You are on page 1of 2

Sejarah Filsafat Ilmu

A. Tonggak Awal Kehadiran Filsafat Ilmu


Yunani (abad ke-5 SM)
gorgias: tidak ada yang benar2 wujud, karena jika sesuatu ada tidak dapat diketahui, dan
jika ilmu bersifat nisbi, tidak dapat dikomunikasikan.
Protagoras: tidak ada satu pendapatpun yang dapat dikatakan lebih benar dari yang lain,
karena setiap pendapat adalah hanyalah sebuah penilaian yang berakar dari pengalaman
yang dilaluinya.
Plato: mempostulasikan keberadaan alam semesta yang bersifat tetap dan bentuk2nya
yang invisible, atau ide2, yang melalui ilmu pasti dan esak dapat diraih.
Aritoteles: ilmu abstract, seluruh ilmu berasal dari pengalaman
Mahzab and stoic: ilmu pengetahuan bersumber dari indera-persepsi.
-

Abad ke-13
Mempegaruhi irama dinamika teologi nasrani dan kosmos filsafat barat
Abad ke-20
Filsafat ilmu baru mulai merebak
Abad ke-19
France Bacon
Peletak dasar filsafat ilmu secara umum

Sebagian ahli filsafat berpandangan bahwa perhatian yang besar terhadap peran dan
fungsi filsafat ilmu mukai mengedepankan tatkala IPTEK mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Dalam hal ini, ada semacam kekhawatiran yang muncul pada kalangan ilmuan dan filsuf,
termasuk juga kalangan agamawan, bahwa kemajuan iptek dapat mengancam eksistensi umat
manusia, bahkan alam beserta isinya. Sebagian besar peristiwa penting yang tercatat dalam
sejarah ilmu pengetahuan (history of science) selalu merupakan temuan2 radikal (revolution)
yang mampu merubah kerangka kerja teoritik keilmuan yang disusun oleh para ilmuan
sebelumnya.
Masa Helinistis Romawi
a. Stoisme: jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut logos.
b. Epikurisme: segala-galanya terdiri dari atom-atom.
c. Skepisisme: mereka berpikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai
kebenaran.
d. Eklektisisme: suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat dari
aliran2 lain tampa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.
e. Neoplatoisme: paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat Plato
Pertama, abad 4 sebelum masehi (Aritoteless)
Pandangan Aritoteles sebagai awal perintisan ilmu pengetahuan:

a. Pengenalan (pengenalan indrawi yaitu memberi pengetahuan tentang hal-hal yang


kongkret dari suatu benda. Dan pengenalan rasional yaitu dapat mencapai hakikat
sesuatu, melalui jalan abstraksi)
b. Metode (induksi intuitif yaitu mukai dari fakta untuk menyusun hukum, dan deduksi ataw
silogisme adalah mulai dari pengetahuan universal menuju fakta-fakta)

Aristoteles
Ontologis rasional (prinsip-prinsip yang kuat dan jelas)
Hakekat
Matafisis

Gallileo Gallilei
Analisis (kuantitatif matematis)
Rene Descartes (1596-1650)
Cagito ergo sum ( karena aku berpikir maka aku ada.

Immanuel Kant (1724-1808)


Ilmu pengetahuan itu bukan merupakan pengalaman terhadap fakta, tetapi merupakan
hasil konstruksi oleh rasio. Sesuatu yang pasti, karena berpikir bukan merupakan hayalan.
Pandangan (empiris dan rasionalisme)
a. Rasinalisme: mementingkan unsur apriori dalam pengenalan, berarti unsur2 yang
terlepas dari segala pengalaman
b. Empiris: menekankan unsur aposteriori, berarti unsur2 yang berasal dari pengalaman

You might also like