You are on page 1of 9

1

No

Faktor

Keterangan

Sumber

Keterangan

Tanggapan

Ilustrasi

Aspek Perancangan

1 Akses ke Alam

Orang-orang yang memiliki akses ke ruang hijau berkualitas


hidup lebih sehat. Berada di luar dapat mendorong kesehatan
jiwa, mengurangi stres, mengatasi isolasi, memperbaiki kohesi
sosial, dan meringankan masalah sik.

HASSELL

2 Akses ke Alam

Melihat pemandangan alam menimbulkan emosi posi f dan


perubahan psikologis serta mengurangi emosi nega f melalui
perubahan tekanan darah dan denyut jantung.

Ulrich, Quan, Zimring,


Joseph, Choudary
(2004)

3 Akses ke Alam

Taman pada rumah sakit mempengaruhi perubahan mood


menjadi posi f dan mengurangi stres.

Ulrich, Quan, Zimring,


Joseph, Choudary
(2004)

4 Akses ke Alam

Staf yang bekerja di tempat kerjanya terdapat taman


mendapatkan manfaat dari alam karena taman dapat
mengurangi stres dan meningkatkan kinerja.

HASSELL

5 Akses ke Alam

Penambahan tanaman merupakan perubahan yang paling


berdampak posi f pada berbagai redesain RSJ.

Devlin AS (1992)

6 Akses ke Alam

Mengaburkan batas antara interior dan eksterior sehingga


Jocelyn M. Stroupe
membawa nuansa alam ke dalam ruangan, dapat menjadi
(2014)
pemberi ketenangan serta penyembuh bagi pasien segala usia.

7 Atribut Desain

Atribut pen ng yang menentukan kesuksesan RSJ:


pencahayaan, peniadaan stressor lingkungan, keselamatan,
keamanan, menghindarkan gangguan visual, warna, interaksi
kelompok, dan akses ke alam.

8 Atribut Desain

Adanya atribut desain (ruang privat, minim kesesakan, baiknya


akus k, movable furniture , pemandangan alam, nature art ,
cahaya matahari, homelike design , akses dan visibilitas ruang Ulrich (2012)
publik ke stasiun pegawai) pada RSJ dapat mengurangi sikap
agresi pasien.

9 Atribut Desain

> Pengadaan ruang terbuka


hijau sebagai tempat
berkegiatan bagi pasien dan
staf yang dapat diakses
langsung dari ruang dalam.

Lansekap

> Penambahan vegetasi sangat


diperlukan pada site yang
minim vegetasi.

Lansekap

> Mengaburkan batas antara


interior dan eksterior guna
membawa nuansa alam ke
dalam ruangan.

3D

HASSELL

Tyson GA, Lambert


G., Ba e L (2002) &
Karakter pa ent-centered design berdampak posi f pada aspek
Whitehead C, Polsky
sosial, kogni f, mo vasional, emosional pada pasien dan staf.
R, Crookshank C, et al
(1984)

Pa ent-centered design adalah


merupakan desain yang mendukung
prak k pa ent-centered care dengan
menciptakan kondisi lingkungan yang
mendukung penyembuhan.
(ins tutepcd.org)

> Menerapkan pa entcentered design dengan segala


atribut desainnya pada
rancangan RSJ sehingga
mendukung kesembuhan
pasien.

Detail

10

Bangsal Rawat
Inap

Bangsal yang dikunci selama berlangsungnya shi (pergan an


jadwal) mengurangi ndakan melarikan diri hingga 30%.

Nijman (2011)

Bangsal Rawat
11
Inap

Pengurangan sigikan terhadap pengekangan membuat


pemberian obat penenang (sedasi) pada pasien berkurang
dras s.

