You are on page 1of 15

A.

Ruang Lingkup Geologi


Ilmu geologi terus berkembang dan terbagi lagi menjadi ilmu-ilmu yang
menjadi dasar geologi. Cabang-cabang ilmu geologi tersebut diantaranya :
1. Mineralogi
Ilmu yang mempelajari mineral, komposisi, bagaimana terjadinya,
struktur kristal, sifat-sifat dan ciri-ciri fisik mineral yang terdapat dalam
bumi, manfaatnya bagi manusia serta dampaknya terhadap sifat dan ciri
tanah.
2. Petrologi
Ilmu yang mempelajari batuan, asal mula kejadiannya, struktur, tekstur,
sifat-sifat batuan penyusun, manfaatnya, dan klasifikasi atau
pengelompokkan berbagai macam batuan yang terdapat di atas
permukaan bumi.
3. Stratigrafi
Ilmu yang mendeskripsikan dan mempelajari lapisan-lapisan bebatuan
baik dari penyebarannya, komposisi, ketebalan, umur, keseragaman, sifat
lapisan maupun proses terjadinya lapisan.
4. Paleontologi
Ilmu yang mempelajari tentang keadaan fosil-fosil dan sisa-sisa dari jejak
kehidupan di masa lalu yang terkandung dalam batuan yang dapat
mengungkap sejarah masa lalu. Tujuan pengetahuan ini yaitu pengenalan
fosil
Berdasarkan jenis dan ukuran fosil, paleontologi dapat dibedakan menjadi
2 (dua), yaitu :
1. Makropaleontologi
Ilmu yang mempelajari sisa atau jejak kehidupan dengan cara
megaskopis, yaitu dengan mata telanjang tanpa bantuan alat.
2. Mikropaleontologi
Ilmu yang mempelajari sisa-sisa atau jejak kehidupan masa lampau
dengan cara pengamatan mikroskopis, yaitu dengan bantuan alat
mikroskop sebagai alat pembesar. Objeknya berupa fosil-fosil yang
berukuran mikro.
5. Vulkanologi
Ilmu yang mempelajari tentang sifat, ciri, pembentukan gunung api, serta
pengaruhnya terhadap kehidupan.
6. Seismologi

Page | 1

Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat gerakan kerak bumi berupa


gempa bumi serta dampaknya terhadap susunan kerak bumi dan bentuk
permukaan bumi.

Page | 2

7. Sedimentologi
Ilmu yang mempelajari tentang seluk-beluk batuan endapan (batuan
sedimen), meliputi klasifikasi, jenis dan macamnya, serta
pembentukannya.
8. Geologi Struktur
Ilmu yang mempelajari bentuk dan konfigurasi batuan di kerak bumi yang
terdeformasi, dimana lapisan batuan terpatahkan, tergeser, atau terlipat
menjadi pegunungan lipatan, serta hubungannya dengan jenis-jenis
batuan yang terbentuk di kerak bumi. Deformasi itu sendiri adalah
perubahan bentuk, dimensi, dan posisi dari suatu materi baik merupakan
bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala waktu dan ruang.
9. Geologi Pertambangan
Ilmu yang mempelajari tentang kandungan mineral atau bahan-bahan
tambang yang memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk keperluan
industri atau keperluan lainnya.
10. Geomorfologi
Ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi dan proses-proses alam yang
membentuknya, menganalisis dan menginterpretasi sejarah bentang
alamnya, serta pengaruhnya terhadap kondisi setempat.
11. Geologi Minyak
Ilmu yang mempelajari tentang kemungkinan adanya bahan fosil yang
dapat dipergunakan sebagai bahan bakar (sumber energi) seperti halnya
minyak dan gas bumi.
12. Geofisika
Ilmu yang mempelajari tentang pembentukan keadaan permukaan bumi
dan atmosfer seperti perubahan iklim dan beberapa sifat-sifat fisik bumi
secara keseluruhan termasuk gempa, gaya berat, gaya magnet, gradien
suhu, dan sebagainya yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.
13. Geokimia
Ilmu yang mempelajari komposisi (kimia) dalam bumi, keberadaan unsurunsur isotop di bumi, penyebaran unsur-unsur tertentu di berbagai tempat,
sistem penyusun bumi yang dilihat dari aspek kimia seperti kelarutan dan
karakteristik unsur dalam tanah.
14. Geologi Sejarah

