You are on page 1of 14

PENGARUH KONSEP HINDUISME

PADA TIPOLOGI DAN MORFOLOGI KOTA YOGYAKARTA


Nur Intan Mangunsong
Jurusan Arsitektur Lansekap
Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan
Universitas Trisakti
intansimangunsong@yahoo.com
ABSTRAK
The establishment of a city, especially starting from availability of water and food. In its
development, typology and morphology of the city affected by concept / belief. The
approach taken in this study by historical method as a process of analyzing the records
and relics of the past. This study results show the influence of Hinduism concept clearly
visible from the determination of location, direction, outer spatial form, symbols contained
in city of Yogyakarta. Determination of city left by river, using axis / imaginary North South (flanked by mountains to the north and the sea in the South) and East - West.
Hindu concept also affects pattern / lay out structure of the city both buildings ( the palace
), street and square and serves as a symbol of human life from birth to death. Even the
position of mosque is not directed to Qiblah but overlooking the square which indicates a
strong influence on imaginary axis. The use and placement of vegetation also embraced
certain symbols based on hierarchy and levels of society and function. The species has a
specific meaning and symbol placement tailored to the human life cycle.
Keywords: the concept of Hinduism, imaginary axis, meaning and symbols

Pengertian konsep kosmologi

PENDAHULUAN
Titik awal perkembangan suatu

Hindu-Budha yaitu kepercayaan akan

kota dipengaruhi beraneka ragam faktor.

kosmologis, adanya makro kosmos dan

Faktor

adalah

mikro kosmos. Morfologi kota merupakan

ketersediaan air dan bahan makanan

unsur-unsur atau elemen fisik kota yang

baik berupa binatang, tumbuhan serta

bersatu membentuk ruang kota, alam

kesuburan tanah dengan pertimbangan

kota dan sebagainya. Sedangkan tipologi

bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa

kota adalah penggabungan tipe, jenis

air. Hampir semua kota besar seperti

sistem kota.

yang

terutama

Surabaya, Jakarta, Mesir, Paris, London,

Salah satu struktur pembentuk

Surakarta, Yogyakarta dan kota-kota

permukiman urban adalah negara, yang

lainnya berkembang di sepanjang tepi

dipelajari

sungai.

Hindu-Buddha

Pada

perkembangan

dari

pengaruh
dari

India

peradaban
Selatan

selanjutnya, tipologi dan morfologi kota

(Wiryomartono, 1995:1). Negara sebagai

dipengaruhi oleh kepercayaan / konsep

suatu bentuk pusat kekuasaan politik

tertentu.

ekonomis di Indonesia baru dikenal

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

Abdul Chalim

setidak-tidaknya sejak abad ke 5. Negara

Hindu-Budha ini baik terhadap proses

dalam abad ke 17

juga berarti kota-

pembentukan struktur kotanya. Ajaran

kraton atau ibukota negara dalam arti

yang ditemukan dalam konsep ini mutlak

kesatuan politik (polity) adalah sama

terlihat dari penentuan lokasi, arah, tata

dengan masyarakat.

letak yang sangat mempertimbangkan

Selain

Hindu-Budha,

kota

alam dan lingkungan. Di balik dari simbol

Yogyakarta juga mendapat pengaruh

itu ternyata tersembunyi makna yang

dari Cina, Belanda, Portugis, Islam dan

dalam

untuk

menjamin

Kejawen.Tulisan

keberuntungan/kehidupan

manusia,

ini

khusus

yaitu

mendeskripsikan penerapan kosmologi

bukan hanya keseimbangan alam, antara

Hindu yang mempengaruhi tipologi dan

makro dan mikro kosmis yang mungkin

morfologi kota Yogyakarta.

untuk kita orang awam sangat sulit untuk


mencernanya. Konsep itu bisa selaras

PERUMUSAN MASALAH

tetapi

bisa

juga

Apa pengaruh konsep kosmologi Hindu

moderen saat ini.

tidak

untuk

masa

terhadap tipologi dan morfologi kota


Yogyakarta? Dari rumusan di atas maka

TUJUAN

pertanyaan yang harus dijawab adalah :

Mengetahui

Konsep kosmologi Hindu yang mana


yang

mempengaruhi

dan

mengidentifikasi

pengaruh konsep kosmologi Hindu-

pembentukan

Budha terhadap tipologi dan morfologi

kota Yogyakarta?

kota Yogyakarta.