Bangsal Rawat
12
Inap

Kepuasan pasien terhadap pharmacotherapy sangat lebih nggi Muller, Schlosser,


pada bangsal terbuka ke mbang pasien yang nggal di bangsal Kapp-Steen, Schanz,
tertutup.
and Benkert (2002)

13

14

> Akses dari bangsal ke luar


dikunci demi keamanan pasien,
tetapi bagian dalam bangsal
dibuat terbuka sehingga pasien
dak merasa terkurung.

Roger S. Ulrich (2013)

Bangsal Rawat
Inap

Layout ruang dengan orientasi ke mur, membiarkan cahaya


mentari pagi masuk ke ruang pasien, dapat mempengaruhi
kesehatan jiwa pasien secara signikan.

Bangsal Rawat
Inap

Ruang yang tersedia jangan dibagi menjadi terlalu banyak zona,


atau menggunakan desain/penataan ruang yang sederhana. Ini A. Baker, Davies, & P.
menambah rasa aman pada pasien akibat kemudahan
Sivadon (1959)
membayangkan seluruh area pada bangsal.

Author berpendapat bahwa mengunci


pintu sebaiknya dak digunakan sebagai
solusi.

Ulrich, Quan, Zimring,


Joseph, Choudary
(2004)

> Memasukkan cahaya


matahari pagi ke bangsal
dengan pengadaan bukaan.

Potongan
> Layout ruang pada bangsal
dibuat jelas dan sederhana
dengan pola ruang memusat.

Bangsal Rawat
15
Inap

Pengaturan bangunan pada bagian pusatnya sebaiknya


membentuk central square yang digunakan sebagai tempat
pertemuan.

16 Entrance

Penambahan entrance di pusat kesehatan mental menciptakan


Gutkowski, Ginath,
aksesibilitas yang lebih baik, mengekspresikan kebebasan, dan
and Gutmann (1992)
improved unit iden y.

Fleksibilitas
17
Lingkungan

Perubahan sederhana pada pada furnitur dan nishing memiliki


Corey et al. (1986)
dampak posi f pada pasien dan sta.

Perubahan pada lingkungan memberikan


kepuasaan dampak posi f pada hasil
evaluasi pasien rawat inap.

Fleksibilitas
18
Lingkungan

Menyajikan eksibilitas lingkungan (cahaya, akus k, dan


penataan furnitur) membantu meningkatkan sense of control
yang berperan dalam menyembuhkan berbagai macam
penyakit mental.

Levin (2007)

Ruang yang mendukung pengobatan


ialah yang menyajikan lingkungan yang
eksibel dalam kongurasi serta
mendukung berbagai macam kegiatan.

Perubahan pengaturan pada ruang bersama pada unit


psikogeriatri meningkatkan penggunaan ruang.

Minde, Haynes, &


Rodenburg (1990)

19

Fleksibilitas
Lingkungan

Fleksibilitas
20
Lingkungan

21

Fleksibilitas
Lingkungan

Denah

A. Baker, Davies, & P.


Sivadon (1959)

Perubahan lingkungan sik pada desain interior di ruang


Shepley & Pasha
bangsal meningkatkan mood sta dan mengurangi absen kerja
(2013)
hingga 50%.
Menyediakan ruang komunal dengan tempat duduk yang bisa
dipindah-pindah merupakan contoh dari eksibilitas
Roger S. Ulrich (2013)
lingkungan. Tingkat stres pasien dapat berkurang karena
mereka dapat dengan leluasa mengendalikan personal space -

> Mengadakan entrance


tersendiri pada unit rawat inap

> Merancang ruang yang


memungkinkan pengaturan
furnitur yang eksibel dan
memungkinkan bagi pasien
untuk menyusun sendiri
furnitur pada wilayah
ak vitasnya.

