Professional Documents
Culture Documents
PEMBIMBING:
dr. Marzellina Karim
KELOMPOK 11
Muhammad Ishaq
11020140091
11020140104
11020140113
1020140053
Evi Sriwahyuni
11020140069
Tzuraya Zahrah
11020140092
Vina Alfiani
11020140093
11020140115
11020140141
Satria Mandala
11020140014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena kami masih
diberi limpahan rahmat dan hidayah sehingga masih tertuntun menyelesaikan
laporan ini. Dan tak lupa shalawat dan taslim tertuju kepada NabiMuhammad
SAW., suri tauladan umat di seluruh dunia.
Kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung pada pembuatan laporan ini, baik
sebelum, saat dan setelah tutorial berlangsung. Tanpa bantuan dari semuanya,
kami tidak akandapat menyelesaikan laporan ini.
Kamipun memohon maaf yang sebesar - besarnya atas semua kesalahan
dan kekurangan yang ada pada laporan ini.Kami sangat sadar bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
tetap kami nantikan demi kesempurnaan laporan ini. Harapan kami, semoga
laporan ini dapat berguna/bermanfaat bagi semua orang
Demikian yang ingin kami sampaikan.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Makassar, 7 Oktober 2016
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
I. PENDAHULUAN...........................................................................................
II. PEMBAHASAN..............................................................................................
A. Skenario .....................................................................................................
B. Klasifikasi Kata Sulit..................................................................................
C. KlasifikasiKalimatKunci.............................................................................
D. IdentifikasiMasalah ...................................................................................
E. AnalisisMasalah ........................................................................................
III.PENUTUP........................................................................................................
Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2 m2 dengan berat kira-kira
16% berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital vserta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis
dan sensitive, bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga
bergantung pada lokasi tubuh (Tortora, Derrickson, 2009). Kulit mempunyai
berbagai fungsi seperti sebagai perlindung, pengantar haba, penyerap, indera
perasa, dan fungsi pergetahan (Setiabudi, 2008). Warna kulit berbeda-beda, dari
kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak
kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa
(Djuanda, 2003). Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan
tebalnya; kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan
preputium, kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan
dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada muka, yang berambut kasar terdapat pada
kepala (Djuanda, 2003). Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga
lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan
subkutis. Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis
ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak
(Tortora, Derrickson, 2009).
BAB II
PEMBAHASAN
A. SKENARIO
Laki-laki berusia 39 tahun datang ke poli kinik dengan plak coklat
kehitaman di daerah betis sejak 2 minggu yang lalu. Menurut pasien lesi
sangat gatal dan tampak memerah karena digaruk. Sebelumnya, riwayat
kaki pasien terantuk pada meja. Lesi terkadangagak basah.Sudah berobat
ke puskesmas dan diberi salep tetrasiklin serta antibiotik sistemik namun
belum sembuh meskipun keluhan sedikit berkurang. Pada pemeriksaan
fisis ditemukan papel dan makula hiperpigmentasi serta ulcerasi dangkal
pada daerah lesi. Gatal semakin hebat bila sedang santai atau pada saat
stres. Keluhan makin hebat seiring dengan bertambahnya usia. Riwayat
keluarga dengan keluhan yang sama (-).
B. KATA SULIT
a. Plak
b. Papul
Laki-laki 39 tahun
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
hubungan
gatal
yang
meningkat
ketika
sedang
bertambahnya usia?
7. Pengaruh pemberian tetrasiklin dan antibiotik pada skenario?
8. Langkah-langkah diagnosis?
9. Diferential diagnosis?
10. Penatalaksanaan dan pencegahan?
stres,dan
Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal
daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa
padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.secara garis besar
dibagi dalam dua bagian yaitu:
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung
serabut saraf dan pembuluh darah.
b. Pars retikulare, yaitu bagian dibawahnya yang menonjol kearah
subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya
serabut kolagen, elastin dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini
Fungsi proteksi
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis
atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan
kimiawi, misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan,
contohnya lisol, karbol, asam, alkali kuat lainnya; gangguan yang
3.
dijumpai
sebagai
vernixcaseosa.