Page | 3

Ilmu yang mempelajari tentang evolusi kehidupan di permukaan bumi


yang meliputi peradaban manusia di permukaan bumi dan pengaruhnya
terhadap lingkungan.
15. Geologi Ekonomi
Ilmu yang mempelajari adanya penyebaran dan terjadinya mineralmineral ekonomis, menghitung cadangan serta nilai ekonomis cebakan
mineral.
16. Geologi Teknik
Ilmu yang mempelajari tentang keadaan permukaan bumi yang dikaitkan
dengan kekuatan tanah untuk menopang konstruksi bangunan seperti
jembatan, terowongan, dll.
B. Atom, Mineral dan Batuan
1. Atom
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom serta
awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri
atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral
(kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron).
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Sekumpulan atom demikian pula dapat berikatan satu
sama lainnya, dan membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung
jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang
mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif
atau negatif dan disebut sebagai ion. Atom dikelompokkan berdasarkan
jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom tersebut. Jumlah
proton pada atom menentukan unsur kimiaatom tersebut, dan
jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani (/tomos, -), yang
berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi
lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi
pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17
dan ke-18, para kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan
menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh
lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan
komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa
'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika
kuantumyang digunakan para fisikawan kemudian berhasil memodelkan
atom.
Page | 4

Dalam pengamatan sehari-hari, secara relatif atom dianggap sebuah objek


yang sangat kecil yang memiliki massa yang secara proporsional kecil
pula. Atom hanya dapat dipantau dengan menggunakan peralatan khusus
seperti mikroskop gaya atom. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat
pada inti atom, dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama.
Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang tidak
stabil, yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat
mengakibatkan transmutasi, yang mengubah jumlah proton dan neutron
pada inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras
energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara
aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai
dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan
sifat-sifat kimiawi sebuah unsur, dan memengaruhi sifatsifat magnetis atom tersebut.
2. Mineral
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah, terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,
dimana atom-atom di dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang
sistematis.
Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan
padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang
homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur.
Studi khusus yang mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara
terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.
Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat
mempelajari bagian yang padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan.
Bagian luar yang padat dari bumi ini disebut litosfir, yang berarti selaput
yang terdiri dari batuan, dengan mengambil lithosdari bahasa latin yang
berarti batu , dan sphere yang berarti selaput.
Sifat Fisik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama
adalah dengan melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang
paling umum dilakukan adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya.
Sifat-sifat fisik mineral antara lain bentuk kristalnya, berat jenis, bidang
boleh, warna, goresan, kilap, dan kekerasan.
a. Bentuk kristal (crystall form) :
Page | 5

Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya


hambatan. Contohnya suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur
Natrium dan Chlorit. Selama suhu tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion
tetap bergerak bebas dan tidak terikat satu dengan yang lain. Jika suhu
turun, kebebasan bergeraknya berkurang, mulai terikat dan
berkelompok membentuk Natrium Chlorida.
Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan
membentuk mineral Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan
mineral Kuarsa terbatas, namun bentuknya yang tidak teratur tetap
memperlihatkan susunan ion-ionnya dengan struktur kristalnya yang
khas berupa prisma bersisi enam. Kristal mineral intan berbentuk segidelapan atau Oktahedron dan mineral grafit dengan segi enam yang
pipih, keduanya mempunyai susunan kimiawi sama, terdiri dari unsure
karbon (C). Perbedaan terjadi karena susunan atom karbonnya yang
berbeda.
Setiap mineral mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan
kenampakan luar, terjadi sebagai akibat susunan kristal didalamnya.
Bentuk-bentuk kristal : Prismatik, Orthorombik, Kubus, Tetrahedral,
Heksagonal, Trigonal dll.
b. Berat jenis (specific gravity) :
Berat jenis setiap mineral ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya
serta kepadatan ikatan unsur-unsur dalam susunan kristalnya.
c. Bidang belah (fracture) :
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang
yang mempunyai arah tertentu yang ditentukan susunan dalam atomatomnya, yang merupakan bidang lemah suatu mineral.
d. Warna (color) :
Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar
mineral, namun terdapat warna-warna khas untuk mengetahui unsur
tertentu di dalamnya. Contohnya warna gelap mengindikasikan adanya
unsur besi, sedangkan warna terang mengindikasikan kandungan
aluminium.
e. Goresan pada bidang (streak) :
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti
pada mineral kuarsa dan pyrite yang terlihat jelas dan khas.
f. Kilap (luster) :
Page | 6

Kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu


mineral. Ada 2 jenis kilap, yaitu kilap Logam dan Non-logam.
g. Kekerasan (hardness) :
Kekerasan yaitu sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan
mengalami abrasi atau mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif,
maksudnya jika mineral saling digoreskan dengan yang lain maka
mineral yang tergores relatif lebih lunak dibanding lawannya.
Skala kekerasan mineral dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras
(skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala
Kekerasan Mohs.
Kekerasan (Hardness)

Mineral

Talc

Gypsum

Calcite

Fluorite

Apatite

Orthoclase

Quartz

Topaz

Corundum

10

Diamond

Penggolongan Mineral
Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral
Silikat dan Non-silikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya
beberapa yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral
tersebut dinamakan Mineral Pembentuk Batuan atau Rock Forming
Minerals, yang merupakan penyusun utama batuan kerak dan mantel
Bumi.
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat,
Oksida, Sulfida, Karbonat dan Sulfat:
1. Mineral Silikat

Page | 7

90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang


merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa
unsur metal. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan
baik itu seperti batuan beku maupun batuan malihan. Silikat
pembentuk batuan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok
ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Tabel Kelompok Mineral Silikat
Mineral ferromagnesium :
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang
besar.
Olivine: warnanya yang olive. Berat jenis 3.27- 3.37, tumbuh
sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang
sempurna.
Augitite: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. Berat jenis
berkisar antara 3.2 3.4 dengan bidang belah yang berpotongan
hampir tegak lurus.
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; Berat jenis 3.2 dan
mempunyai bidang belah yang berpotongan dengan sudut antara
56 dan 124 yang sangat membantu dalam cara mengenalnya.
Biotite: mineral mika berbentuk pipih yang dengan mudah dapat
terkelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklathitam. Berat jenis 2.8 3.2.
Mineral non-ferromagnesium
Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang,
kuning muda, coklat, hijau atau merah. Memiliki Berat jenis 2,8
3,1.
Tabel 3.3 Kelompok Mineral Non-Silikat
Felspar
: Mineral pembentuk batuan yang paling banyak. Dalam
bahasa JermanFeld adalah lapangan, didalam kerak bumi
jumlahnya hampir 54%. Terdapat dua nama yang diberikan kepada
felspar yaitu Plagioklas dan ortoklas. Dari namaPlagioklas tersebut
dibagi lagi menjadi dua yaitu albit dan anorthit. Dimana arti
namaOrthoklas mengandung Kalium, albit mengandung Natrium
dan Anorthit mengandung Kalsium.
Orthoklas : mempunyai warna yang khas yaitu abu-abu atau merah
jambu dengan Berat jenis 2,57.
Kuarsa : Dapat disebut dengan silika, terbentuk dari senyawa
silikon dengan oksigen. Terkadang berwarna smooky, atau berwarna
ungu. Nama kuarsa yang seperti ituamethyst. Warna yang
bermacam-macam terjadi karena terdapat unsur yang tidak bersih.
Page | 8