Denah

3D

22

Fleksibilitas
Lingkungan

23 Gangguan

24 Jendela

25

Kamar Rawat
Inap

Kamar Rawat
26
Inap

27

Kamar Rawat
Inap

Remodelling meningkatkan kepuasan pasien, peningkatan self- Christenfeld R,


image dan perilaku, serta meningkatkan mood dan ketepatan Wagner J, Pastva G,
waktu staf.
et al. (1989)
Lingkungan tenang yang bebas dari gangguan teknologi
memberikan ruang dan waktu bagi pasien untuk mereeksikan HASSELL
diri.

> Meminimalisasi penyediaan


peralatan elektronik pada
lingkungan pasien.

Detail

Jendela besar dan rendah dapat meningkatkan kemampuan


sensoris serta mengurangi delirium dan paronoia.

Karlin & Zeiss (2015)

> Pengadaan jendela besar


beresiko menjadi sarana
amukan bagi pasien dan
meningkatkan potensi kabur.
Karenanya, hanya diletakkan
pada area yang memiliki resiko
rendah (berada dalam
pengawasan staf).

3D

Frekuensi sikap agresif pasien lebih nggi pada mul ple room
ke mbang private room .

Kho (1998)

Semakin nggi jumlah penghuni (4-12 orang), semakin nggi


persentase perilaku pasif terisolasi (isolated passive behaviors ). I elson, Proshanky,
Semakin sedikit jumlah penghuni (1-3 orang), semakin memicu and Rivlin (1970)
perilaku sosial pasien.
Mul ple bedroom atau kamar yang saling terhubung dapat
memberikan dampak baik bagi pasien jiwa anak-anak dan
remaja, juga orang dewasa. Beberapa gangguan jiwa seper
kelainan pola makan dan neurosis membutuhkan keberadaan
orang lain untuk mendukung kesembuhannya.

Kamar Rawat
28
Inap

Peneli lain berpendapat bahwa mul ple bedroom dapat


mencegah kecenderungan bunuh diri ke mbang single
bedroom .

Kamar Rawat
29
Inap

Keberadaan teman sekamar dapat menjadi sumber stres


ke mbang sebagai pendukung penyembuhan. Akan tetapi,
pada beberapa pasien, dapat menjadi dukungan sosial.

30

Kamar Rawat
Inap

Pada kebanyakan kasus, grup atas 5-7 orang adalah yang


terbaik bagi pasien.

Private bedroom mendukung privasi


pasien sehingga menghindarkan dari
pelaku agresif, tetapi meningkatkan
kemungkinan bunuh diri apabila dak
berada dalam pengawasan. 2-bedroom
HASSELL
menimbulkan in midasi satu sama lain,
tetapi kemungkinannya mengecil apabila
ruang ak vitas individu dibuat luas.
Shared bedroom lebih mendukung
kesembuhan dan meningkatkan interaksi
Shepley & Pasha
> Memberikan alterna f dua
sosial, tetapi privasinya berkurang.
(2013)
jenis mul ple bedroom , yaitu
untuk 3 orang dan untuk 6
Ulrich, Quan, Zimring,
orang, untuk memberikan
Joseph, Choudary
pilihan bagi pasien sesuai
(2004)
kondisinya. Pada kamar untuk
6 orang pasien, terdapat
Grup <4 menimbulkan hubungan
pengaturan layout ruang yang
personal yang baik, tetapi menjadi kesal
khusus agar se ap individu
apabila salah satunya digan kan. Grup
dapat terjaga privasinya
>8 membuat pasien lebih mandiri. 2
meskipun berada pada
A. Baker, Davies, & P.
orang cenderung mens mulasi reaksi
mul ple bedroom .
Sivadon (1959)
emosional. 3 orang rawan menciptakan
rasa keterasingan bagi salah satunya. 6
orang adalah jumlah yang paling
direkomendasikan.

Denah

31

Kamar Rawat
Inap

Kamar dengan banyak penghuni memicu pasien untuk belajar


nggal dengan orang lain dan melawan kecenderungan mereka
K.J. Gergen & M.M.
dari jatuh dalam depresi. Sebaliknya, mereka juga
Gergen
membutuhkan privasi dan butuh perasaan dak diawasi dan
dak dikontrol oleh sekitarnya.