Sebum
yang
diproduksi
5.
6.
Referensi : Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam.
Jakarta: FKUI. Hal 3 8
makula
hiperpigmentasi
merupakan
gambaran
dari
Referensi : Djuanda, Adhi. 2010. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam.
Jakarta: FKUI. Hal 45,49-50
untuk infeksi kulit yang disebabkan oleh virus umumnya terjadi pada
seseorang dengan imunitas yang rendah. Hal ini dikarenakan pada
seseorang dengan imunitas rendah, maka virus akan secara bebas beredar
pada sirkulasi dan organ tanpa adanya perlawanan dari sistem imun. 2)
Faktor predisposisi untuk infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur
umumnya terjadi pada seseorang yang berada pada lingkungan yang
lembab. Hal ini disebabkan jamur mudah untuk berkembang pada daerah
yang lembab.
pengeluaran
histamin
sebagai
mediator
inflamasi
yang
menyebabkan pruritus atau gatal. Histamin dibentuk oleh sel mast jaringan
dan basofil. Pelepasannya dirangsang oleh kompleks antigen-antibodi
(IgE), alergi tipe I, pengaktifan komplemen (C3a, C5a), luka bakar,
inflamasi, dan beberapa obat. Histamin melalui reseptor H 1 dan
peningkatan konsentrasi Ca2+ seluler di endotel akan menyebabkan endotel
melepaskan NO, yang merupakan dilator arteri dan vena. Melalui reseptor
H2 histamin juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah kecil yang tidak
tergantung dengan NO. Histamin meningkatkan permeabilitas protein di
kapiler. Jadi, protein plasma difiltrasi dibawah pengaruh histamin, serta
gradien tekanan onkotik yang melewati dinding kapiler akan menurun
sehingga terjadi edema.
5. Apa hubungan kaki terantuk dan lesi yang gatal dan merah
limbic-hypothalamo-pitutary-
(dengan
menurunkan
kadar
steroid
gonadal).
Antibiotik adalah zat-zat yang dihasilkan dari fungi dan bakteri, yang
memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman,
sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil. Turunan zat-zat ini
yang dibuat secarasemi-sintesis juga termasuk kelompok ini, begitu pula
semua senyawa sintetis dengan khasiat antibakteri.
Penghambatan mikroba yang disebabkan oleh suatu antibiotik mungkin
bersifat tetap atau sementara. Apabila penghambatan itu hanya bersifat
sementara maka ke aktifan antibiotik itu disebut sebagai bakterio statik.
Walaupun antibiotik ini menghambat pertumbuhan sel bakteri, mikroba
terus berkembang jika pemberian antibiotik dihentikan. Sedangkan agen
bakterisid mekanisme tindakannya adalah memusnahkan mikroba
Antibiotik golongan Tetrasiklin, khasiatnya bersifat bakteriostatis.
Mekanisme kerjanya berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman.
Spektrum antibakterinya luas dan meliputi banyak cocci Gram positif dan
Gram negatif. Contohnya tetrasiklin, doksisiklin dan monosiklin.
Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum atau kisaran kerja
Berdasarkan spektrum atau kisaran kerjanya antibiotik dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
a.
b.
2.
3.
8. Langkah-langkah diagnosis?
Jawaban:
A. ANAMNESIS
1. Anamnesis Pribadi
Merupakan
data
identitas
pasien
(nama,
umur,jenis
L = Lokasi
O = Onset
Contoh
Objektif
Subjektif
Lokasi
Onset
: Penyakit Scabies
: Timbul gelembung,
: Gatal
: Sela-sela jari tangan
: Sudah 2 minggu yang lalu
Mencucuk
Menyengat
Menjalar- Sakit/Nyeri/Mendenyut
Kebas/Semut-Semutan
Kurang Berasa
Tidak Berasa
3. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang
OLDCART OPQRST
II.
e. Tumor:
penonjolan
di
atas
permukaan
kulit
berdasarkan
dapat
hilang
perlahan-lahan
(urtikaria,dermatitis
yang
maka skuama
mapping,
Skin
gene
therapy.