Mineral Oksida
Terbentuk dari persenyawaan langsung dari oksigen dan tertentu.
Dengan susunan lebih sederhana lebih sederhana dari silikat
kemudian mineral oksida lebih keras dibanding mineral lainnya
kecuali silikat dan lebih berat kecuali sulfida. Adapun mineralmineral oksida yang paling umum adalah korondum (Al2O3), es
(H2O), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
Mineral Sulfida
Terbentuk dari persenyawaan antara unsur sulfida seperti perak,
tembaga dan merkuri. Beberapa mineral ini memiliki nilai yang
ekonomis seperti pirit (FeS2), galena (PbS), dan sphalerit (ZnS).
Mineral-Mineral Karbonat dan Sulfat
Persenyawaan dari ion (CO3)2- atau yang disebut dengan karbonat.
Misal CaCO yang biasa disebut kalsit. Mineral ini merupakan
penyusun utama dari mineral sedimen.

Kesimpulan tentang Mineral:


1. Mineral adalah unsur secara alamiah maupun senyawa anorganik dalam
keadaan padat
2. Batuan merupakan agregat yang terbentuk dari kelompok mineral-mineral
3. Persenyawan sangat menentukan dalam pembentukan
4. Struktur kristalin yang khas
5. Dengan sifat fisik tertentu karena susunannya dan struktur yang kristalin
Adapun mineral-mineral yang umum dijumpai dalam batuan beku misal:
1. Olivine : Sekumpulan mineral milikat yang penyusunnya besi (Fe) dan
magnesium (Mg). Berwarna hijau, mengkilap, terbentuk di temperatur
yang tinggi. Umumnya di temukan di batuan basalt dan ultramafic.
Batuan yang mayoritas terdiri dari olivine disebut Dunite.
2. Amphibole : Kelompok mineral silikat berbentuk prismatik (seperti
jarum), berwarna hijau tua kehitaman. Penyusunnya besi (Fe),
Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Alumunium (Al), Silika (Si), Oksigen
(O). Banyak ditemui pada batuan metamorf dan batuan beku.
3. Biotite : Berbentuk pipih, kristal berlembar, dan merupakan bidang
belahan dari mineral biotite. Berwarna hitam atau coklat namun
muscovite berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika bersifat lunak
dan dapat digores kuku.
4. Plagioclase feldspar: Mineral ini mengandung unsur kalsium atau
natrium kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih
hingga abu-abu, kilap gelap plagioklas yang mengandung natrium dikenal

Page | 9

5.

6.

7.

8.

dengan mineral albite, sedangkan yang mengandung Ca disebut anorthite.


Potassium feldspar (orthoclase): Seperti halnya plagioclase feldspar,
potassium feldspar adalah mineral silikat yang mengandung unsur kalium
dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging
hingga putih.
Mica: kelompok mineral silikat dengan komposisi yang bervariasi dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminium (Al), silicon (Si)
dan air (H2O).
Quartz: mineral yang umumnya banyak dijumpai pada kerak bumi.
Mineral ini tersusun dari silica dioksida (SiO2) berwarna putih, kilap kaca
dan belah (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
Calcite: tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umunya berwarna
putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dri
binatanag laut terbuat dari calcite mineral yang berhubungan dengan lime
stone batu gamping.

3. Batuan
Jenis batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu Batuan
Beku, Batuan Sedimen, dan Batuan Malihan atau Metamorfis. Penelitian yang
dilakukan oleh para ahli menyimpulkan bahwa batuan beku merupakan nenek
moyang dari batuan lainnya melalui gambaran tentang permukaan luar bumi
yang terdiri dari batuan beku yang seiring dengan berjalannya waktu
terbentuklah kelompok-kelompok batuan lainnya. Proses perubahan
kelompok batuan menjadi kelompok batuan lain dinamakan daur batuan.
James Hutton menjelaskan bahwa dalam daur batuan tersebut terjadi oleh
pendinginan dan pembekuan magma yang berupaka lelehan silikat yang dapat
terjadi di bawah atau di atas permukaan bumi melalui erupsi gunung berapi.
Saat batuan beku tersingkap di permukaan, maka akan bereaksi dengan
atmosfir dan hidrosfir sehingga terjadi proses pelapukan.
Batuan akan mengalami proses penghancuran dan kemudian akan
terpindahkan atau tergerak oleh berbagai macam proses alam seperti aliran
alir, hembusan angin, gelombang pantai, maupun gletser. Media pengangkut
tersebut dikenal sebagai alat pengikis, yang dapat membawa fragmen atau
bahan yang larut ke tempat-tempat tertentu berupa sedimen dan berupaya
untuk meratakan permukaan bumi. Kemudian terjadi perubahan dari batuan
Page | 10