Karakter apa saja yang khas dari

Mengeksplorasi bentukan ruang kota

konsep Hinduisme yang terlihat pada

akibat pengaruh Hindu-Budha pada

struktur kota Yogyakarta?

arah dan orientasi bangunan, ruang

Elemen-elemen kota apa saja yang


terlihat

mendapat

pengaruh

terbuka dan tata ruang luar dan


lainnya.

dari

konsep Hinduisme?
Apa keterkaitan kosmologi Hindu yang
terungkap

pada

lokasi,

METODOLOGI
Studi

jalan,

ini

berdasarkan

analisa

bangunan, elemen ruang luar dan

penataan morfologi kota, perangkatnya

ragam hiasnya?

adalah

Sejauh mana konsep tersebut masih


dapat/relevan

dengan

mengeksplorasi

konsep

dari

terjadinya morfo kota yang mengalami


transformasi yang tercermin dari bentuk

kehidupan

modern saat ini?

kota. Morfologi kota yang akan ditelaah

Hipotesis dari penulisan ini adalah

adalah

bahwa

pengaruh

konsep

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

struktur

fisik

kota,

konsep

penataan yang berhubungan dengan

kosmologi

Abdul Chalim

kegiatan manusia dan budaya. Dengan

daya

demikian, analisis penataan morfologi

(Kulbhushan,1978).

kota ini melihat kembali penataan fisik

yang

maupun ruangnya secara historis.

morfostruktur kota-kota Mataram (baca:

Pendekatan
adalah

yang

pendekatan

(historical

metoda

method)

penelusuran

historis

menganalisa

dan

dilakukan

pola

budaya

setempat

Pola budaya

banyak

Yogyakarta

sejarah

mempengaruhi

/ selain Surakarta, Kota

Gede) adalah konsep kosmologi Hindu-

mencakup

sebagai

serta

Budha.

proses

mendiskripsikan

KONSEP

rekaman dan peninggalan masa lampau

Perencanaan kota-kota India purbakala

yang berasal dari literatur. Pembahasan

berdasarkan kitab Manasara menulis

diperluas ke berbagai aspek yang erat

bahwa kota sebaiknya didirikan dekat

kaitannya

dengan

peradaban

yang

kehidupan

dan

laut, sungai atau gunung. Bangunan

dihasilkan

oleh

sakral lazimnya terletak di atas gunung

masyarakat.

dan bukit (pandangan kosmologi yang

Kegiatan
tentang

wujud

dengan

konsep

menemukan

analisa
kota

yang

deskriptif

menganggap gunung sebagai tempat

dibangun

bermukim para dewa) dan tepi air yang

Hindu-Budha

akan

mengandung

pengaruh/dampaknya

melambangkan

terhadap fisik kota. Kemudian melihat


kemungkinan

apakah

tetap

bunga

teratai

yang

pembaharuan

dan

pencerahan (Soekmono, 1991:13-15).

relevan

Literatur juga menunjukkan cara

dengan saat ini dan perencanaan kota di

Cina dalam memilih tapak untuk kota

masa yang akan datang.

kekaisaran

yaitu

berada

diantara

perlindungan gunung-gunung di sebelah


TINJAUAN PUSTAKA

Utara

dan

air

Morfostruktur suatu kota tercermin dari

(Steinhardt,1991).

