Professional Documents
Culture Documents
Berpikir Lateral
Tuhan menganugerahi manusia dengan kelebihan pada kemampuan berpikir
manusia yang diatas rata-rata semua mahkluk hidup di dunia, salah satunya
adalah kelebihan berpikir cepat dan reflek. Otak dapat memilah data mana
yang diperlukan untuk menghadapi kondisi tertentu dengan cepat. Otak tidak
akan memproses semua data yang ada namun hanya memproses data yang
dibutuhkan saja. Contohnya adalah gerak reflek, saat kita terjatuh badan kita
akan secara otomatis melindungi bagian kepala karena menurut data yang otak
terima, kepala adalah pusat aktifitas manusia sehingga wajib dilindingi.
Meskipun memiliki manfaat yang luar biasa tersebut, kemampuan tersebut
memiliki satu kelemahan besar yang dimana akan mematikan kreatifitas. Secara
alamiah, otak akan memproses data yang diperlukan saja, artinya hanya data
yang dianggap benar yang akan di proses sementara berpikir kreatif tidak
memandang benar dan salah. Ketika kita memikirkan berbagai kemungkinan dan
solusi yang ada, otak akan memilah data-data tersebut dan kemudian akan
memprosesnya dengan data yang ada kemudian memberikan label benar dan
salah kepada ide tersebut sehingga akan ada ide yang disingkirkan atau
dibuang. Hal ini tentu akan mengurangi peluang menemukan ide yang brilian.
Berpikir lateral menghapus cara tersebut. Berpikir laterla memberikan jalan
untuk me-restrukturisasi dan keluar dari metode lama dan memancing cara baru
(de Bono, 1970). Cara berpikir ini akan meningkatkan kreatifitas karena akan
memaksimalkan semua kemampuan natural dari kita dalam mencari ide dan
sesuatu yang baru tanpa harus takut salah atau benar.
Lawan dari berpikir lateral adalah berpikir vertikal. Berpikir vertikal bertujuan
mencari jalan mana yang paling menjanjikan untuk menyelesaikan masalah,
dengan kata lain berpikir vertikal adalah cara selektif. Berpikir lateral bertujuan
menyederhakan masalah yang bertujuan mencari berbagai macam solusi yang
bisa digunakan. Bila diimajinasikan, berpikir vertikal bagaikan mencari jalan
dengan berpandukan Global Positioning System (GPS), hanya berpaku dengan
rute yang disediakan padahal banyak jalan yang lebih cepat. Sedangkan berpikir
lateral bagaikan berjalan melewati jalan-jalan penyingkat yang tidak biasa,
mengkaji berbagai kemungkinan agar sampai lebih cepat di daerah tujuan.
Kemampuan vertikal akan menjamin paling tidak solusi minimal, sementara
kemampuan lateral tidak akan menjamin apapun namun meningkatkan
kemungkinan solusi yang lebih optimal.
Lantas bagaimanakah caranya agar kita bisa melatih prinsip berpikir ini ?
Pertama adalah hentikan menggunakan pendapat yang ada. Kebutuhan untuk
selalu benar kadang menjadi masalah yang paling besar bagi seseorang untuk
menjadi kreatif. Ketika anda mengekemukakan sebuah ide, hal pertama yang
dikaji adalah apakah ide itu benar atau salah sesuai prinsip yang ada. Maka jika
anda ingin menjadi orang yang kreatif, hilangkanlah stigma tersebut. Dengan
menunda atau menghilangkan pendapat benar salah akan meningkatkan