You are on page 1of 4

Viskositas Zat Cair

Herdy yudha pradana dkk


Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS).
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
Abstrak-Telah dilakukan percobaan viskositas zat cair
untuk menentukan nilai viskositas pada zat cair .
Percobaan ini dilakukan dengan memanfaatkan prinsip
hokum stokes . Untuk menentukan viskositas suatu zat
cair dapat dilakukan dengan beberapa macam metode.
Didalam praktikum ini pengujian viskositas dilakukan
dengan metode viskositas bola jatuh. Pada metode
viskositas bola jatuh diameter bola diukur terlebih
dahulu. Setelah itu setlah dua garis sebagai batas atas
(misal 15 cm dari permukaan) dan batas bawah (misal 50
cm dari batas atas) dimana pada area tersebut bola
diperkirakan memiliki percepatan konstan. Lalu
jatuhkan bola dan ukurlah waktu laju turunnya bola
ketika bola sejajar batas atas. Setelah semua data

dengan kekentalan olie. Dengan sifat ini zat cair


banyak digunakan dalam dunia otomotif yaitu
sebagai pelumas mesin. Telah diketahui bahwa
pelumas yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin
membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda. .
Sehingga sebelum menggunakan pelumas merek
tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien
kekentalan pelumas sesuai atau tidak dengan tipe
mesin.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui berapa koefisien kekentalan suatu fluida
yang diukur dengan menggunakan
regresi linear hukum Stokes. Sehingga data
tersebut dapat digunakan sebagai bahan
perbandingan untuk menentukan koefisien
kekentalan zat cair yang dibutuhkan oleh tiap-tiap
tipe mesin. Fluida yang digunakan adalah parafin,
minyak goreng dan olie .

terkumpul maka viskositas cairan dapat dihitung dengan


menggunakan rumus yang ada.
Kata kunci: Koefisien kekentalan zat cair,
Hukum Stokes

I.

PENDAHULUAN

Di antara salah satu sifat zat cair adalah


kental (viscous) di mana zat cair memiliki
koefisien kekentalan yang berbeda-beda,
misalnya kekentalan minyak goreng berbeda

kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa


saat setelah menempuh jarak cukup jauh,
.ystem kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti
bahwa di samping gaya berat dan gaya apung
zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada
kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya
gesekan yang disebabkan oleh kekentalan
fluida.
Khusus untuk benda berbentuk bola,
gaya gesekan fluida secara empiris dirumuskan
sebagai Persamaan (1) (Sears,2, 1984).
Fs = 6rv
(1)
dengan menyatakan koefisien
kekentalan, r adalah jari-jari bola kelereng, dan
v kecepatan .icromet bola terhadap fluida.

II.

LANDASAN TEORI

Hukum Stokes
Viskositas (kekentalan) berasal dari
perkataan Viscous (Soedojo,3, 1986). Suatu
bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair
terlebih dulu menjadi viscous yaitu menjadi
lunak dan dapat mengalir pelan-pelan.
Viskositas dapat dianggap sebagai gerakan di
bagian dalam (internal) suatu fluida
(Sears & Zemansky,2, 1982).
Jika sebuah benda berbentuk bola
dijatuhkan ke dalam fluida kental, misalnya
kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang
yang airnya cukup dalam, nampak mula-mula
Persamaan (1) pertama kali dijabarkan oleh Sir
George Stokes tahun 1845, sehingga disebut
Hukum Stokes.
Dalam pemakaian eksperimen harus
diperhitungkan beberapa syarat antara lain :
Ruang tempat fluida jauh lebih luas
.icrometer ukuran bola.
Tidak terjadi aliran turbulen dalam
fluida.
Kecepatan v tidak terlalu besar sehingga
aliran fluida masih bersifat .icrome.
Sebuah bola padat memiliki rapat massa
b dan berjari-jari r dijatuhkan tanpa kecepatan
awal ke dalam fluida kental memiliki rapat
massa f, di mana b > f. Telah diketahui
bahwa bola mula-mula mendapat percepatan

gravitasi, namun beberapa saat setelah bergerak


cukup jauh bola akan bergerak dengan
kecepatan konstan. Kecepatan yang tetap ini
disebut kecepatan akhir vT atau kecepatan
terminal yaitu pada saat gaya berat bola sama
dengan gaya apung ditambah gaya gesekan
fluida. Gambar 1 menunjukkan .ystem gaya
yang bekerja pada bola kelereng yakni FA =
gaya Archimedes, FS = gaya Stokes, dan W=mg
= gaya berat kelereng.

