You are on page 1of 4

Problem

medik
CKD st.V

Hipertensi

S/O
Sub:
Riwayat
penyakit.
Objektif:
Nilai GFR <
15
TD

Terapi

Analisa

Hemodialisis

Kaptopril

DM tipe 2

GDS

Glurenorm

Keterangan

Pasien CKD stage V disarankan terapi dengan


hemodialisis 3 kali dalam seminggu (Dipiro, hal 772)

Diltiazem

DRP

Merupakan obat gol. ACEI

Mekanisme: Pengambat yang bersifat kompetitif;


mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat; Hasil di tingkat yang lebih
rendah dari angiotensin II yang menyebabkan peningkatan
aktivitas renin plasma dan penurunan sekresi aldosteron
(DIH 17th edition)
Terapi pilihan untuk hipertensi dengan DM (DiPiro 9th,
halaman 97).
Kaptopril juga dapat digunakan pada pasien dengan

nepfropati diabetik
Dosis: Dosis: 25 mg, 2-3x/hari. Jika tekanan darah belum
terkontrol setelah 1-2 minggu, dosis dapat ditingkatkan
hingga 50 mg, 2-3x/hari. Diminum 1 jam sebelum makan
untuk memaksimalkan aborbsi (AHFS, 2011).
Diltiazem merupakan obat antihipertensi golongan CCB
atau kalsium antagonis yang menghambat / memblok
perpindahan ion kalsium masuk melalui kanal lambat dari
membran sel aktif (BNF 61)
Dosis diltiazem pada pasien gangguan ginjal harus dimulai
dari dosis terkecil (stepping up) (BNF 61:129)
Glurenorm / Gliquidone merupakan OAD golongan
sulfonilurea yang diberikan secara oral pada DM tipe 2.
(Martindale, 2009)
Obat ini hanya 5% dari dosisnya diekskresi lewat urin
(Martindale, 2009).
Diberikan dosis awal 15 mg/hari dalam dosis tunggal 30
menit sebelum sarapan.
Dosis mungkin dapat ditingkatkan menjadi dosis biasa 45
60 mg/hari dalam 2-3 kali dosis terbagi, dosis terbesar
diambil pagi hari dengan sarapan (Martindale, 2009).

Plan:
Hiperkalemia pada pasien
Terapi dilanjutkan
gangguan fungsi ginjal, CHF,
atau diabetes mellitus dan
Monitoring:
menerima obat yang dapat
Tekanan darah dan fungsi ginjal,
meningkatkan konsentrasi
serta kadar glukosa darah.
kalium serum (misalnya, hemat
kalium diuretik, suplemen
Informasi:
kalium, potasium mengandung
17th
Hindari makanan yang dapat memicu
pengganti garam). (DIH
edition)
naiknya tekanan darah
ES batuk kering
Diet rendah garam
Berhenti minum alkohol dan merokok
Olahraga ringan secara teratur
Banyak minum air putih
Plan:
Terapi dilanjutkan
Monitoring:
Tekanan darah pasien
DM tipe 2 tidak mampu
memproduksi insulin

Plan :
Terapi OAD dilanjutkan dan
ditambah pemberian insulin
Monitoring :
Monitoring gula darah sewaktu
ataupun puasa, gejala komplikasi
diabetes, hipoglikemik dan
hipokalemik.


Insulin Actrapid

Febris

Suhu tubuh

Paracetamol

Ensefalopati

Hemodialisis
Antihipertensi
Antidiabetes

Anemia

CKD st V
DM tipe II
Serum

kreatinin >
2,5 mg/dl
Badan lemas
Hb

Hiperurisemia

Asam urat

Allopurinol

Transfusi PRC 1
kolf/hari

Dosis tunggal diatas 60 mg and dosis harian diatas 180 mg


tidak direkomendasikan.
Merupakan human insulin yang mekanisme kerjanya
dalam pankreas manusia yang mempengaruhi
metabolisme karbohidrat (terutama gula), lemak, dan
protein. Digunakan untuk memperbaiki kadar gula
pasien. Actrapid adalah insulin pengganti yang sangat
mirip dengan insulin yang dibuat oleh pankreas.
Mekanisme kerja actrapid yaitu memfasilitasi masuknya
glukosa kedalam oto adiposa dan jaringan lain melalui
transporter heksosa termasuk GLUT 4 (DIH, 2008)
Efek samping: hipokalemia hipoglikemi dan tidak boleh
digunakan pada orang yang hipersensitif. (A to Z)
Dosis: penggunaan actrapid 0,3-1 IU/kg BB per hari dan
disuntikkan secara subkutan, Actrapid diberikan 30
menit sebelum makan.Injeksi: 500 mg jika sakit timbul,
berikutnya 500 mg tiap 6-8 jam, maksimal sebanyak 3
kali sehari dan diberikan dapat secara intramuskuler
(I.M) atau intravena (I.V).
PCT merupakan obat yang dapat digunakan untuk
mengobati demam ringan sampai sedang (DIH, 2008).
PCT menghambat prostaglandin di CNS tetapi tidak
memiliki efek antiinflamasi di perifer; mengurangi demam
melalui tindakan langsung di pusat regulasi panas
hipotalamus

Plan:
Terapi dilanjutkan
Monitoring:
Monitoring kadar gula darah untuk
mencegah adanya komplikasi diabetes
Informasi:
Actrapid disuntikkan 30 menit sebelum
makan (BNF 58, 2009).

