Professional Documents
Culture Documents
Page | 1
Page | 2
7. Sedimentologi
Ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk batuan endapan (batuan
sedimen), meliputi klasifikasi, jenis dan macamnya, serta
pembentukannya.
8. Geologi Struktur
Ilmu yang mempelajari bentuk dan konfigurasi batuan di kerak bumi yang
terdeformasi, dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser, atau terlipat
menjadi pegunungan lipatan, serta hubungannya dengan jenis-jenis
batuan yang terbentuk di kerak bumi. Deformasi itu sendiri adalah
perubahan bentuk, dimensi, dan posisi dari suatu materi baik merupakan
bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala waktu dan ruang.
9. Geologi Pertambangan
Ilmu yang mempelajari tentang kandungan mineral atau bahan-bahan
tambang yang memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan
industri atau keperluan lainnya.
10. Geomorfologi
Ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi dan proses-proses alam yang
membentuknya, menganalisis dan menginterpretasi sejarah bentang
alamnya, serta pengaruhnya terhadap kondisi setempat.
11. Geologi Minyak
Ilmu yang mempelajari tentang kemungkinan adanya bahan fosil yang
dapat dipergunakan sebagai bahan bakar (sumber energi) seperti halnya
minyak dan gas bumi.
12. Geofisika
Ilmu yang mempelajari tentang pembentukan keadaan permukaan bumi
dan atmosfer seperti perubahan iklim dan beberapa sifat-sifat fisik bumi
secara keseluruhan termasuk gempa, gaya berat, gaya magnet, gradien
suhu, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
13. Geokimia
Ilmu yang mempelajari komposisi (kimia) dalam bumi, keberadaan unsurunsur isotop di bumi, penyebaran unsur-unsur tertentu di berbagai tempat,
sistem penyusun bumi yang dilihat dari aspek kimia seperti kelarutan dan
karakteristik unsur dalam tanah.
14. Geologi Sejarah
Page | 3
Mineral
Talc
Gypsum
Calcite
Fluorite
Apatite
Orthoclase
Quartz
Topaz
Corundum
10
Diamond
Penggolongan Mineral
Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral
Silikat dan Non-silikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya
beberapa yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral
tersebut dinamakan Mineral Pembentuk Batuan atau Rock Forming
Minerals, yang merupakan penyusun utama batuan kerak dan mantel
Bumi.
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat,
Oksida, Sulfida, Karbonat dan Sulfat:
1. Mineral Silikat
Page | 7
Mineral Oksida
Terbentuk dari persenyawaan langsung dari oksigen dan tertentu.
Dengan susunan lebih sederhana lebih sederhana dari silikat
kemudian mineral oksida lebih keras dibanding mineral lainnya
kecuali silikat dan lebih berat kecuali sulfida. Adapun mineralmineral oksida yang paling umum adalah korondum (Al2O3), es
(H2O), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
Mineral Sulfida
Terbentuk dari persenyawaan antara unsur sulfida seperti perak,
tembaga dan merkuri. Beberapa mineral ini memiliki nilai yang
ekonomis seperti pirit (FeS2), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).
Mineral-Mineral Karbonat dan Sulfat
Persenyawaan dari ion (CO3)2- atau yang disebut dengan karbonat.
Misal CaCO yang biasa disebut kalsit. Mineral ini merupakan
penyusun utama dari mineral sedimen.
Page | 9
5.
6.
7.
8.
3. Batuan
Jenis batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu Batuan
Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Malihan atau Metamorfis. Penelitian yang
dilakukan oleh para ahli menyimpulkan bahwa batuan beku merupakan nenek
moyang dari batuan lainnya melalui gambaran tentang permukaan luar bumi
yang terdiri dari batuan beku yang seiring dengan berjalannya waktu
terbentuklah kelompok-kelompok batuan lainnya. Proses perubahan
kelompok batuan menjadi kelompok batuan lain dinamakan daur batuan.
James Hutton menjelaskan bahwa dalam daur batuan tersebut terjadi oleh
pendinginan dan pembekuan magma yang berupaka lelehan silikat yang dapat
terjadi di bawah atau di atas permukaan bumi melalui erupsi gunung berapi.
Saat batuan beku tersingkap di permukaan, maka akan bereaksi dengan
atmosfir dan hidrosfir sehingga terjadi proses pelapukan.
Batuan akan mengalami proses penghancuran dan kemudian akan
terpindahkan atau tergerak oleh berbagai macam proses alam seperti aliran
alir, hembusan angin, gelombang pantai, maupun gletser. Media pengangkut
tersebut dikenal sebagai alat pengikis, yang dapat membawa fragmen atau
bahan yang larut ke tempat-tempat tertentu berupa sedimen dan berupaya
untuk meratakan permukaan bumi. Kemudian terjadi perubahan dari batuan
Page | 10
lepas menjadi batuan yang keras melalui pembebanan dan perekatan oleh
senyawa mineral dalam larutan menjadi batuan sedimen. Batuan-batuan
tersebut akan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru sehingga
terbentuklah batuan malihan atau metamorfis.