bentuk dan struktur kota. Pola struktur

Pengertian konsep kosmologi Hindu-

dan bentuk suatu kota dimengerti dari

Budha

penerapan keduanya secara bersamaan

kosmologis, adanya makro kosmos dan

pada organism kota. Bentuk kota juga

mikro kosmos. Morfologi kota merupakan

berkaitan dengan ruang dan waktu yang

unsur-unsur atau elemen fisik kota yang

mencerminkan kekuatan dan keadaan

bersatu membentuk ruang kota, alam

yang mempengaruhi bentuk kota itu.

kota dan sebagainya. Sedangkan tipologi

Keadaan dan kekuatan itu tergantung

kota adalah penggabungan tipe, jenis

dari jondisi tapak dan topografi, iklim,

sistem kota.

yaitu

di

sebelah

kepercayaan

Selatan

akan

tingkat teknologi, ketersediaan sumber


JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

Abdul Chalim

Konsep Kosmologi Hindu

Gambar 1 Konsep kosmologi purbakala

1. Menganggap gunung sebagai tempat


bermukim

para

dewa

dari India ( sumber: Ikaputra, 1998)

(simbolisasi

Mahameru / pusat jagad raya), tempat

3. Petak - petak sawah yang dikenal

sakral yang disucikan. Dengan demikian,

sebagi petak - petak bumi, dianggap

di setiap kota harus ada Meru sebagai

sebagai titik awal pusat bumi

pelindung dan raja merupakan bagian

4. Arah mata angin yang mempunyai arti

dari Meru, tetesan para dewa yang

khusus. Sumbu mata angin kemudian

bermukim

dipakai

di

Meru.

Bentuk

artifisial

gunung merupakan bentuk suci dalam

sebagai

dasar

dalam

mengorganisir tata ruang dan bangunan.

pikiran masyarakat Hindu. Bangunan


Meru

merupakan

bangunan

yang

Arti khususnya seperti :

dominan dan terletak di tengah, seperti

-Utara : sumber kehidupan, tempat

kraton, istana atau bangunan sakral

kediaman

lainnya yang bernilai tinggi.

pemelihara

dewa

Wishnu/dewa

-Selatan : tempat Anantaboga


2.

Dunia

sebagai

benua

berbentuk

-Timur : awal kehidupan / kelahiran

lingkaran yang dikelilingi tujuh samudera

(arah terbitnya matahari)

yang berbentuk cincin dan berpusat pada

-Barat:

gunung Meru ( Ikaputra,1988).

kematian (arah tenggelamnya matahari)

tempat

-Tenggara:

akhir

tempat

kehidupan

Nirti

dewa

kesengsaraan.
Arah mata angin ini kemudian diadopsi
orang

Jawa

yang

dikenal

dengan

Mancapat yang berfungsi sebagai pusat


orientasi

spasial.

dipegang

dalam

Arah

empat

hubungan

ini

dengan

empat unsur pembentuk Bhuwana yaitu


air, bumi, udara dan api. Penerapan
mancapat ini terlihat pada tata ruang luar
alun-alun.

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

Abdul Chalim

Gambar 2 Pusat orientasi spasial dengan empat unsur pembentuk air, bumi, udara dan
api.

Gambar 3 Vastu-Purusa-Mandala menurut buku konstruksi bangunan Hindu. Ruang


sempurna dari titik pusat dibagi empat dimana setiap bagian dari tubuh manusia
mempunyai arti mulai dari kepala sampai ujung jari kaki (sumber: Wirasonjaya,1995)

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

Abdul Chalim

Refleksi

Dari

Kosmologi

Hindu

Terhadap Kota

Kota-kota yang sangat kental dengan


pengaruh

Hindu

seperti

India,

menampilkan simbol-simbol yang sakral


dengan memasukkan dimensi sosial dari
kesucian

melalui

hubungan

dengan

pusat dan kasta.