32

Kamar Rawat
Inap

Penentuan privasi dan pengaturan kepadatan pasien dalam


kamar, dipadankan dengan desain yang tegas, kohesif, dan
menenangkan, dapat mendukung penyembuhan.

33

Kamar Rawat
Inap

Kamar Rawat
34
Inap

2-bed room memaksa in masi sosial yang bisa jadi akan


mengin midasi dan merugikan interaksi.

Izumi (1968)

Wolfe (1975)

Ulrich, Quan, Zimring,


Single bedroom lebih baik dalam mengakomodasi pengunjung
Joseph, Choudary
(keluarga) ke mbang mul ple bedroom .
(2004)

35

Kamar Rawat
Inap

Single bedroom meningkatkan privasi dan mengurangi


gangguan serta insiden yang dapat terjadi pada mul ple
Jocelyn M. Stroupe
bedroom . Lingkungan juga lebih tenang, membuat dur
(2014)
kualitas menjadi lebih baik dan mengurangi ngkat pergolakan
pada beberapa pasien.

36

Kamar Rawat
Inap

Pasien lebih memilih kamar yang familiar (homelike ) daripada


yang penuh dengan dekorasi.

Karlin & Zeiss (2015)

Pengaturan furnitur dan keberadaan sculpture atau karya seni


meningkatan interaksi sosial antarpasien.

Mehrabian &
Diamond (1971)

37 Karya Seni

38 Karya Seni

39 Karya Seni

Berkreasi dengan seni maupun melihat karyanya dapat


membantu pasien schizophrene mendapatkan sense of self,
meningkatkan self-esteem, dan mengimprove kompentensi
sosialnya.
Pasien merespon posi f terhadap lukisan yang
menggambarkan alam ke mbang lukisan abstrak yang
berantakan.

40 Karya Seni

Gaya seni yang berantakan dapat meningkatkan stres dan


memperburuk kondisi pasien.

41 Karya Seni

Karya seni yang menenangkan, dak memicu emosi,


mengurangi kecemasan. Misalnya menggambarkan
pemandangan alam.

> Menyediakan 2bedroom sebagai pilihan


dengan membuat ruang yang
cukup luas bagi dua orang (4048 meter persegi) agar dak
menimbulkan rasa in midasi.

Denah

> Menyediakan single


bedroom sebagai pilihan bagi
pasien sesuai dengan kondisi
dan permintaan keluarga.

Denah

> Membuat kamar rawat inap


dengan homelike environment .

3D

> Menyajikan karya seni


berupa lukisan pemandangan
alam maupun lukisan lain yang
sifatnya menenangkan.

Detail

Teglbjaerg (2011)
Ulrich, Quan, Zimring,
Joseph, Choudary
(2004)
Ulrich, Quan, Zimring,
Joseph, Choudary
(2004)
Karlin & Zeiss (2015)

42 Karya Seni

Seni realis menggambarkan lansekap bermanfaat dalam


mengurangi kecemasan dan pergolakan pada pasien. Bahkan
Jocelyn M. Stroupe
berpengaruh pada pengurangan penggunaan obat hingga 4000 (2014)
hingga 27000 dolar.

43 Kebisingan

Kebisingan dapat meningkatkan stres pada pasien,


meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung. Ini biasanya
terjadi pada kamar dur dengan dua atau lebih tempat dur
yang mana kebisingan dapat di mbulkan dari pasien lain dan
staf.

Ulrich, Quan, Zimring,


Joseph, Choudary
(2004)

44 Kebisingan

Kamar yang menggunakan material kedap suara ngkat nggi


meningkatkan kualitas dur pasien sebesar 24%.

Kroll (2005)

45 Keselamatan

Desain an -ligatur, permukaan an -slip, akses universal,


ergonomis, dan kesesuaian dengan standar konstruksi
bangunan meningkat keselematan bagi pasien dan staf.