Daur Batuan (Siklus Batuan)
Panah-panah dalam gambar menunjukkan bahwa jalannya siklus dapat
terganggu dengan adanya jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari
batuan beku menjadi batuan metamorfis, atau batuan metamorfis menjadi
batuan sedimen tanpa melalui pembentukan magma dan batuan beku. Batuan
sedimen dapat kembali menjadi sedimen akibat tersingkap ke permukaan dan
mengalami proses pelapukan.
C. Batuan Beku
Batuan beku adalah bebatuan yang merupakan hasil pembekuan dari batuan
cair yang sangat panas di dalam perut bumi (magma) dan lava. Berdasarkan
proses terbentuknya, batuan beku diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu (a)
Batuan dalam, batuan yang membeku di dalam secara lambat (b) Batuan
korok, batuan yang membeku di daerah korok (c) Batuan leleran, batuan yang
membeku di permukaan bumi secara tiba-tiba.
Jenis batuan beku biasanya akan keluar sampai permukaan bumi, ketika
proses vulkanisme berlangsung. Pada saat itu, gunung memuntahkan material
material yang salah satunya merupakan bebatuan. Ada beberapa contoh
bebeatuan beku yang dapat kita lihat, di antaranya adalah:
1. Batu Apung
Batu apung terbentuk dari pembekuan gelembung gelembung magma
yang berbentuk gas. Batu ini berwarna keabu abuan dan memiliki pori
pori di seluruh permukaannya. Selain itu, batu ini juga mengapung karena
beratnya yang ringan. Pada umumnya batu apung digunakan dalam bidang
industry atau rumah tangga sebagai alat penggosok panci.
2. Obsidian
Batu obisidian adalah batu yang terbentuk dari magma yang telah
mencapai permukaan (lava) yang membeku dengan sangat cepat. Batu ini
berwarna hitam dan bening seperti kaca. Batu obisidian sering digunakan
sebagai mata tombak, panah dan alat pemotong pada masa purba kala.
3. Granit
Batuan granit terbentuk dari magma yang mendingin secara lambat di
bawah permukaan bumi. Batu ini tersusun dari Kristal Kristal yang
Page | 11
berwarna putih, abu abu, dan jingga. Batu granit digunakan untuk
keperluan bahan bangunan.
4. Basalt
Batuan basalt terbentuk dari lava yang kandungan gasnya telah menguap.
Batuan ini memiliki permukaan yang berongga dan tersusun atas Kristal
berwarna hijau keabu abuan. Batuan basalt dimanfaatkan sebagai bahan
baku industri poles, bahan bangunan, dan lain lain.
Page | 12
5. Diorit
Diorit adalah batuan hasil dari peleburan lantai samudra. Batuan ini
berwarna putih yang bercampur dengan warna kelabu atau hitam. Diorit
digunakan sebagai ornamaen pada dinding maupun lantai.
6. Andesit
Batu andesit terbentuk dari hasil lelehan lava. Batuan ini memiliki tekstur
yang halus dan berwarna merah, jingga, abu abu dan hijau. Batu ini
dimanfaatkan sebagai batu nisan, cobek, arca, patung, dan lain lain.
7. Gabro
Gabro hasil dari magma yang membeku di dalam gunung. Batu ini
memiliki warna hitam dan abu abu. Struktur batuan gabo tidak memiliki
rongga ataupun retakan retakan. Batu ini dimanfaatkan sebagai pelapis
dinding.
D. Batuan Sedimen
Batuan endapan atau sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk dari hasil
endapan atau pelapukan yang kemudian mengeras menjadi batu. Ada
beberapa contoh batuan endapan atau sedimen yang bisa kita temukan, di
antaranya adalah:
1. Konglomerat
Batu ini terbentuk dari bahan bahan yang terlepas dari batuan lain
karena beratnya, yang kemudian saling terpadatkan. Batu konglomerat
terdiri dari batu, pasir yang merekat satu sama lain. Batu ini digunakan
untuk bahan bangunan.
2. Batu Pasir
Batuan pasir terbentuk dari material material yang terlepas karena berat,
kemudian saling mengikat dan menjadi padat. Batu ini berwarna merah,
kuning, dan abu abu. Batu pasir dimanfaatkan sebagai bahan dalam
pembuatan gelas kaca.
3. Batu Serpih
Batu serpih memiliki warna hijua, kuning atau merah dan memiliki
struktur yang lunak seperti tanah liat. Batu ini digunakan untuk bahan
bangunan.
4. Batu Gamping (kapur)
Batu gamping terbentuk dari cangkang cangkang binatang seperti
kerang, umang umang, dan sebagainya yang telah mati. Cangkang
tersebut memadat menjadi batu. Batuan ini berwarna putih, dan lunak.
Page | 13
Page | 14
merah. Batuan ini sering digunakan sebagai bahan baaku kerajinan dan
bangunan.
5. Milonit
Batuan milonit terbentuk dari hasil rekrikstalisasi mineral pada batu
batuan. Milonit berwarna hitam, coklat dan biru. Batuan milonit
digunakan sebagai bahan baku kerajinan.
Page | 15