Umumnya,

kota-kota

India

mencerminkan dugaan bahwa kesucian


dimanifestasikan dalam ruang, waktu
dan benda. Beberapa lingkungan khusus
dibangun untuk merefleksikan model
secara kosmologi yang harus ditaati
dengan sangat hati-hati. Adanya batas batas, kosmologi aksial dan pusat (poros
mundi) merupakan faktor yang sangat
penting.
Kosmologi
untuk

menyusun

merupakan
semua

model

lingkungan

binaan dimana bentuk tersebut akan


berhasil

jika

serasi

dengan

simbol

kosmik.

Gambar 4 Denah kuil Brahmesvara di


India Utara yang berdasarkan aturan
dimensi yang ketat dari Vastu Purusa Mandala. Denah menafsirkan arti dari
square, ukuran, modul, hirarki dan
tingkatan dari square tersebut. (sumber:
Wirasonjaya, 1995).
Model Swastika

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

Abdul Chalim

MORFOLOGI DAN TIPOLOGI

KOTA

YOGYAKARTA

1. Lokasi/Tata Letak
Kota Yogyakarta didirikan dengan
membuka hutan Beringan, sisi Barat dari
mata air Pachetokan pada tahun 1598,
diantara

sungai

Code

dan

sungai

Winongo dan diapit oleh gunung Merapi


di
Model Nandyavarta

sebelah

Utara

dan

Samudera

Indonesia di Selatan. Hubungan yang


sangat

dekat

dengan

elemen

alam

memperlihatkan seleksi/pemilihan tapak


dan dasar rencana struktur kota.

Model Padmaka

Gambar 6 Karakteristik ruang kota


(Sumber:Adhisakti.1997.Hal.194)

Elemen
Yogyakarta

penting

adalah

dari

Kraton

kota
(Istana

Yogyakarta Hadiningrat), Mesjid Agung,


Pasar Gede/Pasar Beringharjo, Alunalun Lor, Sumbu Utara-Selatan yang
Model Dandaka

dikenal dengan jalan Malioboro, Alun-

Gambar 5 Empat model rencana fisik

alun Kidul, Istana Air Taman Sari,

kota. Tiga diantaranya terlihat jelas

Benteng Baluwerti, Panggung Krapyak,

mempunyai pusat. . (sumber:

Pal Putih dan pemukiman sekitar kraton.

Wirasonjaya, 1995).

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

Abdul Chalim

gunung,

2. Pengaruh Konsep Hindu


Secara kultur, pengaruh habitasi

hubungannya

kota di bawah tradisi Jawa ditanamkan


melalui

perjalanan

peradaban

sejarah

Hindu-Budha

air,

angin

harus

serasi

dengan

tapak

supaya

menjamin keberuntungan hidup manusia.

sejak

abad

ke-5.

Peradaban ini memberikan sumbangan


besar pada budaya politik kenegaraan.
Kota yang semula dikenal sebagai khita
atau kuta. Sumbangan pengaruh budaya
negara

dari

India

di

Jawa

melalui

peradaban Hindu-Budha membuka jalan


organisasi sosial politik desa ke suatu
kerajaan

atau

kenegaraan.

Secara

Gambar 8 Komposisi ruang kota dan

historis, pengertian negara berkembang

peletakannya

dalam peradaban Hindu-Budha di Jawa

(Sumber:Adhisakti.1997.Hal.7)

sejak

Dinasti

Sanjaya,

Syailendra,

Majapahit hingga Mataram Islam. Sulit

Simbol

kosmis

struktur

Jawa

Literatur

epico-

dibayangkan terjadinya budaya urban di

diilhami

Jawa

dua

Puranic Brahmanism menjelaskan dalam

pengaruh peradaban utama : Hindu-

alam semesta didirikan dunia anular dan

Budha dan Islam (Wiryomartono :1995.

lautan yang bergantian dalam lingkaran

hal.25).

Hinduisme

yang

kontribusi

perkembangan

tanpa

memperhitungkan

memberikan
alun-alun,

sebab

upacara-upacara

Hindu

membutuhkan ruang terbuka

dari

India.

terpusat

yang

dinamakan

Jambudvipa (Behrend,1982).

kenegaraan

Lokasi
berdasarkan

candi

dan

kraton

Utara-Selatan.

