja ilmiah, para
siswa diperkenalkan pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses. Melalui pendekatan
keterampilan proses, siswa dan instruktur dituntut senantiasa bersikap kritis terhadap segala
permasalahan yang dihadapinya. Beberapa macam kemampuan keterampilan proses dalam kerja
ilmiah harus ditumbuhkembangkan pada setiap siswa antara lain, mengamati/observasi,
mengelompokan, mencari hubungan, meramalkan, menafsirkan, mengajukan pertanyaan,
menerapkan/aplikasi, merencanakan percobaan dan mengkomunikasikannya.

You might also like