You are on page 1of 6

Nama : Ardiansyah Nugraha

Nim

: A31113033

Teori Pengukuran
Pengertian Teori pengukuran
Campbell, salah satu orang yang berkecimpung dalam isu terkait pengukuran
mendefinisikan pengukuran sebagai the assignment of numerals to represent
properties of material systems other than numbers, in virtue of the laws governing these
properties. Campbell membuat perbedaan diantara sistem dan properti dari sistem
tersebut. Sistem di dalam definisi Campbell adalah sama yang disebutkan Steven
sebagai objek dan transaksi. Hal ini termasuk rumah, daftar, masyarakat, harta atau
perjalanan jauh. Properti adalah aspek khusus atau karakteristik sistem seperti berat,
panjang, lebar atau warna. Kami selalu mengukur properti dan bukan dalam sistem itu
sendiri.

Skala dalam pengukuran


Setiap pengukuran dilakukan diatas skala. Skala diciptakan saat aturan semantik
digunakan untuk menghubungkan antara pernyataan matematik dengan objek/peristiwa.
Menurut Steven skala dibagi menjadi :
Nominal
Dalam skala nominal, angka hanya digunakan sebagai sebuah label. Contohnya yang
diberikan oleh Stevens adalah penomoran pemain sepak bola.
Dalam akuntansi, contoh yang paling mendekati skala nominal adalah klasifikasi aset dan
kewajiban kedalam kelas-kelas yang berbeda.
Ordinal
Skala ordinal diciptakan ketika sebuah operasi memeringkatkan objek-objek
berkaitan dengan sifat yang diberikan. Contoh , seorang investor memiliki tiga peluang untuk
melakukan investasi dengan jumlah uang tertentu. Mereka diperingkatkan 1, 2, 3 menurut
NPV (Net Present Value) dengan peringkat 1 sebagai yang tertinggi dan terendah 3. Operasi

itu (penghitungan NPV) menciptakan skala ordinal, himpunan angka tersebut mengacu pada
alternatif investasi.
Kelemahan skala ordinal
Torgerson berpendapat bahwa beberapa skala ordinal memiliki "natural origin", yaitu
titik nol. Hal ini diterapkan pada peringkat alternatif investasi, titik nol dapat menjadi titik
netral yang terletak diantara sisi positif dan negatif, sisi positifnya adalah alternatif yang
menghasilkan keuntungan, dan sisi negatif adalah alternatif yang menghasilkan rugi.
Interval
Skala interval tidak hanya memberi peringkat kepada objeknya, tetapi juga jarak
antara interval skala yang diketahui dan sama. Contohnya adalah pengukuran suhu ruangan
dengan menggunakan thermometer celcius. Jika kita mengukur suhu dua buah ruangan, misal
ruangan A dan B, dimana suhu ruangan A 22 derajat celcius dan ruangan B 30 derajat celcius,
maka selain kita dapat mengatakan bahwa suhu di ruangan B lebih panas, kita juga
mengetahui bahwa ruangan B lebih panas 8 derajat daripada ruangan A.Kelemahan dari skala
interval adalah titik nol sewenang-wenang ditetapkan .
Rasio
Skala rasio adalah skala yang :

Memberikan peringkat kepada objek atau kejadian


Interval antar objek diketahui dan sama
Asal yang unik, titik nol yang alami, dimana jaraknya terhadap paling tidak satu objek
lainnya diketahui.

Jenis Pengukuran
Fundamental
Pengukuran fundamental merupakan pengukuran dimana angka-angka dapat
diterapkan pada benda dengan mengacu pada hukum alam dan tidak bergantung pada
pengukuran variabel apapun. Seperti panjang, hambatan listrik, nomor, dan volume
merupakan hal-hal yang dapat diukur. Sebuah skala rasio bisa diformulasikan pada tiap-tiap
benda sebagai hukum dasar yang dihubungkan dengan pengukuran yang berbeda (jumlah)
pada benda-benda yang sudah ada.

Turunan
Menurut Campbell, pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung
dari pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan, yang
bergantung pada pengukuran massa dan volume. Operasi pengukuran yang dilakukan
bergantung pada hubungan yang sudah diketahui dengan sifat-sifat mendasar lainnya. Adanya
hubungan seperti ini didasarkan pada teori empiris yang disepakati dikaitkan dengan sifatsifat tertentu dengan sifat-sifat lainnya. Operasi matematika dapat dilakukan pada bilanganbilangan yang berasal dari pengukuran turunan.
Formal / Fiat
Pengukuran seperti ini mencakup pengukuran yang didasarkan pada definisi yang
berubah-ubah (contoh pengukuran laba pada akuntansi). Pada akuntansi, berbagai dewan
standar akuntansi menentukan skala akuntansi dengan keputusan resmi (fiat), bukan dengan
referensi berdasarkan teori pengukuran yang telah dikonfirmasi.