Utara

untuk prosesi-prosesi ritual: penobatan

sebagai tempat kediaman dewa Wishnu

Ratu, perkawinan agung dan acara

(dewa

penyambutan

kosmoogi

tamu

mancanegara

(Wiryomartono :1995. hal.46).

pemelihara),
Jawa

Selatan

dianggap

dalam
sebagai

tempat Nyai Loro Kidul yang dipercaya


dapat memberi berkah dalam kehidupan

2.1 Pemilihan Tapak Yang Menjamin

manusia

(Java-

nologi

III,1987:75).

Keberuntungan

Peletakan candi Hindu-Budha di Jawa

Konsep dasar pemilihan tata letak di

juga erat kaitannya dengan lokasi sawah.

atas mengingatkan prinsip perencanaan

Sawah-sawah terletak di sebelah Utara

kota purbakala di India dan Cina yang

dan

Barat

yang

melambangkan

percaya akan kejadian alam seperti


JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

Abdul Chalim

kesejahteraan dan merupakan tempat

2.2 Hubungan Antara Struktur Kota

dewi padi.

dengan Sumbu Imanjiner


Pola kota dengan sumbu imajiner
Utara-Selatan yang kuat secara imajinatif
menghubungkan

Gunung

Merapi

di

Utara dengan Samudera Indonesia di


Selatan. Di bagian Utara sumbu itu
terdapat jalan Malioboro.

Gambar 7 Penataan dan hirarki ruang


dasar Yogyakarta
(Sumber:Adhisakti.1997. Hal.73)

Ruang

luar

pada

bangunan

seperti candi Hindu dilengkapi empat


pintu yang sesuai dengan empat penjuru
angin. Pintu masuk utama dalam tradisi
Hindu adalah di sebelah Timur yang

Gambar 9 Kota Yogyakarta

berpedoman pada jalannya matahari

direncanakan dan dibangun dengan

menuju ke posisi laut dan gunung

garis sumbu ( Sumber : Gill.

(Michel,1977:66-68),

membujur

dari

Jawa.Hal.126)

Utara ke Selatan dan melintang dari


Timur ke Barat.
Ruang

Kraton
candi

sakral)

maupun

direncanakan sepanjang garis sumbu,

bangunan ditata secara hirarki yang

terletak di sebelah Selatan menghadap

menunjukkan bagian tengah semakin

ke

penting kedudukan sebuah bangunan /

Diikuti

candi. Unsur pembentuk ruang luar

Kidul di Selatan kraton dan Mesjid, Alun-

seperti tanaman mempunyai arti khusus,

alun Lor, pasar dan Pal Putih di Utara

pemanfaatannya

tingkat

kraton. Prosesi acara di kraton mengarah

sosial masyarakat. Ada tanaman tertentu

ke Utara, sedangkan pemakaman ke

yang

arah

hanya

luar

(dianggap

berdasarkan

boleh

ditanam

oleh

kelas/tingkatan tertentu.

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

Utara

melalui

panggung

Selatan.

sebuah

alun-alun.

Krapyak,

Alun-alun

Hal

ini

didasarkan

kepercayaan tradisi Jawa yang percaya

Abdul Chalim

bahwa

Selatan

merupakan

tempat

dan

ketiga

adalah

rumah

orang

kematian dan para leluhur (Ahmad ,2010

kebanyakan. Struktur kota Yogyakarta

:135). Keluarga kraton mengambil sumbu

terdiri komponen:

Timur-Barat, bangunan utama kraton

1. Pal Putih melambangkan tempat

menghadap ke Timur, tempat matahari

kelahiran

terbit.

