You are on page 1of 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PR. FIBER OPTIK

PERCOBAAN 1
RANGKAIAN PEMANCAR DAN PENERIMA FIBER OPTIK

Disusun Oleh :
Nama

: Ardi Firmansyah

Kelas

: TE-4B

NIM

: 4.31.13.1.03

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2016

PERCOBAAN 1
RANGKAIAN PEMANCAR DAN PENERIMA FIBER OPTIK
A. TUJUAN
1. Dapat merangkai rangkaian pemancar dan penerima fiber optik
2. Dapat memahami prinsip kerja pemancar dan penerima optik

B. DASAR TEORI
Fiber optik adalah teknologi kabel yang menggunakan serat kaca atau plastik
untuk mengirimkan data. Prinsip dari fiber optik adalah mengubah informasi atau data
yang dikirimkan menjadi cahaya di dalam perangkat transmitter optik yang mengubah
gelombang elektrik menjadi gelombang cahaya, kemudian data yang berupa gelombang
cahaya tersebut dikirimkan melalui kabel optik yang terbuat dari serat kaca atau plastik
agar cahaya yang dikirimkan bisa memantul dan dibiaskan hingga sampai ke perangkat
penerima optik dalam perangkat penerima optik, data yang berupa gelombang cahaya
tersebut diubah menjadi gelombang elektrik kembali.
Lebar jalur atau bandwidth yang dimiliki oleh fiber optik lebih lebar sehingga
mengirim informasi yang lebih banyak dan cepat dari pada penggunaan kabel tembaga.
Fiber optik sangat cocok untuk digunakan dalam sistem jaringan telekomunikasi. Serat
kaca yang ada pada kabel fiber optik memiliki ukuran yang sangat kecil yaitu sekitar 120
mm. Proses transmisi dengan fiber optik memanfaatkan cahaya sebagai inisialisasi data
bit 1/0 dengan ditandai on/off dari sumber cahaya pada Transmitter (Tx) yang dapat
berupa LED ataupun Laser. Pada sisi penerima digunakan photodioda sebagai konverter
dari sinyal optik menjadi sinyal elektrik.
Proses transmisi menggunkan fiber optik memiliki kelebihan anatara lain :
1. Kapasitas informasi sangat besar
2. Tidak dapat disadap
3. Bebas dari gangguan medan elektromagnetik
4. Bebas dari cross-talk
5. Tidak menimbulkan bahaya hubungan singkat dan loncatan listrik
6. Bebas dari ground-loop

C. ALAT DAN KOMPONEN ELEKTRONIKA YANG DIGUNAKAN


1. Catu tegangan 9 VDC
1 buah
2. Osiloskop
1 buah
3. Fiber optik
1 buah

Rangkaian Pemancar
1. Protoboard
2. IC NE 555
3. LED 1,8 V
4. Resistor 4 K
5. Resistor 220
6. Kapasitor 10 F
7. Kabel Jumper

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
Secukupnya

Rangkaian Penerima
1. Protoboard
2. Potensiometer 5 K
3. Photodioda
4. Kabel Jumper

1 buah
1 buah
1 buah
Secukupnya

D. GAMBAR RANGKAIAN

Gambar 1. Sekma Rangkaian Pemancar (Tx)

Gambar 2. Skema Rangkaian Penerima (Rx)

E. LANGKAH PERCOBAAN
1. Merangkai rangkaian Tx dan Rx sesuai dengan gambar rangkaian yang
digunakan.

Gambar 3. Membuat Rangkaian pada Protoboard


2. Menghubungkan rangkaian Tx dan Rx dengan catu tegangan 9 VDC.

Gambar 4. Menghubungkan Rangkaian dengan Catu Tegangan

Gambar 5. Mengukur Output dari Catu Tegangan

3. Menghubungkan rangkaian Tx dan Rx dengan osiloskop, untuk mengetahui


output sinyal yang dihasilkan oleh LED.

Gambar 6. Menghubungkan Rangkaian dengan Osiloskop


4. Mengubungkan rangkaian Tx dan Rx menggunakan fiber optik. Pada saat
melakukan transmisi optik, area sekitar photodioda ditutup menggunakan
tangan atau kertas supaya tidak mendapatkan pengaruh cahaya dari
lingkungan (ruang laboratorium)

F. DATA PERCOBAAN
Tabel 1. Data Hasil Percobaan
No.
Perlakuan Percobaan

1.

Hasil / Gambar

Menghubungkan rangkaian
Tx yang sudah diberi
tegangan 9 VDC ke osiloskop
1. CH1 pada gambar osiloskop diatas
menunjukkan gelombang output trigger dari
IC NE 555. Dalam rangkaian Tx, output
dari trigger digunakan sebagai input untuk
rangkaian.
2. CH2 menunjukkan gelombang output dari
LED 1,8 V yang dipasang pada sisi output

rangkaian.

2.