HASSELL

46 Keselamatan

Koridor lebar dengan ruang berkumpul memudahkan


pengawasan pasien bagi staf.

HASSELL

47 Keselamatan

Single-loaded corridor dengan pemandangan langsung ke arah


ruang luar membuat staf dapat mengerjakan pekerjaannya
HASSELL
sembari mengawasi ak vitas pasien.

48 Koridor

Koridor yang panjang dan bergema memberikan pengalaman


distorsi persepsi ruang bagi beberapa pasien jiwa.

Penambahan cahaya, membuka tangga, penggunaan warna


cerah, meningkatkan suasana terapi.

Gutkowski, Ginath,
and Gutmann (1992)

Lingkungan yang mendukung penyembuhan ialah yang memiliki


51 Lingkungan Fisik akses terhadap cahaya alami (cahaya matahari) dan ruang luar, Levin (2007)
serta yang terdapat karya seni terkait alam.
Lingkungan sik mendukung perilaku yang lebih beradab dan
mengurangi kemungkinan bunuh diri dengan menghindarkan
52 Lingkungan Fisik elemen-elemen yang dapat memicu bunuh diri dari jangkauan
pasien. Aspek lingkungan lain seper nature art dapat
mengurangi stres, agresi, dan perilaku patologis.

Detail

> Menerapkan standar aspekaspek keselamatan pada RSJ.

Detail

> Penerapan single-loaded


corridor yang lebar, jelas, dan
dak terlalu panjang.

3D

Karlin & Zeiss (2015)

Trend yang sudah banyak digunakan pada desain RSJ


kontemporer menyajikan lingkungan yang mendukung
49 Lingkungan Fisik
Levin (2007)
kesembuhan pasien, menyingkat waktu opname, dan membuat
pasien mau bekerja sama dalam pengobatannya.
50 Lingkungan Fisik

> Menggunakan elemen


peredam suara.

Gabb, Speicher, and


Lodl (1992)

Trend yang dimaksud ialah pencahayaan


> Penerapan trend yang sudah
alami, akses dan view ke luar ruang,
umum seper pencahayaan
serta penyajian nature artwork .
alami, akses ke alam, dan
penyajian nature artwork .

> Menyediakan akses terhadap


cahaya matahari dan ruang
luar serta meletakkan karya
seni menggambarkan alam.

Detail

Detail

Lingkungan sik mempengaruhi kenyamanan klien,


pembentukan hubungan, komunikasi dan keterbukaan diri,
53 Lingkungan Fisik
membentuk impresi pada kredibilitas, kemampuan, dan
keahlian terapis, serta pengendalian stres dan kecemasan.

Shepley & Pasha


(2013)

> Meningkatkan kualitas ruang


dalam dengan menerapkan
atribut-atribut desain.

Detail

> Menyediakan penanda yang


jelas pada lingkungan rumah
sakit untuk meningkatkan
kemandirian pasien.

Detail

> Memaksimalkan penggunaan


cahaya alami maupun buatan
pada ruangan, namun dak
berlebihan. Diutamakan
mamasukkan cahaya alami ke
dalam ruangan.

Potongan

Kualitas lingkungan ruang dalam yang di ngkatkan


Singh, Syal, Grady,
54 Lingkungan Fisik berpengaruh dalam mengurangi absensi yang diakibatkan oleh
Korkmaz (2010)
asma, alergi pernapasan, depresi, dan stres.
Pasien yang berada di rumah sakit yang menyediakan bantuan
Ulrich, Quan, Zimring,
orientasi pada pintu masuk (admission) lebih mandiri dan dak
55 Lingkungan Fisik
Joseph, Choudary
meminta banyak hal kepada pegawai (perawat) ke mbang
(2004)
pasien yang dak diinformasikan.