2. Jalan Malioboro, menghubungkan


Untuk menghargai garis sumbu,

Pal

Mesjid diletakkan di sebelah Barat dari


Alun-alun

Utara,

menutupi

arah

Putih

ke

kraton

sebagai

lambangpertumbuhan
ke

3. Benteng Baluwerti dengan ke 5

Mekah dan tidak dominan letaknya di

gerbangnya

kota. Hal ini sangat berlainan dengan

4. Kraton

kota-kota Islam lainnya.

5. Panggung Krapyak melambang-kan


masa remaja dan dewasa.
6. Tamansari
Urutan dari komponen ini merupakan
lambang dari kelajiran, kedewasaan dan
kematian dari kehidupan orang Jawa.

2.3 Morfologi dan Tipologi Spasial


Vegetasi Kota
Ruang

terbuka

kota

di

Yogyakarta terdiri dari Taman Sari, alunalun

Utara

dan

Selatan.

Secara

Gambar 10 Pengaruh Hindu terlihat dari

tradisionil, orang Jawa dalam menanam

posisi Mesjid yang tidak mengarah ke

pohon mempertimbangkan arti simbolis

Kiblat,tetapi mengikuti garis

dan fungsinya, yang menggambarkan

sumbu.(Sumber : Van de Versterkte

lingkaran

Kraton.1812))

kota

mencermikan

bangunan

tempat

perkotaan

keberadaan

tingkatan sosial yang dapat dibedakan


dari

manusia

(Adhisakti.1990). Perbedaan tingkatan


daerah

Bentuk

kehidupan

tanaman

dibentuk
dalam

oleh
konteks

fungsi dan stratifikasi sosial.

tinggalnya.

Makna dan simbol dari tanaman

Pertama, Istana /kraton dengan fasilitas

yang membentuk spasial seperti:

pendukungnya seperti Tamansari, alun-

a. Anak baru lahir ibarat biji, terletak di

alun; kedua, bangunan yang dimiliki

Utara

keluarga terhormat atau pekerja istana

sumbu Utara-Selatan ditanami pohon

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

10

Panggung

Krapyak.

Di

jalan

Abdul Chalim

Asem

(Tamarindus

bermakna

indica)

nengsemake(cantik

menyenangkan),
(Mimusops

pohon

elengi)

yang

Cempora dan Soka, keduanya berbunga

dan

indah merah dan putih dalam satu

Tanjung

yang

kuncup.

berkaitan

dengansanjung berarti membanggakan.

f. Di Kemandungan (tempat mengan-

Kedua pohon ini daun dan bunganya

dung) ditanam pohon Kepel (berarti

indah, merupakan simbol kecantikan

gabungan dari aspirasi, perasaan dan

anak dan kebanggan orang tua.

kemauan), Mangga ( berarti harapan


akan laki-laki atau perempuan), Kelapa

b. Melewati Gerbang Nirboyo, secara

Cengkir / Gading ( digunakan saat tujuh

fisik

bulanan) dan Jambu Dersana ( lambang

daerah

pertumbuhan

ini
dari

melambangkan
anak

ke

remaja.

kasih sayang suami dan istri).

Sepanjang jalan dari gerbang ke Alun-

g. Di Kemagangan ditanam pohon jambu

alun Selatan ditanami pohon Asem.

air, kepel, kelapa, belimbing, sawo kecik

Daun muda pohon Asem disebut sinom,

dan kanthil.

yang berarti muda, baik dan lembut

h. Kadaton atau pusat dari kraton

dalam bahasa Jawa.

lambang dari kedewasaan.

c. Ada 2 pohon Banyan di tengah-tengah

i. Antara Kadaton sampai ke Pal Putih

Alun-alun Selatan bernama Supiturang

melambangkan ujian terhadap berbagai

yang menggambarkan 2 tubuh yang

rintangan. Rintangan pertama pada alun-

tersembunyi di balik tembok bata. Di

alun Utara yang tidak berskala manusia

sekeliling

pohon

memberi kesan kecil dan sepi. Rintangan

Kweni dan Pakel, melambangkan anak

kedua, pada persimpangan garis sumbu

tersebut telah dewasa. Di pintu masuk

di sebelah kiri Pasar Beringharjo melam

alun-alun Selatan ditanam 2 pohon

bangkan kenikmatan, di kanan Kepatihan

Banyan yang disebut Wok.

melambangkan

d. Di Sitihinggil ditanam pohon Ganyam.