lepas menjadi batuan yang keras melalui pembebanan dan perekatan oleh
senyawa mineral dalam larutan menjadi batuan sedimen. Batuan-batuan
tersebut akan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru sehingga
terbentuklah batuan malihan atau metamorfis.
Daur Batuan (Siklus Batuan)
Panah-panah dalam gambar menunjukkan bahwa jalannya siklus dapat
terganggu dengan adanya jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari
batuan beku menjadi batuan metamorfis, atau batuan metamorfis menjadi
batuan sedimen tanpa melalui pembentukan magma dan batuan beku. Batuan
sedimen dapat kembali menjadi sedimen akibat tersingkap ke permukaan dan
mengalami proses pelapukan.
C. Batuan Beku
Batuan beku adalah bebatuan yang merupakan hasil pembekuan dari batuan
cair yang sangat panas di dalam perut bumi (magma) dan lava. Berdasarkan
proses terbentuknya, batuan beku diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu (a)
Batuan dalam, batuan yang membeku di dalam secara lambat (b) Batuan
korok, batuan yang membeku di daerah korok (c) Batuan leleran, batuan yang
membeku di permukaan bumi secara tiba-tiba.
Jenis batuan beku biasanya akan keluar sampai permukaan bumi, ketika
proses vulkanisme berlangsung. Pada saat itu, gunung memuntahkan material
material yang salah satunya merupakan bebatuan. Ada beberapa contoh
bebeatuan beku yang dapat kita lihat, di antaranya adalah:
1. Batu Apung
Batu apung terbentuk dari pembekuan gelembung gelembung magma
yang berbentuk gas. Batu ini berwarna keabu abuan dan memiliki pori
pori di seluruh permukaannya. Selain itu, batu ini juga mengapung karena
beratnya yang ringan. Pada umumnya batu apung digunakan dalam bidang
industry atau rumah tangga sebagai alat penggosok panci.
2. Obsidian
Batu obisidian adalah batu yang terbentuk dari magma yang telah
mencapai permukaan (lava) yang membeku dengan sangat cepat. Batu ini
berwarna hitam dan bening seperti kaca. Batu obisidian sering digunakan
sebagai mata tombak, panah dan alat pemotong pada masa purba kala.
3. Granit
Batuan granit terbentuk dari magma yang mendingin secara lambat di
bawah permukaan bumi. Batu ini tersusun dari Kristal Kristal yang

Page | 11

berwarna putih, abu abu, dan jingga. Batu granit digunakan untuk
keperluan bahan bangunan.
4. Basalt
Batuan basalt terbentuk dari lava yang kandungan gasnya telah menguap.
Batuan ini memiliki permukaan yang berongga dan tersusun atas Kristal
berwarna hijau keabu abuan. Batuan basalt dimanfaatkan sebagai bahan
baku industri poles, bahan bangunan, dan lain lain.