Sumber kesalahan dalam pengukuran


Operasi pengukuran tidak dinyatakan secara akurat.
Ketentuan di dalam menentukan jumlah sifat-sifat tertentu biasanya terdiri dari
serangkaian operasi. Serangkaian operasi tidak dapat dijelaskan secara akurat dan oleh
karenanya dapat juga diinterpretsikan secara tidak akurat oleh pengukur. Sebagai contoh,
penghitungan laba mencakup berbagai operasi seperti klasifikasi dan alokasi antara aset dan
beban yang sering diinterpretasikan secara beragam oleh akuntan yang lain.
Pengukur dapat salah menginterpretasikan peraturan, sehingga menjadi bias, atau
dapat mengaplikasikan atau membaca instrumen secara tidak benar.
Instrumen Banyak operasi yang memerlukan penggunaan instrument fisik, seperti
halnya

thermometer atau barometer, yang mempunyai kelemahan-kelemahan. Terdapat

potensi kesalahan sekalipun apabila instrumen bukan peralatan yang berbentuk fisik,
misalnya, bagan, grafik, tabel jumlah atau indeks harga.

Lingkungan
Pengaturan di mana operasi dilakukan pengukuran dapat mempengaruhi hasil,
contohnya kondisi cuaca saat dilakukan pengukuran.

Atribut yang tidak jelas


Apa yang harus diukur mungkin tidak jelas, terutama jika pengukuran melibatkan
suatu konsep yang tidak dapat diukur secara langsung. Bagaimana menilai aset tidak lancar?
Apakah nilai saat ini, biaya perolehan, biaya saat ini, atau harga jual? Karena tujuan utama
akuntansi adalah untuk mencerminkan "nilai" maka penting untuk mendefinisikan secara
jelas atribut "nilai". Apakah itu nilai guna, nilai tukar, atau atribut lain yang harus diukur
akuntan? Masalahnya terletak pada mendefinisikan atribut yang akan diukur bukan pada
metode pengukurannya itu sendiri.

Pengukuran yang andal


Keandalan erat kaitannya dengan konsistensi yang telah terbukti pada setiap operasi
untuk memperoleh hasil-hasil yang memuaskan atau hasil-hasil (jumlahnya) sendiri dalam
pemakaian tertentu. Dalam statistik, keandalan memerlukan pengukuran dapat diulang atau
dihasilkan ulang, sehingga menunjukkan kekonsistenannya. Keandalan bertentangan dengan
variabilitas.
Keandalan dalam informasi finansial dapat ditentukan berdasarkan tingkat hubungan
antara informasi apa yang melibatkan pengguna dan penetapan transaksi serta kejadiankejadian yang timbul, diukur dan dipaparkan. Informasi yang dianggap andal adalah
informasi yang tanpa bias dan dapat menggambarkan transaksi dan kejadian-kejadian.

Pengukuran yang akurat


Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat andal, memberikan hasil yang sangat
tepat, namun mungkin menghasilkan hasil yang tidak akurat. Konsistensi hasil ketepatan dan
keandalan tidak secara signifikan berkaitan dengan keakuratan. Sebab keakuratan berkaitan
dengan seberapa dekat pengukuran dengan "nilai yang sesungguhnya" pada pengukuran sifatsifat, sasaran, kemudian baru menjelaskannya. Permasalahan dalam banyak pengukuran, nilai

sesungguhnya (true value) tidaklah diketahui. Untuk menentukan akurasi dalam akuntansi,
kita perlu tahu atribut yang harus diukur untuk mencapai tujuan dari pengukuran. Tujuan
akuntansi adalah mendapat informasi yang berguna, sehingga akurasi dalam akuntansi
berhubungan dengan hubungan pragmatis dalam hal ini adalah kegunaan. Namun para
akuntan masih belum satu suara dalam hal standar yang spesifik dan kuantitatif mengenai
kegunaan suatu informasi. Yang harus diingat, pengulangan operasi tidak memastikan
menghasilkan keakuratan, contohnya mengukur cost persediaan menggunakan FIFO secara
berulang ratusan kali dan mendapatkan hasil yang sama, bukan berarti hasil tersebut akurat
(menunjukkan true value), kecuali dalam hal untuk mengecek kesalahan perhitungan
matematik. Daripada menggunakan istilah akurasi, akan lebih bijaksana jika menerapkan
istilah para ilmuwan sosial, yaitu "validitas".

Pengukuran dalam akuntansi


Pengukuran akuntansi masuk dalam kategori pengukuran turunan, yaitu untuk
pengukuran modal dan keuntungan. Menurut Standar akuntansi internasional, Laba akuntansi
adalah turunan dari perubahan atas modal dalam suatu periode yang berasal dari segala
aktivitas termasuk kenaikan dan penurunan nilai wajar aset. Modal adalah turunan dari
pengukuran net fair value dari aset dan kewajiban.
Sebelum dikenalkan standar internasional, pendekatan pengukuran berbeda dengan
sekarang. Pendapatan disandingkan (match) dengan aset bersih yang digunakan dalam
periode tersbut dan jika pendapatan lebih besar daripada penggunaan aset (beban), maka
terdapat peningkatan modal. Keuntungan tidak diperoleh sampai modal awal dari biaya
historis dipertahankan dan laba direalisasikan. Sehingga, modal selalu dinyatakan sebesar
harga perolehan dan perubahan dalam aktiva bersih tidak dianggap sebagai keuntungan.
Maka, kita dapat melihat bahwa laba turunan sangat tergantung pada bagaimana kita
mengukur modal awal dan bagaimana kita mengukur biaya dan alokasi modal. Kita juga
dapat melihat bahwa konsep penilaian modal dalam akuntansi telah berkembang dari waktu
ke waktu dengan hasil bahwa kita memiliki beberapa pengukuran atas modal secara umum
dan konsep laba.

Sumber: Accounting theory, 7TH EDITION

You might also like