Seseorang harus mengkonsentrasikan

Pohon ini memberikan bayangan dan

diri

bunga yang enak baunya.Gayam dalam

kenkmatan materi dan keinginan untuk

bahasa Jawa adalah ayem, berarti aman,

menguasai.

melambangkan kasih antara pria dan

rintangan ini akan mencapai Pal Putih

wanita.

yang melambangkan kesatuan antara

alun-alun

ditanami

untuk

manusia

status

tidak

Jika

dan

pegawai.

terpengaruh

sukses

Tuhan.

melewati

Pohon

e. Selatan Sitihinggil merupakan tempat

ditanam

yang

pohon Banyan, Asem dan Kenari.

sakral,

lambang

dari

tempat

sepanjang

jalan

akan

ini

yang
adalah

pernikahan. Ditanami pohon Mangga


JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

11

Abdul Chalim

merupakan penghubung antara dewa


dan manusia.

2.4 Morfologi dan Tipologi Jalan

Gambar 11 Hubungan antara ekspresi


vegetasi kota dengan stratifikasi sosial
(Sumber: Adhisakti.1997. Hal.94)

Gambar 12 Jalan Malioboro sebagai


jalan utama sekaligus garis sumbu
Utara-Selatan yang berpotongan tegak

3. Bentuk Bangunan

lurus Timur-Barat. Pola kota keseluruhan

Bentuk bangunan baik itu kraton maupun

adalah papan catur /grid iron. (Sumber:

candi merupakan replika dari bentuk


gunung.

Candi

Hindu

berdasarkan

Adhisakti.1997. Hal.94)

diterjemahkan

Mandala

yang

Jaringan dasar jalan dimulai dari

menceritakan alam semesta, pepohonan


alam,

makam

sebagai

tembok gerbang kraton. Jalan utama

perantara

kota merupakan garis sumbu Utara

manusia. Aturan Vastu-Purusa-Mandala


merupakan

aturan

dipercaya

berasal

mengatur

modul

bentuk
dari

sebagai

Selatan yang menghubungkan kraton

yang

dengan Pal Putih terus menuju ke arah

dewa-dewa,

gunung

ungkapan

mengatur

ketinggian

ini

dalam

konteks

kosmologi menggambarkan relasi yang

simbolis dari mitologi Hindu tentang


alam,

Merapi,

kuat antara gunung Merapi di Utara

sesuai

dengan Samudera Indonesia di Selatan.

keutamaannya, bentuk bangunan candi


yang tinggi spektakuler dan atap kraton

2.5 Morfologi dan Tipologi Rumah

yang melambangkan gunung suci yang

Stratifikasi dan tipologi rumah


dibagi 3 yaitu kraton ( rumah raja ),

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

12

Abdul Chalim

rumah

kalangan

terhormat

(kerabat

bentuk penataan ruang luar, simbol

kraton) dan rumah kalangan biasa.

yang

a. Kraton

pembagian

bangunan

tingkatan

pertumbuhan

berdasarkan

pada

kota

Yogyakarta.

Kraton dikelilingi oleh tembok


dengan

terkandung

Penentuan kota berangkat dari tepi


sungai, memanfaatkan garis sumbu
/imajiner Utara-Selatan (diapit

oleh

manusia mulai dari dikandung, anak,

gunung di sebelah Utara dan lautan di

remaja sampai dewasa dan bertahta.