9. Diferential diagnosis
Jawaban:
A. Neurodermatitis
a.
Definisi
Neurodermatitis adalah suatu peradangan menahun pada
lapisan kulit paling atas yang menimbulkan rasa gatal.
Penyakit ini menyebabkan bercak penebalan kulit yang
kering, bersisik dan berwarna lebih gelap, dengan bentuk
lonjong dan tidak beraturan. Disertai gejala garis kulit tampak
menonjol (likenifikasi), akibat garukan atau gosokan
b.
c.
Neurodermatitis Sirkumskripta.c.
Etiologi
Penyebab neurodermatitis masih belum diketahui secara
pasti. Dapat timbul akibat dari iritasi menahun dan garukan
yang
berulang-ulang
meningkatkan
terjadinya
Gejala Klinis
Gejala primer neurodermatitis adalah kulit yang sangat gatal,
muncul tunggal didaerah leher, pergelangan tangan, lengan
bawah, paha atau mata kaki, kadang muncul alat kelamin.
Rasa gatal sering hilang timbul. Sering timbul pada saat
santai atau sedang tidur, akan berkurang saat beraktifitas.
Rasa gatal yang digaruk akan menambah berat rasa gatal
tersebut.
Gejala klinis neurodermatitis yang muncul adalah : kulit
yang gatal pada daerah tertentu, terjadi perubahan warna
kulit, kulit yang bersisik akibat garukan atau penggosokan
dan sudah terjadi bertahun-tahun.
f.
Diagnosa Banding
a.
Dermatitis Atopik
d. Dermatitis
b. Dermatitis
c.
Numularis
e. Phytopatodermatitis
Iritan
f.
Myxedema
Dermatitis
g.
Psoriasis, Plaque
Herpetiformis
h. Dermatitis
Seboroik
i. Tinea cruris
j. Liken Planus
k. Liken Amiliodo
g.
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan dengan berdasarkan tanda khas dari
pemeriksaan fisik pada kulit dan riwayat gatal dan garukan.
h.
Pemeriksaan Tambahan
Neurodermatitis sering muncul bersamaan dengan psoriasis
dan dermatitis maka harus disingkirkan dengan melakukan
pemeriksaan tambahan.
a. Patch Test
Test ini menentukan unsur apa yang menyebabkan
suatu reaksi alergi di dalampasien, dapat menyingkirkan
gejala dermatitis kontak alergika. Test ini memakai
berbagai alergen dengan potensial yang rendah dan di
pertahankan sampai dua hari. Jika terdapat suatu tanda
bengkak dibawah alergen berarti hipersensitiv terhadap
bahan tersebut
b. Skin Biopsi
Pengambilan sedikit jaringan kulit pada dearah lesi
dan kemudian dilihat hasilya di bawah suatu mikroskop.
Bantuan
Prosedur
ini
mendiagnose
suatu
Pengobatan
Pengobatan
utama
dari
neurodermatitis
adalah
orang
dan
perlu
pertimbangan
untuk
Macam-Macam Obat
1. Corticosteroids
Memiliki
kegunaan
sebagai
anti-inflamasi,
yang
berguna
Salah
satu
derifat
dari
6.
Anti-pruritic
Memberikan efek pengendalian terhadap pelepasan histamine
secara endogen. Sehingga dapat, mengurangi efek gatal, efek
sedasi dan menyebabkan kantuk. Obat ini bekerja menstabilkan
membrane saraf dan mencegah transmisi dan inisiasi dari impuls
saraf, dan menghasilkan anastesi local.