56 Pencahayaan

Cahaya terang (alami ataupun buatan) dapat menyembuhkan


pasien depresi, agitasi, gangguan dur, demen a jangka
panjang, bipolar seasonal aec ve disorder.

Ulrich, Quan, Zimring,


Joseph, Choudary
(2004)

57 Pencahayaan

Sorotan cahaya pagi lebih efek f dalam menurunkan ngkat


depresi ke mbang cahaya sore.

Ulrich, Quan, Zimring,


Joseph, Choudary
(2004)

58 Pencahayaan

Ruangan dengan cahaya berlebihan menimbulkan


ke daknyamanan.

HASSELL

59 Pencahayaan

60

Pengaturan
Furnitur

Pengaturan
61
Furnitur

Pengaturan sociopetal (berhadapan satu sama lain) lebih


efek f dalam interaksi ke mbang sociofugal (paralel/sejajar).

Holahan (1972, 74,


49)

Pengaturan tempat duduk secara sociopetal (menghadap satu


sama lain) mendukung interaksi yang lebih efek f dibanding
Holahan (1972, 74,
secara sociofugal (sejajar) atau pengaturan bebas (sesuka
49)
pasien).
Susunan furnitur melingkar pada kelompok kecil mendorong
sosialisasi.

Karlin & Zeiss (2015)

63 Perilaku

Pasien sering menggunakan / mendatangi ruang bersama dan


ruang TV, selain lorong yang berdekatan dengan jendela atau
stasiun perawat.

Fairbanks et al. (1977)

64 Perilaku

Pasien menggunakan area yang terdapat furniture secara


berkala.

62

Pengaturan
Furnitur

Paparan cahaya matahari mengurangi jangka waktu rawat inap Beauchemin KM &
bagi pasien bipolar.
Hays P. (1996)

174 pasien dengan gejala depresi


ditempatkan di ruangan yang terpapar
sinar matahari dan dak. Pasien yang
nggal di ruangan yang cerah memiliki
rata-rata waktu opname 16.9 hari dan
19.5 hari bagi pasien yang nggal di
kamar gelap.

Fairbanks et al. (1977)

> Menerapkan pengaturan


sociopetal pada ruang
konseling dan ruang terapi.

> Menyediakan ruang komunal


yang dekat dengan stasiun
perawat (untuk

Denah

65 Perilaku

Sta sering mengasingkan diri mereka di stasiun perawat atau


lorong yang dekat dengannya.

Fairbanks et al. (1977)

66 Perilaku

Perilaku dak pantas terjadi paling sering ke ka pasien


sendirian dan berkurang ke ka ada pasien lainnya.

McGuire (1977)

67 Perilaku

Pasien cenderung bersikap agresif di tempat yang banyak


terdapat pasien lainnya.

Palms erna, Hui eld,


& Wistedt (1991)

68 Privasi

69 Privasi

70 Ruang Komunal

71 Ruang Komunal

Pengendalian terhadap privasi dapat mengarahkan kepada


interaksi sosial yang sehat yang dapat mendukung program
penyembuhan.

Perokok, pengungsi, ibu hamil, dan pasien demen a perlu


dipisah terkait privasi atau keamanan.

HASSELL

Ruang makan menjadi tempat dengan insiden perilaku agresif


ter nggi dibanding tempat lainnya.

Fo rel (1980); Hunter


& Love (1996);
Kennedy, Harrison,
Hillis, & Bluglass
(1955)

Menyediakan single bed room dapat meningkatkan interaksi


antarpasien dan menurunkan ngkat stres dengan
menyediakan suatu ruang bersama dengan furnitur yang
nyaman dan dirancang untuk sekelompok kecil orang.

Pada ruang konseling, aspek sosial menjadi pen ng dalam


72 Ruang Konseling menciptakan kenyamanan, hubungan, dan komunikasi pada
pasien yang dapat meningkatkan ngkat kesembuhan.