FA = f .Vb.g

(4)

Rapat massa bola b dan rapat massa


fluida f dapat diukur dengan menggunakan
Persamaan (5) dan (6).
b =massa bola / volume bola
f = (mgu + mf) mgu / Vf

(5)
(6)

dengan mgu menyatakan massa gelas


ukur, mf massa fluida, Vf volume fluida.
Dengan mensubstitusikan Persamaan (3)
dan (4) ke dalam Persamaan (2) maka diperoleh
Persamaan (7).
FS = Vbg (b f)

(7)

Dengan mensubstitusikan Persamaan (1)


ke dalam Persamaan (7) diperoleh Persamaan (8) :
vT = 2r2g(b f) / 9

(8)

Jarak d yang ditempuh bola setelah


bergerak dengan kecepatan terminal dalam
waktu tempuhnya t maka Persamaan (8)
menjadi Persamaan (9).
d/t = 2 r2 g (b f) / 9
1/t = 2 r2 g (b f) / 9d
t = 9 d / 2 r2 g (b f)

(9)

Atau t = k d
Dengan nilai k = 9 / 2 r2 g(b f)
Gambar 1. Gaya yang Bekerja Pada Saat Bola
Dengan Kecepatan Tetap.
Jika saat kecepatan terminal telah
tercapai, pada Gambar 1 berlaku prinsip
Newton tentang GLB (gerak lurus beraturan),
yaitu Persamaan (2).
FA + FS = W
(2)
Jika b menyatakan rapat massa bola, f
menyatakan rapat massa fluida, dan Vb
menyatakan volume bola, serta g gravitasi
bumi, maka berlaku Persamaan (3) dan (4).
W = b.Vb.g

(3)

(10)

atau dalam grafik hubungan (d-t), nilai k


merupakan kemiringan grafik (slope).
Dengan mengukur kecepatan akhir bola
yang radius dan rapat massa telah diketahui,
maka viskositas fluida dapat ditentukan. Untuk
memperoleh nilai viskositas fluida, Persamaan
(10) diubah dalam bentuk Persamaan (11).
= k 2 r2 g (b f) / 9

(11)

Satuan viskositas fluida dalam .ystem cgs


adalah dyne det cm-2, yang biasa disebut dengan
istilah poise di mana 1 poise sama dengan 1
dyne det cm-2. Viskositas dipengaruhi oleh

perubahan suhu. Apabila suhu naik maka


viskositas menjadi turun atau sebaliknya.

5. Ukurlah waktu turun bola mulai dari batas


atas sampai batas bawah

6. Ulangi untuk setiap bola dan tiap batas

III.METODOLOGI PERCOBAAN

bawah langkah 4-6 sebanyak 10 kali

ALAT DAN BAHAN

Gelas ukur 2 buah

IV.HASIL DAN

Cairan yang akan ditera

PEMBAHASAN

Viskosimeter

bola

jatuh

Dari perhitungan yang telah dilakukan dapat

dengan

perlengkapan 1 set

dilihat urutan tingklat kekentalan cairan. Tingkat

Bola kaca dan besi

kekentalan oli sae 40 sebesar 6.69 poise, oli sae 20

Mikrometer 1 buah

sebesar 5.80 poise, parafin sebesar 2.311 poise dan

Stop watch 1 buah

minyak kelapa sebesar 3.172 poise. Dari percobaan


yang telah dilakukan dapat disimpulkan jika
kekentalan oli sae 40 > oli sae 20 > minyak kelapa >
parafin. Selain itu, dapat dilihat bahwa jenis bola,

CARA KERJA

jari-jari bola serta massa bola tidak mempengaruhi

Viskosimeter Bola Jatuh

besar kecilnya nilai viskositas cairan.

Permukaan cairan
V. KESIMPULAN

15 cm

Dari percobaan viskositas zat cair yang telah


50 cm

75 cm

dilakukan, didapat kesimpulan sebagai berikut:

Nilai viskositas oli sae 40 sebesar

6.69

poise

Gambar. 2 Viskosimeter Bola Jatuh

1. Ukurlah diameter bola (kaca dan besi)


dengan .icrometer

Nilai viskositas oli sae 20 sebesar 5.80 poise

Nilai viskositas parafin sebesar 2.311 poise

Nilai viskositas minyak kelapa sebesar 3.172


poise

2. Tentukan batas atas (sekitar 15 cm dari


permukaan zat cair)

Daftar pustaka

3. Tentukan batas bawah ( 50 dan 75 cm dari


batas atas )

4. Jatuhkan bola dari permukaan zat cair

[1] HALLIDAY-RESNICK, 1985, Fisika, Penerbit


Erlangga, Jakarta.

[2] SEARS & ZEMANSKY, 1982, Fisika


Universitas, Penerbit Bina Cipta, Bandung.

[4] TIPLER, 1998, Fisika Untuk Sains dan Teknik,


Penerbit Erlangga, Jakarta

[3] SOEDOJO, P., 1986, Asas-asas Ilmu Fisika,


Penerbit Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.

[4] SERWAY & JEWETT, 1998, Fisika Untuk Sains


dan Teknik, Penerbit Erlangga, Jakarta

You might also like