IL-4,
IL-5,
GM-CSF,
dan
TNF-ALPHA,
Edukasi Pasien
1. Anjurkan agar pasien tidak menggaruk lagi, karena penyakit ini
akan bertambah berat jika terus digaruk oleh pasien.
2. Mendiskusikan tentang bagaimana merubah kebiasaan menggaruk.
3.
Komplikasi
Penggarukan yang terjadi berulang-ulang dapat menimbulkan
suatu infeksi atau peradangan kulit. Dapat pula meninggalkan
jaringan parut dan perubahan warna kulit yang bertambah gelap
(hiperpigmentasi).
Komplikasi dari neurodermatitis dapat terjadi bila tidak adanya
control dari kebiasaan menggaruk untuk keluhan gatalnya.
Komplikasinya biisa berupa perubahan warna pada kulit yang
permanen, terdapatnya bekas luka akibat garukan sampai terjadinya
ulkus karena seringnya pasien menggaruk.
m.
Prognosis
i.
ii.
Dapat relaps karena stress atau tekanan mental, dan karena kontak
dengan penyebab alergi.
iii.
Referensi : Djuanda, Adhi. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kempat.
Jakarta: FKUI. Hal 382
B. DERMATITIS NUMULAR
a.DEFINISI
Dermatitits Numularis ditandai oleh bercak yang sangat
gatal,
bersisik, berbentuk
dan dermatitis
numularis
merupakan
numularis
bentuk
kelainan
yang
kering.
kambuh-
bukan
merupakan
penyebab
utama.
Penyakit
ini
patofisiologi
dari
penyakit
ini,
tetapi
sering
yang
kering
dan
gatal
dapat
ini
yang
menyebabkan
mengemukakan hipotesa
bahwa pelepasan
memicu timbulnya
menurunnya
kemampuan
menguraikan
c.
ini
merupakan
bentuk
yang
lebih
sering
kelainan
bersifat
akut,
persisten
dan
tetapi
secara klinis berbeda dari bentuk lesi tinea. Pada kelainan ini
bagian tepi lebih vesikuler dengan batas relatif kurang tegas. Lesi
permulaan biasanya timbul di tungkai bawah kemudian menyebar
ke kaki yang lain, lengan dan sering ke badan.
e. PEMERIKSAAN
dan
numularis
gejala
dapat
klinis.
didiagnosis
berdasarkan
patch
test
dan
prick
test
akan
membantu
gugur.
Gambaran
klinisnya
bisa
menyerupai
Menghindari alergen.
Dermatitis numularis terutama pada anak sangat berkaitan erat
dengan dermatitis atopik, menghindari alergen pada penderita
atopik anak dapat menurunkan insidensi dermatitis numularis.
kulit.
antara
Contoh
lain:
emollients
yang
sering
kulit. Dapat
diberikan
steroid
dengan
kombinasi
mengatasi
infeksi
sekunder.
Digunakan
antibiotik
Steroid sistemik
Digunakan untuk kasus-kasus dermatitis numularis yang berat,
diberikan prednilson dengan dosis oral 40-60 mg dengan dosis
yang diturunkan secara perlahan-lahan. Hanya berguna dalam
beberapa minggu, dermatitis yang belum sembuh sempurna,
dapat ditangani dengan pemberian krim steroid dan emolilients.
I.
KOMPLIKASI
Infeksi
seringkali
sekunder.
dijumpai
Dermatitis
datang
numularis
pada
anak
sekunder.
J. PROGNOSIS
Pasien perlu untuk diberitahukan tentang perkembangan
atau perjalanan penyakit dari dermatitis numularis yang kronik
dan cenderung sering berulang (residif). Mencegah atau
menghindari
dari
faktor-faktor
yang
memperburuk
cenderung
berulang
atau
dengan
2. DERMATITIS STATIS
a. Definisi
Dermatitis sekunder akibat insufiensi kronik vena ( atau
hipertensi vena ) tungkai bawah.
b. Etiopatogenesis
Mekanisme timbulnya dermatitis inimmasih belum jelas.