Pengukuran dilakukan menggunakan voltmeter


analog dengan skala 0 sampai dengan 10 V.
Melakukan
pengukuran
Ketika LED dalam kondisi mati, tegangan yang
tegangan output pada saat
ditunjukkan adalah sebesar 1,2 V. sedangkan ketika
LED mati dan menyala.
LED dalam kondisi menyala, tegangan yang
ditunjukkan adalah sebesar 2,2 V.

3.

Menghubungkan LED pada


rangkaian
Tx
dengan
Photodioda pada rangkaian
Rx menggunakan kabel fiber
optik,
kemudian
menyambugkan output dari
rangkaian Rx ke osiloskop

4.

Gambar di atas merupakan gelombang yang


ditunjukkan oleh osiloskop ketika ujung fiber optik
didekatkan pada photodioda. Kondisi LED
menyala atau mati tidak terlalu menyebabkan
perubahan pada besarnya amplitudo gelombang.

Memberikan
pengaruh
cahaya pada photodiode
menggunakan cahaya dari
lingkungan
(ruang
laboratorium).
Gambar di atas merupakan gelombang yang
ditunjukkan oleh osiloskop ketika percobaan
photodioda mendapat pengaruh cahaya dari
lingkungan (ruang laboratorium)

G. ANALISA DATA
Berdasarkan langkah percobaan yang telah dilakukan di laboratorium, dibuat dua
rangkaian yang masing-masing berfungsi sebagai pemancar (Tx) dan penerima (Rx) optik
(cahaya) yang ditransmisikan melalui kabel fiber optik.
Rangkaian Tx pada percobaan ini menggunakan rangkaian flip-flop yang berasal
dari IC NE 555. IC NE 555 berfungsi sebagai pembangkit gelombang kotak pada
rangkaian yang akan menghasilkan output lampu LED menyala dan mati secara
bergantian dengan periodic tertentu. Pada fisik IC NE 55 terdapat 8 buah pin (kaki) yang
mempunyai fungsi berbeda-beda sebagaimana gambar berikut :

Gambar 7. Skema IC NE 555.


Gelombang kotak dibangkitkan dari trigger melalui pin 2 kemudian dikeluarkan
menuju rangkaian melalui output di pin 3. Berdasarkan pengukuran yang dilakukan,
tegangan yang dihasilkan ketika LED menyala adalah sebesar 2,2 V, sedangkan ketika
LED mati adalah sebesar 1,2 V. Periode lamanya waktu antara kondisi LED menyala dan
mati disebabkan oleh besarnya nilai kapasitor yang digunakan pada rangkaian Tx. Semua
transistor yang terdapat pada IC NE 555 pada keadaan masih on akan menjadikan
kapasitor tersambung dengan kaki kolektron dan akhirnya diisi dengan muatan. Namun
bila hanya salah satu transistor saja yang on, maka transistor lainnya akan menjadi off.
Reaksi tersebut akan terus menerus terjadi dengan bergantian yang menyebabkan LED
menyala dan mati. Lamanya waktu antara pengisian dan pengosongan kapasitor inilah
yang berdampak pada lamanya periode kedip LED yang ditampilkan pada osiloskop
melalui CH 2.
Kabel fiber optik yang digunakan sebagai media transmisi kemudian didekatkan
salah satu ujungnya pada LED rangkaian Tx, kemudian ujung yang lain didekatkan pada
photodioda rangkaian Rx. Cahaya yang berasal dari rangkaian Tx sejatinya dapat
diterima pada ujung kabel fiber optik yang lain, namun karena kecilnya intensitas cahaya
LED yang ada dan tingkat sensitiftas photodioda yang terlalu kecil cahaya tersebut tidak
terlalu memberikan pengaruh pada amplitude gelombang yang ditampilkan di osiloskop.

Analisa terhadap kendala tersebut dibuktikan pada tabel data hasil percobaan
nomor 4, yang mana dilakukan dengan memberikan pengaruh cahaya pada photodiode
menggunakan cahaya dari lingkungan (ruang laboratorium). Ketika ruang laboratorium
dalam keadaan terang, photodioda mempu menerima respon cahaya dan mengubahnya
menjadi besaran listrik yang ditampilkan di osiloskop dengan amplitude gelombang yang
besar, sehingga dapat dipastikan bahwa kondisi photodioda yang digunakan dalam
kondisi yang baik dan kendala yang dihadapi berada pada nyala LED yang tidak cukup
terang.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah di laboratorium dapat disimpulkan bahwa :
1. Gelombang kotak pada rangkaian pemancar (Tx) berasal dari trigger IC NE
555 (pin 2).
2. Besarnya periode LED menyala dan mati dipengaruhi oleh nilai kapasitor
yang digunakan. Semakin besar nilai kapasitor, maka periode LED menyala
dan mati akan semakin besar (lambat).
3. Pendeteksi penerimaan optik pada rangkaian penerima (Rx) menggunakan
photodioda dengan kondisi yang baik.
4. Kendala dalam penerimaan optik dari rangkaian pemancar disebabkan karena
kecilnya intensitas cahaya LED yang digunakan serta tingkat sensitiftas
photodioda yang juga terlalu kecil.

You might also like