Plan:
Diberi bila perlu
Monitoring:
Suhu tubuh
Plan:
Terapi dilanjutkan
Monitoring:
Kadar asam urat, gula darah, fungsi
ginjal, dan tekanan darah
Informasi:

Plan:
Terapi tetap dilanjutkan
Monitoring:
Kadar Hemoglobin, albumin, dan
elektrolit
Allupurinol adalah obat untuk indikasi terapi profilaksis
Allopurinol berinteraksi dengan Plan:
Terapi dihentikan
gout, asam urat, batu calcium oksalat pada ginjal. Dosis
actrapid
(insulin)
mula 100 mg/ hari, untuk kondisi sedang 200 mg/ hari
menyebabkan
penurunan Monitoring:
Kadar asam urat
(BNF hal 582).
kontrol
glikemi
bagi
Informasi:
Transfusi PRC ditujukan untuk meningkatkan kadar
hemoglobin. Batas waktu transfusi PRC dimulai dari 30
menit sampai empat jam sesudah kantong darah
dikeluarkan dari dalam lemari pendingin.

penderita diabetes (stockley, Diet rendah purin dengan tidak


Mekanisme kerja allupurinol adalah menghambat enzin
2005, p 540).
xantin oksidase yaitu enzim yang mengubah hipoxantin
mengkonsumsi makanan seperti

Data
lab kadar asam urat normal
menjadi dan xantin dan asam urat (DIH).
rempelo, ati, daging, mlinjo
KI : Hipersensifitas terhadap allopurinol (DIH edisi 17).
Penggunaan allopurinol sebaiknya
diminum 1 x sehari pada malam hari
sebelum tidur.
Dosis:oral, gout/ hyperuresemia : 100-800 mg sehari.
Untuk kekuatan >300 mg dalam dosis terbagi (DIH edisi
17).
Dosis allopurinol untuk pasien CKD stage V (Clcr < 15
ml/menit) maksimal 100 mg dalam sehari (BNF 58,
2009, p 816 dan DIH, 2008).
Perhatian: Wanita hamil dan menyusui, gunakandengan
hati-hatipada pasien dengangangguan fungsi ginjal (DIH
edisi 17).
Efek Samping : SSP (sakit kepala, pusing, kelelahan), GI
(mual, muntah, diare) (A to Z).
Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar (20-25o C) dan
terlindung dari cahaya (DIH edisi 17).
Batuk kering
Infeksi

Leukosit

Cefazolin

Gangguan
GI

Subyek:
Keluhan
pasien
Objektif:
mual muntah

Ranitidin 2x1
ampul

Merupakan efek samping dari


penggunaan kaptopril.

Plan:
Disarankan banyak minum air putih

Penatalaksanaan pasien CKD


dengan gangguan
gastrointestinal (anoreksia,
mual, muntah, diare, tukak
saluran cerna akibat
hipersekresi asam lambung)
yaitu dengan pengaturan diet,
pemberian antasida sirup pada
saat dispepsia, H2-blocker
(contohnya ranitidine), serta
dialysis (Widyati, 2014).
Selain itu, ondansentron
antiemetik biasanya digunakan
pascaoperasi sedangkan mual
muntah pada pasien dalam
kasus ini hanya dikarenakan

Plan:
Terapi tetap dilanjutkan.
Monitoring:
Monitoring serum kreatinin dan
fungsi ginjal.
Informasi:
- Hindari mengkonsumsi alkohol.
- Hindari mengkonsumsi makanan yang
asam dan pedas.

Golongan: obat H2 bloker (A to Z).


Indikasi: ulkus berulang pasca operasi, perdarahan saluran
cerna atas, menceghah induksi stress ulcer, dan
mengobatigejalasakit maagyang berhubungan
dengangangguan pencernaandan asam lambung (DIH,
2008). Ranitidin digunakan untuk mengobati GERD,
mengobati dan mencegah luka/tukak di lambung dan
usus (A to Z).
Mekanisme Kerja: Mengurangi jumlah asam lambung.
Ranitidin bekerja dengan memblok histamin pada H2
Reseptor secara reversibel dan kompetitif, khususnya
pada sel parietal lambung, menyebabkan penghambatan
sekresi lambung (AHFS, 2008).
Dosis:
- GI:

Badan Lemas

Keluhan
Pasien

Neurovit E

Oral: 150 mg dua kali sehari, I.M.: 50 mg every 6-8


hours, I.V.: Intermittent bolus or infusion: 50 mg every
6-8 hours (DIH, 2008).
- Renal Impairment: Clcr<50 mL/menit:
Oral: 150 mg sekali sehari. I.V.: 50 mg setiap 18-24 jam
(DIH, 2008).
Efek samping: dapat menyebabkan terjadinya sedikit
peningkatan serum kreatinin (A to Z).
Komposisi Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vit B12 200
mcg, vit E 50 mg (MIMS)

stress ulcer dan symptom dr


beberapa penyakit Sehingga
pada pasien ini disarankan
hanya menggunakan ranitidin
untuk mengatasi gangguan
gastrointestinalnya.

Plan:
Terapi dilanjutkan.

You might also like