Ada teori yang meningkatnya tekanan hidrostatik dalam sistm
vena, terjadi kebocoran fibrinogen masuk kedalam dermis.
Selanjutnya fibrinogen diluar pembuluh darah akan berpolimerisasi
membentuk selubung fibrin perikapiler dan intertisium, sehingga
menghalangi difusi oksigen dan makanan yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup kulit. Akibatnya akan terjadi kematian sel.
Tetapi, ada data yang kurang mendukung hipotesis tersebut
hipotesis tersebut antara lain bahwa derajat pengendapan fibrin
tidak berhubungan dengan luasnya insufisiensi vena dantekanan
oksigen transkutan. Demikian juga selubung fibrin sekeliling
kapiler dermis tidak kontinu dan tidak teratur, sehingga sulit
berperan sebagai sawar fisis,, terutama untuk molekul kecil seperti
oksigen dan nutrient lain. Teori lain mengatakan adanya hubungan
anterio-vena, mengakibatkan hipoksi dan kekurangan bahan makan
dikulit yang terkena gangguan.
Ada juga hipotesis perangkap faktor pertumbuhan yang
mengungkapkan bahwa keluarnya kelompok makro, misalnya
seperti fibrinogen , 2-makroglobulin, kedalam dermis akibat
hipertensi vena atau
perikapiler.
c. Gambaran Klinis
Akibat tekanan vena yang meningkat pada tungkai bawah,
akan terjadi pelebara vena atau varises, dan edema. Lambat laun
kulit berwarna merah kehitaman dan timbul purpura (karena
ekstravasasi sel darah merah kedalam dermis), dan hemosiderosis.
Edema dan varises mudah terlihat bila pasien lama berdiri.
Kelainan ini di mulai dari permukaan tungkai bawah bagian medial
dan lateral di atas maleolus. Kemudian secara bertahap akan
meluas keatas sampai di bawah lutut, dan ke bawah sampai ke
punggung kaki. Dalam perjalanan selanjutnya terjadi perubahan
ekzematosa berupa eritema, skuama, kadang eksudasi, dan gatal.
Bila sedang berlangsunng lama kulit akan menjadi tebal dan
fibrotic, meliputi spertiga tungkai bawah, sehingga seperti botol
yang terbalik. Keadaan ini disebut lipodermatosklerosis.
Dermatitis statis dapat mengalami komplikasi berupa ulkus
di atas maleolus disebut ulkus venosum atau ulkus varikosum;
d. Diagnosis
Diagnosis di dasarkan atas gambaran klinis.
Diagnosis
bersama-sama),
dermatitis
numularis,
dan
penyakit
Schamberg.
e. Pengobatan
Untuk mengatasi edema, tungkai di naikkan waktu tidur
dan waktu duduk. Bila tidur kaki diangkat di atas permukaan
jantung selama 30 menit, dilakukan 3 hingga 4 kali sehari, maka
edema akan menghilanng / mengurang dan mikrosirkulasi akan
membaik. Dapat pula bila malam hari, kaki tempat tidur sebelah
kanan di ganjal dengan balok setinggi 15- 20 cm ( sedikit lebih
tinggi dari pada letak kor). Apabila sedang menjalankan aktivitas,
memakai kaos kaki penyangga varieses atau pembalut elastic.
Eksudat di kompres dan setelah kering diberi krim
kortikosteroid potensi rendah sampai sedang., antibiotika sistemik
diberikan untuk mengatasi infeksii sekunder.
Referensi : djuanda adhi, utama hendra, dkk. 2013. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Jakarta : badan penerbit fakultas kedokteran universitas Indonesia.
Edisi 6. Halaman 150-151.
disarankan
untuk
menghindari
faktor
yang
mungkin
kasus
dengan
manifestasi
klinis
likenifikasi
dan