Selatan) dan Timur-Barat

b. Rumah kalangan terhormat


Merupakan keluarga kraton atau
pembesar

lainnya

seperti

pola/tata letak struktur kota baik itu

bangunan (kraton), jalan, alun-alun

bupati. Rumah tradisionil yang terdiri dari

yang bermakna sebagai simbol dari

pendopo,

gandok.

kehidupan manusia mulai dari lahir

Terdapat 3 lapangan yakni di depan

sampai mati. Bahkan posisi Masjid

yang ditanami Sawo Kecik, di dalam

tidak

ditanami bunga-bungaan dan halaman

menghadap

belakang

menandakan pengaruh kuat terhadap

pringgitan

ditanam

residen

Konsep Hindu juga mempengaruhi

dan

sayuran,

tanaman

obat-obatan dan buah seperti Mangga.

di

Kiblat

tetapi

alun-alun

yang

Pemanfaatan

dan

peletakan

kraton,

vegetasi menganut simbol tertentu

sebagai lambang perluasan kraton di luar

berdasarkan hirarki dan tingkat sosial

tembok

rumah

dalam masyarakat serta fungsinya.

keseimbangan

Jenis tanaman mempunyai arti dan

dan harmoni dalam kehidupan sehari-

lambang tertentu yang peletakannya

hari. Vegetasi yang dipakai berkaitan

disesuaikan dengan siklus kehidupan

dengan kebutuhan sehari-hari ataupun

manusia.

kraton.

sekeliling

ke

ke

sumbu imajiner.

c. Rumah kalangan biasa


Terletak

diarahkan

Bentuk

simetri,mencerminkan

untuk dijual.
4. Ragam Hias

DAFTAR PUSTAKA

Ragam hias pada candi mengambil tema

Adhisakti,

gunung, pohon, bunga teratai, bidadari

Planning

unsur tersebut.

of

Yogyakarta

Historic-tourist City Based on


Urban

KESIMPULAN

Space

Heritage

Conseption. Disertasi Doktor

Pengaruh dari konsep Hindu jelas

pada Kyoto University, Japan.

terlihat dari penentuan lokasi, arah,


JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

T.1997.

Study on The Conservation

dan alam yang menganggap suci unsur-

Laretna

13

Abdul Chalim

Adhisakti,

Laretna

Meaning

and

T.1990.

Function

City

Jaipur,

Architecture

of

India.
and

a+u

Urbanism.

August 1978. No. 95. p.107.

Plants in Javanese Traditional


Landscape Architecture. Case
Study:

Yogyakarta.

Gama

Tjahyono,

Press.

Gunawan.

1989.

Cosmos Centre and Duality in


Javanese

Ahmad, Jusna Joesoef, 2010. The


Javanese

Perceptions

Architecture

Tradition:

of

The

Symbolic

dimention of House Shapes in

Landscape. Trisakti University

Kota Gede and sorroundings.

Press. Jakarta.
Steinhardt.
Behrend,

Timothy

Kraton

and

Traditional

Earl.

1982.

Cosmos

Java.

Imperial

1991.

Chinese

City

Planning.

University of Hawaii Press.

in

Hal.161.

Honolulu.

Tesis Master. University of


Winconsin-Madison.

Wirasonjaya, Slamet.1995. Grid


System

Ikaputra. 1998. The Javanese

Landscape

Contemporary

to

Environmental

Design: A Study for Tangerang


Mega Block. Hal. 5.

Palace Environment: From the


Historic

in

the

Setting,

Wiryomartono, A.Bagoes P. 1995.

International

Seni Bangunan dan Seni Bina

Symposium and Workshops

Kota di Indonesia : Kajian

on Historic Cities in Islamic

Mengeni Konsep, Struktur dan

Socities, Yogyakarta April 21-

Elemen

23.

Peradaban

makalah

pada

Islam
Jihan,

Kulbhushan.

1978.

Fisik

Kota

Sejak

Hindu-Buddha,

Hingga

Sekarang.

Gramedia Pustaka Utama.

Morphostructure of Planned

JAL, Vol.3 No.2, Des 2012

14

Abdul Chalim

You might also like