Page | 12

5. Diorit
Diorit adalah batuan hasil dari peleburan lantai samudra. Batuan ini
berwarna putih yang bercampur dengan warna kelabu atau hitam. Diorit
digunakan sebagai ornamaen pada dinding maupun lantai.
6. Andesit
Batu andesit terbentuk dari hasil lelehan lava. Batuan ini memiliki tekstur
yang halus dan berwarna merah, jingga, abu abu dan hijau. Batu ini
dimanfaatkan sebagai batu nisan, cobek, arca, patung, dan lain lain.
7. Gabro
Gabro hasil dari magma yang membeku di dalam gunung. Batu ini
memiliki warna hitam dan abu abu. Struktur batuan gabo tidak memiliki
rongga ataupun retakan retakan. Batu ini dimanfaatkan sebagai pelapis
dinding.
D. Batuan Sedimen
Batuan endapan atau sedimen adalah jenis batuan yang terbentuk dari hasil
endapan atau pelapukan yang kemudian mengeras menjadi batu. Ada
beberapa contoh batuan endapan atau sedimen yang bisa kita temukan, di
antaranya adalah:
1. Konglomerat
Batu ini terbentuk dari bahan bahan yang terlepas dari batuan lain
karena beratnya, yang kemudian saling terpadatkan. Batu konglomerat
terdiri dari batu, pasir yang merekat satu sama lain. Batu ini digunakan
untuk bahan bangunan.
2. Batu Pasir
Batuan pasir terbentuk dari material material yang terlepas karena berat,
kemudian saling mengikat dan menjadi padat. Batu ini berwarna merah,
kuning, dan abu abu. Batu pasir dimanfaatkan sebagai bahan dalam
pembuatan gelas kaca.
3. Batu Serpih
Batu serpih memiliki warna hijua, kuning atau merah dan memiliki
struktur yang lunak seperti tanah liat. Batu ini digunakan untuk bahan
bangunan.
4. Batu Gamping (kapur)
Batu gamping terbentuk dari cangkang cangkang binatang seperti
kerang, umang umang, dan sebagainya yang telah mati. Cangkang
tersebut memadat menjadi batu. Batuan ini berwarna putih, dan lunak.

Page | 13

Pada umumnya batuan ini sering dimanfaatkan sebagai bahan baku


semen.
5. Breksi
Breksa adalah batu yang terbentuk dari bahan yang telempar ke udara
kemudian jatuh dan mengendap di suatu tempat. Batuan ini dimanfaatkan
sebagai bahan kerajinan dan bangunan.
6. Stalaktit dan Stalagmit
Batuan jenis ini terbentuk di dalam gua dan hasil dari air laut yang
merembes masuk ke lubang lubang gua. Batu stalaktit dan stalagmit
memiliki permukaan yang runcing dan berwarna kuning, krem, putih atau
keemasan.
7. Batu Lempung
Batu Lempung adalah batu yang terbentuk dari proses pelapukan batuan
batuan beku. Batu ini berwarna coklat, keemasan, abu abu atau merah.
Batuan lempung sering dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan tangan.
E. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan batuan yang berasal dari batuna beku dan
sedimen yang telah mengalami perubahan baik secara fisik maupun kimiawi.
Contoh bebatuan metamorf adalah:
1. Batu Pualam
Batu pualam terbentuk dari batuan kapur akibat dari suhu yang sangat
tinggi. Batuan ini memiliki kiristal Kristal yang kasar dan beraneka
warna. Biasanya batu ini digunakan untuk pembuatan ubin dan marmer.
2. Batuan Sabak
Batu Sabak berasal dari batuan serpih yang terkena tekanan dan suhu
yang tinggi. Batuan sabak berwarna abu abu, dan hitam. Batu ini
dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan pembuatan genteng.
3. Gneiss (ganes)
Batu ini terbentuk dari batuan sedimen atau beku yang terpendam dan
terkena temperature dan tekanan yang sangat tinggi. Batu ini berwarna
putih yang terdiri dari butiran butiran mineral dan digunakan sebagai
bahan baku kerajinan.
4. Sekis dan Karsit
Batu Sekis berwarna hitam, dan ungu. Batuan ini sering digunakan
sebagai bahan sumber mika. Sedangkan kuarsit berwarna abu abu, dan

Page | 14

merah. Batuan ini sering digunakan sebagai bahan baaku kerajinan dan
bangunan.
5. Milonit
Batuan milonit terbentuk dari hasil rekrikstalisasi mineral pada batu
batuan. Milonit berwarna hitam, coklat dan biru. Batuan milonit
digunakan sebagai bahan baku kerajinan.

Page | 15

You might also like