73 Ruang Merokok

Novonta, Urbanoski,
& Rush (2011)

Pengadaan ruang khusus merokok dak memberikan dampak


signikan dalam mengurangi perilaku mengganggu pasien.

Observasi staf perawat terhadap pasien meningkat setelah


74 Stasiun Perawat menghilangkan kaca pembatas. Tetapi dak meningkatkan
interaksi pasien-perawat.

Program penyembuhan: mengurangi


penggunaan obat, meningkatkan
kesehatan sik, feeling good about
oneself , interaksi dengan sekitar, dan
persiapan untuk hidup mandiri.

Jocelyn M. Stroupe
(2014)

Crockford, Kerfood,
and Currie (2009)

McGuire (1977)

Kroll (2005)

Terdapat hubungan langsung antara


ndakan agresif pasien dan pelarangan
merokok. (Lu Chou & Mao, 2002)

Denah

> Mengendalikan kebutuhan


privasi pasien, terutama pada
mul ple bedroom .

Denah

> Menyediakan area-area


khusus bagi orang-orang
dengan kebutuhan privasi
khusus.

Denah

> Menyediakan ruang komunal


yang dak terlalu besar,
terbatas untuk 10-12 orang.

Ulrich, Quan, Zimring,


Joseph, Choudary
(2004)

Ada perubahan posi f yang signikan pada psikologis, perilaku,


Edwards and Hults
75 Stasiun Perawat dan sosial efek setelah pari si kaca disingkirkan dari nurse
(1970)
sta on unit psikiatri di sebuah VA Hospital.
Ruang penyimpanan dan persediaan diletakkan dekat dengan
76 Stasiun Perawat
stasiun perawat untuk mengurangi jarak tempuh perawat.

mengakomodasi
kecenderungan perilaku pasien
dan memudahkan
pengawasan) untuk kelompok
orang yang dak terlalu
banyak.

> Menerapkan pengaturan


secara sociopetal untuk
menciptakan kenyamanan,
hubungan, dan komunikasi
antara konselor/dokter dengan
pasien.
> Ruang merokok tetap
disediakan untuk alasan
kesehatan, terutama pada areaarea publik seper unit
outpa ent.
> Tidak menggunakan kaca
pembatas pada stasiun
perawat untuk
memaksimalkan pengawasan
dan meningkatkan perilaku
sosial pada pasien.
> Meletakkan ruang
penyimpanan dekat dengan
stasiun perawat.

3D

Denah

Denah

3D

Denah

Unit Anak dan


77
Remaja

Kelompok ruang rawat inap yang lebih kecil mengurangi


vandalisme dan pencurian pada pasien, serta meningkatkan
rasa kepemilikan, kompetensi, dan kepuasaan pada sta.

> Menyediakan shared room


untuk 3-4 orang dan private
room .

Denah

2-bed room dak menimbulkan rasa saling in midasi dan


berdampak buruk dalam interaksi sosial karena membutuhkan Wolfe (1975)
luas ruangan lebih dari dua kali lipat dari private room.

> Menyediakan 2bedroom sebagai pilihan


dengan membuat ruang yang
cukup luas bagi dua orang (4048 meter persegi) agar dak
menimbulkan rasa in midasi.

Denah

Kelompok orang dengan anggota yang lebih sedikit mengurangi


vandalisme, pencurian, dan sikap tak beradab pada pasien,
Wilson, Soth, and
serta meningkat rasa memiliki, kompetensi, dan kepuasaan
Robak (1992)
pada staf.

> Menyediakan ruang komunal


untuk kelompok orang yang
sedikit.

3D

> Membuat ruang yang


interak f bagi anak serta
menyediakan ruang bermain.

3D

78

Unit Anak dan


Remaja

Pasien anak pada single-bed room berada di dalam kamarnya


lebih sering, disusul oleh anak pada mul -bed room (3 dan 4),
lalu anak pada 2-bed room.

79

Unit Anak dan


Remaja

Penggunaan kamar dan perilaku interak f berkurang ke ka


jumlah tempat dur pada kamar bertambah.

80

Unit Anak dan


Remaja

Unit Anak dan


81
Remaja

82

Unit Anak dan


Remaja

Wilson, Soth, and


Robak (1992)

Gangguan posi f yang menarik perha an membuat anak-anak


menjadi lebih resep f terhadap upaya penyembuhan.

Wolfe (1975)

Wolfe (1975)

Jocelyn M. Stroupe
(2014)

Unit Anak dan


83
Remaja

Ruang bermain merupakan material pen ng dalam mengurangi


Jocelyn M. Stroupe
tekanan dan kecemasan anak-anak dengan membiarkan
(2014)
mereka belajar dan bereksplorasi di sana.

84 Unit Geriatri

Koridor yang lebih pendek lebih memudahkan bagi pasien


lansia dalam navigasi dan membatasi gema.

Karlin & Zeiss (2015)

> Koridor jelas dan pendek.

85 Unit Geriatri

Iluminasi yang lebih nggi dibutuhkan bagi lansia, terutama


bagi yang memiliki demen a.

Karlin & Zeiss (2015)

> Memaksimalkan penggunaan


cahaya, terutama cahaya
alami.

86 Warna

Efek warna pada lingkungan kesehatan sangat sedikit. Respon


individu terhadap warna dipengaruhi oleh budaya, siologis,
dan psikologisnya.

Tidak ada buk yang menunjukkan kaitan


Toe, Schwarx, Yoon, langsung antara warna dan respon
& Max-Royale (2004) emosional ataupun warna dapat menjadi
pemicu emosional.

Denah

Potongan

87 Warna

88 Warna
89 Warna

Warna cerah mendukung sosialisasi pasien ke mbang warna


gelap

Warna yang lebih cerah (pu h, abu terang, warna-warna muda)


kurang memicu dan kurang dominan ke mbang warna gelap
(abu-abu dan hitam).
Warna gelap atau cerah dak berpengaruh pada perilaku selain
interaksi sosial.

Holahan & Saegert


(1973)

> Menggunakan warna yang


sudah menjadi trend pada
bangunan kesehatan, yaitu
warna-warna cerah.

Detail

> Menggunakan warna biru


hangat pada tempat-tempat
yang membutuhkan
ketenangan seper kamar
rawat inap.

Detail

> Memberikan kode warna


pada koridor-koridor sebagai
pengarah dan way nding .

Detail

> Membuat wilayah ak vitas


yang cukup luas bagi ap
pasien.

3D

Call and Jantzen


(2012)
Holahan & Saegert
(1973)

90 Warna

Warna yang paling membuat orang merasa tenang adalah biru. HASSELL

91 Warna

Tone biru hangat memberikan efek menenangkan karena


panjang gelombangnya yan pendek. Cocok digunakan pada
area yang membutuhkan ketenangan paling nggi.

Gutheil TG & Daly M


(1980)

92 Warna

Warna biru-hijau memberikan dampak nega f pada mood


pasien depresi dan mengurangi energi mereka.

Gutheil TG & Daly M


(1980)

93 Warna

Pemberian kode warna dalam lingkungan RSJ dapat membantu Wildgoose, Rae,
dalam mengarahkan orientasi dan menjadi bagian dari strategi Hallwell, and
way nding .
Davidson (2005)

Individu yang wilayah ak vitasnya lebih besar (hingga 96.9 m2)


memiliki kepuasaan hidup yang lebih nggi, a tud yang lebih
Townley, Kloos, and
94 Wilayah Ak vitas posi f mendukung penyembuhan, dan menurunkan sense of
Wright (2009)
community ke mbang yang jangkauan wilayah ak vitasnya
terbatas (0,16 m2).

You might also like